Laili Suhairi
Unknown Affiliation

Published : 23 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

PERBANDINGAN PERENDAMAN EKSTRAK KULIT PISANG RAJA (Musa Paradisiaca var. Raja) DAN EKSTRAK KULIT PISANG KEPOK (Musa acuminate) TERHADAP KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK DAN FISIK DAGING AYAM KAMPUNG (Gallus domesticus). Nurul Huda; Djufri Djufri; Laili Suhairi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi Vol 2, No 1 (2017): Pebruari 2017
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (503.71 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perendaman ekstrak kulit pisang raja (Musa paradisiaca) dan ekstrak kulit pisang kepok (Musa acuminate) terhadap karakteristik organoleptik  daging ayam kampung (Gallus domesticus). Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatankuantitatif. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial yang terdiri atas 4 perlakuan 4 kali ulangan untuk ayam kampung dengan menggunakan ekstrak kulit pisang raja dan ayam kampung dengan menggunakan ekstrak kulit pisang kepok.  Perlakuan yang digunakan adalah Po (volume 0 ml/100 g daging) sebagai kontrol, P1 (volume 20 ml/100 g daging), P2 (volume 40 ml/100 g daging) dan P3 (volume 60 ml/100 g daging). Parameter penelitian adalah karakteristik organoleptik dan karakteristik fisik (susut masak). Data dianalisis menggunakan ANAVA (Analisis Varian) dan uji lanjut Duncan pada taraf signifikan 0,05, kemudian dilanjutkan dengan uji-t untuk mengetahui perbedaan karakteristik antara kedua jenis ekstrak. Hasil uji organoleptik ayam kampung menunjukkan bahwa perendaman daging ayam kampung dengan menggunakan ekstrak kulit pisang raja berpengaruh terhadap karakteristik warna, keempukan, rasa dan aroma dengan Fhitungberturut-turut 15,6; 11,6; 4,6; dan 6,2Ftabel 3,287 pada taraf signifikan 0,05. Daging ayam kampung dengan menggunakan ekstrak kulit pisang kepok juga berpengarh terhadap karakteristik warna, keempukan, rasa dan aroma dengan Fhitungberturut-turut13,6; 5,4; 10,4; 6,4Ftabel 3,287 pada taraf signifikan 0,05. Uji fisik (susut masak) menunjukkan bahwa  ekstrak kulit pisang raja dan esktrak kulit pisang kepok tidak berpengaruh terhadap susut masak daging ayam kampung. Data menggunakan uji-t menunjukkan bahwa karakteristik organoleptik pada parameter warna, keempukan dan rasa tidak terdapat adanya pengaruh yang nyata dengan thitung berturut-turut 0,56; 1,32; dan 1,84 ttabel 2,042 pada taraf signifikan 0,05. Namun pada parameter aroma terdapat adanya pengaruh yang nyata dengan thitung 2,51 ttabel 2,042 pada taraf signifikan 0,05. Dapat disimpulkan bahwa perbandingan perendaman daging ayam kampung dalam ekstrak kulit pisang raja dan ekstak kulit pisang kepok berpengaruh nyata terhadap karakteristik organoleptik dan fisik daging ayam kampungKata Kunci: ekstrak kulit pisang raja, ekstrak kulit pisang kepok, karakteristik organoleptik, karakteistik fisik daging ayam kampung.
