Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

AKTIVITAS ANTIMITOTIK DARI EKSTRAK KARANG LUNAK GENUS SINULARIA Wendy Alexander Tanod; Remy E. P. Mangindaan; Magie Kapojos
Journal Omni-Akuatika Vol 11, No 2 (2015): Omni-Akuatika November
Publisher : Fisheries and Marine Science Faculty - Jenderal Soedirman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3877.915 KB) | DOI: 10.20884/1.oa.2015.11.2.38

Abstract

Soft coral genus Sinularia be a sources of terpenoid compounds that show efficacy in vitro cytotoxic test using cancer cell lines. The study looked at the morphological changes that occur in fungal mycelial growth of Pyricularia oryzae, such as curling effect indicating antimitotic activity. Four extracts of soft coral genus Sinularia have been examination and this is an primary test to obtain information about the soft coral genus Sinularia that used as sources of compound antimitotic. This research was conducted in several stages, ie extraction of bioactive substances, P. oryzae fungal culture test, and biological testing antimitotic activity with a qualitative assessment methods. From the examination the Sinularia 3 ethyl acetate fraction show the strongest antimitotic activity (to concentration 1,5 μg/ml). Ethyl acetate fraction was purified using column chromatography. From the examination show that fraction of ethyl acetate 1 is the best fraction because still show curling effect on concentration 0,7 μg/ml.Keywords : Antimitotic, Soft Coral, Sinularia, microtubule, Pyricularia oryzae
Isolation and Antibacterial Activity Test of Seagrass Epiphytic Symbiont Bacteria Thalassia hemprichii from Bahowo Waters, North Sulawesi Maarisit, Ismariani; Angkouw, Esther D.; Mangindaan, Remy E. P.; Rumampuk, Natalie D. C.; Manoppo, Henky; Ginting, Elvy Like
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 9 No. 1 (2021): ISSUE JANUARY - JUNE 2021
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.9.1.2021.34320

Abstract

Seagrass is a higher plant and has the ability to produce bioactive compounds such as antibacterial. Seagrass is also a host to a variety of bacteria. Bacteria that live in the host will produce the same compounds as the host's body. The utilization of symbiotic bacteria with seagrasses as producers of bioactive compounds such as antibacterial can be used as a solution to reduce excessive seagrass uptake in nature. On the other hand, bacteria have the advantage of being fast and easy to grow and can be mass-produced and more economical. This study aims to isolate and test the antibacterial activity of the epiphytic bacteria of seagrass symbionts. Epiphytic bacteria of seagrass symbionts were grown on Nutrient Agar media directly in the field and bacterial isolation was carried out based on the morphological characteristics of the bacterial isolates. The antibacterial activity test was carried out using the disc method with the test bacteria Stapylococcus aureus, Streptococcus mutans, Escherichia coli, Salmonella thypi, and antibiotics as positive controls. The ability of bacteria to produce antibacterial was indicated by the formation of an inhibition zone around the paper disc containing the epiphytic bacteria of the seagrass symbiont T. hemprichii. A total of 3 isolates of epiphytic bacteria were isolated from T. hemprichii seagrass from Bahowo Waters, Tongkaina Village, Bunaken District, these isolates are namely Epifit 1, Epiphyte 2, and Epiphyte 3. Epiphyte 2 isolate had antibacterial activity against S. mutans, S. aureus, and S. thypi test bacteria, Epiphyte 3 isolate had antibacterial activity against S. mutans, and S. thypi test bacteria.Key words: Bacteria; Antibacterial; T. hemprichii; symbionts; BahowoAbstrakLamun merupakan tumbuhan tingkat tinggi dan memiliki kemampuan menghasilkan senyawa  bioaktif seperti antibakteri. Lamun juga merupakan tempat hidup atau inang dari berbagai bakteri. Bakteri yang hidup pada inang akan menghasilkan senyawa yang sama dengan tubuh inangnya. Pemanfaatan bakteri yang bersimbiosis dengan lamun sebagai produsen senyawa bioaktif seperti antibakteri dapat dijadikan sebagai solusi dalam mengurangi pengambilan lamun yang berlebihan di alam. Dilain pihak, bakteri memiliki keunggulan karena pertumbuhan bakteri yang cepat dan mudah tumbuh, dapat diproduksi secara massal dan lebih ekonomis. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan menguji aktivitas antibakteri dari bakteri epifit simbion lamun T. hemprichii dari Perairan Bahowo.  Bakteri epifit simbion lamun ditumbuhkan pada media NA secara langsung di lapangan dan isolasi bakteri dilaksanakan berdasarkan karateristik morfologi isolat bakteri. Uji aktivitas bakteri dilakukan menggunakan metode cakram dengan bakteri uji S. aureus, S. mutans, E. coli, dan S. thypi dan antibiotik sebagai kontrol positif. Kemampuan bakteri menghasilkan antibakteri ditandai dengan terbentuknya zona hambat disekitar kertas cakram yang mengandung bakkteri epifit simbion lamun T. hemprichii.  Sebanyak 3 isolat bakteri epifit berhasil diisolasi pada lamun T. hemprichii dari Perairan Bahowo, Kelurahan Tongkaina, Kecamatan Bunaken yaitu Epifit 1, Epifit 2, dan Epifit 3. Isolat epifit 3 memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri uji S. thypi, isolat Epifit 2 terhadap bakteri uji S. mutans, S. aureus, dan S. thypi, isolat Epifit 3 terhadap bakteri uji S. mutans, dan S. thypi.Kata kunci: Bakteri; Antibakteri; T. hemprichii; Simbion; Bahowo
Antibacterial Activity of Endophytic Bacteria of Seagrass Symbiont Enhalus acoroides from Tiwoho Waters, North Minahasa Purniasih, Ni Komang Pitri; Ginting, Elvy Like; Wullur, Stenly; Mangindaan, Remy E. P.; Rumampuk, Natalie D. C.; Pratasik, Silvester Benny
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 10 No. 2 (2022): ISSUE JULY-DECEMBER 2022
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v10i2.42485

