Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

PEMANFAATAN TINTA CUMI-CUMI (Loligo sp) SEBAGAI PEWARNA ALAMI DALAM PEMBUATAN ROTI BURGER Syahida Tiara; Yuli Heirina Hamid; Laili Suhairi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 8, No 1 (2023): FEBRUARI
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jimpkk.v8i1.24127

Abstract

Tinta Cumi-cumi merupakan salah satu cairan hitam dari isi dalam cumi-cumi yang selama ini dibuang/diabaikan oleh banyak masyarakat. Pada penelitian ini tinta cumi yang digunakan adalah isian dari cumi-cumi yang segar yang tampilan permukaan daging yang berwarna putih dengan bercak cokelat kemerahan dan bagian matanya berwarna bening. Tujuan penelitian adalah (1) menstandarisasi resep roti burger tinta cumi-cumi melalui uji organoleptik (warna, aroma, rasa, tekstur), (2) karakteristik organoleptik roti burger tinta cumi-cumi, (3) mengetahui daya terima konsumen terhadap cita rasa roti burger tinta cumi-cumi. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan desain rancangan acak lengkap (RAL), yaitu satu kali kontrol dan dua kali perlakuan dari tiga produk roti burger yang diberikan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui uji pengamatan (Sensory Evaluation) oleh 5 orang narasumber dan uji penerimaan (Hedonic Scale) oleh 30 orang panelis konsumen. Data uji pengamatan dianalisis dengan menghitung niai rata-rata yang diperoleh dari narasumber, sedangkan data uji penerimaan menggunakan analisis varian (anava) satu jalur yang diperoleh dari panelis konsumen. Hasil uji pengamatan yang dilakukan oleh narasumber diketahui narasumber menyukai roti burger dengan penambahan tinta cumi-cumi 12% pada perlakuan ketiga (Btc3) ditinjau dari segi warnanya hitam pekat, teksturnya lembut, dan rasanya gurih. Hipotesis penelitian ini diterima (H) karena terdapat pengaruh pada warna, aroma, tekstur dan rasa. Kesimpulan bahwa narasumber dan konsumen memiliki perbedaan terhadap roti burger tinta cumi-cumi dari segi warna, aroma, rasa, dan tekstur. Saran penelitian ini dapat dilanjutkan untuk melihat kandungan gizi roti burger tinta cumi-cumi dan diharapkan kepada masyarakat dapat menggunakan tinta cumi-cumi yang segar untuk pembuatan roti burger agar lebih fresh.Kata Kunci: Daya Terima, Konsumen, Roti Burger, Tinta Cumi-Cumi
PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP STANDARDISASI RESEP MORINGA KEBAB DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera) Shabrina Shabhati; Yuli Heirina Hamid; Zuraini M
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 7, No 4 (2022): NOVEMBER 2022
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kelor (Moringa oleifera) merupakan tanaman monokotil dalam familia Moringaceae. Kelor (Moringa oleifera) adalah tumbuhan yang kaya nutrisi dan tidak jarang disebut miracle tree dikarenakan seluruh bagian tanaman kelor sangat berguna bagi kehidupan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menganalisis karakteristik organoleptik pada moringa kebab dengan penambahan tepung daun kelor (Moringa oleifera), (2) Menstandardisasikan resep moringa kebab dengan penambahan tepung daun kelor (Moringa oleifera), dan (3) Menganalisis daya terima konsumen terhadap moringa kebab dengan penambahan tepung daun kelor (Moringa oleifera). Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Tata Boga Prodi PKK FKIP USK. Data uji penerimaan dianalisis menggunakan analisis varian (anava) satu jalur, kemudian dilanjutkan dengan uji LSD (Least Significant Different) pada taraf signifikan 0,05. Hasil uji pengamatan dan uji penerimaan secara keseluruhan dapat diperoleh bahwa narasumber dan konsumen menyukai moringa kebab pada perlakuan kedua (MKO1) dengan penambahan 3 g (1,5%) tepung daun kelor (Moringa oleifera) dan memperoleh nilai rata-rata tertinggi 22,425 pada uji pengamatan serta 4,05 pada uji penerimaan. Hipotesis yang diajukan dapat diterima (H1) karena terdapat pengaruh karakteristik organoleptik (warna, aroma, tekstur, dan rasa) pada moringa kebab dan terdapat daya terima konsumen. Kesimpulan pada penelitian ini bahwa penggunaan tepung daun kelor (Moringa oleifera) dapat memberikan pengaruh terhadap warna, aroma, tekstur dan rasa serta penerimaan konsumen pada moringa kebab.Kata Kunci: Preferensi Konsumen, Daun Kelor (Moringa oleifera), Moringa Kebab
DAYA TERIMA KONSUMEN TERHADAP STANDARISASI RESEP SNACK PILUS DEN Hulaimi Az-Zuhra; Yuli Heirina Hamid; Laili Suhairi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 7, No 3 (2022): AGUSTUS 2022
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pilus merupakan jenis makanan ringan atau snack yang digoreng berbentuk bulat. Pilus sangat digemari oleh semua kalangan masyarakat, untuk meningkatkan rasa dan nilai gizi snack pilus peneliti menambahkan ikan bandeng karena ikan bandeng kaya akan nilai gizi. Tujuan penelitian untuk mengetahui (1) Karakteristik organoleptik (warna, aroma, tekstur, dan rasa) pada snack pilus ikan bandeng. (2) Daya terima konsumen pada snack pilus ikan bandeng. (3) Resep standar pembuatan snack pilus ikan bandeng. (4) Mutu simpan snack pilus ikan bandeng. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dengan uji pengamatan yang dilakukan terhadap 7 orang Narasumber dan uji penerimaan kepada 30 orang panelis konsumen, mutu simpan diuji dengan menggunakan lembar observasi. Data uji pengamatan dianalisis dengan menentukan nilai rata-rata dari total nilai narasumber. Data uji penerimaan menggunakan anova satu jalur. Hasil penilaian narasumber menyukai snack pilus dengan penambahan ikan bandeng 32% (PMF1) dari segi warna (23,28), aroma (22,90), tekstur (23,17) dan rasa (23,51). Hasil penilaian oleh konsumen menunjukkan snack pilus dengan penambahan ikan bandeng yang disukai adalah penambahan ikan bandeng 32% (PMF1) nilai rata-rata dari segi warna (4,59), aroma (4,58), tekstur (4,71), rasa (4,44) dan mutu simpan yang masih enak selama 10 hari. Kesimpulan, berdasarkan uji mengamatan dan penerimaan, snack pilus dengan penambahan ikan bandeng yang disukai narasumber dan panelis konsumen adalah perlakuan kedua dengan penambahan ikan bandeng sebanyak 32% (PMF1). Saran, diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat menguji kandungan gizi dari snack pilus ikan bandeng, dapat menambah variasi rasa dengan bahan-bahan lainnya dengan variasi level kepedasan, dapat menguji mutu simpan pengemasan dan perubahan mutu.Kata Kunci: Daya Terima Konsumen, Ikan Bandeng, Snack Pilus
PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP BUMBU LINCAH PLIEKU DENGAN PENAMBAHAN ASAM JAWA DI KOTA BANDA ACEH Rahmayani .; Laili Suhairi; Yuli Heirina Hamid
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 7, No 1 (2022): FEBRUARI 2022
