Teuku Fauzi
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Strategi Pengembangan Ternak Sapi Potong di Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh Syarabul Asyikin; Teuku Fauzi; Romano Romano
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 5, No 4 (2020): November 2020
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (189.109 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v5i4.15830

Abstract

Abstrak. Ternak sapi ialah salah satu jenis ternak yang hasil produksinya dipergunakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Permintaan konsumen akan daging sapi di Provinsi Aceh terus meningkat, namun produksi daging sapi yang tersedia tidak mampu memenuhi permintaan tersebut. Kecamatan Ulee Kareng merupakan salah satu kecamatan yang memiliki banyak peternak sapi dan peternakan sapi di Kecamatan Ulee Kareng berpotensi untuk dikembangkan. Dalam upaya pengembangan suatu usaha, harus ditetapkannya strategi yang akan diterapkan terlebih dahulu dengan cara menganalisis faktor internal dan eksternal yang terdapat pada usaha tersebut. Jurnal ini bertujuan untuk mengetahui faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pengembangan ternak sapi potong di Kecamatan Ulee Kareng serta menentukan strategi yang dapat diterapkan dalam mengembangkan ternak sapi potong di Kecamatan Ulee Kareng. Populasi pada penelitian ini yaitu peternak sapi potong di Kecamatan Ulee Kareng. Jumlah sampel yang digunakan yaitu sebanyak 12 peternak sapi potong di Kecamatan Ulee Kareng. Penelitian ini diolah dengan menggunakan Analisis SWOT. Penelitian ini menunjukan bahwa faktor yang menjadi kekuatan terbesar adalah ketersediaan pakan serta sumber air yang cukup dan ketersediaan lahan, kelemahan terbesar adalah rendahnya jumlah modal yang dimiliki, peluang terbesar adalah tingginya permintaan pasar, dan ancaman terbesar adalah tinggginya tingkat persaingan pasar. Strategi agresif merupakan strategi yang tepat untuk diterapkan. The Development Strategy of Beef Cattle in Ulee Kareng Sub-District, Banda AcehAbstract. Cow is one type of livestock whose production is used by humans to meet their daily needs. Consumer demand for beef in Aceh Province continues to increase, but the production of available beef cannot meet this demand. Ulee Kareng District is one of the districts that has a lot of cattle ranchers and cattle ranching in Ulee Kareng District has the potential to be developed. In an effort to develop a business, a strategy must be determined that will be applied first by analyzing internal and external factors contained in the business. This journal aims to determine the internal and external factors that influence the development of beef cattle in Ulee Kareng District and determine strategies that can be applied in developing beef cattle in Ulee Kareng District. The population in this study were beef cattle breeders in Ulee Kareng District. The number of samples used were 12 beef cattle farmers in Ulee Kareng District. This research was processed using SWOT Analysis. This research shows that the factors that become the biggest strength are the availability of sufficient food and water sources and land availability, the biggest weakness is the low amount of capital owned, the biggest opportunity is the high market demand, and the biggest threat is the high level of market competition. Aggressive strategy is the right strategy to implement.
Analisis Penggunaan Biaya Input Produksi Usahatani Sistem Intensifikasi Dan DIversifikasi Masa Covid-19 Di Atu Lintang Kabupaten Aceh Tengah Khairun Nisa Waleny; Widyawati Widyawati; Teuku Fauzi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 6, No 4 (2021): November 2021
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (441.515 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v6i4.18048

