Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Studi Pemanfaatan Pangkalan Pendaratan Ikan di Kota Bawah Timur Kecamatan Sukakarya Kota Sabang Maksalmina Maksalmina; Rizwan Rizwan; Alvi Rahmah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Vol 3, No 2 (2018): April 2018
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.836 KB)

Abstract

Fishery port is a crucial required-infrastructure for fisheries development. The Basis Landing of Fish (PPI) of Pasiran is the only port in Sabang located in the eastern part of Kota Bawah,Sukakarya district,Sabang. It was built in 2000-2003 which officially opened in 2004, and built by using the Indonesia Government Budget; unfortunately few of fishermen take advantage of the existence of PPI as a place to tether the boat after fishing. This study aims to examine the problems in PPI Pasiran and the PPI Pasiran’s rate of utilization. This study was conducted on June, 2017. This study is used case study method by using descriptive survey as the research method. The purposive sampling is used as sampling technique for this study. The sampling is collected by interviewing the representatives of the population. The selected respondents considered for the research are 5 respondents; the head of Marine and Fishery Department (1 person), the expert of fishery and marine (1 person), the head of fishery port management (1 person), the boat owners (3 persons), and Panglima Laot of sabang (1 person). The results of the utilization rate of PPI Pasiran are the mosque (100%), jetty (72%), the UPTD office (50,4%), quay pier (34,46%), fish auction(0%), and ice factory (0%). It indicates that the PPI Pasiran Sabang has not been utilized optimally; hence it is crucial to increase a better management of the PPI Pasiran utilization.Keywords: Rate of Port Utilization, the PPI of Sabang, Fishbone Diagram.       Pelabuhan perikanan merupakan infrastruktur yang harus dimiliki dalam pengembangan perikanan. Pangkalan pendaratan ikan (PPI) Pasiran merupakan satu-satunya pelabuhan yang ada di Sabang yang terletak di Kota bawah timur kecamatan sukakarya Kota Sabang. Pangkalan pendaratan ikan (PPI)Pasiran ini dibangun dalam rentang tahun 2000-2003 yang resmi difungsikan pada tahun 2004, dan dibangun menggunakandana yang bersumber dariAnggaran Pendapatan Belanja Negara, namun tidak semua nelayan memanfaatkan keberadaan PPI ini sebagai tempat menambatkan kapal setelah penangkapan. Penelitian ini bertujuan untuk merincikan masalah PPI Pasiran dan mengkaji tingkat pemanfaatan PPI Pasiran. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2017. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode studi kasus dengancara deskriptif survei. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Pengambilan sampel dengan cara wawancara terhadap wakil-wakil populasi. Responden yang diambil dianggap dapat mewakili kepentingan penelitian berjumlah 5 orang terdiri dari: kepala DKP Sabang 1 orang, pakar di bidang Perikanan dan Kelautan 1 orang, kepala pengelola pelabuhanperikanan 1 orang,pemilik kapal3 orang/ GT kapal, Panglima Laot Kota Sabang 1 orang.Hasil penelitian terhadap tingkat pemanfaataan Pangkalan pendaratan ikan (PPI) Pasiran secara berturut-turut adalah mushalla sebesar 100%,  jetty sebesar 72%, kantor UPTD sebesar 50,4%, dermaga tambat sebesar 34,46%, TPI sebesar 0%, dan pabrik es sebesar 0%. Hal ini menunjukkanbahwa PPI Pasiran Kota Sabang dalam kondisi belum dimanfaatkan secara optimal, sehingga dibutuhkan peningkatan pengelolaan untuk meningkatkan pemanfaatan PPI Pasiran agar lebih baik.Kata Kunci:Tingkat pemanfaatan pelabuhan, PPI Kota Sabang, Diagram fishbone
Standarisasi Status Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Ujung Seurangga di Kabupaten Aceh Barat Daya Dyva M. Mahda; Rizwan Rizwan; Oni Kandi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Vol 4, No 2 (2019): April 2019
