Indani .
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGARUH PENAMBAHAN BUMBU ASAM KEUENG TERHADAP MUTU INDRAWI DAN PREFERENSI KONSUMEN PADA BAKSO BANDENG (Chanos-chanos F.) Fitri Rosada; Indani .; Laili Suhairi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 6, No 3 (2021): AGUSTUS 2021
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ikan bandeng (Chanos-chanos F.) adalah ikan asli air laut yang mampu hidup hingga di air payau, maka sangat mudah untuk dibudidayakan. Ikan ini dapat diolah menjadi berbagai macam jenis olahan contohnya bakso. Dalam melakukan pengembangan produk bakso dapat dilakukan dengan menambahkan citarasa khas Aceh yaitu asam keueng. Asam keueng merupakan masakan khas Aceh yang memiliki citarasa asam dan pedas. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh standarisasi resep, mengetahui mutu indrawi, dan preferensi konsumen terhadap bakso bandeng asam keueng dengan klasifikasi konsumen terbagi atas dua etnis, yaitu: etnis Aceh dan etnis non Aceh. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Tempat dan waktu penelitian dilakukan di Laboratorium Tata Boga Prodi PKK FKIP Unsyiah. Data uji pengamatan dianalasis dengan menentukan nilai rata-rata dari total nilai narasumber. Data uji preferensi menggunakan analisis of variance satu jalur dari nilai konsumen. Kemudian dianalasis dengan menggunakan LSD pada taraf 0,05. Hasil penelitian diperoleh mutu indrawi yang diterima dari pengamatan panelis narasumber adalah perlakuan kedua (B02) dengan penambahan 20 % bumbu asam keueng dengan nilai rata-rata (23,43 dari skala 1-25). Preferensi konsumen juga diterima pada perlakuan kedua (B02) dengan nilai rata-rata (4,0 dari skala 1-5) dari klasifikasi etnis, etnis Aceh diterima pada perlakuan kedua sebesar 51,3 % sedangkan etnis non Aceh juga diterima pada perlakuan kedua sebesar 48,7%. Kesimpulan penelitian ini adalah berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan, baik narasumber maupun konsumen lebih menyukai perlakuan kedua (B02) karena pengaruh warna cerah kekuningan, aroma khas bumbu asam keueng yang tidak terlalu kuat, tekstur kenyal, serta rasa gurih ikan bandeng dengan paduan khas asam keueng yang lebih standar. Saran penelitian ini adalah kepada pembaca agar dapat memanfaatkan olahan bakso bandeng asam keueng sehingga dapat menambah pendapatan keluarga, kepada peneliti yang berminat untuk melanjutkan penelitian mengenai kandungan gizi dan mutu simpan dari bakso bandeng asam keueng.Kata Kunci: mutu indrawi, preferensi konsumen, bakso bandeng, asam keueng
ANALISIS DAYA TERIMA KONSUMEN TERHADAP DODOL JAMBU BIJI (Psidium guajava L) Yuni Widya Lestari; Indani .; Nurul Faudiah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 5, No 4 (2020): NOVEMBER
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daerah Kabupaten Bener Meriah banyak tumbuh tanaman jambu biji yang belum dimanfaatkan sebagai olahan makanan. Padahal jambu biji mempunyai kandungan gizi yang beragam. Jambu biji dapat diolah menjadi bahan tambahan dalam pembuatan dodol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik organoleptik (warna, aroma, tekstur dan rasa), daya terima konsumen terhadap dodol jambu biji, resep standar dodol jambu biji, serta mutu simpan dodol jambu biji. