Antonius Rumengan
Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi, Manado

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

ESTIMASI KANDUNGAN KARBON (C) PADA SERASAH DAUN MANGROVE DI DESA LANSA, KECAMATAN WORI, KABUPATEN MINAHASA UTARA Tidore, Fadli; Rumengan, Antonius; Sondak, Calvyn F.A.; Mangindaan, Remy E.P.; Runtuwene, Heard C.C.; Pratasik, Silvester B.
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 6, No 2 (2018): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.6.2.2018.21529

Abstract

Global warming is one of the environmental issues related to climate change. Coastal blue carbon ecosystems such as mangrove and seagrass have ability to combat global warming. Mangrove ecosystem has an important ecological function in efforts to mitigate global warming, by carbon storage. This study was done in Lansa Village mangrove forest and focused on mangrove leaf litter. The purpose of this study was to estimate carbon content in mangrove leaf litter. Leaf litter samples were collected by using a 1x1 m2 litter trap, which was made of black nylon with a mesh size of about 0.2 cm, 8 traps were put under mangrove trees canopy, with a height of 1.5 m above sea level or at the highest tide. The samples were taken and observed every 7 days. The samples were analyzed by using Dry-Ash Method. The results showed that the average litter production of gram wet weight (Gbb) and gram dry weight obtained during the study were 122.97 gbb m2/28 days, 4.39 gbb m2/28 days, 47.69 gbk m2/28 days, 1.83 gb m2/day. The average of mangrove leaf litter biomass is 30.12 g m2. The highest amount of carbon storage in mangrove litter was 19.30 gram C. The average value of the percentage of carbon content of all plots was 31.38% per day. Based on these results the estimated amount of carbon removal in mangrove leaves was 2.16 t C ha-1 y-1 or 337.18 t C y-1.and 1,237.45 t CO2 y-1.Ekosistem mangrove memiliki fungsi ekologis yang sangat penting dalam upaya mitigasi pemanasan global, yakni sebagai penyerap dan penyimpan karbon Hutan mangrove juga memiliki peran sebagai penyerap karbon dioksida (CO2) dari udara sehingga sangat berguna untuk mitigasi perubahan iklim. Tujuan dari penelitian ini adalah untung mengestimasi kandungan karbon pada serasah daun mangrove di hutan mangrove Desa Lansa, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara. penelitian ini dilakukan menggunakan metode litter trap yang berukuran 1x1 m2, yang terbuat dari nylon berwarna hitam dengan ukuran mata jaring (mesh size) sekitar 0,2 cm, sebanyak 8 buah dipasang di bawah kanopi pohon mangrove, dengan ketinggian 1,5 m di atas permukaan air laut atau pada pasang tertinggi untuk menampung jatuhnya serasah dan diamati setiap 7 hari. Hasil penelitian diperoleh rata-rata produksi serasah gram berat basah (Gbb) dan gram berat kering yang didapat selama penelitian, sebesar 122,97 gbb/m2/28hr, 4,39 gbb/m2/hr, 47,69 gbk/m2/28hr, 1,83 gbk/m2/hr. rata-rata biomassa serasah daun mangrove sebesar 41,07. Jumlah simpanan karbon tertinggi pada serasah mangrove sebesar 19,30 gram C. Nilai rata-rata persentase kandungan karbon dari semua plot adalah sebesar 31,38% per hari, berdasarkan hasil penelitian jumlah estimasi kandungan karbon yang tersimpan pada serasah daun mangrove 2,16 ton/ha/tahun.
Analisis antibakteri alga Padina australis Hauck di Perairan Teluk Totok dan Perairan Blongko Puasa, Elsian; Mantiri, Desy; Rumengan, Antonius
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 6, No 1 (2018): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.6.1.2018.19517