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACTFish Landing Base (PPI) Ujung Seurangga didn’t have and meet the criteria of the actual Fish Landing Base (PPI) type. Development and stipulation of PPI Ujung Seurangga status must have standarisation of government regulatory requirements and policies. This research aims to determine and illustrate the status of Ujung Seurangga Fish Landing Base at Aceh Barat Daya based on government policies and regulations. This research was conducted on February-March 2018, located at Ujung Seurangga Fishing Landing (PPI), Aceh Barat Daya District. Research data are grouped into two: primary data (capacity measurement of facilities) and sekundery data (port managers and stakeholder). This research uses comparative analysis, comparing regulation with the existing condition. Result of this research, status Fish Landing Base of Ujung Seurangga can be declared become fishery port class D or called Fish Landing Base (PPI), because capacity some facilities and productivity which is the technical and operational criteria class of fishery ports according to the criteria stipulated in the Minister of Marine and Fisheries of the Republic of Indonesia Number 45 of 2014.Keywords: Basis Landing Fish of Ujung Seurangga, Standarisation, Capacity ABSTRAKPangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Ujung Seurangga belum memiliki dan memenuhi kriteria dari tipe Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) yang sebenarnya. Pembangunan dan penetapan status PPI Ujung Seurangga harus memiliki standarisasi dari syarat-syarat dan kebijakan peraturan pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dan memberi gambaran terhadap status Pangkalan Pendaratan Ikan Ujung Seurangga di Aceh Barat Daya berdasarkan kebijakan dan peraturan pemerintah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Febuari-Maret 2018, bertempat di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Ujung Seurangga, Kabupaten Aceh Barat Daya. Data penelitian dikelompokkan menjadi dua yaitu data primer (pengukuran kapasitas beberapa fasilitas) dan data sukender (pihak pengelola pelabuhan dan instansi-instansi terkait). Penelitian ini menggunakan analisis komparatif, membandingkan regulasi dengan kondisi eksisting. Hasil dari penelitian ini Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Ujung Seurangga dapat ditetapkan statusnya menjadi pelabuhan perikanan kelas D atau yang disebut Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI), karena kapasitas dari beberapa fasilitas dan produktivitas yang merupakan kriteria teknis dan operasional dari kelas pelabuhan perikanan sesuai dengan kriteria yang tertera di Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2014.Kata kunci: Pangkalan Pendaratan Ikan Ujung Seurangga, Standarisasi, Kapasitas
Identifikasi Fasilitas Fungsional Pelabuhan Perikanan Nusantara Kota Sibolga, Provinsi Sumatera Utara Anggi Sutrini; Rizwan Rizwan; Oni Kandi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Vol 3, No 2 (2018): April 2018
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.888 KB)

Abstract

Fishing Port Nusantara (PPN) of Sibolga is a fishing port type B that is becoming a core zone of then Minapolitan region on the west coast of Sumatra. The success of service PPN of Sibolga as seen from the availability, utilization and condition of facilities. The research aims to identify the suitability of facilities functional PPN in Sibolga of North Sumatera Province with functional facilities which have been applied in the Regulation of Minister of Marine and Fishery of Indonesia Number 08 Year 2012 concerning Fishing Port. The analysis was using comparative analysis, analysis of functional facilities consisting of fish auction spot area (TPI), water installation and analysis of level utilization, as well as analysis of the condition of Sibolga PPN functional facility. The results showed that from the categories that have been set in the Regulation of the Minister of Marine and Fisheries of the Republic of Indonesia Number 08 Year 2012, PPN in Sibolga has 7 of 9 existing categories that is 77,77% of the overall category which means PPN in Sibolga is already quite well in increasing the value of fishing port. Utilization rate of facilities that have reached the optimum generator house and generator machine that is 100%, which has not reached optimum is the place of fish marketing as much as 27%, office building as much as 20,86%, water installation as much as 64,5% and 18,4%, building workshop and warehouse equipment namely TPI amounting to 0%. The facility utilized is a place to repair nets, light beacons, workshops, waste pool (IPAL), fish processing and also fish drying. There are 12 