Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Effect Of Methyl Mercury towards Number of Microglia Cells and Expression of iNOS On The Brain in Rats (Rattus norvegicus) Yuli Kusuma Dewi; Aulanni'am Aulanni'am; Chanif Mahdi
The Journal of Pure and Applied Chemistry Research Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Chemistry Department, The University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1095.103 KB) | DOI: 10.21776/ub.jpacr.2014.003.01.149

Abstract

Methyl mercury (MeHg) has the highest toxicity among the derivative of the organic mercury compounds. Rate of accumulation of MeHg in the body is very high because it is soluble in lipids. The ability of methyl mercury binds to proteins in the body causing MeHg to penetrate the blood-brain barrier easily, so that it can quickly disrupt the central nervous system and speed up nerve cell damage. This paper reported the effect of methyl mercury on the number of microglia cells and expression of iNOS in the brains of Rattus norvegicus. In this study, rats were divided into two groups: a control group with no exposure of MeHg and groups of rats exposed with MeHg at a dose of 0.6 mg/kg BW/day given orally for 21 days. Number of microglia cells is investigated using silver nitrate staining method and iNOS expression is determined by immunohistochemistry methods. The results showed that exposure with MeHg in a dose of 0.6 mg/kgBW can increase the number of microglia cells and iNOS expression respectively as mush as 151.63% and 918.08% . Keyword: Methyl mercury, microglia, brain, iNOS, immunohistochemistry
Potensi Tanaman Lokal sebagai Tanaman Obat dalam Menghambat Penyebaran COVID-19 Yuli Kusuma Dewi; Baiq Amelia Riyandari
Jurnal Pharmascience Vol 7, No 2 (2020): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v7i2.8793

Abstract

COVID-19 (Corona Virus Disease of 2019) merupakan wabah penyakit yang menginfeksi saluran pernafasan pada manusia. Wabah ini tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan terjadi hampir di seluruh negara di Dunia. COVID-19 ini menjadi wabah yang meresahkan karena penyebarannya terjadi dengan sangat cepat melalui kontak antara manusia dengan manusia dan hingga saat ini belum tersedianya vaksin terhadap virus SARS-CoV-2 yang telah diuji klinis untuk mengatasi penyebaran virus ini. Salah satu upaya untuk mencegah penyebaran COVID-19 adalah meningkatkan sistem kekebalan tubuh (sistem imunitas) melalui asupan makanan yang kaya akan kandungan senyawa antioksidan maupun imun booster. Berdasarkan studi literatur yang telah dilakukan, beberapa tanaman lokal Indonesia diprediksi dapat menjadi kandidat penghambat COVID-19. Tanaman yang memiliki potensi sebagai antiviral yang dapat menghambat COVID-19 antara lain: jahe merah (Zingiber officinale), kunyit (Curcuma longa L.), temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb), teh hijau (Camelia sinensis), meniran (Phyllantus niruri L.), salam (Syzygium polyanthum), jambu biji (Psidium guajava), cengkeh (Sygizium aromaticum), dan bawang putih (Allium Sativum). COVID-19 (Corona Virus Disease of 2019) is one of disease infecting human respiratory system. This pandemic spreads out not only in Indonesia, but also in all countries around the world. In nowdays, COVID-19 become a terrible disease because the virus can infect very fast through human to human transmission and there is no clinically published vaccine against the SARS-CoV-2 virus to prevent the transmission. One of prevention methods of COVID-19 is by enhancing immune system. Consuming of some food which contain antioxidant agent or immune booster is known as one of method to enhance the immune system. Based on literature studies, there are some Indonesian local plants predicted as the inhibitor against COVID-19. Those plants which are potential as the antiviral to inhibit COVID-19 including red ginger (Zingiber officinale), turmeric (Curcuma longa L.), temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb), green tea (Camelia sinensis), meniran (Phyllantus niruri L.), salam (Syzygium polyanthum), guava (Psidium guajava), clove (Sygizium aromaticum), dan garlic (Allium Sativum).Keywords: COVID-19, SARS-CoV-2, medicinal plants, antiviral
Perbandingan Pengaruh Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera) dan Ekstrak Daun Sirih (Piper betle Linn) Terhadap Kualitas Produk Hand Soap Annisa Zikri Robbia; Yahdi Yahdi; Yuli Kusuma Dewi
Jurnal Pijar Mipa Vol. 16 No. 2 (2021): Maret 2021
Publisher : Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram. Jurnal Pijar MIPA colaborates with Perkumpulan Pendidik IPA Indonesia Wilayah Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.967 KB) | DOI: 10.29303/jpm.v16i2.2452