Pengaruh Perendaman dalam Ekstrak Buah Mengkudu (Morinda citrifolia) terhadap Karakteristik Organoleptik Daging Ayam Kampung (Gallus domesticus) Nurlia Kirnanda; Asiah M.D; Laili Suhairi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi Vol 1, No 2 (2016): November 2016
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daging ayam kampung merupakan daging yang banyak disukai masyarakat karena rendah kandungan lemak serta kolesterolnya. Salah satu kelemahan dari daging ayam kampung adalah dibutuhkan waktu yang lama untuk mencapai bobot badan yang cukup untuk dipotong, hal ini mengakibatkan daging ayam kampung menjadi lebih keras dan diperlukan waktu yang lebih lama untuk dimasak hingga menjadi empuk. Agar daging ayam kampung lebih empuk, maka perlu diberikan perlakuan dengan menggunakan enzim protease dari buah mengkudu. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh perendaman dalam ekstrak buah mengkudu terhadap karakteristik organoleptik daging ayam kampung. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah P0 (volume 0 ml/100 g daging ayam kampung) sebagai kontrol, P1 (volume 10 ml/100 g daging ayam kampung), P2 (volume 20 ml/100 g daging ayam kampung), P3 (volume 30 ml/100 g daging ayam kampung) dan P4 (volume 40 ml/100 g daging ayam kampung). Parameter penelitian ini adalah karakteristik warna, tekstur, aroma dan rasa. Data dianalisis menggunakan ANAVA (Analisis Varian) dan Uji Lanjut Beda Jarak Nyata Duncan (BJND) serta Uji lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT) dan pada taraf signifikan 0,05. Berdasarkan hasil uji organoleptik daging ayam kampung goreng menurut panelis menunjukkan bahwa perendaman daging ayam kampung dalam estrak buah mengkudu berpengaruh terhadap karakteristik warna dengan Fhitung=39,4, aroma dengan Fhitung=10,9, tekstur dengan Fhitung=52,72 dan karakteristik rasa dengan Fhitung=11,7 sedangkan Ftabel=3,06, artinya Fhitung Ftabel. Dapat disimpulkan bahwa perendaman daging ayam kampung dalam ekstrak buah mengkudu berpengaruh nyata terhadap karakteristik organoleptik daging ayam kampung. Perendaman dalam volume ekstrak 40 ml/100 g daging ayam kampung (P4) menghasilkan karakteristik tekstur yang terbaik. Kata Kunci: ekstrak buah mengkudu, karakteristik organoleptik, daging ayam kampung
PEMANFAATAN PUCUK LABU SIAM (Sechium adulea) PADA PEMBUATAN NILA PUFF PASTRY Nura Astari Urka; Laili Suhairi; Yuli Heirina Hamid; Siti Maryam; Zuraini M
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 8, No 3 (2023): AGUSTUS 2023
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jimpkk.v8i3.29261

Abstract

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar yang terletak di garis katulistiwa dimana negara Indonesia selalu terpapar sinar matahari yang mendukung pertumbuhan dan perkembagan aneka ragam tumbuhan, rempah, dan biota darat dan air. Salah satu tanaman yang hidup subur di Takengon adalah labu siam yang memiliki nama latin Sechium aduela atau dikenal dengan nama buah Jipang bagi masyarakat setempat. Pembahasan pada penelitian ini berfokus tentang pemanfaatan pucuk daun labu siam yang hidup subur di Aceh Tengah yang diolah dijadikan inovasi terbaru pada produk makanan yang diberi nama Nila Puff Pastry. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui karakteristik organoleptik (warna, aroma, tekstur dan rasa), mengetahui resep standar pembuatan Nila Puff Pastry dengan penggunaan pucuk daun labu siam, mengetahui tingkat penerimaan konsumen terhadap Nila Puff Pastry. Penelitiani ini imerupakan ijenis penelitiani eksperimen idengan imenggunakan pendekatani kuantitatif. Penelitian terdiri dari 2 perlakuan 3 kali pengulangan. Perlakuan 1) Nila Puff Pastry dengan penggunaan daun bayam, perlakuan 2) Nila Puff Pastry dengan penggunaan pucuk daun labu siam. Untuk mengumpulkan data teknik yang digunakan adalah Uji pengamatan (Evaluasi Sensori) digunakan untuk mengumpulkan data, dan dilakukan oleh 4 orang panelisterlatih/panelis narasumber, yang merupakan dosen Program Studi PKK di FKIP USK dan menggunakan skala hedonik untuk 32 orang panelis konsumen, 15 orang mahasiswa PKK boga FKIP USK dan 17 orang mahasiswa dari luar Prodi PKK untuk melakukan uji penerimaan. Hasil uji pengamatan oleh panelis terhadap karakteristik organoleptil (warna, aeroma, tekstur dan rasa) pada nila puff pastry, panelis lebih menyukai produk dengan perlakuan kedua (NP04) dengan penambahan daun pucuk labu siam.Kata Kunci: Pemanfaatan, Penggunaan, Nila, Puff Pastry, Pucuk Daun Labu Siam