facilities functional conditions are still good, 2 of which were not used and 1townhouse. While the facilities in damage condition lightly totaled 3 facilities which means as much as 20% damaged from 15 functional facilities available.Keywords: Fishing Port Nusantara of Sibolga, Functional Facilities, Utilization Level, Condition       Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sibolga adalah pelabuhan tipe B yang menjadi zona inti kawasan Minapolitan di pantai barat Sumatera. Keberhasilan pelayanan PPN Sibolga dilihat dari ketersediaan, pemanfaatan dan kondisi fasilitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kesesuaian fasilitas fungsional di PPN Sibolga Provinsi Sumatera Utara dengan fasilitas fungsional yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia Nomor 08 Tahun 2012 tentang Kepelabuhanan Perikanan. Analisis dilakukan menggunakan analisis komparatif, analisis fasilitas fungsional yang terdiri dari luas Tempat Pelelangan Ikan (TPI), instalasi air dan analisis tingkat pemanfaatan, serta analisis kondisi fasilitas fungsional PPN Sibolga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari kategori yang telah di tetapkan di Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 08 Tahun 2012, PPN Sibolga memiliki 7 dari 9 kategori yang ada yaitu 77,77 % dari kategori keseluruhan yang berarti PPN Sibolga sudah cukup baik dalam meningkatkan nilai guna pelabuhan perikanan tersebut. Tingkat pemanfaatan fasilitas yang sudah mencapai optimal adalah rumah genset dan mesin genset yaitu sebesar 100%, yang belum mencapai optimal adalah tempat pemasaran ikan sebanyak 27%, gedung kantor sebanyak 20,86%, instalasi air sebanyak 64,5%, pos penyuluhan sebanyak 18,4%, gedung bengkel dan gudang peralatan TPI yaitu sebesar 0%. Fasilitas yang yang dimanfaatkan adalah tempat perbaikan jaring, rambu suar, workshop, kolam limbah (IPAL), dan tempat pengolahan ikan dan tempat penjemuran ikan. Terdapat 12 fasilitas fungsional yang kondisinya masih baik, 2 diantaranya tidak digunakan dan 1 yang dialih fungsikan. Sedangkan fasilitas yang dalam kondisi rusak ringan berjumlah 3 fasilitas yang berarti sebanyak 20% mengalami kerusakan dari 15 fasilitas fungsional yang ada.Kata Kunci: PPN Sibolga, Fasilitas Fungsional, Tingkat Pemanfaatan, Kondisi
Analisis Kebutuhan Kolam Pelabuhan Untuk Aktivitas Kapal Perikanan Di Pangkalan Perikanan (Pp) Sawang Ba’u Aceh Selatan Wahyu Armanda; Rizwan Rizwan; Alvi Rahmah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Vol 4, No 2 (2019): April 2019
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT Pool port is one of the basic facilities that must exist in each fishing port. The size of the pool port will have an effect on the number of ships that will be docked and it will have an effect to the activity of the ship in the pool port. Pool portin Sawang Ba'u fishing port, have been unable to accommodate all the ships docked in the pool, that could be seen from the number of ships that the difficulty in turning the vessel and landing of catches and their needed preparation. In addition to extensive the pool port activity, the depth of the pool port will also have an effect t toe activity of the ship in the pool. The purpose of this research is to know the needs of the size of the pool port and knowing the depth of the pool port in the port that is needed for Sawang Ba'u fishing port activities. Data were colleced as directly spaciousness, to see the maximum number of vessels which docked, extensive pool port (m2), the depth of the pond harbour (m), data width, length and depth of the largest ships (m), the maximum in the tidal ponds harbour (m), and squat or high transport ships sped (m). Results of the study concluded that the present harbor pond no longer able to accommodate all the ships were docked. Spacious Pool port current port of 7,500 m2 with the number of ships as many as 54 units, require an pool area of 40.926,665 m2. The average depth of the pond is currently reaching 2,21 m, and was safe for ships to dock at the port in the pool.Keywords;  Needs breadth and depth of the pool. ABSTRAKKolam pelabuhan merupakan salah satu fasilitas dasar yang harus ada di setiap pelabuhan perikanan. Besar kecilnya kolam pelabuhan akan berpengaruh terhadap jumlah kapal yang akan berlabuh, serta