Arif Nurudin
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

POTENSI PENGEMBANGAN KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT KULIT WARU (HIBISCUS TILIACEUS) KONTINYU LAMINAT SEBAGAI MATERIAL PENGGANTI FIBERGLASS PADA PEMBUATAN LAMBUNG KAPAL Arif Nurudin
INFO-TEKNIK Vol 12, No 2 (2011): INFOTEKNIK VOL. 12 NO. 2 2011
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/infotek.v12i2.1800

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui seberapa besar kekuatan tarik dan kekuatan bending komposit berpenguat serat kulit kayu waru (Hibiscus Tiliaceus) bermatriks polyester dengan perlakuan alkali dan variasi orientasi arah serat sehingga didapatkan pemanfaatan yang tepat terhadap properties kekuatannya. Diharapkan juga material komposit ini dapat menggantikan serat gelas (fiberglass) yang harganya mahal sebagai material penguat pada proses pembuatan lambung atau badan kapal.Metode yang dilakukan yaitu melakukan alkalisasi serat kulit waru dengan larutan NaOH 5% selama 2 jam. Dalam pembuatan spesimen uji dilakukan variasi pengujian komposit menggunakan jumlah enam layer serat dan arah orientasi sudut serat yaitu 0o/0o /45o/-45o/0o /0o ; 0o /45o/0o/0o/-45/0o; 0o /45o/0o/-45o/0o /0o. Benda uji dibuat dengan cara hand lay up  dan dengan penekanan secara manual menggunakan cetakan dan penekan. Matrik yang digunakan untuk mengikat serat kulit waru menggunakan resin  polyester tipe 157  BTQN dan katalis MEKPO dengan konsentrasi 1%. Foto patahan spesimen diamati dengan pengamatan foto makro. Sifat mekanis yang didapatkan adalah dari pengujian tarik dan pengujian bending.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh perlakuan alkali NaOH 5% terhadap kekuatan tarik dan kekuatan bending. Spesimen komposit yang diperkuat serat kulit waru dengan perlakuan NaOH 5% selama 2 jam harga kekuatan tariknya hampir sama antara arah sudut  serat 0o/0o /45o/-45o/0o /0o yaitu 86,14 N/mm2  ; 0o /45o/0o/0o/-45/0o yaitu 86,46 N/mm2; dan  0o /45o/0o/-45o/0o /0o yaitu  86,78 N/mm2. harga kekuatan tarik terendah tanpa perlakuan alkali adalah 69,13 N/mm2 pada arah orientasi serat 0o/0o /45o/-45o/0o /0o. Harga kekuatan bending maksimal yang didapatkan adalah 189,78 N/mm2 pada arah orientasi sudut serat 0o/0o /45o/-45o/0o /0o dengan perlakuan alkali NaOH 5%. Hasil kekuatan bending terendah terdapat pada arah orientasi sudut serat 0o /45o/0o/0o/-45/0o tanpa perlakuan alkali sebesar 144,43 N/mm2.
PELATIHAN PENGOLAHAN LIMBAH KULIT BAWANG MERAH MENJADI PRODUK MINUMAN SIRUP HERBAL DALAM MENGHAMBAT TIMBULNYA BAKTERI STAPHYOLOCCUS AUREUS PADA KULIT WAJAH MANUSIA Gusman, Tania Avianda; Mutiara Dwi Cahyani; Arif Nurudin; Badawi
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 13 No 1 (2024)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jwl.v13i1.74414

Abstract

Bawang merah merupakan salah satu penghasil terbesar di daerah Jawa Barat, Tepatnya di Kabupaten Majalengka dengan produksi sebesar 7,38% setiap tahunnya. Produksi bawang merah bersifat musiman dan dipengaruhi oleh curah hujan yang tinggi sehingga petani tidak menanamnya di musim hujan karena akan berdampak pada kerusakan fisik daun bawang merah dan pembusukan umbi sehingga mengakibatkan terjadinya penumpukan limbah bawang merah. Tujuan pengabdian ini yaitu untuk memanfaatkan limbah kulit bawang merah untuk dijadikan sebagai minuman herbal pencegah timbulnya bakteri staphyoloccus aureus pada kulit wajah manusia serta mengetahui kelayakan produk untuk dipasarkan ke masyarakat guna meningkatkan pendapatan ekonomi penduduk sekitar. Metode yang digunakan yaitu pelatihan pembuatan sirup kepada masyarakat Desa Sukasari Kaler. Hasil pengabdian ini adalah produk sirup kulit bawang merah dan 90% responden setuju produk minuman sirup kulit bawang merah ini dipasarkan ke masyarakat. Disimpulkan melalui Uji Organoleptik sirup dari limbah kulit bawang merah sebagai minuman pencegah timbulnya bakteri staphyoloccus aureus pada kulit wajah manusia.
Pelatihan Pembuatan Minuman Teh Herbal dari Limbah Kulit Bawang Merah sebagai Minuman Jamu Tradisional Gusman, Tania Avianda; Sintha Prima Widowati Gunawan; Zakiyyah; Arif Nurudin; Dewiantika Azizah; Susanti
Jurnal SOLMA Vol. 12 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA Press)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22236/solma.v12i1.11311

Abstract

Background: Bawang merah merupakan salah satu jenis sayuran yang manfaatnya banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Bawang merah mempunyai kandungan sulfur compound seperti Allyl Propyl Disulphida (APDS) dan flavonoid seperti quercetin yang dipercaya bisa mengurangi resiko kanker, penyakit jantung dan kencing manis. Kulit bagian luar bawang yang mengering dan kerap berwarna kecoklatan kaya serat dan flavonoid serta antibakteria terhadap Stapylococcus aureus dan E.coli. Bawang merah memiliki senyawa aktif sehingga dapat dimanfaatkan sebagai teh herbal dan salah satu metode penanganan terhadap limbah organik dikarenakan limbahnya menimbulkan pencemaran lingkungan berupa aroma yang tidak sedap. Tujuan dari pengabdian untuk mengetahui pengolahan limbah kulit bawang merah menjadi teh herbal serta identifikasi tingkat kesukaan masyarakat terhadap teh herbal dari limbah kulit bawang merah sebagai minuman jamu tradisional. Metode: Diujicobakan kepada 20 orang responden yang berasal dari sekelompok ibu-ibu PKK Desa Cibunut Kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka, dengan menggunakan pemilihan sederhana terhadap limbah kulit bawang yang masih dapat digunakan sebagai raw material untuk pembuatan teh herbal. Hasil: Hasil metode survei kelayakan menunjukkan hasil yang baik bahwa teh herbal ini disukai dan untuk diterima dilingkungan masyarakat. Keberlanjutan program ini yaitu produk ini akan tetap melanjutkan produksi di setiap tahunnya yang dipegang oleh kelompok ibu-ibu PKK Desa Cibunut. Kesimpulan: Limbah kulit bawang merah dapat dimanfaatkan sebagai minuman jamu tradisional.