Abstract

Dalam pembuatan sabun cuci tangan biasanya memanfaatkan ekstrak alami yang dapat membunuh bakteri. Salah satu bahan alam yang biasa dijumpai adalah Lidah buaya (Aloe Vera) dan daun sirih (Piper betle Linn) yang memiliki banyak khasiat. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat kualitas Hand Soap baik dari ekstrak lidah buaya maupun ekstrak daun sirih. Analisis data menggunakan One-way ANOVA (Analysis of Varians) pada taraf 5%. Percobaan penelitian ini menggunakan 3 sampel yaitu Hand Soap tanpa ekstrak (sebagai kontrol), Hand Soap ekstrak lidah buaya (Aloe vera) dan Hand Soap ekstrak daun sirih (Piper betle Linn). Parameter kualitas yang diamati adalah uji organoleptik, pH, viskositas, antibakteri, dan daya busa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas Hand Soap ekstrak daun sirih memenuhi standar SNI dengan rata-rata uji organoleptik 3,87; pH 8,23; viskositas 20486,17 cPs; daya antibakteri 13,97 mm; dan daya busa 27,75 mm, sedangkan pada Hand Soap ekstrak lidah buaya juga memenuhi standar SNI dengan skor uji organoleptik sebesar 4,20; pH 8,68; daya antibakteri 9.12 mm; dan daya busa 27,50 mm. Berdasarkan uji statistik dan uji lanjut BNT disimpulkan  bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada penambahan ekstrak daun sirih dan ekstrak lidah buaya terhadap kualitas Hand soap pada parameter pH, viskositas, dan daya antibakteri, dimana ekstrak daun sirih memiliki pengaruh paling baik terhadap kualitas Hand Soap dibandingkan dengan Hand soap kontrol dan Hand soap ekstrak lidah buaya.
STUDI KOMPARASI KUALITAS HANDSOAP ESKTRAK DAUN SIRIH HIJAU (PIPER BETLE LINN), DAUN SIRIH MERAH (PIPER CROCATUM) DAN DAUN SIRIH CINA (PEPEROMIA PELLUCIDA): A Comparative Study of Handsoap’s Quality of Extract Green Betle Leaf (Piper betle Linn), Red Betle Leaf (Piper crocatum) and Chinese Betle Leaf (Peperomia pellucida) Herza Meiliya Mi'atul Hasanah; Yahdi yahdi; Yuli Kusuma Dewi
SPIN JURNAL KIMIA & PENDIDIKAN KIMIA Vol. 2 No. 2 (2020): Juli - Desember 2020
Publisher : UIN Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/spin.v2i2.2392

Abstract

Disentri atau diare merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya mikroba atau bakteri yang menginfeksi saluran pencernaan manusia dengan cara masuk ke dalam tubuh bersamaan dengan makananan yang masuk ke dalam tubuh. Salah satu bakteri itu adalah bakteri Escherichia coli yang ditemukan bersarang pada tangan yang kurang bersih atau kotor. Hal ini dapat dicegah dengan mencuci tangan dengan sabun. Alternatif sabun yang digunakan dapat memanfaatkan bahan alami seperti daun sirih hijau, daun sirih merah atau daun sirih cina sebagai bahan utamanya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan kualitas handsoap ekstrak daun sirih hijau, daun sirih merah dan daun sirih cina. Penelitian ini dilakukan dengan variasi empat perlakuan yakni handsoap tanpa ekstrak sebagai kontrol, handsoap daun sirih hijau, handsoap daun sirih merah dan handsoap daun sirih cina. Adapun kualitas handsoap yang akan diuji antara lain: uji organoleptik, pH, daya busa, viskositas dan antibakteri. Hasil terbaik untuk uji organoleptik, pH dan viskositas terletak pada handsoap ekstrak daun sirih cina yaitu mencapai skor berturut-turut 4.25; 8.28 dan 9998.77 cps, sedangkan pada uji daya busa dan antibakteri terletak pada handsoap ekstrak daun sirih hijau yaitu dengan nilai berturut-turut 77.50 mm dan 17.50 mm.
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK KULIT BATANG KESAMBI [Schleichera oleosa (Lour) Oken] MENGGUNAKAN METODE EKSTRAKSI BERTINGKAT Istiqomah Istiqomah; Yahdi Yahdi; Yuli Kusuma Dewi
SPIN JURNAL KIMIA & PENDIDIKAN KIMIA Vol. 3 No. 1 (2021): Januari - Juni 2021
Publisher : UIN Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/spin.v3i1.3020