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ialah dengan uji pengamatan (Sensory Evaluation) yang dilakukan terhadap 7 orang narasumber dan uji penerimaan (Hedonic Scale) kepada 30 orang panelis konsumen. Data uji pengamatan dianalisis dengan menentukan nilai rata-rata (mean) dari total nilai narasumber. Data uji penerimaan menggunakan analisis varian (anava) satu jalur dari narasumber dan konsumen. Hasil analisis data dari narasumber dan konsumen menunjukkan bahwa warna, aroma, tekstur, dan rasa dari konsumen meyukai dodol jambu biji pada perlakuan kedua (W2) dengan nilai rata-rata warna (3,37), aroma (4,06), tekstur (3,56) dan rasa (3,7), Dengan daya simpan 18 hari. Simpulan, resep standar diperoleh dari perlakuan kedua (W2) terdiri dari 200 gr tepung ketan, 425 gr gula pasir, 500 gr santan, 3 gr garam dan 200 gr jambu biji. Berdasarkan uji pengamatan dan penerimaan terhadap warna, aroma, tekstur dan rasa dodol jambu biji lebih diterima pada perlakuan kedua (W2), karena memiliki warna cerah, aroma khas jambu biji, tekstur elastis dan rasa manis sedang.Diharapkan kepada masyarakat agar memanfaatkan jambu biji sebagai bahan tambahan pembuatan dodol, sehingga dapat menambahan pendapatan keluarga. Diharapkan peneliti berikutnya dapat melakukan penelitian mengenai perhitungan nilai gizi yang terdapat pada dodol jambu biji dan dapat mengolah jenis panganan lain dengan bahan tambahan jambu biji.Kata kunci: analisis, daya terima konsumen, dodol jambu biji.
DAYA TERIMA KONSUMEN TERHADAP PUDING DENGAN PENAMBAHAN BUAH RIMBANG (Solanum Torvum SW.) Rantika .; Indani .; Yuli Heirina Hamid
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 5, No 1 (2020): FEBRUARI
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Buah rimbang (solanum torvum Sw.) adalah tumbuhan dari suku terong-terongan yang mengandung vitamin dan mineral. Pengolahan puding dalam penambahan buah rimbang salah satu upaya untuk meningkatkan variasi produk puding. Tujuan penelitian memperoleh standarisasi resep puding buah rimbang, karakteristik organoleptik terhadap puding buah rimbang dan daya terima konsumen terhadap puding buah rimbang. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Tempat dan waktu penelitian dilakukan di laboraturium Tata Boga prodi PKK FKIP Unsyiah. Data uji pengamatan di analisis dengan menentukan nilai rata-rata (mean) dari total nilai narasumber. Data uji konsumen menggunakan analisis of variance (anova) satu jalur, kemudian dianalisis dengan mengunakan LSD pada taraf signifikan 0,05. Hasil penelitian uji pengamatan narasumber dengan nilai rata-rata tertinggi pada perlakuan ketiga (IR02) penambahan 70% dengan nilai 23,83 skala 1-25. Hasil penelitian uji konsumen terhadap puding dengan penambahan buah rimbang nilai rata-rata tertinggi terdapat pada perlakuan ketiga (IR02) dengan nilai 4,25 skala 1-5. Kesimpulan Resep pudding buah rimbang adalah perlakuan ketiga sebanyak (70%) yang terdiri tepung agar-agar 7 g, susu UHT 600 g, sari buah rimbang 420 g, gula 300 g dan garam 3 g. Narasumber dan konsumen lebih menyukain perlakuan ketiga (IR02) karena pengaruh warna hijau di hasilkan dari buah rimbang, aroma buah rimbang tidak terlalu terasa yang di akibatkan oleh penambahan susu, tekstur yang lembut, serta rasa manis yang agak getir. Saran kepada masyarakat agar buah rimbang dapat dimanfaatkan sebagai makanan popular seperti puding, kepada peneliti selanjutnya agar dapat diuji kandungan gizi puding buah rimbang sertamembuat produk buah rimbang seperti cookies buah rimbang.Kata Kunci: daya terima konsumen, puding, buah rimbang