akan berpengaruh terhadap kelancaran aktivitas kapal didalam kolam. Kolam PP Sawang Ba’u saat ini, sudah tidak mampu menampung semua kapal yang berlabuh didalam kolam pelabuhan yang ada. Hal ini terlihat banyaknya kapal yang kesulitan dalam memutar kapal dan pendaratan hasil tangkapan beserta persiapan kebutuhan melaut. Selain luas kolam yang mempengaruhi kelancaran aktivitas, kedalaman kolam juga akan berpengaruh terhadap aktivitas kapal didalam kolam. Tujuan penelian ini adalah untuk mengetahui besar kebutuhan kolam PP pelabuhan dan mengetahui kedalaman kolam pelabuhan yang dibutuhkan untuk kelancaran aktivitas di PP Sawang Ba’u. Pengambilan data dilakukan secara langsung kelapangan, untuk melihat jumlah kapal yang maksimum berlabuh, luas kolam pelabuhan (m2), kedalaman kolam pelabuhan (m), data lebar, panjang dan kedalaman kapal terbesar (m), pasang surut maksimum didalam kolam pelabuhan (m), dan squat atau tinggi angkutan kapal yang melaju (m). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kolam pelabuhan yang ada sekarang tidak mampu lagi menampung semua kapal yang berlabuh. Luas  kolam pelabuhan saat ini sebesar 7.500 m2 dengan jumlah kapal sebanyak 54 unit, membutuhkan luasan kolam sebesar 40.926,665 m2. Kedalaman kolam rata-rata saat ini mencapai 2,21 m, dan sudah aman bagi kapal-kapal untuk berlabuh di dalam kolam pelabuhan.  Kata  kunci: Kebutuhan luas dan kedalaman kolam. 
STUDI PEMANFATAAN FASILITAS PELABUHAN PERIKANAN DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) GAMPONG BLANG, CALANG, ACEH JAYA Mufadzal Mufadzal; Rizwan Rizwan; Ichsan Rusydi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Vol 3, No 4 (2018): November 2018
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK     Fasilitas pelabuhan memiliki peran penting dalam menunjang aktivitas pelabuhan perikanan. Fasilitas-fasilitas di pelabuhan perikanan ini juga sangat diperlukan guna menunjang berbagai aktivitas perikanan dalam kegiatan pemanfataan dan pengelolaan sumberdaya ikan, praproduksi, produksi, pengolahan serta kegiatan pemasaran ikan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi fasilitas di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Calang dan Mengkaji tingkat pemanfaatan fasilitas pelabuhan perikanan yang ada di PPI, Calang, Aceh Jaya. Penelitian dilaksanakan pada bulan November - Desember 2018. Metode yang digunakan adalah survey dan observasi langsung di lapangan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dan melakukan analisis terhadap tingkat pemanfaatan fasilitas yaitu fasilitas pokok, fungsional, dan penunjang, namun hanya 4 fasilitas yang akan dihitung tingkat pemanfaatannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan fasilitas yang terdapat di PPI Calang antara lain 100% kolam pelabuhan, 80% dermaga, kantor administrasi 0% dan TPI 0% serta perlu adanya peningkatan kapasitas fasilitas seperti dermaga yang seharusnya 96,53 m beserta kolam pelabuhan seharusnya 35.305,87 m2, karena kapasitas fasilitas sekarang masih tergolong kecil dan belum optimal memenuhi kebutuhan nelayan. Oleh karena itu, adanya kondisi fasilitas yang buruk dan tidak terpakai mempengaruhi akivitas perikanan yang ada sehingga perlu adanya peningkatan serta perbaikan fasilitas-fasilitas yang ada agar operasional pelabuhan perikanan Calang menjadi lebih optimal semakin baik lagi.Kata Kunci:  Fasilitas Pelabuhan Perikanan, PPI Calang, Tingkat Pemanfaatan ABSTRACT     Port facilities have an important role in supporting fishing port activities. Facilities at this fishing port are also very necessary to support various fisheries activities in the utilization and management of fish resources, preproduction, production, processing and marketing activities of fish. This study aims to determine the condition of the facilities at the Calang Fish Landing Base (PPI) and Assess the level of utilization of fishing port facilities in PPI, Calang, Aceh Jaya. The research was conducted in November - December 2018. The method used was survey and direct observation in the field. The data collection technique in this study used a purposive sampling technique and carried out an analysis of the level of utilization of facilities, namely basic, functional, and supporting facilities, but only 4 facilities will be calculated. The results showed