Abstract

Penyakit degeneratif yang disebabkan oleh radikal bebas dapat dihambat oleh senyawa antioksidan, salah satu tumbuhan yang memiliki manfaat sebagai antioksidan adalah tumbuhan kesambi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder dari ekstrak kulit batang kesambi dan aktivitas antioksidan ekstrak n-heksana, etil asetat, dan etanol kulit batang kesambi [Schleichera oleosa (Lour) Oken]. Analisis metabolit sekunder dilakukan dengan metode skrining fitokimia. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi dan ekstraksi bertingkat berdasarkan tingkat kepolaran pelarut yaitu pelarut n-heksana, etil asetat dan etanol. Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil). Adapun hasil fitokimia ekstrak kulit batang kesambi [Schleichera oleosa (Lour) Oken] terdapat Flavonoid, alkaloid, tanin, saponin, antrakuinon dan terpenoid. Berdasarkan nilai aktivitas antioksidan dari ekstrak kulit batang kesambi [Schleichera oleosa (Lour) Oken] fraksi ekstrak etil asetat memiliki nilai penghambatan radikal yang lebih kuat dibandingkan dengan fraksi lainnya. Hal ini ditunjukkan dengan yang didapatkan dari masing- masing fraksi. Nilai IC50 yang dihasilkan dari fraksi etil asetat yaitu 57,3 ppm termasuk kapasitas antioksidan kuat, fraksi etanol yaitu 87,52 ppm termasuk golongan kapasitas antioksidan kuat dan fraksi n-heksan yaitu 136,03 ppm termasuk kapasitas antioksidan sedang.
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMA AL-HAMZAR: THE EFFECT OF THE PROBLEM BASED LEARNING MODEL ON THE CRITICAL THINKING SKILLS OF CLASS XI STUDENTS OF SMA AL-HAMZAR Isti Malasari; Raehanah Raehanah; Yuli Kusuma Dewi
SPIN JURNAL KIMIA & PENDIDIKAN KIMIA Vol. 4 No. 2 (2022): Juli - Desember 2022
Publisher : UIN Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/spin.v4i2.5412

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model problem based learning terhadap keterampilan berpikir kritis siswa kelas XI SMA Al-Hamzar Tembeng Putik pada Materi Asam Basa. Jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan kuasi eksperimental. Populasi penelitian seluruh kelas XI IPA SMA Al-Hamzar serta jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 37. Variabel bebas penelitian ini adalah model problem based learning dan variabel terikatnya keterampilan berpikir kritis. Desain penelitian non equivalent posttest control group design. Instrument penelitian adalah tes dalam bentuk uraian dan menggunakan teknik sampling jenuh. Data dianalisis menggunakan Uji Mann Whitney Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Model Problem Based Learning berpengaruh negatif terhadap keterampilan berpikir kritis, dengan perolehan nilai rata-rata untuk kelas eksperimen 25,5789 sedangkan untuk kelas kontrol 64,6667. Adapun indikator yang sulit dicapai pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol adalah menyimpulkan sebab akibat. Oleh karena itu secara signifikan hasil belajar siswa menurun disebabkan oleh faktor penghambat seperti konsentrasi siswa dalam belajar, lingkungan kelas yang tidak nyaman dan faktor kelelahan.
Potensi Kacang Gude, Kayu Manis, dan Kulit Jeruk Nipis sebagai Bahan Baku Minuman Fungsional Berbasis Antioksidan Yuli Kusuma Dewi
Jurnal Pharmascience Vol 10, No 1 (2023): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v10i1.14401