PENGARUH PENAMBAHAN PACIK KULE NILA (Oreochormis niloticus) TERHADAP KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK PADA PEMBUATAN STICK Sukma Asiah; Indani .; Nurul Faudiah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 5, No 1 (2020): FEBRUARI
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pacik Kule nila merupakan salah satu masakan tradisional khas Aceh Tenggara yang terbuat dari ikan nila yang sudah pacik (kurang segar), kemudian dimasak bersama bumbu yang dihaluskan. Stick merupakan penganan ringan yang berbentuk pipih dengan rasa renyah, gurih dan tidak terlalu mengenyangkan. Stick terbuat dari adonan tepung terigu, telur, margarin, dan ditambahkan dengan berbagai bumbu cita rasa yang gurih. Tujuan penelitian memproleh standarisasi resep, mengetahui karakteristik organoleptik dan daya terima konsumen terhadap stick dengan penambahan pacik kule nila. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Tempat dan waktu penelitian dilakukan di Laboratorium Tata Boga Prodi PKK FKIP Unsyiah. Data uji pengamatan dianalisis dengan menentukan nilai rata-rata (mean). Data uji penerimaan menggunakan analisis of variance (anova) satu jalur dari konsumen. Kemudian dianalisis dengan menggunakan LSD pada taraf 0,05. Hasil penelitian yang diterima dari uji pengamatan narasumber yaitu perlakuan ketiga (SA3) dengan penambahan 50% pacik kule nila dengan nilai rata-rata 23.8 dari skla 1-25. Hasil penelitian yang diterima dari uji penerimaan konsumen yaitu perlakuan ketiga (SA3) dengan nilai rata-rata 4.45 dari skala 1-5. Kesimpulan penelitian yaitu resep standar stick yang dipilih narasumber dan konsumen dengan penambahan pacik kule nila adalah pada perlakuan ketiga (SA3) sebanyak (50%) Karena pengaruh warna kuning yang dihasilkan dari masakan pacik kule nila, aroma khas pacik kule nila, tekstur rapuh, dan memiliki rasa gurih. Saran penelitian ini adalah diharapkan kepada masyarakat dapat terus mengembangkan masakan-masakan daerah khususnya Aceh Tenggara agar tetap dikenal oleh masyarakat, diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat menguji kandungan gizi baik yang terkandung dalam masakan pacik kule maupun stick pacik kule nila.Kata Kunci: Karakteristik Organoleptik, Stick, Pacik Kule Nila
ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP SELAI BUAH KAWISTA(Feroni Elepahntum) Siti Nurhikmah; Indani .; Yuli Heirina Hamid
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 4, No 3 (2019): AGUSTUS
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada saat musim panen, kawista relatif banyak yang terbuang, dapat dimanfaatkan untuk pembuatan selai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) karakteristik organoleptik (warna, aroma, tekstur dan rasa) pada selai buah kawista, (2) mengetahui daya terima konsumen terhadap selai buah kawista, (3) menstandarisasikan resep selai buah kawista. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimendengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah uji pengamatan (Sensory Evaluation) yang dilakukan pada 5 orang narasumber dan uji penerimaan (Acceptability Test) yang diuji cobakan 60 orang panelis konsumen mahasiswa Tata Boga FKIP Unsyiah. Data uji pengamatan dianalisis dengan cara menentukan nilai rata-rata (mean) dari total nilai yang diperoleh dari narasumber. Data uji penerimaan dianalisis dengan menggunakan analisis varian (anava) satu jalur yang diperoleh dari panelis konsumen. Apabila ada pengaruh signifikan maka dilanjutkan dengan uji LSD0,05.Berdasarkan uji pengamatan oleh narasumber diketahui bahwa, selai