Abstract

The implementation of agricultural intensification and diversification in Atu Lintang is an effort by farmers to maintain economic stability during the COVID-19 pandemic. The use of costs incurred for production inputs must be considered. This study aims to compare the total expenditure on input costs for intensification and diversification farming in Atu Lintang, as well as to analyze the feasibility of the two farms to be run during the COVID-19 pandemic in Atu Lintang. The research method is thetechnique Snowball Sampling. The method of analysis using descriptive analysis, income analysis using the equation =TR-TC and feasibility analysis using the B/C ratio. The results showed that the average total sample farmers spent on chili intensification production input costs was Rp. 11,763,033/planting season and received an income of Rp. 58,800,000/planting season, so that the net income of farmers was Rp. 47,036,967/planting season. Meanwhile, the costs incurred for procuring diversified inputs amounted to Rp. 6,590,229/planting season and received an income of Rp. 7,837,500/planting season, so that the net income of farmers was Rp. 1,247,271/planting season. Intensification farming is feasible with a B/C ratio = 4. Likewise, diversification farming is also  easible because the B/C ratio = 1.2. Conclusion accept Ho and reject Ha . The most profitable farming run during the COVID-19 pandemic in Atu Lintang is intensification because the B/C ratio is higher.
Analisis Rantai Nilai Pada Usaha Ekonomi Kreatif Nanas Siap Saji di Kecamatan Pegasing Kabupaten Aceh Tengah Amiwartini Amiwartini; Teuku Fauzi; Romano Romano
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 5, No 1 (2020): Februari 2020
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.046 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui rantai nilai dan besaran nilai tambah yang dihasilkan pada usaha ekonomi kreatif nanas siap saji di Kecamatan Pegasing Kabupaten Aceh Tengah. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh produsen nanas siap saji yang ada di Kecamatan Pegasing Kabupaten Aceh Tengah. Sampel yang digunakan sebanyak 5 unit usaha nanas siap saji di Kecamatan Pegasing Kabupaten Aceh Tengah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas rantai nilai dimulai dari tingkat petani yang menyediakan bahan baku kemudian bahan baku didistribusikan ke produsen nanas siap saji melalui pedagang pengumpul. Bahan baku selanjutnya diolah menjadi nanas siap saji dan berakhir ditangan konsumen. Besaran nilai tambah yang dihasilkan pada unit usaha 1 adalah Rp.4.242/porsi, pada unit usaha 2 Rp.8.400/porsi, pada unit usaha 3 Rp.8.200/porsi, pada unit usaha 4 Rp.8.355/porsi dan pada unit usaha 5 Rp.7.840/porsi.
Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Pemanen Kelapa Sawit Kabupaten Aceh Tamiang Tia Maulida; Sofyan Sofyan; Teuku Fauzi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 4, No 1 (2019): Februari 2019
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.617 KB)

Abstract

Pentingnya dilakukan penelitian ini merupakan salah satu petunjuk untuk mengetahui kemampuan seseorang atau sekelompok tenaga kerja dalam satu tahapan produksi maupun keseluruhan proses produksi. PT. Semadam adalah perusahaan besar yang bergerak di sektor perkebunan kelapa sawit dimana motivasi kerja menjadi sangat penting dan menjadi masalah pokok dalam mencapai tujuan. Penelitian ini bertujuan : 1) Untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap produktivitas tenaga kerja panen pada   PT. Semadam Kabupaten Aceh Tamiang 2) Untuk mengetahui faktor-faktor lain yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja pemanen pada PT. Semadam Kabupaten Aceh Tamiang. Penelitian ini menggunakan dua analisis yaitu analisis Chi Square dan analisis regresi linear berganda. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga kerja di bagian produksi panen di setiap afdeling yang bekerja di PT. Seumadam dengan menggunakan metode sensus. Dari hasil analisis menggunakan Chi Square diperoleh nilai sebesar 21,340 dan nilai probabilitas 0,00 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak artinya motivasi memiliki hubungan terhadap produktivitas tenaga kerja pemanen kelapa sawit di PT. Semadam Kabupaten Aceh Tamiang. Dari hasil analisis regresi linear berganda secara parsial (uji t) dari lima variabel yaitu umur, lama bekerja, jumlah tanggungan, pendidikan dan premi panen, hanya variabel premi panen yang memberikan pengaruh nyata terhadap produktivitas tenaga kerja pemanen kelapa sawit di PT. Semadam Kabupaten Aceh Tamiang. Sedangkan secara simultan (uji f) variabel umur, lama bekerja, jumlah tanggungan, pendidikan dan premi panen secara bersama-sama mempengaruhi produktivitas tenaga kerja pemanen kelapa sawit di PT. Semadam Kabupaten Aceh Tamiang. 
Analisis Daya Saing Ekspor Teh Indonesia dan Teh Vietnam di Pasar Dunia Firda Jannati; Edy Marsudi; Teuku Fauzi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 5, No 1 (2020): Februari 2020
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.79 KB)