that the level of utilization of facilities contained in Calang PPI included 100% port ponds, 80% piers, 0% administrative offices, and 0% TPI need to increase the capacity of facilities such as docks which should have 96,53 m along with port pools should 35.305,87 m2, because the capacity of the facility is still relatively small and has not been optimal in meeting the needs of fishermen. Therefore, the condition of poor facilities is not used to influence the existing fisheries activities so that there needs to be an increase and improvement of existing facilities so that the Calang fishing port operations become more optimal, the better.Keywords: Calang Fishing Port, Fishery Port Facilities, Utilization Rate, 
Identifikasi Ikan Hiu Yang Tertangkap di Perairan Barat Aceh dan Status Konservasinya Sutio Sutio; Maria Ulfah; Rizwan Rizwan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Vol 3, No 3 (2018): Agustus 2018
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (918.236 KB)

Abstract

ABSTRACT       Sharks are the top predators in the sea, and if the top predators disappear from a waters then the ecological balance in the waters will be disrupted. Ecologically, sharks play an important role in the food chain and as a balancer for ecosystem in the oceans. This study aims to determine the type of shark based on species located in the waters of West Aceh and the conservation status of shark species caught by the fishermen. The research was conducted in Rigaih fishing port (Aceh Jaya) and Ujong Baroh fishing port (West Aceh ) which is border by the Indian Ocean and has a high diversity in term of the biota. Sampling was conducted for 3 months, starting from February 2017 to April 2017. The method used was a survey with the identification of shark done by Rapid Assement (rapid estimation). Based on the results of the study found as many as 258 individuals consisting of 7 families, 9 genera and 11 species. From the shark data, there are several species included in the IUCN red list, is 1 species belonging to the EN (threatened) category of Sphyrna lewini species known as hammerhead sharks where the species are threatened and extinct, 2 species into VU ) species of Pelopicus or rat shark Alopias pelagicus or Squalus megalops or bottle sharks, where the category of this species is feared to have a high risk of extinction in the species, including the list of Appendix II CITES, then 4 species included in NT (almost threatened), and 3 other species in the category of Data Deficient.Keyword: Shark, Identification, CITES, IUCN Red List, West Aceh Sea ABSTRAK       Hiu merupakan top predator di suatu kawasan perairan, dan apabila hilangnya top predator dari suatu perairan maka keseimbangan ekologi dalam perairan akan terganggu.Secara ekologi, hiu memainkan peran yang penting dalam rantai makanan dan merupakan penyeimbang ekosistem di lautan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis hiu berdasarkan spesies yang berada di perairan Barat Aceh dan status konservasi spesies hiu yang tertangkap.Penelitian dilakukan di TPI Rigaih (Aceh Jaya) dan TPI Ujong Baroh (Aceh Barat) yang berbatasan dengan samudra hindia dimana memiliki tingkat keanekaragaman yang tinggi akan biota lautnya. Samplingdilakukan selama 3 bulan, dimulai dari bulan Februari 2017 hingga April 2017. Metode yang digunakan adalah survei dengan identifikasi hiu yang dilakukan secara Rapid Assement (pendugaan secara cepat). Berdasarkan hasil penelitian ditemukan sebanyak 258 individu yang terdiri dari 7 famili, 9 genus dan 11 spesies. Dari data hiu tersebut terdapat beberapa yang termasuk kedalam IUCN red list, yaitu 1 spesies masuk dalam kategori EN (terancam) yaitu spesies Sphyrna lewiniatau yang dikenal dengan hiu martildimana spesies tersebut keberadaannya terancam dan memiliki resiko kepunahan, 2 spesies masuk kedalam VU (rawan) yaitu spesies Alopias pelagicus atau hiu tikus dan Squalus megalopsatau hiu botol, dimana kategori spesies ini dikhawatirkan memiliki resiko yang tinggi terhadap kepunahan dialam, spesies ini termasuk kedalam daftarAppendiks II CITES, kemudian 4 spesies termasuk dalam NT (hampir terancam), dan 3 spesieslainnya dalam kategori Minim informasi (Data deficient).Kata kunci : Hiu, Identifikasi, CITES,  IUCN red list, Perairan Barat Aceh .