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Plieku adalah bumbu khas dari daerah Aceh. Bahan yang digunakan untuk membuat Plieku ialah buah kelapa dengan cara di fermentasi. Tidak hanya di fermentasi dalam pembuatan Plieku daging buah kelapa juga melalui proses penjemuran agar minyak dan daging buah kelapa terpisah dan kering sehingga menjadi Plieku. Plieku dan minyaknya sudah lama digunakan oleh masyarakat Aceh sebagai makanan dan sebagai obat.Tujuan Penelitian untuk (1) Mengetahui daya terima konsumen Bumbu Lincah Plieku. Metode penelitian adalah metode eksperimen dengan 3 kali perlakuan yaitu Blp0(0g),Blp1 dengan penambahan (5g) asam jawa dan Blp2 dengan penambahan (10g) asam jawa. Teknik Pengumpulan data menggunakan uji pengamatan (sensory evaluation) oleh 5 orang narasumber dan uji penerimaan (Hedonic Scale) kepada 30 orang konusumen. Data hasil uji pengamatan dianalisis dengan cara menghitung nilai rata-rata (mean) yang diperoleh dari narasumber sedangkan uji penerimaan dianalisis dengan menggunakan analisis varian (anava). Berdasarkan hasil uji pengamatan diketahui bahwa untuk warna 19,2, aroma 21,2, dan rasa 20,8 lebih disukai pada perlakuan tiga (Blp2) dengan penambahan asam jawa 10 g, karena terdapat warna yang cerah, aroma Bumbu Lincah Plieku dan rasa yang segar. Namun untuk tekstu yang disukai adalah perlakuan kesatu (Blp0) tanpa penambahan asam jawa, karena memiliki tekstur yang halus. Sedangkan berdasarkan uji penerimaan diketahui bahwa untuk aroma 3,9, tekstur 3,9 dan rasa 4,1 lebih disukai pada perlakuan kedua (Blp2) dengan penambahan asam jawa 10 g, karena terdapat aroma khas Bumbu Lincah Plieku, tekstur yang halus dan rasa yang segar. Namun untuk warna 4,1 yang disukai adalah perlakuan kesatu (Blp2) dengan penambahan 10g asam jawa, karena mempunyai warna yang lebih bagus.Kata Kunci: Preferensi konsumen, Plieku, Asam Jawa
DAYA TERIMA KONSUMEN TERHADAP TELUR GABUS IKAN NILA (Oreochormis niloticus) Halida Bunga Pertiwi; Nurul Faudiah; Yuli Heirina Hamid
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 6, No 2 (2021): MEI
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ikan nila dengan nama ilmiah (Oreochormis niloticus) merupakan sejenis ikan air tawar. Ikan nila bisa dimanfaatkan menjadi bahan dalam membuat penganan, salah satu penganan yang dapat diolah dari ikan nila adalah kue Telur gabus. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh standarisasi resep, mengetahui karakteristik organoleptik dan daya terima konsumen terhadap kue Telur gabus dengan penambahan tepung ikan nila. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Tempat dan waktu penelitian dilakukan di laboratorium Tata Boga Prodi PKK FKIP Unsyiah. Data uji Pengamatan menggunakan analisis dari total nilai narasumber. Data uji penerimaan analisis of variance (anova) satu jalur dari konsumen. Kemudian dianalisis dengan menggunalan LSD pada taraf 0,05. Hasil penelitian diperoleh kue telur gabus pada perlakuan ketiga (R2) dengan penambahan ikan nila 60% merupakan perlakuan yang diterima oleh narasumber berdasarkan uji Pengamatan dengan nilai rata-rata sebanyak22,475 dalam skala 21-25. Hasil penelitian uji penerimaan konsumen terhadap kue telur gabusdengan penambahan ikan nila dengan nilai rata-rata tertinggi terdapat pada kue telur gabus perlakuan ketiga (R2) dengan nilai4,075 dalam skala 1-5.Simpulan penelitian ini adalah berdasarkan hasil uji yang dilakukan, baik narasumber maupun konsumen lebih menyukai perlakuan ketiga (R2) karena pengaruh warna yang kuning keemasan, aroma ikan nila yangcukup kuat, tekstur renyah, serta memiliki rasa yang gurih. Hasil uji daya terima konsumen terhadap warna, aroma, tekstur dan rasa kue adee lebih diterima dengan penambahan ikan nila sebanyak 300 gram (60%).Kata Kunci: Karakteristik organoleptik, Telur Gabus, Ikan Nila
STANDARISASI RESEP EUMPEUK SCHOTEL Hafizah Hashar; Izwani .; Yuli Heirina Hamid
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 6, No 2 (2021): MEI