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan bioaktivitas antibakteri pada alga Padina australis Hauck di Perairan Teluk Totok dan Perairan Blongko. Alga P. australis Hauck  adalah makro alga yang termasuk dalam golongan alga coklat (Phaeophyta), hidup melekat pada substrat keras. Lokasi pertama pengambilan sampel yaitu Teluk Totok di Minahasa Tenggara merupakan muara dari sungai Totok, tempat  buangan  limbah hasil pengolahan emas. Lokasi kedua Perairan Blongko Minahasa Selatan merupakan perairan yang relative bersih. Metode yang digunakan untuk analisis antibakteri adalah metode resazurin. Metode ini adalah menguji oksidasi reduksi. Indikator resazurin, warna biru dalam kondisi teroksidasi akan berubah menjadi resofurin warna merah muda. Metode ini digunakan untuk menentukan Konsentrasi Hambatan Minimum. Nilai yang diperoleh, dianalisis melalui Spektofotometer Multiskan-Go. Hasil penelitian menunjukan bahwa alga P. australis Hauck dari Perairan Teluk Totok, mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri gram positif Staphylococcus aureus pada plate sumur pertama sampai sumur ketiga dengan nilai konsentrasi hambatan/MIC 1210,0 ppm. Demikian juga alga dari Perairan Teluk Totok terdapat aktivitas antibakteri pada bakteri gram negatif Escherichia coli, pada plate sumur pertama dengan nilai konsentrasi hambatan/MIC 4840,0 ppm. Sedangkan pada alga P. australis dari Perairan Blongko tidak ditemukan senyawa antibakteri.
Uji Aktivitas Antioksidan pada Makro Alga Coklat Hydroclatrus clathratus (C. Agardh) Hower dan Padina minor Yamada Paraeng, Pricilia; Mantiri, Desy; Rumengan, Antonius
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 4, No 2 (2016): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.4.2.2016.14082

Abstract

Makro alga cokelat merupakan salah satu sumber senyawa bioaktif, seperti antioksidan. Antioksidan merupakan zat yang dapat melawan pengaruh bahaya dari radikal bebas yang terbentuk sebagai hasil metabolisme oksidatif, yaitu hasil dari reaksi-reaksi kimia dan proses metabolik yang terjadi dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antioksidan pada alga cokelat Hydroclathrus clathratus (C. Agardh) Hower dan Padina minor Yamada yang diambil dari perairan Tongkeina kota Manado dan perairan Selat Lembeh kota Bitung dengan menggunakan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil. Hasil penelitian dari ekstrak pigmen dalam PE pada makro alga H. clathratus (C. Agardh) Hower dan P. Minor Yamada memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak dalam etanol. Semakin kecil nilai absorban maka semakin tinggi nilai inhibisi dimana aktivitas antioksidan pada ekstrak semakin tinggi. Ekstrak yang digunakan memiliki nilai inhibisi yang mendekati dengan nilai inhibisi Kontrol yang digunakan yaitu asam askorbat dan tokoferol.
Karakteristik komunitas mangrove desa Motandoi kecamatan Pinolosian Timur kabupaten Bolaang Mongondow Selatan provinsi Sulawesi Utara Paruntu, Carolus; Windarto, Agung; Rumengan, Antonius
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 5, No 2 (2017): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.5.2.2017.16619

Abstract

Ekosistem mangrove merupakan sumber daya alam daerah pesisir yang  mempunyai manfaat sangat luas baik secara ekologis, ekonomis, maupun sosial. Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan karakteristik atau struktur komunitas mangrove di desa Motandoi, Kecamatan Pinolosian Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Provinsi Sulawesi Utara.  Parameter struktur komunitas mangrove yang diukur adalah kerapatan spesies, frekuensi spesies, luas areal tutupan, nilai penting suatu spesies dan keanekaragaman spesies.  Metode penelitian yang digunakan adalah metode line transect kuadrat yang telah dicatat pada form mangrove, diolah lebih lanjut untuk memperoleh data spesies, kerapatan spesies, frekuensi spesies, luas areal tutupan, nilai penting suatu spesies dan keanekaragaman spesies. Selain data primer, diperoleh juga data sekunder dengan penulusuran pustaka. Hasil menunjukkan bahwa ada tiga spesies yang ditemukan, yaitu Rhizophora mucronata dengan nilai RD; RF; RC; IV; H’; E; dan D, masing-maisng adalah 85,19%; 45,45%; 97,81%; 228,45%; 0,14; 0,07; 0,73, Rhizophora apiculata dengan nilai RD; RF; RC; IV; H’; E; dan D, masing-maisng adalah 10,37%; 36,36%; 1,45%; 48,18%; 0,24; 0,11; 0,01, dan Bruguiera gumnorrhiza dengan nilai RD; RF; RC; IV; H’; E; dan D, masing-maisng adalah 4,44%; 18,18%; 0,74%; 23,37%; 0,14; 0,07; 0.00.  Vegetasi mangrove di desa Motandoi didominasi oleh tiga spesies yang berasal dari family Rhizophoraceae, yaitu  Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata dan Bruguiera gumnorrhiza, namun spesies yang paling dominan adalah Rhizophora mucronata.  Tidak ditemukannya beberapa spesies yang diperkirakan hadir di lokasi penelitian, bukan berarti mereka tidak ada sama sekali, tetapi bisa disebabkan karena survei ini tidak secara khusus dirancang untuk menemukan seluruh spesies mangrove.
Kajian Awal Fitoremediasi Merkuri Pada Caulerpa serrulata dan Halimeda macroloba dari Perairan Teluk Totok Siahaan, Dedy Octavian; Mantiri, Desy M. H.; Rumengan, Antonius
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 3, No 2 (2015): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.3.2.2015.9582