Identifikasi Spesies Hiu yang Tertangkap di Perairan Utara Aceh Fredi Lesmana; Maria Ulfah; Rizwan Rizwan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Vol 3, No 1 (2018): Februari 2018
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.778 KB)

Abstract

Sharks have been international problems since 2013 after the emergence of several species of shark in Appendix II CITES status. This is due to the high exploitation of shark fishing, both as a target catch and as a by-catch. This study entitled the identification of shark species caught in the North Aceh Waters, which aims to identify the species of the shark located in the North Aceh Waters and to determine the conservation status of the shark species. The study was conducted at Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo (PPS Lampulo) for three months, starting from February 2017 to April 2017. The method used in this research is survey method and shark identification done by Rapid Assessment (rapid estimation), refers to the methods undertaken by Fahmi and White (2006). From the results of the observation, sharks identified as many as 747 individuals consisting of 16 families, 20 genus and 32 species of shark. Of these, there are several species included in the IUCN red list, i.e. 1 species with EN category (threatened), 10 species in the VU category (vulnerable), and 13 species in the NT category (Near Threatened). In addition, 4 shark species are categorized into Appendix II CITES status.       Hiu telah menjadi permasalahan internasional sejak tahun 2013, setelah masuknya beberapa spesies hiu dalam status apendiks II CITES.Hal ini disebabkan oleh tingginya ekploitasi penangkapan hiu, baik sebagai tangkapan target maupun sebagai tangkapan sampingan.Penelitian ini berjudul identifikasi spesies hiu yang tertangkap di Perairan Utara Aceh, yang bertujuan untuk mengidentifikasi spesies hiu yang berada di Perairan Utara Aceh dan untuk mengetahui status konservasi spesies hiu tersebut.Penelitian dilakukan pada Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo (PPS Lampulo) selama tiga bulan, dimulai saat bulan Februari 2017 hingga April 2017.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dan identifikasi hiu dilakukan secara Rapid Assessment (pendugaan secara cepat), mengacu pada metode yang dilakukan oleh Fahmi dan White (2006). Dari hasil pengamatan, berhasil teridentifikasi sebanyak 747 individu terdiri dari 16 family, 20 genus dan 32 spesies hiu. Dari jumlah hiu tersebut terdapat beberapa spesies yang masuk dalam IUCN red list yaitu, 1 spesies dengan kategori EN (terancam), 10 spesies dengan kategori VU (rawan), dan 13 spesies dengan kategori NT (hampir terancam). Selain itu 4 spesies hiu masuk kedalam status Appendix II CITES.
Analisis Lama Waktu Pembongkaran Ikan Pada Kapal Purse Seine di Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo Nazarul Akmal; Rizwan Rizwan; Edy Miswar
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Vol 2, No 4 (2017): November 2017
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.826 KB)

Abstract

The queue is a line of waiting customers who require the service of existing systems. The use of time loading and unloading the catch as efficiently as possible to reduce queues and a decrease in the quality of the catch. This research was conducted aiming to find out the system queues that are used, to calculate the length of time a fish against the demolition of the docking ship time efficiency of purse seine and examines the factors which affected it in Lampulo Ocean fishing port for this type of vessel purse seine. The analysis is done using the raw queue formula of double line system one stage and analysis of the level of efficiency of time loading and unloading vessels purse seine. The results showed that the model queue that occurs in Lampulo PPS is (M/M/5): (FCFS/I/I). Value and the waiting time in the queue is 0 hours and number of ships waiting in line does not exist, whereas the waiting time in the system is 1.3, the number of ships that were in the system 1 the ship and the level of efficiency of the loading time of approximately 85.34%-92.14% with loading and unloading efficiency on average 88.08%. There are five free variables that affect the efficiency of loading and unloading time with a value of r = 0.968 and R2 = 96.8%. Thus the difference free variable gives a contribution to the difference of time efficiency of 96.8%.       Antrian merupakan suatu garis tunggu dari pelanggan yang memerlukan pelayanan dari sistem yang ada. Penggunaan waktu bongkar muat hasil tangkapan seefisien mungkin untuk mengurangi antrian dan penurunan mutu hasil tangkapan. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui sistem antrian yang digunakan, menghitung lamanya waktu pembongkaran ikan terhadap efisiensi waktu tambat kapal purse seinedan mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhinya di Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo untuk jenis kapal purse seine. Analisis dilakukan menggunakan rumus baku antrian dari sistem jalur ganda satu tahapan dan analisis tingkat efisiensi waktu bongkar muat kapal purse seine. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model antrian yang terjadi di PPS Lampuloadalah (M/M/5) : (FCFS/I/I). Nilai dan waktu tunggu dalam antrian adalah 0 jam dan jumlah kapal yang mengantri tidak ada, sedangkan waktu tunggu dalam sistem adalah 1,3 jam, jumlah kapal yang berada dalam sistem 1 kapal dan tingkat efisiensi waktu bongkar sekitar 85,34% - 92,14% dengan efisiensi bongkar muat rata-rata 88,08%. Ada lima variabel bebas yang mempengaruhi efisiensi waktu bongkar muat dengan nilai r = 0,968 dan R2= 96,8%. Dengan demikian perbedaan variabel bebas memberikan konstribusi terhadap perbedaan efisiensi waktu sebesar 96,8%.