Abstract

Beberapa dekade silam, Indonesia tercatat sebagai salah satu negara pengekspor teh terbesar dunia, namun volume ekspor teh Indonesia ke pasar dunia semakin menurun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana daya saing teh Indonesia dan teh Vietnam di pasar dunia dan di negara tujuan utama ekspornya, yaitu Rusia dan Pakistan. Data yang adalah data sekunder berupa volume ekspor dan impor teh Indonesia dan Vietnam selama 15 tahun, yaitu dari tahun 2003-2017. Metode analisis yang digunakan adalah RCA (Revealed Comparative Advantage) dan ISP (Indeks Spesialisasi Perdagangan). Hasil analisis yang didapat adalah (1) Komoditi teh Indonesia dan Vietnam memiliki daya saing ekspor yang kuat di pasar dunia, pasar Rusia dan pasar Pakistan, namun indeks RCA yang ditunjukkan berbeda-beda di ketiga pasar tersebut. Di pasar dunia dan pasar Pakistan, indeks RCA teh Vietnam lebih besar dibandingkan indeks RCA teh Indonesia, sehingga daya saing teh Vietnam lebih kuat dibandingkan daya saing teh Indonesia, sedangkan di pasar Rusia yang terjadi adalah sebaliknya; (2) Teh Indonesia dan Vietnam memiliki daya saing yang kuat dinilai dari indeks ISP yang menunjukkan hasil positif, sehingga Indonesia dan Vietnam memiliki kecenderungan sebagai negara pengekspor komoditi teh di pasar dunia, pasar Rusia dan pasar Pakistan.
Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Konsumen Rumah Tangga terhadap Minyak Goreng Curah di Gampong Lamtimpeung Kecamatan Darussalam Aceh Besar Dede Ery Astuty; Teuku Fauzi; Mustafa Usman
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 3, No 2 (2018): Mei 2018
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.018 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v3i2.6802

Abstract

ABSTRAKPermintaanadalahkeinginankonsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama periode waktu tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen rumah tangga terhadap minyak goreng curah dan menganalisis elastisitas permintaa konsumen rumah tangga terhadap minyak goreng curah di gampong Lamtimpeung kecamatan Darussalam, Aceh Besar. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive, pengambilan sampel penelitian ini dilakukan secara proportionate stratified random sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 51 orng yang ditentukan menggunakan rumus Slovin. Data yang digunakan adalah data primer dari konsumen rumah tangga di gampong Lamtimpeung kecamatan Darussalam Aceh Besar dengn menggunakan kuisioner dan data sekunder didapatkan dari Dinas Panngan Provinsi Aceh. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda yang ditransformasikan kedalam logaritma natural. Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan minyak goreng curah di gampong Lamtimpeung kecamatan Darussalam Aceh Besar secara signifikan adalah harga minyak goreng kemasan dan jumlah anggota keluarga, sedangkan faktor-faktor yang tidak berpengaruh secara signifikan adalah harga minyak goreng curah, harga ikan tongkol, jumlah pendapatan serta tingkat pendidikan. Elastisitas harga menunjukkan bahwa minyak goreng curah adalah barang inelastis dengan minyak goreng kemasan sebagai barang subtitusi sedangkan ikan merupakan barang komplementer dan elastisitas pendapatan menunjukkan bahwa minyak goreng curah merupakan barang inferior.Kata Kunci: Permintaan, Minyak Goreng Curah, Elastisitas. ABSTRACTDemand is the desire of consumers to buy an item at various price levels over a period of time. The aims of this research is to analyze the factors that affect household consumer’s demand for bulk cooking oil and for analyze the elasticity of household costumer’s demand for bulk cooking oil in Lamtimpeung village of Darussalam, Aceh Besar. The location of this research is determind by using purposive method, sampling of this research is determind by using proportionate stratified random sampling with a total sample of 51 household consumers determind by using the Slovin formula. The primary data are collected from household consumers in Lamtimpeung village of Darussalam Aceh Besar, through direct interview by using quisioner and the secondary data are obtained from Dinas Pangan Provinsi Aceh. This research uses multiple linier regression analysis which are transformed into natural logarithms. The result of multiple linier regression analysis showsif the factors that influence the demand for bulk cooking oil in Lamtimpeung village of Darussalam Aceh Besar significantly are the price of package cooking oil and family members, while the factors not influence significantly are the price of bulk cooking oil, price of tuna, the amount of income and the level of education. Price elasticity indicates that bulk cooking oil is an inelastic item with packaging cooking oil as subtitution goods while tuna is a complementary goods and income elasticity indicates that bulk cooking oil is inferior goods.Key word: demand, bulk cooking oil, alasticity. 
Analisis Perbandingan Produktivitas dan Pendapatan Petani Padi Sawah Sistem Konvensional Dengan Sistem Jajar Legowo di Gampong Rhing Blang Kecamatan Meureudu Kabupaten Pidie Jaya Miranda Rosiva; Teuku Fauzi; Akhmad Baihaqi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 4, No 4 (2019): November 2019
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.396 KB)