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan alga spesies Caulerpa serrulata dan Halimeda macroloba sebagai agen fitoremediator merkuri di perairan laut. Analisis merkuri pada sedimen dan jaringan alga berdasarkan metode standar United State Environmental Protection Agency (USEPA) yang dilakukan di Water Laboratory Nusantara (WLN) dengan menggunakan Inductively Coupled Plasma Mass Spectroscopy (ICP-MS) instrument. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa Caulerpa serrulata mampu mengabsorbsi merkuri sebanyak 0,20 ppm dan Halimeda macroloba mampu mengabsorbsi sebanyak 0,11 ppm dari perairan Teluk Totok. Selain itu kemampuan Caulerpa serrulata dan Halimeda macroloba mentoleransi kadar merkuri yang tinggi di sedimen tempat alga tersebut tumbuh bisa menjadi pertimbangan bahwa alga tersebut memiliki potensi untuk dapat digunakan sebagai salah satu organisme fitoremediaotor merkuri di perairan laut.
Estimasi potensi karbon pada sedimen ekosistem mangrove di pesisir Taman Nasional Bunaken bagian utara Verisandria, Rio; Schaduw, Joshian; Sondak, Calvyn; Ompi, Medy; Rumengan, Antonius; Rangan, Jety
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 6, No 1 (2018): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.6.1.2018.20567

Abstract

Ekosistem mangrove merupakan salah satu potensi yang menjadi parameter untuk dikaji dari ekosistem Blue Carbon. Mangrove memanfaatkan CO2 untuk proses fotosintesis dan menyimpannya dalam stok biomassa dan sedimen sebagai upaya mitigasi perubahan iklim. Perkiraan penyimpanan karbon pada ekosistem mangrove begitu besar sehingga penting untuk menghitung persentase estimasi simpanan karbon pada ekosistem mangrove terutama pada sedimen mangrove. Telah dilakukan penelitian untuk mengestimasi simpanan karbon pada sedimen ekosistem mangrove yang tumbuh di Pesisir Taman Nasional Bunaken bagian Utara. Pengambilan sampel sedimen mangrove dilakukan dengan teknik Purpose Sampling dan data yang diperoleh dianalisis dengan metode Loss on Ignition. Nilai rata-rata densitas sedimen tanah tertinggi terletak pada lapisan kedalaman 60-100 cm, yaitu pada bagian depan dan tengah masing-masing sebesar 0,78 g/cm3 dan 0,80 g/cm3. Pada titik bagian belakang terletak di kedalaman 0-30 cm yaitu 0,90 g/cm3. Nilai rata-rata persentase karbon tertinggi terletak pada lapisan kedalaman 60-100 cm, masing-masing bagian depan sebesar 20,61%; bagian tengah sebesar 22,01%; dan bagian belakang sebesar 16,18%. Nilai rata-rata simpanan karbon pada sedimen ekosistem mangrove di Pesisir Taman Nasional Bunaken bagian Utara tersebar di 5 lokasi, yaitu di Molas sebesar 126,61 Mg ha-1; di Meras sebesar 157,01 Mg ha-1; di Tongkaina sebesar 138,26 Mg ha-1; di Bahowo sebesar 40,25 Mg ha-1; dan di Tiwoho sebesar 136,54 Mg ha-1.
UJI AKTIVITAS ANTIKOAGULAN EKSTRAK MANGROVE Aegiceras corniculatum Tangkery, Robert A. B.; Paransa, Darus Sa’adah; Rumengan, Antonius
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 1, No 1 (2013): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.1.1.2013.1278