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wilayah Aceh Barat khususnya di gampong Arongan Lambalek, kecamatan Bubon menghasilkan banyak tanaman talas (eumpeuk). Jenis talas yang banyak ditemui di daerah tersebut merupakan jenis talas ketan dengan ciri-ciri umbi berbentuk bulat lonjong. Bahan pangan ini dapat diolah menjadi berbagai makanan, salah satunya Eumpeuk Schotel. Tujuan penelitian untuk menstandarisasikan resep, mengetahui daya terima konsumen, serta mengetahui kandungan gizi (karbohidrat, protein, lemak) Eumpeuk Schotel. Metode yang digunakan yaitu eksperimen. Teknik pengumpulan data menggunakan uji pengamatan (Sensory Evaluation) yang dilakukan oleh 6 narasumber, uji penerimaan (Acceptability Test) oleh 30 konsumen. Data uji pengamatan dianalisis dengan menentukan nilai rata-rata (mean) dari total nilai narasumber, uji penerimaan menggunakan analisis varian (ANAVA) satu jalur. Hasil analisis data uji pengamatan menunjukkan bahwa Eumpeuk Schotel (Es00) memperoleh nilai yang lebih tinggi berdasarkan nilai rata-rata dari segi warna (22,5), aroma (21,9), tekstur (21,2) dan rasa (22,3) dari nilai tertinggi 25. Hasil analisis data uji penerimaan menunjukkan Eumpeuk Schotel (Es02) lebih disukai berdasarkan nilai rata-rata warna (4,30), aroma (4,20), tekstur (4,33), dan rasa (4,50). Berdasarkan hasil penilaian tersebut, maka resep standar Eumpeuk Schotel (Es02) terdiri dari talas 300 g, udang 100 g, jagung 100 g, kacang merah 50 g, susu 200 ml, margarin 50 g, keju 75 g, telur 50 g, tepung maizena 50 g, bawang Bombay 100 g, bawang putih 20 g, minyak goreng 50 ml, garam 5 g, gula 5 g, lada 4 g, pala 2 g, dan tepung panir 20 g. Hasil analisis nilai gizi dalam satu porsi Eumpeuk Schotel yang diterima dan disukai mengandung energi total 160,3 kkal, protein 4,9 g, lemak 8,9 g dan karbohidrat 16,2 g. Dari hasil penelitian ini, diharapkan pembaca dapat menjadikannya sebagai acuan untuk mencoba schotel dengan bahan dasar umbi-umbi lainnya, maupun menggunakan talas untuk jenis hidangan lainnya. Kepada peneliti berikutnya dapat melanjutkan penelitian ini maupun mengolah jenis penganan lain dengan menggunakan bahan baku talas.Kata Kunci: Standarisasi resep, eumpeuk/talas, schotel
PENGARUH PENAMBAHAN AMPAS JAHE (Zingiber officinale rosc.) TERHADAP KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK KUE BANGKIT Anti Rahmiati; Yuli Heirina Hamid; Laili Suhairi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 6, No 1 (2021): FEBRUARI
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai bumbu pada masakan, minuman tradisional seperti jamu dan obat herbal yang menyisakan limbah berupa ampas jahe. Ampas tersebut masih mengandung senyawa oleoresin yang bisa diambil dan dimanfaatkan. Salah satu pemanfaatan ampas jahe tersebut adalah dengan cara menjadikannya bahan tambahan dalam pembuatan kue bangkit. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh standarisasi resep, mengetahui karakteristik organoleptik dan daya terima konsumen terhadap kue bangkit dengan penambahan ampas jahe. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Tempat dan waktu penelitian dilakukan di Laboratorium Tata Boga Prodi PVKK FKIP Unsyiah. Data uji pengamatan dianalisis dengan menentukan nilai rata-rata (mean) dari total nilai narasumber. Data uji penerimaan menggunakan analisis of variance (anova) satu jalur dari konsumen. Kemudian dianalisis dengan menggunakan LSD pada taraf 0,05. Hasil penelitian diperoleh kue bangkit pada perlakuan kedua (CB1) dengan penambahan ampas jahe 20% merupakan perlakuan yang diterima oleh narasumber berdasarkan uji pengamatan dengan nilai rata-rata sebanyak 23,37 dari skala 1-25. Hasil penelitian uji peneriman konsumen terhadap kue bangkit dengan penambahan ampas jahe dengan nilai rata-rata tertinggi terdapat pada kue bangkit pada perlakuan kedua (CB1) dengan nilai 4,1 dengan skala 1-5. Simpulan pnelitian ini adalah Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan, baik narasumber maupun konsumen lebih menyukai perlakuan kedua (BC1) karena pengaruh warna putih sedikit kekuningan (krem), aroma khas jahe yang tidak terlalu kuat, tekstur rapuh, serta memiliki rasa manis dengan paduan khas jahe yang pas. Hasil uji daya terima konsumen terhadap warna, aroma, tekstur dan rasa kue bangkit lebih diterima dengan penambahan ampas jahe sebanyak 50 gram (20%).Kata Kunci: Karakteristik organoleptik, Kue bangkit, Ampas Jahe
ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP NUGGET PISANG OWAK (Musa paradisiaca L) Siska Nur Ulyatunnisa; Yuli Heirina Hamid; Nurul Faudiah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 5, No 2 (2020): MEI
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pisang owak mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi. Seperti kaya akan mineral, fosfor, lemak, besi, protein serta vitamin A. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap nugget pisang owak berdasarkan usia. Sehingga diharapkan dapat memberikan informasi kepada pembaca atau masyarakat mengenai pisang owak yang dapat diolah menjadi makanan beku (frozen food), khususnya nugget. Subjek dalam penelitian ini dipilih secara acak 60 orang panelis konsumen yang terdiri dari berbagai golongan usia seperti remaja awal, remaja akhir, dewasa awal, dan dewasa akhir, dengan persentase tiap golongan usia adalah 25% dari jumlah seluruh golongan panelis. Data terkait uji kesuakan pada pembuatan nugget pisang owak dari hasil percobaan diadakan penilaian terhadap resep kontrol nugget pisang raja dan nugget pisang owak yang dicoba oleh 60 panelis konsumen dari berbagai golongan usia di Banda Aceh. Uji yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji Penerimaan (Acceptability Test). Alat penilaian ini berupa kartu Hedonic scale dengan skala (1-9) untuk melihat tingkat kesukaan yang menunjukkan diterima atau tidak diterimanya resep nugget pisang owak dari hasil percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, hasil uji tingkat kesukaan (preferensi) yang diujicobakan kepada 60 orang panelis konsumen berdasarkan usia pada nugget pisang owak dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaan tertinggi yang paling disukai oleh konsumen remaja awal pada perlakuan pertama (8,13) dengan kode AS00, kemudian konsumen remaja akhir pada perlakuan ke dua (7,73) dengan kode AS01, kemudian konsumen dewasa akhir pada perlakuan ke dua (7,67) dengan kode AS01 dan tingkat kesukaan terendah konsumen dewasa awal pada perlakuan ke ketiga (6,33) dengan kode AS02.Kata Kunci: Pisang Owak, Nugget, Frozen Food
DAYA TERIMA KONSUMEN TERHADAP PUDING DENGAN PENAMBAHAN BUAH RIMBANG (Solanum Torvum SW.) Rantika .; Indani .; Yuli Heirina Hamid
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 5, No 1 (2020): FEBRUARI