Abstract

Petani didaerah Gampong Rhing Blang dengan bantuan Tenaga Penyuluh Lapang sudah pernah melakukan penanaman padi menggunakan sistem tanam jajar legowo dan hasil yang diperoleh meningkat dari sistem tanam yang biasa digunakan petani, sedangkan sistem tanam jajar legowo tidak dipertahankan petani di Gampong Ring Blang Kecamatan Meureudu Kabupaten Pidie Jaya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan produktivitas usahatani padi sawah dengan menggunakan sistem tanam jajar legowo, menganalisis peningkatan pendapatan petani yang menggunakan sistem tanam jajar legowo di Gampong Rhing Blang Kecamatan Meureudu Kabupaten Pidie Jaya serta membandingkan pendapatan dan produktivitas usahatani padi sawah dengan menggunakan sistem tanam konvensional dan sistem tanam jajar legowo di Gampong Rhing Blang Kecamatan Meureudu Kabupaten Pidie Jaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Hasil uji (t) diperoleh nilai signifikansi (Sig) 0,00 pada derajat bebas (df) = 20 pada taraf nayata (α) = 0,05. Maka ini menujukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara produktivitas usahatani padi sawah sistem tanam konvensional dengan produktivitas padi sawah sistem tanam jajar legowo di Gampong Rhing Blang Kecamatan Meureudu Kabupaten Pidie Jaya. 2) Uji perbandingan pendapatan diperoleh nilai Signifikansi (Sig) senilai 0,22 dan 0,29 pada taraf nyata (df) = 20. Maka ini menunjukkan bahwa tcari ttabel  (0,22 0,29) maka terima Hatolak Ho. Artinya terdapat perbedaan pendapatan yang signifikan antara usahatani padi sawah sistem tanam konvensional dan sistem tanam jajar legowo dengan kata lain bahwa pendapatan petani padi sawah sistem tanam jajar legowo lebih tinggi dibandingkan dengan sistem tanam konvensional di Gampong Rhing Blang Kecamatan Meureudu Kabupaten Pidie Jaya.                                                       
Analisis Produksi dan Pendaptan Usahatani Kakao di Kecamtan Trienggadeng Kabupaten Pidie Jaya Irhamna Irhamna; Teuku Fauzi; Romano Romano
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 3, No 4 (2018): November 2018
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.618 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v3i4.9440

