Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Pengaruh Jenis Ragi Dan Lama Perendaman Terhadap Mutu Biji Kakao Rahmi Dwi Handayani Rambe; Mindalisma Mindalisma
AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian Vol 9, No 1 (2021): Agriland: Jurnal Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Islam sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/agr.v9i1.4507

Abstract

Proses pengolahan biji kakao sangat menentukan mutu akhir dari biji kakao tersebut. Proses pengolahan biji kakao akan menentukan cita rasa khas dari kakao dan mengurangi atau menghilangkan cita rasa yang tidak baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis ragi dan lama perendaman terhadap mutu biji kakao. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap faktorial, yang terdiri dari dua faktor dengan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biji kakao yang banyak disukai oleh panelis dari segi rasa dan aroma adalah biji kakao yang diberi perlakuan jenis ragi roti, namun kadar rendemen, kadar air dan kadar lemak biji kako tertinggi diperoleh pada perlakuan kontrol. Lama perendaman terbaik untuk mutu biji kakao dengan pH, kadar lemak dan rasa yang disukai panelis diperoleh pada perlakuan lama perendaman 1 jam, sedangkan untuk aroma biji kakao yang disukai panelis adalah lama perendaman 4 jam.
Pengaruh pemberian limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) dan mulsa sekam padi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabai rawit (Capsicum frustescens L.) Rahmi Dwi Handayani Rambe
AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian Vol 9, No 3 (2021): Agriland: Jurnal Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Islam sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/agr.v9i3.5037

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) dan mulsa sekam padi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabai rawit (Capsicum frustescens L.). Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial, terdiri dari 3 ulangan dengan 2 faktor yaitu konsentrasi Limbah Pabrik Kelapa Sawit dan sekam padi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efek yang paling baik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman cabai yaitu kombinasi LCPKS 300 mL dan sekam padi, yang dimana mampu meningkatkan pertumbuhan vegetatif dibandingkan kontro dan mampu mempertahankan produksi tanaman dengan memberikan asupan unsur hara yang tinggi untuk hasil produksi yang maksimal.
Pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah (Allium cepa L.) terhadap cekaman kekeringan dan dosis pupuk kendang sapi Rahmi Dwi Handayani Rambe; Muhammad Hafizh; Yenni Asbur
AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian Vol 9, No 1 (2021): Agriland: Jurnal Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Islam sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/agr.v9i1.3860

Abstract

Perubahan iklim akibat pemansan global sekarang ini menjadi kendala dalam kegiatan pertanian termasuk usaha budidaya bawang merah. Upaya untuk meningkatkan produksi bawang merah pada musim kering dapat dilakukan melalui pengelolaan tanaman yang sesuai. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah terhadap cekaman kekeringan dan dosis pupuk kendang sapi. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial tiga ulangan dengan dua faktor perlakuan, yaitu dosis pupuk kendang sapi dan interval penyiraman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kendang sapi dengan dosis 12.5 g/polibeg dan 18.75 g/polibeg mampu meningkatkan pertumbuhan dan produksi bawang merah dibandingkan dengan pemberian pupuk kendang sapi sebesar 6.25 g/polibeg dan tanpa pupuk kendang sapi. Interval penyiraman terbaik untuk pertumbuhan dan produksi bawang merah yang baik adalah interval penyiraman 1 hari 2 kali. Interaksi perlakuan antara dosis pupuk kendang sapi dan interval penyiraman belum mampu mempengaruhi secara nyata pertumbuhan dan produksi bawang merah.
POTENSI BEBERAPA GULMA SEBAGAI TANAMAN PENUTUP TANAH DI AREA TANAMAN KELAPA SAWIT MENGHASILKAN Yenni Asbur; Rahmi Dwi Handayani Rambe; Yayuk Purwaningrum; Dedi Kusbiantoro
Jurnal Penelitian Kelapa Sawit Vol 26 No 3 (2018): Jurnal Penelitian Kelapa Sawit
Publisher : Pusat Penelitian Kelapa Sawit

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2421.387 KB) | DOI: 10.22302/iopri.jur.jpks.v26i3.69

Abstract

Pengelolaan tanaman penutup tanah merupakan salah satu merupakan salah satu teknik konservasi tanah dan air di perkebunan kelapa sawit. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari potensi beberapa gulma sebagai tanaman penutup tanah di perkebunan kelapa sawit menghasilkan. Penelitian dilaksanakan di perkebunan kelapa sawit rakyat umur 20 tahun di Desa Namorambe Kecamatan Namorambe, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara dari Maret sampai Juni 2017. Penelitian disusun menggunakan rancangan acak kelompok satu faktor. Empat spesies gulma (N. biserrata, A. gangetica, P. conjugatum, dan A. conyzoides) dijadikan sebagai perlakuan, setiap perlakuan diulang tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa N. biserrata, A. gangetica, P. conjugatum, dan A. conyzoides berpotensi digunakan sebagai tanaman penutup tanah di area kelapa sawit menghasilkan. Keempat spesies tersebut mudah diperbanyak, cepat menutup lahan (8-12 minggu setelah tanam), memproduksi daun dan cabang cukup banyak, dan cukup mengandung unsur hara di dalam jaringan tanamannya. Kandungan N, P, K, dan C organik tertinggi berturut-turut terdapat pada N. biserrata (4,02% N), P. conjugatum (0,31% P), A. gangetica (2,41% K), dan A. conyzoides (37,23% C-organik).
Pengaruh Pemberian Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) dan Waktu Pemangkasan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogea) Rahmi Dwi Handayani Rambe
AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian Vol 10, No 2 (2022): AGRILAND: JURNAL ILMU PERTANIAN
Publisher : Universitas Islam sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/agr.v10i2.5793