Abstract

Dewasa ini penggunaan bahan-bahan alam sebagai bahan obat-obatan kembali menjadi trend di kalangan masyarakat setelah pandemi COVID-19 merebak, terutama pada bahan-bahan alam yang memiliki kandungan senyawa bioaktif antioksidan. Beberapa contoh bahan alam yang ada di sekitar kita yang mudah didapatkan dan memiliki kandungan senyawa bioaktif adalah kacang gude, kayu manis dan kulit jeruk nipis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi antioksidan dari kacang gude, kayu manis, dan kulit jeruk nipis untuk digunakan sebagai bahan baku dari minuman berbasis antioksidan. Parameter uji yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji fitokimia, uji kadar air dengan metode thermogravimetri dan uji aktivitas antioksidan dengan metode DPPH. Vitamin C digunakan sebagai pembanding pada uji aktivitas antioksidan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kacang gude, kayu manis dan kulit jeruk nipis memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi bahan baku minuman berbasis antioksidan dengan nilai aktivitas peredaman (% inhibisi) pada konsentrasi 80 ppm secara berturut-turut sebesar 63,80%; 81,25%; dan 50,23% dengan proses pengeringan sinar matahari tidak langsung selama 12 hari. Kata Kunci: Teh Antioksidan, Cajanus cajan, Cinnamomum burmannii, Citrus aurantifolia, Kacang Gude, Kayu Manis  Today, the use of natural ingredients as medicinal ingredients is again becoming a trend among the public after the COVID-19 pandemic spread, especially on natural ingredients that contain antioxidant bioactive compounds. Some examples of natural ingredients that are around us that are easily available and contain bioactive compounds are gude beans, cinnamon and lime peel. This study aims to determine the antioxidant potential of gude beans, cinnamon, and lime peel as raw materials for antioxidant-based beverages. The test parameters carried out in this study were phytochemical tests, water content tests using the thermography method and antioxidant activity tests using the DPPH method. Vitamin C was used as a comparison in the antioxidant activity test. The results showed that gude beans, cinnamon and lime peel have the potential to be developed into raw materials for antioxidant-based drinks with reducing activity values (% inhibition) at a concentration of 80 ppm, respectively, of 63.80%, 81.25%, and 50.23% using indirect sunlight drying process for 12 days.
KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA KERUPUK SABRANG (COLEUS TUBEROSUS) PADA VARIASI PEMBERIAN UMBI SABRANG Yuli Kusuma Dewi
Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 8 No. 4: October 2020
Publisher : Department of Food Science and Biotechnology, Faculty of Agriculture Technology, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jpa.2020.008.04.6

Abstract

Sabrang (Coleus tuberosus) merupakan umbi lokal pulau Lombok yang kandungan utamanya adalah karbohidrat/pati namun memiliki kandungan protein dan mineral yang cukup tinggi, sehingga dapat dimanfaatkan menjadi bahan pembuatan kerupuk. Dalam penelitian digunakan lima variasi pemberian Sabrang mulai dari konsentrasi 0% hingga 60% pada formulasinya. Tujuan penelitian ini yaitu menentukan formulasi kerupuk Sabrang yang menghasilkan karakteristik fisikokimia kerupuk yang terbaik. Parameter yang dianalisa yaitu kadar air, abu, protein, lemak, karbohidrat, nilai pH dan daya kembang dari kerupuk Sabrang. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa variasi konsentrasi Sabrang berpengaruh secara nyata terhadap karakteristik fisikokimia kerupuk. Kadar air, abu, protein, karbohidrat, dan daya kembang kerupuk cenderung meningkat dengan penambahan konsentrasi Sabrang hingga batas tertentu, sedangkan untuk nilai pH dan lemak sebaliknya. Variasi konsentrasi umbi Sabrang yang menghasilkan karakteristik fisikokimia terbaik adalah P2 dengan konsentrasi Sabrang 30%. Dimana kerupuk yang dihasilkan memiliki kandungan lemak rendah, protein, mineral yang tinggi serta daya kembang yang baik.
Uji Kualitas Hand Sanitizer Ekstrak Daun Kunyit (Curcuma Longa Linn) Ning Baizuroh; Yahdi Yahdi; Yuli Kusuma Dewi
al Kimiya: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan Vol 7, No 2 (2020): al Kimiya: Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan
Publisher : Department of Chemistry, Faculty of Science and Technology, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/ak.v7i2.8744