Abstract

ABSTRAK  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani kakao di kecamatan Trienggadeng dan untuk mengetahui tingkat pendapatan petani kakao di Kecamatan Trienggadeng. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kecamatan Trienggadeng Kabupaten Pidie Jaya. Lokasi ini ditentukan denganpertimbanganbahwa Kecamatan Trienggadeng merupakan salah satu sentraproduksi kakao di Kabupaten Pidie Jaya.Ruang lingkup penelitian terbataspada analisis produksi dan pendapatan usahatani kakao di Kecamatan Trienggadeng Kabupaten Pidie Jaya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani yang berusahatani kakao di Kecamatan Trienggadeng, di fokuskan pada tiga desa yang terdiri dari Desa Reuseb, Desa Dee, dan Desa Teumanah. Penentuan ini dilakukan dengan sengaja, dimana tiga desa tersebut merupakan sentral produksi di Kecamatan Trienggadeng. Jumah petani dari 3 desa sebanyak 196 petani. sampel dipilih secara multi stage sampling. Sedangkan besarnya sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 25% dari total populasi penelitian yaitu 49 nelayan. Model analisis untuk hipotesis pertama digunakan rumus pendapatan yaitu µ          = TR – TC dan untuk hipotesis kedua di gunakan analisis linear berganda. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa modal berpengaruh nyata (signifikan) terhadap produksi usahatani kakao, hal ini dapat dikemukakan bedasarkan hasil uji-t yang menunjukkan tcari = 2,219   ttabel =  2,014. Luas lahan berpengaruh nyata (signifikan) terhadap produksi usahatani kakao, hal ini dapat di kemukakan berdasarkan hasil uji-t yang menunjukkan tcari = 2,127   ttabel =  2,014. Tenaga kerja berpengaruh nyata (signifikan)  terhadap pendapatan usahatani kakao, hal ini dapat di kemukakan berdasarkan hasil uji-t yang menunjukkan tcari = 2,319  ttabel = 2,014. Modal, luas lahan, tenaga kerja adalah berpengaruh nyata secara serempak terhadap produksi usahatani kakao, dibuktikan dengan nilai Fcari = 418,300 Ftabel = 2,42 pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). Pendapatan usahatani kakao lebih besar dibandingkan  Upah Minimum Provinsi (UMP) yaitu Rp. 2.420.265 sedangkan UMP yang ditetapkan oleh pemerintah Aceh tahun 2016 adalah sebesar Rp. 2.100.000.PRODUCTION ANALYSIS AND COCOA HEALTH INCOME IN KECAMATAN TRIENGGADENG  PIDIE JAYA DISTRICTABSTRACT The purpose of this study is to determine the factors that affect the production of cocoa farming in Trienggadeng district and to determine the level of income of cocoa farmers in District Trienggadeng. The location of this research was conducted in District Trienggadeng Pidie Jaya District. This location is determined with the consideration that District Trienggadeng is one of cocoa production centers in Pidie Jaya Regency. The scope of the study is limited to the analysis of production and income of cocoa farming in Trienggadeng Sub-district of Pidie Jaya Regency. The population in this study is all farmers who have cacao farms in Trienggadeng Sub-district, focusing on three villages consisting of Reuseb Village, Dee Village, and Teumanah Village. This determination is done intentionally, where the three villages are the central production in District Trienggadeng. There are 196 farmers from 3 villages. samples were chosen in multi stage sampling. While the sample size used in this study is 25% of the total research population of 49 fishermen. The model of analysis for the first hypothesis used the income formula is μ = TR - TC and for the second hypothesis is used multiple linear analysis. Result of research indicate that capital have significant effect to cocoa farming production, this can be based on t-test which shows = 2,219 ttable = 2,014. Land area significantly (significant) effect on cocoa farming production, it can be suggested based on t-test which shows = 2,127 ttable = 2,014. Workforce has significant (significant) effect to cocoa farming income, it can be suggested based on t-test which shows = 2,319 ttable = 2,014. Capital, land area, labor is a significant effect simultaneously on cocoa farming production, evidenced by the value Fcari = 418,300 Ftable = 2.42 at 95% confidence level (α = 0.05). The income of cocoa farming is higher than the Provincial Minimum Wage (UMP) which is Rp. 2.420.265 while the UMP set by the government of Aceh in 2016 is Rp. 2.100.000.ABSTRAK  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani kakao di kecamatan Trienggadeng dan untuk mengetahui tingkat pendapatan petani kakao di Kecamatan Trienggadeng. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kecamatan Trienggadeng Kabupaten Pidie Jaya. Lokasi ini ditentukan denganpertimbanganbahwa Kecamatan Trienggadeng merupakan salah satu sentraproduksi kakao di Kabupaten Pidie Jaya.Ruang lingkup penelitian terbataspada analisis produksi dan pendapatan usahatani kakao di Kecamatan Trienggadeng Kabupaten Pidie Jaya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani yang berusahatani kakao di Kecamatan Trienggadeng, di fokuskan pada tiga desa yang terdiri dari Desa Reuseb, Desa Dee, dan Desa Teumanah. Penentuan ini dilakukan dengan sengaja, dimana tiga desa tersebut merupakan sentral produksi di Kecamatan Trienggadeng. Jumah petani dari 3 desa sebanyak 196 petani. sampel dipilih secara multi stage sampling. Sedangkan besarnya sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 25% dari total populasi penelitian yaitu 49 nelayan. Model analisis untuk hipotesis pertama digunakan rumus pendapatan yaitu µ          = TR – TC dan untuk hipotesis kedua di gunakan analisis linear berganda. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa modal berpengaruh nyata (signifikan) terhadap produksi usahatani kakao, hal ini dapat dikemukakan bedasarkan hasil uji-t yang menunjukkan tcari = 2,219   ttabel =  2,014. Luas lahan berpengaruh nyata (signifikan) terhadap produksi usahatani kakao, hal ini dapat di kemukakan berdasarkan hasil uji-t yang menunjukkan tcari = 2,127   ttabel =  2,014. Tenaga kerja berpengaruh nyata (signifikan)  terhadap pendapatan usahatani kakao, hal ini dapat di kemukakan berdasarkan hasil uji-t yang menunjukkan tcari = 2,319  ttabel = 2,014. Modal, luas lahan, tenaga kerja adalah berpengaruh nyata secara serempak terhadap produksi usahatani kakao, dibuktikan dengan nilai Fcari = 418,300 Ftabel = 2,42 pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). Pendapatan usahatani kakao lebih besar dibandingkan  Upah Minimum Provinsi (UMP) yaitu Rp. 2.420.265 sedangkan UMP yang ditetapkan oleh pemerintah Aceh tahun 2016 adalah sebesar Rp. 2.100.000.
Analisis Faktor Penghambat Pengembangan Produksi dan Pemasaran Jeruk Besar (Citrus maxima(burm)Merr.) di Kecamatan Peusangan Kabupaten Bireuen Zuhra Khumaira; Ira Manyamsari; Teuku Fauzi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 7, No 4 (2022): November 2022
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.25 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v7i4.22131