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Buah rimbang (solanum torvum Sw.) adalah tumbuhan dari suku terong-terongan yang mengandung vitamin dan mineral. Pengolahan puding dalam penambahan buah rimbang salah satu upaya untuk meningkatkan variasi produk puding. Tujuan penelitian memperoleh standarisasi resep puding buah rimbang, karakteristik organoleptik terhadap puding buah rimbang dan daya terima konsumen terhadap puding buah rimbang. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Tempat dan waktu penelitian dilakukan di laboraturium Tata Boga prodi PKK FKIP Unsyiah. Data uji pengamatan di analisis dengan menentukan nilai rata-rata (mean) dari total nilai narasumber. Data uji konsumen menggunakan analisis of variance (anova) satu jalur, kemudian dianalisis dengan mengunakan LSD pada taraf signifikan 0,05. Hasil penelitian uji pengamatan narasumber dengan nilai rata-rata tertinggi pada perlakuan ketiga (IR02) penambahan 70% dengan nilai 23,83 skala 1-25. Hasil penelitian uji konsumen terhadap puding dengan penambahan buah rimbang nilai rata-rata tertinggi terdapat pada perlakuan ketiga (IR02) dengan nilai 4,25 skala 1-5. Kesimpulan Resep pudding buah rimbang adalah perlakuan ketiga sebanyak (70%) yang terdiri tepung agar-agar 7 g, susu UHT 600 g, sari buah rimbang 420 g, gula 300 g dan garam 3 g. Narasumber dan konsumen lebih menyukain perlakuan ketiga (IR02) karena pengaruh warna hijau di hasilkan dari buah rimbang, aroma buah rimbang tidak terlalu terasa yang di akibatkan oleh penambahan susu, tekstur yang lembut, serta rasa manis yang agak getir. Saran kepada masyarakat agar buah rimbang dapat dimanfaatkan sebagai makanan popular seperti puding, kepada peneliti selanjutnya agar dapat diuji kandungan gizi puding buah rimbang sertamembuat produk buah rimbang seperti cookies buah rimbang.Kata Kunci: daya terima konsumen, puding, buah rimbang
PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP STANDARISASI RESEP PIZZA MINI TOPPING REBUNG BAMBU BETUNG (Dendrocalamus asper) Putri Nilam Cahaya; Suryati Sufiat; Yuli Heirina Hamid
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 5, No 1 (2020): FEBRUARI
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rebung bambu betung (Dendrocalamus asper) termasuk ke dalam jenis rebung putih yang kaya akan kandungan serat. Salah satu pemanfaatan rebung bambu betung adalah dapat dijadikan sebagai topping pizza. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh standarisasi resep dan daya terima konsumen melalui uji orgnoleptik terhadap pizza mini topping rebung bambu betung. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL), yaitu satu kali kontrol dan tiga kali perlakuan. Tempat dan waktu penelitian di lakukan di Laboratorium Tata Boga Prodi PKK FKIP Unsyiah. Data uji penerimaan menggunakan analisis of variance (anova) satu jalur, kemudian dianalisis dengan menggunakan LSD pada taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian yang disukai konsumen terhadap pizza mini topping rebung bambu betung adalah pizza mini topping rebung bambu betung pada perlakuan kedua (PNC1) dengan nilai 4,26 dengan penggunaan rebung bambu betung sebanyak 400 g (60%) karena memiliki warna yang lebih cerah, aroma yang lebih harum, tekstur pizza yang lembut karena berpadu dengan topping rebung yang cruncy, dan rasa yang gurih atau umami. Hipotesis penelitian diterima (H1) karena terdapat pengaruh pada warna, aroma, tekstur, dan rasa. Kesimpulan bahwa hasil penerimaan panelis konsumen terhadap warna, aroma dan rasa pizza mini topping rebung bambu betung menunjukkan bahwa, terdapat perbedaan karakteristik organoleptik pada setiap perlakuan. Saran peneliti berikutnya adalah melakukan uji proksimat untuk melihat kandungan gizi pada pizza mini topping rebung bambu betung. Kata Kunci: Preferensi Konsumen, Standarisasi Resep, Pizza Mini, Rebung Bambu Betung