Analisis Aspek Aktivitas di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Sawang Ba’u Kabupaten Aceh Selatan Kurniawan Fazri; Rizwan Rizwan; Zulkarnain Jalil
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Vol 3, No 3 (2018): Agustus 2018
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.694 KB)

Abstract

ABSTRACT       Sawang Ba’ufishing landing base (PPI) is one of fishery ports type D in South Aceh district with the biggest catchment growth from 2012 to 2016. This study aims to determine the management of landing activities, marketing, development of units catching from 2012 to 2016, the development of volume and production value from 2012 to 2016 , as well as the relative indeks value of marketing quality. The method toward landing activity and marketing of catch and for data analysis using descriptive data analysis. From the result of study that has been done the landing activity of PPI Sawang Ba’ushows the occurrence of obstacles during the landing process that is the lack of dock capacity, harbor pool and the depth of harbor ponds that experience siltation in some parts, so that only ship sized above 30 GT landing on the dock while ship under 30 GT can perform the landing activities in middle of the harbor pool with the help of a boat. The types of fish are landed in PPI Sawang Ba’umore dominant pelagic fish such asindian sad (Decapterus russellii), indian mackerel (Rastrelliger kanagurta), mackarel tuna (Euthynnus affinis), dholpin (Coryphaena hippurus), skipjack tuna (Katsuwonus pelamis), yellow fin tuna (Thunnus albacares), sardine (Sardine hasirm), sardinella (Sardinella longiceps). While the marketing activity is fairly smooth only the marketing procees is done not through the auction system in the places of fish sales so the fisherman’s income is not maximal. The relativeindex value of marketing quality in PPI Sawang Ba’u shows value equal to one which mean that the quality of marketing is some with the quality of marketing at the district level which means that the catch in PPI Sawang Ba’u is not homogeneus.Keywords:catch, Marketing, landing, PPI Sawang Ba'u.ABSTRAK       Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Sawang Ba’u merupakan salah satu pelabuhan perikanan tipe D yang ada di kabupaten aceh selatan dengan perkembangan jumlah tangkapan terbesar dari tahun 2012 – 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan aktivitas pendaratan, pemasaran, perkembangan unit penangkapan dari tahun 2012 – 2016, perkembangan volume dan nilai produksi dari tahun 2012 – 2016 serta nilai indeks relatif kualitas pemasaran. Metode yang di gunakan dalam penelitian adalah metode kasus terhadap aktivitas pendaratan dan pemasaran hasil tangkapan dan untuk analisis data menggunakan analisis data deskriptif. Dari hasil penelitian yang telah di lakukan Aktivitas pendaratan PPI Sawang Ba’u menunjukan terjadinya hambatan pada saat proses pendaratan yaitu kurangnya kapasitas dermaga, kolam pelabuhan serta kedalaman kolam pelabuhan yang mengalami pendangkalan di beberapa bagian. sehingga hanya kapal berukuran diatas 30 GT yang melakukan pendaratan di dermaga sementara kapal di bawah 30 GT dapat melakukan aktivitas pendaratan di tengah kolam pelabuhan dengan bantuan boat. Jenis ikan yang di daratkan di PPI Sawang Ba’u lebih dominan ikan pelagis seperti ikan layang (Decapterus russellii), ikan kembung (rastrelliger kanagurta), ikan tongkol (Euthynnus affinis), ikan lemadang (Coryphaena hippurus), ikan cakalang (katsuwonus pelamis), ikan tuna (Thunnus albacares), ikan sardin (Sardine hasirm)  dan ikan lemuru (Sardinella longiceps). Sementara pada aktivitas pemasaran terbilang lancar hanya saja proses pemasaran yang dilakukan tidak melalui sistem lelang di TPI sehingga pendapatan nelayan tidak maksimal. Nilai indeks relatif kualitas pemasaran di PPI Sawang Ba’u menunjukan nilai sama dengan 1 yang artinya kualitas pemasaran tersebut sama dengan kualitas pemasaran tingkat kabupaten yang artinya hasil tangkapan di PPI Sawang Ba’u tidak bersifat homogen.Kata kunci: Hasil tangkapan, Pemasaran, pendaratan, PPI Sawang Ba’u.