PEMANFAATAN TINTA CUMI-CUMI (Loligo sp) SEBAGAI PEWARNA ALAMI DALAM PEMBUATAN ROTI BURGER Syahida Tiara; Yuli Heirina Hamid; Laili Suhairi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 8, No 1 (2023): FEBRUARI
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jimpkk.v8i1.24127

Abstract

Tinta Cumi-cumi merupakan salah satu cairan hitam dari isi dalam cumi-cumi yang selama ini dibuang/diabaikan oleh banyak masyarakat. Pada penelitian ini tinta cumi yang digunakan adalah isian dari cumi-cumi yang segar yang tampilan permukaan daging yang berwarna putih dengan bercak cokelat kemerahan dan bagian matanya berwarna bening. Tujuan penelitian adalah (1) menstandarisasi resep roti burger tinta cumi-cumi melalui uji organoleptik (warna, aroma, rasa, tekstur), (2) karakteristik organoleptik roti burger tinta cumi-cumi, (3) mengetahui daya terima konsumen terhadap cita rasa roti burger tinta cumi-cumi. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan desain rancangan acak lengkap (RAL), yaitu satu kali kontrol dan dua kali perlakuan dari tiga produk roti burger yang diberikan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui uji pengamatan (Sensory Evaluation) oleh 5 orang narasumber dan uji penerimaan (Hedonic Scale) oleh 30 orang panelis konsumen. Data uji pengamatan dianalisis dengan menghitung niai rata-rata yang diperoleh dari narasumber, sedangkan data uji penerimaan menggunakan analisis varian (anava) satu jalur yang diperoleh dari panelis konsumen. Hasil uji pengamatan yang dilakukan oleh narasumber diketahui narasumber menyukai roti burger dengan penambahan tinta cumi-cumi 12% pada perlakuan ketiga (Btc3) ditinjau dari segi warnanya hitam pekat, teksturnya lembut, dan rasanya gurih. Hipotesis penelitian ini diterima (H) karena terdapat pengaruh pada warna, aroma, tekstur dan rasa. Kesimpulan bahwa narasumber dan konsumen memiliki perbedaan terhadap roti burger tinta cumi-cumi dari segi warna, aroma, rasa, dan tekstur. Saran penelitian ini dapat dilanjutkan untuk melihat kandungan gizi roti burger tinta cumi-cumi dan diharapkan kepada masyarakat dapat menggunakan tinta cumi-cumi yang segar untuk pembuatan roti burger agar lebih fresh.Kata Kunci: Daya Terima, Konsumen, Roti Burger, Tinta Cumi-Cumi
DAYA TERIMA KONSUMEN TERHADAP STANDARISASI RESEP SNACK PILUS DEN Hulaimi Az-Zuhra; Yuli Heirina Hamid; Laili Suhairi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 7, No 3 (2022): AGUSTUS 2022
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pilus merupakan jenis makanan ringan atau snack yang digoreng berbentuk bulat. Pilus sangat digemari oleh semua kalangan masyarakat, untuk meningkatkan rasa dan nilai gizi snack pilus peneliti menambahkan ikan bandeng karena ikan bandeng kaya akan nilai gizi. Tujuan penelitian untuk mengetahui (1) Karakteristik organoleptik (warna, aroma, tekstur, dan rasa) pada snack pilus ikan bandeng. (2) Daya terima konsumen pada snack pilus ikan bandeng. (3) Resep standar pembuatan snack pilus ikan bandeng. (4) Mutu simpan snack pilus ikan bandeng. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dengan uji pengamatan yang dilakukan terhadap 7 orang Narasumber dan uji penerimaan kepada 30 orang panelis konsumen, mutu simpan diuji dengan menggunakan lembar observasi. Data uji pengamatan dianalisis dengan menentukan nilai rata-rata dari total nilai narasumber. Data uji penerimaan menggunakan anova satu jalur. Hasil penilaian narasumber menyukai snack pilus dengan penambahan ikan bandeng 32% (PMF1) dari segi warna (23,28), aroma (22,90), tekstur (23,17) dan rasa (23,51). Hasil penilaian oleh konsumen menunjukkan snack pilus dengan penambahan ikan bandeng yang disukai adalah penambahan ikan bandeng 32% (PMF1) nilai rata-rata dari segi warna (4,59), aroma (4,58), tekstur (4,71), rasa (4,44) dan mutu simpan yang masih enak selama 10 hari. Kesimpulan, berdasarkan uji mengamatan dan penerimaan, snack pilus dengan penambahan ikan bandeng yang disukai narasumber dan panelis konsumen adalah perlakuan kedua dengan penambahan ikan bandeng sebanyak 32% (PMF1). Saran, diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat menguji kandungan gizi dari snack pilus ikan bandeng, dapat menambah variasi rasa dengan bahan-bahan lainnya dengan variasi level kepedasan, dapat menguji mutu simpan pengemasan dan perubahan mutu.Kata Kunci: Daya Terima Konsumen, Ikan Bandeng, Snack Pilus
PENAMBAHAN EXTRAK BUBUK KOPI (Coffea) KEDALAM ISIAN TIMPHAN Ulfa Rahmi; Nurul Faudiah; Laili Suhairi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 7, No 2 (2022): MEI 2022
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kopi merupakan salah satu hasil alam yang sangat berpotensi di daerah Kabupaten Gayo Lues. Masyarakat Gayo lues sebagian besar bermata pencaharian petani kopi. Daerah Kabupaten Gayo lues merupakan salah satu daerah yang memperoduksi kopi terbesar di Aceh. Kopi yang ditanam jenis kopi arabika dan robusta biasanya setelah panen, kopi dijadikan bubuk oleh petani kopi tersebut. Tujuan penelitian (1) Menstandarisasikan resep timphan serikaya dengan penambahan ekstrak bubuk kopi pada isiannya (2) Mengetahui karakteristik organoleptik terhadap timphan serikaya ekstrak bubuk kopi pada isiannya (3) Mengetahui daya terima konsumen terhadap timphan serikaya ekstrak bubuk kopi pada isiannya. Penelitian ini merupakan metode eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Tempat dan waktu penelitian dilakukan di Laboratorium Tata Boga PKK FKIP USK. Data uji pengamatan dianalisis dengan menentukan nilai rata- rata (mean) dari jumlah narasumber. Data uji penerimaan menggunakan anava satu jalur dari konsumen. Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan LSD pada taraf 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk timphan serikaya ekstrak bubuk kopi diterima oleh narasumber berdasarkan aspek warna (22,9) aroma (24) dan tekstur (23,2) dan rasa (24,4) yaitu pada perlakuan IV (TSK3). Sedangkan hasil penerimaan konsumen terhadap timphan serikaya ekstrak bubuk kopi dari segi warna (3,9) aroma (4,3) tekstur (4,06) dan rasa (4,1) pada perlakuan IV (TSK3). Dapat disimpulkan bahwa penambahan extrak bubuk kopi (coffea) kedalam isian timphan dapat diterima oleh narasumber dan konsumen. Diharapkan masyarakat agar selalu cinta dengan makanan khas (timphan) daerahnya supaya makanan khas tersebut tidak tergeser dengan makanan luar.Kata Kunci: Extrak Bubuk Kopi, Timphan, Makanan Tradisional
PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP BUMBU LINCAH PLIEKU DENGAN PENAMBAHAN ASAM JAWA DI KOTA BANDA ACEH Rahmayani .; Laili Suhairi; Yuli Heirina Hamid
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 7, No 1 (2022): FEBRUARI 2022
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Plieku adalah bumbu khas dari daerah Aceh. Bahan yang digunakan untuk membuat Plieku ialah buah kelapa dengan cara di fermentasi. Tidak hanya di fermentasi dalam pembuatan Plieku daging buah kelapa juga melalui proses penjemuran agar minyak dan daging buah kelapa terpisah dan kering sehingga menjadi Plieku. Plieku dan minyaknya sudah lama digunakan oleh masyarakat Aceh sebagai makanan dan sebagai obat.Tujuan Penelitian untuk (1) Mengetahui daya terima konsumen Bumbu Lincah Plieku. Metode penelitian adalah metode eksperimen dengan 3 kali perlakuan yaitu Blp0(0g),Blp1 dengan penambahan (5g) asam jawa dan Blp2 dengan penambahan (10g) asam jawa. Teknik Pengumpulan data menggunakan uji pengamatan (sensory evaluation) oleh 5 orang narasumber dan uji penerimaan (Hedonic Scale) kepada 30 orang konusumen. Data hasil uji pengamatan dianalisis dengan cara menghitung nilai rata-rata (mean) yang diperoleh dari narasumber sedangkan uji penerimaan dianalisis dengan menggunakan analisis varian (anava). Berdasarkan hasil uji pengamatan diketahui bahwa untuk warna 19,2, aroma 21,2, dan rasa 20,8 lebih disukai pada perlakuan tiga (Blp2) dengan penambahan asam jawa 10 g, karena terdapat warna yang cerah, aroma Bumbu Lincah Plieku dan rasa yang segar. Namun untuk tekstu yang disukai adalah perlakuan kesatu (Blp0) tanpa penambahan asam jawa, karena memiliki tekstur yang halus. Sedangkan berdasarkan uji penerimaan diketahui bahwa untuk aroma 3,9, tekstur 3,9 dan rasa 4,1 lebih disukai pada perlakuan kedua (Blp2) dengan penambahan asam jawa 10 g, karena terdapat aroma khas Bumbu Lincah Plieku, tekstur yang halus dan rasa yang segar. Namun untuk warna 4,1 yang disukai adalah perlakuan kesatu (Blp2) dengan penambahan 10g asam jawa, karena mempunyai warna yang lebih bagus.Kata Kunci: Preferensi konsumen, Plieku, Asam Jawa
PENGARUH PENAMBAHAN BUMBU ASAM KEUENG TERHADAP MUTU INDRAWI DAN PREFERENSI KONSUMEN PADA BAKSO BANDENG (Chanos-chanos F.) Fitri Rosada; Indani .; Laili Suhairi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 6, No 3 (2021): AGUSTUS 2021
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ikan bandeng (Chanos-chanos F.) adalah ikan asli air laut yang mampu hidup hingga di air payau, maka sangat mudah untuk dibudidayakan. Ikan ini dapat diolah menjadi berbagai macam jenis olahan contohnya bakso. Dalam melakukan pengembangan produk bakso dapat dilakukan dengan menambahkan citarasa khas Aceh yaitu asam keueng. Asam keueng merupakan masakan khas Aceh yang memiliki citarasa asam dan pedas. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh standarisasi resep, mengetahui mutu indrawi, dan preferensi konsumen terhadap bakso bandeng asam keueng dengan klasifikasi konsumen terbagi atas dua etnis, yaitu: etnis Aceh dan etnis non Aceh. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Tempat dan waktu penelitian dilakukan di Laboratorium Tata Boga Prodi PKK FKIP Unsyiah. Data uji pengamatan dianalasis dengan menentukan nilai rata-rata dari total nilai narasumber. Data uji preferensi menggunakan analisis of variance satu jalur dari nilai konsumen. Kemudian dianalasis dengan menggunakan LSD pada taraf 0,05. Hasil penelitian diperoleh mutu indrawi yang diterima dari pengamatan panelis narasumber adalah perlakuan kedua (B02) dengan penambahan 20 % bumbu asam keueng dengan nilai rata-rata (23,43 dari skala 1-25). Preferensi konsumen juga diterima pada perlakuan kedua (B02) dengan nilai rata-rata (4,0 dari skala 1-5) dari klasifikasi etnis, etnis Aceh diterima pada perlakuan kedua sebesar 51,3 % sedangkan etnis non Aceh juga diterima pada perlakuan kedua sebesar 48,7%. Kesimpulan penelitian ini adalah berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan, baik narasumber maupun konsumen lebih menyukai perlakuan kedua (B02) karena pengaruh warna cerah kekuningan, aroma khas bumbu asam keueng yang tidak terlalu kuat, tekstur kenyal, serta rasa gurih ikan bandeng dengan paduan khas asam keueng yang lebih standar. Saran penelitian ini adalah kepada pembaca agar dapat memanfaatkan olahan bakso bandeng asam keueng sehingga dapat menambah pendapatan keluarga, kepada peneliti yang berminat untuk melanjutkan penelitian mengenai kandungan gizi dan mutu simpan dari bakso bandeng asam keueng.Kata Kunci: mutu indrawi, preferensi konsumen, bakso bandeng, asam keueng
PENGARUH PENAMBAHAN GADONG (Discorea alata) DALAM PEMBUATAN OMBUS- OMBUSSEBAGAI PENGANAN TRADISIONAL KOTA SUBULUSSALAM Ainun Br Saraan; Laili Suhairi; Nurul Faudiah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 6, No 1 (2021): FEBRUARI