Abstract

Mangrove telah lama dikenal oleh penduduk yang berada di daerah pesisirsebagai sumber bahan pangan, bangunan dan obat-obatan tradisional. Pada penelitianini digunakan batang dari tumbuhan bakau Aegiceras corniculatum yang diambil dipesisir pantai Desa Mokupa Kecamatan Tombariri untuk diamati secara laboratorikapakah Aegiceras corniculatum memiliki aktivitas antikoagulasi. Untuk memperolehekstrak kasar dari tumbuhan bakau Aegiceras corniculatum khususnya pada batang,digunakan metode ekstraksi secara maserasi.Pengujian dilakukan pada darah manusiayang diujikan pada 5 orang sukarelawan. Pengujian ini dilakukan pada masing-masingorang dimana dilakukan 5 pengujian setiap orangnya. Pengujian pertama yaitu pengujiandarah yang tidak diberi perlakuan apa-apa, pengujian kedua yaitu darah yangditambahkan dengan ekstrak Aegiceras corniculatum, pengujian ketiga yaitu darah yangditambahkan dengan EDTA, pengujian keempat yaitu darah yang ditambahkan EDTAdan ekstrak Aegiceras corniculatum, dan pengujian kelima yaitu darah yang ditambahkandengan etanol. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara ilmiah di laboratorium,apakah pemanfaatan dari tumbuhan bakau Aegiceras corniculatummemiliki aktivitasantikoagulan pada darahmanusia dan juga untuk membandingkan aktivitas koagulasidarah dari ekstrak mangrove Aegiceras corniculatum dengan kontrol.Dari hasil pengujiandi laboratorium, ekstrak Aegiceras corniculatum tidak memiliki aktivitas koagulasi,melainkan memiliki sifat antikoagulan atau anti pembekuan darah.
Indicator Species and Diversity in Mangroves at Darunu Mangrove Park Mahmud, Maudy Rusmini; Rumengan, Antonius; Paruntu, Carolus Paulus; Schaduw, Joshian Nicolas William; Rumampuk, Natalie Detty C.; Warouw, Veibe
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 13 No. 1 (2025): ISSUE JANUARY-JUNE 2025
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v13i1.59128

Abstract

Mangrove ecosystems play a crucial role in maintaining the ecological balance of coastal areas, including protection against abrasion, providing habitat for marine species, and acting as a carbon sink. This study aims to identify indicator species and analyze biodiversity in Darunu Mangrove Park, Darunu Village, Wori Subdistrict, North Minahasa Regency. The research was conducted over three months (May–July 2024) using a line transect method for vegetation data collection. The results show that three dominant mangrove species were identified: Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, and Sonneratia alba. R. mucronata exhibited significant dominance, both in terms of mature trees and saplings, and had the highest Important Value Index (IVI). The mangrove species diversity in this area is classified as low, with the. Diversity Index (H’) indicates an imbalance in the ecosystem's species composition. The Dominance Index (C) and Evenness Index (E) analyses indicate strong dominance by certain species, particularly R. mucronata. This study recommends the importance of enhanced monitoring and more intensive conservation efforts, including the replanting of threatened mangrove species and raising community awareness of mangrove ecosystem conservation. Keywords: Darunu Mangrove Park, Diversity, Indicator Species, Important Value Index.   Abstrak   Ekosistem mangrove memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekologi pesisir, meliputi perlindungan terhadap abrasi, penyedia habitat bagi spesies laut, dan sebagai penyerap karbon. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi spesies indikator dan menganalisis keanekaragaman hayati di Darunu Mangrove Park, Desa Darunu, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara. Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan (Mei-Juli 2024) dengan menggunakan metode transek garis untuk pengambilan data vegetasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga jenis mangrove dominan, yaitu R. apiculata, R. mucronata, dan S. alba. Jenis R. mucronata menunjukkan dominasi yang signifikan, baik pada tingkat pohon maupun pancang, serta memiliki nilai Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi. Keanekaragaman jenis mangrove di kawasan ini tergolong rendah dengan Indeks Keanekaragaman (H’) menunjukkan ketidakseimbangan spesies dalam ekosistem. Analisis Indeks Dominansi (C) dan Indeks Kemerataan (E) mengindikasikan adanya dominasi yang kuat dari beberapa spesies tertentu, terutama R. mucronata. Penelitian ini merekomendasikan pentingnya pemantauan dan upaya konservasi yang lebih intensif, termasuk penanaman kembali spesies mangrove yang terancam dan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pelestarian ekosistem mangrove. Kata kunci: Darunu Mangrove Park, Indeks Nilai Penting, Keanekaragaman, Spesies indicator