Abstract

Abstrak.Provinsi Aceh merupakan salah satu daerah yang berpotensi dalam produktivitas jeruk besar dan salah satu penyumbang jeruk besar tertinggi di Indonesia. Produksi jeruk besar di Aceh didominasi oleh lima kecamatan yang menghasilkan produksi terbanyak dari 23 Kabupaten/Kota di Aceh, salah satunya Kabupaten Bireuen. Jeruk besar (putih manis) merupakan salah satu kultivar unggul jeruk besar yang dikembangkan di Kabupaten Bireuen. Ketersediaan jeruk besar belum tersedia secara kontinu di pasaran. Kondisi tersebut menyebabkan pemasaran jeruk besar menjadi terbatas. Produksi jeruk besar yang tidak kontinu tersebut dipicu oleh rendahnya produktivitas dan keberadaan populasi tanaman jeruk besar ini semakin berkurang akibat pengurangan lahan pekarangan untuk pembangunan rumah. Hal tersebut menyebabkan keberadaan habitat asli tanaman jeruk besar ini semakin terancam dan jeruk besar belum digarap di areal hamparan yang lebih luas. Faktor tersebut merupakan kendala petani dalam mengembangkan budidaya jeruk besar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah aspek produksi dan pemasaran jeruk besar menjadi faktor penghambat jeruk besar, serta untuk mengetahui faktor manakah yang menjadi penghambat utama dari aspek produksi dan aspek pemasaran dalam pengembangan jeruk besar di Kecamatan Peusangan. Metode pengumpulan data diperoleh dari data primer dan sekunder. Data primer melalui wawancara dan mengedarkan kuesioner, sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi - instansi yang terkait dengan penelitian seperti BPS, Dinas Pertanian Aceh, jurnal dan literatur lainnya. Metode analisis data menggunakan analisis hirarki proses (AHP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek produksi dan aspek pemasaran merupakan aspek yang menjadi penghambat dalam pengembangan jeruk besar. Pada aspek produksi faktor penghambat utama yaitu biaya operasional sedangkan pada aspek pemasaran faktor penghambat utama adalah harga.(An Analysis Of  Inhibiting Factors For The Development Of Production And Marketing Of Jeruk Besar (Citrus maxima (Burm) Merr.) In Peusangan, Bireuen)Abstract. Aceh Province has the potential for high citrus productivity and is one of Indonesia's largest contributors of large oranges.The production of large oranges in Aceh is dominated by five sub-districts that produce the most production out of 23 districts/cities in Aceh, one of which is Bireuen Regency. Langer orange (sweet white) is one of the superior cultivars of big orange developed in Bireuen Regency. The availability of large oranges is not continuously available in the market. This condition causes the marketing of large oranges to be limited. The discontinuous production of large oranges was triggered by low productivity and low productivity. The existence of this large citrus plant population is decreasing due to the reduction of yard land for house construction. This causes the existence of the original habitat of this large orange plant to be increasingly threatened, and large oranges have not been cultivated over a wider expanse of land. This factor is an obstacle for farmers in developing large citrus cultivation. The purpose of this study is to analyze whether the production and marketing aspects of large oranges are the inhibiting factors for large oranges and to find out which factors are the main obstacles from the production and marketing aspects in the development of large oranges in Peusangan District. Data collection methods were obtained from primary and secondary data. Primary data was obtained through interviews and distributing questionnaires, while secondary data was obtained from agencies related to research such as BPS, Aceh Agriculture Service, journals, and other literature. The method of data analysis used hierarchical process analysis (AHP). The results showed that aspects of production and aspects of marketing are aspects that become obstacles in the development of large oranges. In the production aspect, the main inhibiting factor is operational costs, while in the marketing aspect, the main inhibiting factor is price.
Tata Niaga Buah Naga di Kota Banda Aceh Akhsanul Amalin; Edy Marsudi; Teuku Fauzi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 4, No 4 (2019): November 2019
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.307 KB)