Abstract

Diare merupakan penyakit yang diakibatkan oleh berbagai jenis bakteri salah satunya bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Hand sanitizer  merupakan antiseptik yang dapat membunuh bakteri karena mengandung alkohol dan triklosan. Selain itu, daun kunyit mempunyai senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid, terpenoid, triterpenoid tanin, dan saponin, yang berperan sebagai antibakteri. Hand sanitizer ekstrak daun kunyit dibuat dengan cara memberikan variasi volume pada ekstrak daun kunyit sebanyak 0 mL, 5 mL, 10 mL, 15 mL, dan 20 mL, kemudian di uji dengan uii organoleptik, uji viskositas, uji pH dan uji antibakteri. Pada pengujian organoleptik berupa warna, aroma, dan tekstur mendapatkan hasil tertinggi berturut-turut pada ekstrak daun kunyit 10 mL, 10 mL, dan 5 mL. Adapun nilai terendah pada uji organoleptik (warna, aroma, tekstur) berturut-turut ekstrak daun kunyit 20 mL, 0 mL, 0 mL. Uji viskositas paling tinggi pada formulasi 1 (0 mL) dan terendah pada formulasi 5 (20 mL). selanjutnya uji pH menunjukkaan formulasi paling tinggi berada pada formulasi 1 (0 mL) dan 5 (20 mL), terendah pada formulasi 3 (10 mL). Adapun pada uji antibakteri, hand sanitizer ekstrak daun kunyit meunjukkan zona hambat paling besar pada bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Formulasi terbaik pada kualitas hand sanitizer ekstrak daun kunyit berdasarkan semua jenis uji berturut-turut adalah formulasi 4 (15 mL), formulasi 3 (10 mL), formulasi 2 (5 mL), formulasi 1 (0 mL) dan kualitas terendah hand sanitizer ekstrak daun kunyit adalah formulasi 5 (20 mL). Kata Kunci: Hand sanitizer; ekstrak daun curcuma longa linn; escherichia coli; staphylococcus aureus.
PHYTOCHEMICAL SCREENING AND ANTIOXIDANT ACTIVITY TEST OF ARA FRUIT EXTRACT (Ficus racemosa Linn.) USING DPPH METHOD Hidayanti, Baiq Rauhil; Novia Suryani; Yuli Kusuma Dewi
SPIN JURNAL KIMIA & PENDIDIKAN KIMIA Vol. 5 No. 2 (2023): Juli - Desember 2023
Publisher : UIN Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/spin.v5i2.7306

Abstract

Ficus racemosa Linn. is a native Indonesian plant known as the ara plant in Lombok or Elo in East Java. The fruit has a fragrant aroma, soft texture, mild sweet taste and a little sour. Presence of ara (Ficus racemosa Linn.) is mostly known as one of the plants whose fruit can only be eaten and used as a medicine for diarrhea, but the compounds contained in ara are not yet known, so research is needed. The purpose of this study was to determine the secondary metabolit content of ara fruit extract and antioxidant activity using the DPPH method. Ara fruit was extracted by maceration method using methanol solvent. The results of the phytochemical screening showed that the ara fruit extract contained secondary metabolites, such as flavonoids, steroids, saponins and tannins. Antioxidant activity (IC50) extract of ara with various concentrations of 25; 50; 75; 100; and 125 ppm soul a value of 65.042 ppm. Based on the results of antioxidant activity, it can be seen that ara fruit extract is classified as a strong antioxidant.