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gadong (Discorea alata) merupakan jenis umbi umbian pangan yang mengandung karbohidrat sebagai komponen utamanya dan protein, pati, lemak, vitamin serta mineral sebagai kandungan nutrisi lainnya. Selain itu gadong juga dikenal karena memiliki warna yang mencolok. Gadong dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan yang berfungsi sebagai pangan fungsional karena mengandung serat pangan yang tinggi serta kandungan mineral sehingga sangat bagus untuk dikonsumsi. Pemanfaatan gadong dimasyarakat masih sangat tradisional seperti dibakar, dikukus, ataupun digoreng. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui karakteristik organoleptik ombus-ombus yang ditambahkan gadong (2) Menstandarisasikan resep ombus-ombus dengan penambahan gadong (3) Mengetahui daya terima konsumen terhadap ombus-ombus yang ditambahkan gadong. Metode yang digunakan adalah eksperimen. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan uji pengamatan (Sensory Evaluation) yang dilakukan oleh 5 narasumber dan uji penerimaan (Hedonic Scale) kepada 30 panelis konsumen. Data uji pengamatan dianalisis dengan menentukan nilai rata-rata (mean) dari total nilai narasumber. Uji penerimaan menggunakan analisis varian (anava) satu jalur. Hasil analisis data uji pengamatan narasumber diketahui bahwa penilaian yang tertinggi terhadap karakteristik organoleptik yaitu pada perlakuan ketiga (A96), hasil analisis data uji kesukaan menunjukkan bahwa ombus-ombus gadong menunjukkan bahwa warna, tekstur, dan aroma lebih disukai perlakuan ketiga (A96) dan dari rasa juga lebih disukai perlakuan ketiga (A96). Diharapkan kepada masyarakat dapat berinvasi terutama pada ombus-ombus agar produk dari kota subulussalam dapat lebih beragam dan dikenal oleh masyarakat luas. Masyarakat diharapkan membudidayakan gadong (Discorea alata) mengingat kandungan yang terdapat sangatlah banyak. Kepada penulis berikutnya dapat melakukan uji proksimat digunakan untuk mengetahui kadar karbohidrat, protein, lemak, dan juga melakukan penelitian mengolah jenis makanan dengan tetap menggunakan gadong sebagai bahan dasar.Kata Kunci: Karakteristik organoleptik, Ombus-ombus,Gadong
PENGARUH PENAMBAHAN AMPAS JAHE (Zingiber officinale rosc.) TERHADAP KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK KUE BANGKIT Anti Rahmiati; Yuli Heirina Hamid; Laili Suhairi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Vol 6, No 1 (2021): FEBRUARI
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai bumbu pada masakan, minuman tradisional seperti jamu dan obat herbal yang menyisakan limbah berupa ampas jahe. Ampas tersebut masih mengandung senyawa oleoresin yang bisa diambil dan dimanfaatkan. Salah satu pemanfaatan ampas jahe tersebut adalah dengan cara menjadikannya bahan tambahan dalam pembuatan kue bangkit. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh standarisasi resep, mengetahui karakteristik organoleptik dan daya terima konsumen terhadap kue bangkit dengan penambahan ampas jahe. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Tempat dan waktu penelitian dilakukan di Laboratorium Tata Boga Prodi PVKK FKIP Unsyiah. Data uji pengamatan dianalisis dengan menentukan nilai rata-rata (mean) dari total nilai narasumber. Data uji penerimaan menggunakan analisis of variance (anova) satu jalur dari konsumen. Kemudian dianalisis dengan menggunakan LSD pada taraf 0,05. Hasil penelitian diperoleh kue bangkit pada perlakuan kedua (CB1) dengan penambahan ampas jahe 20% merupakan perlakuan yang diterima oleh narasumber berdasarkan uji pengamatan dengan nilai rata-rata sebanyak 23,37 dari skala 1-25. Hasil penelitian uji peneriman konsumen terhadap kue bangkit dengan penambahan ampas jahe dengan nilai rata-rata tertinggi terdapat pada kue bangkit pada perlakuan kedua (CB1) dengan nilai 4,1 dengan skala 1-5. Simpulan pnelitian ini adalah Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan, baik narasumber maupun konsumen lebih menyukai perlakuan kedua (BC1) karena pengaruh warna putih sedikit kekuningan (krem), aroma khas jahe yang tidak terlalu kuat, tekstur rapuh, serta memiliki rasa manis dengan paduan khas jahe yang pas. Hasil uji daya terima konsumen terhadap warna, aroma, tekstur dan rasa kue bangkit lebih diterima dengan penambahan ampas jahe sebanyak 50 gram (20%).Kata Kunci: Karakteristik organoleptik, Kue bangkit, Ampas Jahe