Abstract

Kota Banda Aceh sebagai pusat perdagangan dan pemerintahan menjadi daerah tempat dijualnya aneka jenis buah-buahan baik lokal maupun buah impor. Buah-buahan di Kota Banda Aceh tidak hanya dijual di pusat-pusat perbelanjaan atau pasar swalayan namun juga dijual secara eceran oleh pedagang di sejumlah lokasi terpisah terutama di dekat jalan-jalan utama Kota Banda Aceh. Dari sejumlah buah yang dipasarkan di Kota Banda Aceh buah naga menjadi salah satu buah favorit bagi masyarakat. Dengan rasanya yang lezat (manis, asam dan segar) serta kandungannya yang bermanfaat bagi kesehatan dan pencegahan beberapa penyakit, membuat minat masyarakat untuk membeli buah naga di Kota Banda Aceh terus meningkat. Kondisi tersebut juga dibarengi oleh meningkatnya animo masyarakat untuk membudidayakan buah naga. Budidaya buah naga di Kota Banda Aceh dapat di jumpai di berbagai lokasi di lima kecamatan secara terpisah baik di Kecamatan Baiturrahman, Kecamatan Banda Raya, Kecamatan Jaya Baru, Kecamatan Syiah Kuala dan Kecamatan Ulee Kareng. Umumnya budidaya buah naga di lima kecamatan tersebut dilakukan dengan memanfaatkan lahan-lahan kosong di dekat rumah. Walaupun demikian hasil panen dan penjualan buah naga pasca panen sangat memuaskan dan dapat menambah penghasilan keluarga. Namun saat ini hanya ada sekitar 2(dua) lokasi budidaya di Kota Banda Aceh yang masih intensif membudidayakan buah naga dengan kegiatan tata niaga yang sederhana yaitu di Desa Neusu Aceh Kecamatan Baiturahman dan Desa Alue Naga Kecamatan Syiah Kuala. Terlaksananya tata niaga buah naga secara efektif dan efisien menjadi salah satu faktor yang menentukan keberhasilan budidaya buah naga di Kota Banda Aceh.Tata niaga buah naga merupakan proses gerakan perpindahan buah naga dari sektor produsen ke sektor konsumen serta segala bentuk kejadian dan perlakukan yang dialami oleh produk tersebut sehingga lebih efisien dalam sistem distribusinya