Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

penyadapan yang sesuai pada tanaman karet klon slow starter dilihat dari fisiologi dan produksi leteks Yogi Lubis; Indra Gunawan; Yayuk Purwaningrum
AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian Vol 8, No 2 (2020): Agriland: Jurnal Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Islam sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/agr.v8i2.3084

Abstract

Karet merupakan tanaman perkebunan dengan nilai ekonomis yang tinggi, umurnya dapat mencapai 20 sampai 30 tahun. Klon-klon quick starter adalah klon dengan metabolisme tinggi. Sedangkan klon slow starter adalah klon dengan metabolisme rendah sampai sedang. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh panjang dan arah sadap atas terhadap fisiologi dan produksi tanaman Karet (Hevea brasiliensis) klon RRIM 921. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial dengan tiga ulangan dan Frekuensi arah sadap atas dan panjang galur sadap sebagai perlakuan. Frekuensi sadap sebagai perlakuan. Frekuensi pemberian penyadapan (S) terdiri dari 3 taraf, yaitu: S1 = S/2 U d3 yaitu sadapan setengah spiral kearah atas yang dilakukan 3 harisatu kali. S2 = S/4 U d3 yaitusadapan seperempat spiral kearah atas yang dilakukan 3 hari satu kali. S3 = S/8 U d3 yaitu sadapan seperdelapan spiral kearah atas yang dilakukan 3 hari satu kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan panjang dan arah sadap atas pada perlakuan S1 berpengaruh nyata terhadap semua parameter pengamatan.
Pemberian BAP dan NAA pada media MS terhadap pertumbuhan planlet anggrek (Dendrobium bifalce) secara in vitro Arif Anwar; Muhammad Rizwan; Indra Gunawan
AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian Vol 9, No 3 (2021): Agriland: Jurnal Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Islam sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/agr.v9i3.4971

Abstract

Anggrek berupa tanaman hias yang memiliki daya tarik, nilai estetik dan nilai ekonomis yang tinggi. Anggrek juga memiliki waktu mekar yang relatif lama dan apabila sudah mekar maka bunga anggrek mengeluarkan aroma yang harum. Anggrek D. bifalce mulai dieksploitasi dari alam karena memiliki nilai ekonomis sehingga perlu dibudidayakan. Salah satu metode budidaya yang umumnya digunakan dalam perbanyakan anggrek adalah kultur jaringan atau in vitro. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian BAP dan NAA pada media MS terhadap pertumbuhan planlet anggrek (Dendrobium bifalce) secara in vitro. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium UPT Kultur Jaringan Dinas Pertanian Medan, Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial tiga ulangan dengan dosis BAP dan NAA sebagai perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian BAP dan NAA pada media kultur perbanyakan anggrek D. bifalce secara in vitro mampu meningkatkan pertumbuhan planlet anggrek. Konsentrasi BAP terbaik untuk meningkatkan pertumbuhan planlet anggrek adalah 2 mL, dan konsentrasi NAA terbaik adalah 0.2 mL
karakteristik fisiologi dan produksi tanaman karet klon GT1 dengan perlakuan stimulan gas M Rizki Satria Utomo; Yayuk Purwaningrum; Indra Gunawan
AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian Vol 8, No 2 (2020): Agriland: Jurnal Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Islam sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/agr.v8i2.3087

