Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Contamination Risk in Indonesian Youtube Videos on Personal Protective Equipment for Corona Virus Disease Laksita Barbara; Mareta Dea Rosaline; Akhiyan Hadi Susanto
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 9, No 2 (2021): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/inohim.v9i2.246

Abstract

AbstractThere are numbers of Indonesian Youtube Videos that show steps to wear and remove Personal Protective Equipment (PPE) for Corona Virus Disease (COVID19). However, the conformity with the current guidelines remains unknown. This paper aims to determine the validity of these videos based on the World Health Organization (WHO) guidelines. We searched on the Youtube website for videos in donning and doffing PPE for droplet precaution and selected the videos using inclusion and exclusion criteria. Included videos were then evaluated with a checklist derived from WHO course on donning and doffing PPE for COVID-19 and WHO recommendation on PPE for Covid-19. The search that was undertaken resulted in 66 videos, and 40 videos were included for evaluation. There is no significant difference in the donning and doffing score between account types (personal, organizational/institutional, news). The average number of viewers of all videos is more than 2700 viewers. The average score of donning is less than 70% of the total score, and the average doffing score is under 65%. The vast majority of the videos do not follow the WHO recommendation on the PPE type and use more equipment than recommended. There are several contamination risks shown by the videos. Indonesian Youtube videos on PPE procedures for COVID-19 must be selected carefully to be used as an instructional or educational media since most of it presents a high risk of cross-contamination.Keyword: personal protective equipment, audiovisual, cross-contamination, trainingAbstrakTerdapat video dalam Bahasa Indonesia yang terkait cara memakai dan melepaskan Alat Pelindung Diri (APD) untuk Corona Virus Disease (COVID19). Namun, kesesuaian video terhadap pedoman terkini belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan validitas video berdasarkan pedoman World Health Organization. Kami menelusuri Youtube untuk memperoleh video instruksi mengenakan dan melepas APD pencegahan kontaminasi droplet dan menyeleksi video tersebut berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Video yang telah diseleksi kemudian dievaluasi menggunakan checklist yang diturunkan dari langkah-langkah yang ditunjukan dalam kursus APD COVID-19 yang disediakan oleh WHO, serta rekomendasi APD dari WHO. Penelusuran Youtube menampilkan 66 video, dan dipilih 40 video yang sesuai dengan kriteria kelayakan. Tidak terdapat perbedaan signifikan dalam skor mengenakan dan melepaskan APD antara akun personal, organisasi/institusi, dan berita. Rata-rata jumlah penonton video adalah lebih dari 2700. Skor rata-rata pemakaian APD kurang dari 70% dari skor total, dan skor pelepasan APD kurang dari 65%. Sebagian besar video tidak mengikuti rekomendasi WHO dalam pemilihan tipe PPE dan menggunakan alat yang lebih banyak dari yang direkomendasikan. Terdapat sejumlah risiko kontaminasi yang dapat diobservasi dari langkah-langkah yang ditunjukan dalam video. Video Youtube prosedur APD untuk COVID-19 perlu diseleksi dengan cermat untuk digunakan sebagai media instruksi maupun pendidikan karena sebagian besar menunjukan risiko tinggi kontaminasi silang.Kata Kunci: alat pelindung diri, audiovisual, kontaminasi silang, pelatihan
“KASENSI” KADER SEHAT HIPERTENSI SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN COVID-19 PADA MASYARAKAT BERISIKO TINGGI Fiora Ladesvita; Diah Tika Anggraeni; Mareta Dea Rosaline
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 4, No 3 (2021): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v4i3.13537