buah kawista yang diterima dari segi warna dan rasa adalah perlakuan kedua (SK02) dan perlakuan ketiga (SK 03) dengan nilai rata-rata yang sama yaitu 22,8, Sedangkan dari segi aroma yang diterima adalah perlakuan ketiga (SK03) dengan nilai rata-rata22,7 dan dari segi tekstur yang diterima yaitu perlakuan kedua (SK02) dengan nilai rata-rata (21,0). Hasil uji penerimaan oleh konsumen diketahui bahwa selai buah kawista yang disukai adalah perlakuan ketiga (SK03) dari segi warna dengan nilai3,2, tekstur dengan nilai 3,3 dan rasa dengan nilai 3,7. Sedangkan dari segi aroma yang diterima konsumen adalah perlakuan pertama (SK01) dengan nilai 3,8. Kesimpulan, selai yang disukai narasumber dari segi warna dan rasa adalah perlakuan kedua dan ketiga sedangkan dari segi aroma yang diterima adalah perlakuan ketiga dan dari segi tekstur yang diterima adalah perlakuan kedua. Selai buah kawista yang disukai konsumen dari segi warna, tekstur dan rasa yaitu perlakuan ketiga, sedangkan dari segi aroma konsumen menyukai perlakuan pertama. Kepada peneliti berikutnya untuk meneliti daya simpan selai buah kawista dan uji kandungan gizi selai buah kawista.Kata Kunci :karakteristik organoleptik, daya terima dan standarisasi resep
MODIFIKASI RESEP SAMBAL TEMPOYAK DURIAN (Durio zibethinus Murr ) DENGAN PENAMBAHAN TERASI Hidayah Naila; Izwani .; Indani .
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 4, No 2 (2019): MEI
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Aceh Selatan penghasil durian terbanyak di Aceh. Durian yang terlalu matang diolah menjadi tempoyak. Masyarakat Aceh Selatan gemar mengkonsumsi tempoyak durian dan mencampurkan kedalam gulai. Tempoyak dalam masakan berfungsi sebagai bahan penambah cita rasa sehingga menciptakan rasa dan aroma khas tempoyak. Olahan durian yang difermentasikan di Aceh Selatan biasanya juga dibuat menjadi sambal, namun belum populer olahan sambal tempoyak dengan penambahan terasi. Tujuan (1) mengetahui karakteristik organoleptik, (2) mengetahui daya terima konsumen, (3) memperoleh resep standar (4) menghitung jumlah gizi (protein, lemak, dan karbohidrat), (5) memperoleh masa simpan sambal tempoyak durian dengan penambahan terasi. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dengan uji pengamatan yang dilakukan terhadap 7 orang Narasumber dan uji penerimaan kepada 30 orang panelis konsumen. Data uji pengamatan dianalisis dengan menentukan nilai rata-rata dari total nilai narasumber. Data uji penerimaan menggunakan anava satu jalur. Berdasarkan pengamatan oleh narasumber diketahui bahwa, sambal tempoyak durian dengan penambahan terasi yang disukai adalah Std1 dari segi warna 24.43, aroma 24.00, tekstur 24.29, dan rasa 23.57. Hasil analisis penerimaan konsumen menunjukkan sambal tempoyak durian dengan penambahan terasi yang disukai adalah Std1 nilai rata-rata dari segi warna 4.8, aroma 4.57, tekstur 4.57, dan rasa 4.60. Resep stansar diperoleh dari samal Std1 terdiri dari 100 gr tempoyak durian, 5 gr terasi, 35 gr bawang merah, 15 gr bawang putih, 35 gr cabai merah, 50 gr minyak goreng, 6 gr garam, 5 gr gula. Nilai gizi pada sambal Std1 yaitu protein 3.29%, lemak 16.25%, dan Karbohidrat 8.13% dengan daya simpan 6 hari. Kesimpulan, Berdasarkan uji pengamatan dan penerimaan, sambal tempoyak durian dengan penambahan terasi yang disukai narasumber dan panelis konsumen adalah perlakuan pertama (Std1). Kata Kunci: Modifikasi Resep, Sambal Tempoyak Durian Dengan Penambahan Terasi