Abstract

Karakter fisiologi lateks merupakan gambaran dari kemampuan tanaman karet dalam mensintesis asimilat menjadi bahan pembentuk lateks, diantara karaker fisiologi lateks yang penting adalah, sukrosa, fosfat anorganik, dan thiol. Penelitian ini di lakasanakan di Provinsi Sumatera Utara, Kabupaten Langkat, Kecamatan Besitang, Desa Halaban, Dusun sidorejo. Dengan ketinggian tempat 500-700 Mdpl dengan topografi berbukit. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2019. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Non Faktorial dengan 3 ulangan yang terdiri dari 2 taraf, yaitu E1 (ET/15d): stimulan cair (etefon) diberikan 15 hari sekali dan E2 (ETG/27d): stimulan gas diberikan 27 hari sekali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi lateks yang lebih tinggi di hasilkan oleh perlakuan E2 (ETG/27d): stimulan gas diberikan 27 hari sekali. Begitu pula pada karakter fisiologi lateks, penggunaan perlakuan E2 (ETG/27d): stimulan gas diberikan 27 hari sekali juga lebih baik.
Respon Pertumbuhan dan Hasil Kacang Hijau (Vigna radiata L) dengan Pemberian Mol Keong Mas dan Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit Pada Tanah Ultisol Mayawi Mayawi; Chairani Siregar; Indra Gunawan
AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian Vol 10, No 1 (2022): Agriland: Jurnal Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Islam sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/agr.v10i1.5549

Abstract

Kacang hijau termasuk tanaman pangan yang sudah lama dibudidayakan di Indonesia, baik di lahan tegalan, lahan sawah tadah hujan, dan lahan sawah pada musim tanam yang sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil kacang hijau melalui pemberian mol keong mas dan kompos tandan kosong kelapa sawit pada tanah ultisol. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian UISU, Gedung Johor, Medan, Sumatera Utara. Penelitian ini mengunakan Rancangan Acak Kelompok faktorial dengan tiga ulangan dan dua faktor perlakuan yaitu MOL Keong Mas dan kompos TKKS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kompos TKKS dengan dosis 15 t/ha dan MOL Keong Mas dengan konsentrasi 225 mL/L/polibeg mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil kacang hijau
Differences in Rubber Plant Production in Swamp and Land in North Sumatra Rahmi Dwi Handayani Rambe; Mahyuddin Dalimunthe; Syamsafitri Syamsafitri; Indra Gunawan; Mhd. Nuh; Nurhayati Nurhayati
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 9 No 3 (2023): March
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v9i3.3348

Abstract

This study aims to analyze the differences in the production of rubber planting in swamp land and land in North Sumatra. Rubber plants are one of the mainstay commodities in North Sumatra Province along with oil palm plantations. It's just that lately many rubber farmers are converting rubber land to oil palm land. This causes the production and price of rubber commodities to fluctuate. One way to prevent this is to plant rubber in swampy soil. This research uses descriptive qualitative research. Collecting data by observation, interviews, document analysis, literature study, especially using previous research data. The results of this study indicate that there has been a decline in rubber production during the last ten years due to the conversion of rubber land to oil palm land whose main consideration is economic motives, both the increasing price of palm oil and decreasing rubber prices. It's just that, at the same time, rubber plantations have started in swamps that were previously untouched. However, the results are not quite satisfactory compared to rubber plants in dry land. Further research is needed on the factors that influence it and solutions to these problems
Conversion of Rubber Land Into Palm Oil and Its Effect on Production in North Sumatra Syamsafitri Syamsafitri; Indra Gunawan; Rahmi Dwi Handayani Rambe; Mahyuddin Dalimunthe; Nurhayati Nurhayati
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 9 No 3 (2023): March
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v9i3.3349

Abstract

This study aims to analyze the conversion of rubber land to oil palm and its effect on production in North Sumatra. Today many rubber farmers are turning their land into oil palm plantations. So that the famous commodity from North Sumatra, namely, palm oil, is no longer rubber. Whereas previously the rubber plant (Hevea brasiliensis) as a plantation plant that was integrated with the culture of the people of North Sumatra Province had environmentally friendly properties. This study uses descriptive qualitative research methods. Data were collected by observation, interviews, literature study, and document analysis. The results show that smallholder rubber plantations have been the mainstay of the economy of North Sumatra Province since a century ago. Although there has been a change from Rubber Land to Palm Oil Land, currently North Sumatra accounts for 33% of the total national natural rubber production. North Sumatra is the second largest natural rubber producer after South Sumatra.