TINGKAT EFISIENSI TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA LAMPULO BANDA ACEH Abdul Aziz; Rizwan Rizwan; Ratna M. Aprilia
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah Vol 4, No 1 (2019): Februari 2019
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT       Fishery port is a port that is used to catch fisheries activities which are equipped with various facilities, such as basic facilities, functional facilities, and supporting facilities. One of the various functional facilities is the Fish Auction Place (FAP). A fish auction place is one of the facilities that must be in the fishing port. The using of FAP during the fish auction is one way to increase the efficiency. So far, Lampulo FAP has been activated, but not all catches are in the FAP building during the auction. This is based on field observations that there are still many traders who sell fish outside the FAP building. This study aims to determine the extent and capacity of FAP and the level of efficiency of Lampulo FAP. This research was conducted from July to August 2017 located in Lampulo FAP SFP, Banda Aceh. The research method is using survey method. Data retrieval was carried out directly in the research place, to see the extent and capacity of the FAP, as well as the level of efficiency of the Lampulo FAP. The results of the study concluded that Lampulo FAP SFP had a capacity of 8.22 m2/ton with an area of 960 m2 while the FAP area used was 935 m2 with a capacity of 8.01 m2/ton, the results of the calculation of the utilization of FAP obtained 97%, it could be said Lampulo FAP SFP is already efficient.Keywords : Efficiency, Fish Auction Place, Lampulo Samudera Fishing Port ABSTRAK       Pelabuhan perikanan adalah pelabuhan yang dipergunakan untuk aktivitas perikanan tangkap yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti fasilitas dasar, fungsional serta fasilitas penunjang. Salah satu dari berbagai fasilitas fungsional adalah Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Tempat pelelangan ikan merupakan salah satu fasilitas yang harus ada di pelabuhan perikanan. Penggunaan TPI saat pelelangan ikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi. Selama ini TPI lampulo sudah di fungsikan namun saat pelelangan tidak semua hasil tangkapan berada di gedung TPI. Hal ini berdasarkan pengamatan dilapangan bahwa masih banyak pedagang yang menjual ikan di luar gedung TPI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui luas dan kapasitas TPI dan tingkat efisiensi TPI Lampulo. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai Agustus 2017 yang berlokasi di TPI PPS Lampulo, Banda Aceh. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Pengambilan data dilakukan secara langsung kelapangan, untuk melihat luas dan kapasitas TPI, serta tingkat efisiensi dari TPI Lampulo. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa TPI PPS Lampulo memiliki kapasitas 8,22 m2/ton dengan luas 960 m2 sedangkan luas TPI yang terpakai 935 m2 dengan kapasitas 8,01 m2/ton, hasil perhitungan pemanfaatan TPI yang di peroleh 97 %, maka dapat dikatakan TPI PPS Lampulo sudah efisien.Kata kunci : Efisiensi, Tempat Pelelangan ikan, Pelabuhan Perikanan Samudera   Lampulo