Abstract

Hypertensive patients were at high risk for exposure to COVID-19. Individuals with hypertension have a 2.5 times higher risk of suffering from severe COVID-19 and death than individuals without hypertension. One of the efforts that can be done was training for Health cadres and forming Hypertension Healthy Cadres during the pandemic. The approach taken is through the provision of training that begins with a pre-test to determine the level of knowledge and readiness to become a KASENSI COVID-19. After filling out the pre-test, training was carried out and also taught hypertension exercise to Cadres. After a series of training events, a post-test was given to determine and measure the final understanding. From the test results, it can be seen that the knowledge of Cadres increased by 6% after being given training related to KASENSI COVID-19 with p value 0.000 which means that the KASENSI COVID-19 training is effective in increasing the knowledge of Health cadres at Posbindu Dahlia Senja. As many as 15 out of 20 cadres said the material provided in the training was very useful and easy to apply to prevent COVID-19 infection in hypertensive patients, and 5 out of 20 cadres said hypertension exercise was very easy to do and taught to all hypertension sufferers during home visits by cadres. It is hoped that all cadres can carry out the main tasks and functions of KASENSI COVID-19 and play an active role in preventing exposure and reducing the risk of severity due to COVID-19 infection in sufferers with hypertension comorbidABSTRAK:Pasien hipertensi sangat berisiko terhadap paparan COVID-19. Individu dengan hipertensi memiliki risiko 2,5 kali lebih tinggi untuk menderita COVID-19 yang parah dan mengalami kematian dibandingkan individu tanpa hipertensi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu pelatihan terhadap kader kesehatan dan membentuk Kader Sehat Hipertensi di masa pandemi. Pendekatan yang dilakukan yaitu melalui pemberian pelatihan yang diawali dengan pre-test untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan kesiapan untuk menjadi KASENSI COVID-19. Setelah mengisi pre-test, dilakukan pelatihan dan juga diajarkan senam hipertensi kepada kader.Setelah rangkaian acara pelatihan, diberikan post-testuntuk mengetahui dan mengukur pemahaman akhir. Hasil tes menunjukkan peningkatan pengetahuan kader sebesar 6% setelah diberikan pelatihan terkait KASENSI COVID-19 dengan p value 0,000 yang bermakna bahwa pelatihan KASENSI COVID-19 efektif dalam meningkatkan pengetahuan kader kesehatan di Posbindu Dahlia Senja. Sebanyak 15 dari 20 kader mengatakan materi yang diberikan dalam pelatihan sangat bermanfaat dan mudah diaplikasikan untuk mencegah infeksi COVID-19 pada pasien hipertensi, dan 5 dari 20 kader mengatakan senam hipertensi sangat mudah untuk dilakukan dan diajarkan ke seluruh penderita hipertensi pada saat kunjungan rumah oleh kader. Diharapkan seluruh kader dapat menjalankan tugas pokok dan fungsi KASENSI COVID-19 dan berperan aktif dalam mencegah paparan serta menurunkan resiko tingkat keparahan akibat infeksi COVID-19 pada masyarakat dengan komorbid hipertensi
Peningkatan Kesadaran PHBS Cuci Tangan dengan Benar pada Anak Usia Sekolah Nourmayansa Vidya Anggraini; Diah Tika Anggraeni; Mareta Dea Rosaline
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 4 (2022): Volume 5 No 4 April 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i4.5399

Abstract

ABSTRAK Anak merupakan generasi penerus bangsa dimasa akan datang. Akan tetapi, banyak anak-anak yang menderita diare bahkan hingga mengalami kematian. Diare dapat dicegah dengan perilaku hidup bersih dan sehat salah satunya melaksanakan cuci tangan dengan benar menggunakan sabun. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan upaya dalam meningkatkan kesehatan, mencegah dan melindungi dari terjadinya risiko berbagai ancaman penyakit. PHBS perlu diterapkan pada anak sejak dini agar anak paham dan mampu mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Promosi PHBS banyak dilakukan dengan berbagai media. Salah satu tujuan PHBS adalah memberikan penyadaran pada masyarakat sehingga tercapai kualitas kesehatan. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan perilaku siswa sekolah dalam mengenal dan mencegah penularan diare. Hasil penyuluhan kesehatan menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan kesehatan pada anak usia sekolah Setelah kegiatan penyuluhan kesehatan dihasilkan bahwa anak dapat mempraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Pelaksanaan PHBS perlu pantauan orang tua ketika dirumah dan dari guru ketika di sekolah. Dukungan tersebut penting dilakukan supaya anak bisa mempraktekkan PHBS khususnya mencuci tangan dengan langkah yang benar dalam kehidupan sehari-hari. Kata kunci: PHBS, anak usia sekolah, cuci tangan  ABSTRACT Children are the next generation of the nation in the future. However, many children suffer from diarrhea and even die. Diarrhea can be prevented by a clean and healthy lifestyle, one of which is washing hands properly with soap. Clean and healthy living behavior (PHBS) is an effort to improve health, prevent and protect from the risk of various disease threats. PHBS needs to be applied to children from an early age to understand and apply it in everyday life. PHBS promotions have been widely carried out, both through print and electronic media. The main goal of the PHBS movement is to improve the quality of health through awareness processes in everyday life. This community service program activity aims to increase the knowledge and behavior of school students in recognizing and preventing the transmission of diarrhea. The results of health counseling conducted on school-age children showed an increase in children's knowledge before and after being given health counseling. After health education activities are produced that children can practice in everyday life. The implementation of PHBS needs parental monitoring when at home and from the teacher when at school. This support is important so that children can practice PHBS, especially washing hands in the right way in everyday life. Keywords: PHBS, school-age children, washing hands
Upaya Peningkatan Kesehatan Masyarakat melalui Gerakan Cegah Hipertensi Krisis “Gerchis” di Kecamatan Limo, Depok Diah Tika Anggraeni; Mareta Dea Rosaline; Lima Florensia; Farahdina Bachtiar; Rizki Amalia; Diya Alvionita; Rafli Rizki Anugrah; Silviana Sholihah; Talitha Estiana Rofi'ah; Lia Fitria Ningsih
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 1 (2023): Volume 6 No 1 Januari 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i1.8175