Abstract

Nutrient-poor marine bacteria are often found to form a living mechanism by associating with other marine organisms such as seagrass Enhalus acoroides. Seagrass serves as a habitat for marine biota and is known to produce bioactive compounds. Endophytic and epiphytic microbes that are symbiotic in seagrass have the ability to produce bioactive compounds similar to the bioactive compounds produced by their host. Therefore, this study aimed to obtain isolates of symbiont bacteria and to test their antibacterial activity.  The symbiotic bacteria isolates were tested for their antibacterial activity using gram-negative bacteria such as E. coli and S. typhi, and gram-positive bacteria such as S. aureus and S. mutans. Antibacterial activity test was carried out using the paper disc method. Observation of antibacterial activity was carried out for 3x24 hours by observing the growth of the resulting inhibition zone. The zone of inhibition was measured to determine the diameter and strength of the bioactive compounds produced by symbiotic bacteria.A total of six isolates of symbiotic bacteria were obtained from the seagrass Enhalus acoroides with varied morphological characteristics. The six isolates of symbiont bacteria showed antibacterial activity and could inhibit and kill pathogenic bacteria. Two of the six isolates of symbiotic bacteria that produced the largest diameter of the inhibition zone were isolates E (Ep1) 3,5 mm and F (En3) 4 mm in S. mutans test bacteria.Keywords: Antibacterial, Isolation, Enhalus acoroides, Symbionts, Tiwoho AbstrakBakteri laut yang miskin nutrisi banyak dijumpai membentuk mekanisme hidup dengan cara berasosiasi dengan organisme laut lainnya seperti lamun Enhalus acoroides. Lamun berfungsi sebagai habitat biota laut dan diketahui dapat menghasilkan senyawa bioaktif. Mikroba endofit dan epifit yang bersimbiosis pada lamun mempunyai kemampuan untuk memproduksi senyawa-senyawa bioaktif yang serupa dengan senyawa bioaktif yang diproduksi inangnya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan isolat bakteri simbion serta menguji aktivitas antibakterinya.  Isolat bakteri simbion diuji aktivitas antibakterinya menggunakan bakteri uji gram negatif seperti E. coli dan S. typhi, dan bakteri uji gram positif seperti S. aureus dan S. mutans. Uji aktivitas antibakteri dilakukan menggunakan metode kertas cakram. Pengamatan aktivitas antibakteri dilakukan selama 3x24 jam dengan mengamati pertumbuhan zona hambat yang dihasilkan. Zona hambat diukur untuk mengetahui diameter dan kekuatan senyawa bioaktif yang dihasilkan oleh bakteri simbion.  Sebanyak enam isolat bakteri simbion yang didapatkan dari lamun Enhalus acoroides dengan karakteristik morfologi yang bevariasi. Keenam isolat bakteri simbion menunjukkan adanya aktivitas antibakteri dan dapat menghambat serta membunuh bakteri pathogen. Dua dari enam isolat bakteri simbion menghasilkan diameter zona hambat terbesar adalah isolat E (Ep1) 3,5 mm dan F (En3) 4 mm pada pada bakteri uji S. mutans.Kata kunci: Antibakteri, Isolasi, Enhalus acoroides, Simbion, Tiwoho
KONDISI PADANG LAMUN DI PANTAI TASIK OKI KECAMATAN KAUDITAN KABUPATEN MINAHASA UTARA Manoppo, Toshiko M.; Sondak, Calvyn F.A.; Warouw, Veibe; Gerung, Grevo S.; Kumampung, , Deislie R.H.; Mangindaan, Remy E.P
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 13 No. 1 (2025): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.13.1.2025.60574

Abstract

Lamun adalah tumbuhan berbiji satu (monokotil) yang terdiri dari rhizoma, daun, akar, dan bunga sehingga membuat lamun dikategorikan sebagai tumbuhan tingkat tinggi. Lamun (seagrass) merupakan salah satu komponen ekosistem pesisir yang memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekologi laut, termasuk sebagai habitat bagi berbagai biota. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi jenis-jenis lamun dan menilai kondisi ekosistem padang lamun, dengan menghitung tutupan serta melihat kualitas parameter perairan. Metode yang digunakan yaitu survei jelajah dan line transek frame kuadrat. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan, ditemukan 6 jenis lamun yaitu Halodule pinifolia, Cymodocea rotundata, Halophila ovalis, Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, dan Syringodium isoetifolium. Jenis lamun yang mendominasi di Pantai Tasik Oki ini adalah C. rotundata dengan nilai rata-rata tutupan sebesar 11,23%. Berdasarkan hasil perhitungan, transek 1 diperoleh nilai tutupan 19,33%, transek 2 dengan nilai tutupan 28,13% dan transek 3 dengan nilai tutupan 23,73% yang memperoleh nilai rata-rata tutupan lamun sebesar 23,73%. Berdasarkan nilai ini maka kondisi padang lamun di lokasi penelitian dikategorikan jarang/miskin. Kata kunci: padang lamun, identifikasi, kondisi, Pantai Tasik Oki