Abstract

ABSTRAK Hipertensi saat ini masih menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapatkan perhatian di Indonesia. Rerata prevalensi hipertensi penduduk di Indonesia sebesar 8,8%. Prevalensi hipertensi di provinsi Jawa Barat ternyata lebih tinggi dari rerata di Indonesia, yaitu sebesar 9,6%. Salah satu komplikasi yang dapat terjadi adalah hipertensi krisis yang dapat meningkatkan angka kematian sebesar 55%. Peningkatan pengetahuan dan sikap masyarakat di RW 6 Kelurahan Grogol, Limo, Depok tentang krisis hipertensi dan pemberdayaan kader melalui Gerakan Cegah Krisis Hipertensi “GERCHIS” serta pembentukan komitmen masyarakat dan kader dalam menjalankan program “GERCHIS” Rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan, meliputi Focus Group Discussion pada kader Kesehatan setempat, deteksi dini risiko hipertensi krisis, penguatan peran dan komitmen kader, rrewarming pentingnya monitoring tekanan darah, sosialisasi “GERCHIS”, praktik senam hipertensi dan manajemen stress. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat tentang Gerakan cegah hipertensi krisis secara signifikan (pvalue = 0,000). Selain itu, sikap masyarakat tentang “GERCHIS” juga mengalami peningkatan secara signifikan (pvalue = 0,000). Gerakan pencegahan krisis hipertensi “GERCHIS” sebagai komplikasi berat dari hipertensi di masyarakat menjadi upaya untuk menekan angka mortalitas dan morbiditas pada penderita hipertensi. Komitmen kader Kesehatan dan masyarakat dalam “GERCHIS” ini menjadi komponen yang krusial, sehingga perlu monitoring dan penguatan secara kontinyu. Rekomendasi pengabdian masyarakat berikutnya sebagai optimalisasi gerakan cegah hipertensi krisis adalah pemanfaatan aplikasi melalui mobile phone terkait monitoring tekanan darah serta early warning system dalam pencegahan hipertensi krisis.      Kata Kunci: Cegah, Hipertensi Krisis, Masyarakat    ABSTRACT Hypertension is still a health problem that needs attention in Indonesia. The average prevalence of hypertension in Indonesia is 8.8%. The prevalence of hypertension in West Java province is higher than the average in Indonesia, which is 9.6%. One of the complications that can occur is crisis hypertension which can increase the mortality rate by 55%.To increase knowledge and attitudes of the community in RW 6 Grogol, Limo, Depok about the hypertension crisis and empower cadres through the Hypertension Crisis Prevention Movement "GERCHIS" as well as the formation of community and cadre commitment in carrying out the "GERCHIS" program. These community service activities were carried out through several stages, including Focus Group Discussions with local health cadres, early detection of the risk of hypertension crisis, strengthening the role and commitment of cadres, rewarming the importance of blood pressure monitoring, socialization of “GERCHIS”, the practice of hypertension exercise and stress management. This community service activity showed a significant increase in public knowledge about the movement to prevent the hypertension crisis (p-value = 0.000). In addition, public attitudes about “GERCHIS” also increased significantly (p-value = 0.000). The hypertension crisis prevention as a severe complication of hypertension in the community is an effort to reduce mortality and morbidity rates in hypertensive patients. The commitment of health cadres and the community to "GERCHIS" is a crucial component. It needs continuous monitoring and strengthening. The following recommendation program as an optimization of the movement to prevent crisis hypertension is the use of applications via mobile phones related to blood pressure monitoring and an early warning system preventing crisis hypertension. Keywords: Crisis Hypertension, Prevent, Society