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian limbah cair pabrik kelapa sawit (LCPKS) dan waktu pemangkasan terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah (Arachis hypogea). Penelitian ini dilaksanakan di di UPT. Benih Induk Palawija, Tj. Anom, Kecamatan Pancur Batu, Kabutapen Deli Serdang, Sumatera Utara yang terletak pada ketinggian lebih kurang ±25 mdpl. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor yang diteliti yaitu : faktor pemberian limbah cair pabrik kelapa sawit dan faktor waktu pemangkasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan limbah cair pabrik kelapa sawit berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah cabang primer dan bobot 100 biji, berpengaruh nyata terhadap jumlah polong per tanaman sampel dan jumlah polong berisi per tanaman sampel dan tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Perlakuan waktu pemangkasan berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah cabang primer, berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah polong per tanaman sampel dan jumlah polong berisi pertanaman sampel dan tidak berpengaruh nyata terhadap bobot 100 biji. Interaksi antara limbah cair pabrik kelapa sawit dan waktu pemangkasan berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah cabang primer dan tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah polong per tanaman sampel, jumlah polong berisi per tanaman sampel dan bobot 100 biji
Differences in Rubber Plant Production in Swamp and Land in North Sumatra Rahmi Dwi Handayani Rambe; Mahyuddin Dalimunthe; Syamsafitri Syamsafitri; Indra Gunawan; Mhd. Nuh; Nurhayati Nurhayati
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 9 No 3 (2023): March
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v9i3.3348

Abstract

This study aims to analyze the differences in the production of rubber planting in swamp land and land in North Sumatra. Rubber plants are one of the mainstay commodities in North Sumatra Province along with oil palm plantations. It's just that lately many rubber farmers are converting rubber land to oil palm land. This causes the production and price of rubber commodities to fluctuate. One way to prevent this is to plant rubber in swampy soil. This research uses descriptive qualitative research. Collecting data by observation, interviews, document analysis, literature study, especially using previous research data. The results of this study indicate that there has been a decline in rubber production during the last ten years due to the conversion of rubber land to oil palm land whose main consideration is economic motives, both the increasing price of palm oil and decreasing rubber prices. It's just that, at the same time, rubber plantations have started in swamps that were previously untouched. However, the results are not quite satisfactory compared to rubber plants in dry land. Further research is needed on the factors that influence it and solutions to these problems
Conversion of Rubber Land Into Palm Oil and Its Effect on Production in North Sumatra Syamsafitri Syamsafitri; Indra Gunawan; Rahmi Dwi Handayani Rambe; Mahyuddin Dalimunthe; Nurhayati Nurhayati
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 9 No 3 (2023): March
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v9i3.3349

Abstract

This study aims to analyze the conversion of rubber land to oil palm and its effect on production in North Sumatra. Today many rubber farmers are turning their land into oil palm plantations. So that the famous commodity from North Sumatra, namely, palm oil, is no longer rubber. Whereas previously the rubber plant (Hevea brasiliensis) as a plantation plant that was integrated with the culture of the people of North Sumatra Province had environmentally friendly properties. This study uses descriptive qualitative research methods. Data were collected by observation, interviews, literature study, and document analysis. The results show that smallholder rubber plantations have been the mainstay of the economy of North Sumatra Province since a century ago. Although there has been a change from Rubber Land to Palm Oil Land, currently North Sumatra accounts for 33% of the total national natural rubber production. North Sumatra is the second largest natural rubber producer after South Sumatra.
Pengaruh Bokashi Jerami Padi dan MVA (Mikoriza vesikular Arbuskular) Terhadap Tanaman Cabai Merah (Capsicum annum L) serta Perbaikan Ketersediaan P Tanah Andisol di Polibag Rahmat Yusril Mahendra; Chairani Siregar; Rahmi Dwi Handayani Rambe; Mindalisma Mindalisma
AGRILAND Jurnal Ilmu Pertanian Vol 11, No 1 (2023): Agriland: Jurnal Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Islam sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/agr.v11i1.7495

Abstract

Tanah Andisol salah satu tanah dataran tinggi. Namun pada tanah ini sangat rendah tingkat ketersediaan P tanah nya. Upaya untuk memperbaiki defisiensi P pada tanah Andisol, dapat dilakukan dengan pemupukan secara organik yaitu dengan pemanfaatan bokashi jerami padi dan cendawan Mikoriza Vesikula Arbuskula (MVA). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon pertumbuhan dan produksi tanaman cabai merah dengan pemberian bokashi jerami padi dan Mikoriza Vesikula Arbuskula pada tanah Andisol serta ketersediaan P tanah. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian UISU, Jl. Karya Wisata, Gedung Johor, Medan, Sumatera Utara dengan ketinggian Tempat ±25 m dpl, dengan topografi datar dari Desember 2021 sampai April 2022. Penelitian menggunakan model Rancangan Acak Kelompok Faktorial yang diulang tiga kali dengan dosis bokashi jerami padi dan Mikoriza Vesikula Arbuskula sebagai faktor perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian bokashi jerami padi dan Mikoriza Vesikula Arbuskula mampu meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman cabai merah terbaik dibandingkan perlakuan lainnya. Interaksi perlakuan terbaik yang menghasilkan pertumbuhan dan produksi tanaman cabai merah tertinggi adalah Interaksi perlakuan J2M3 (100 g bokashi/polibag dan 60 g mikoriza/polibag).
KAJIAN PENGGUNAAN PUPUK SUBSIDI DAN NON SUBSIDI DI DESA KEPALA SUNGAI, KECAMATAN SECANGGANG, KABUPATEN LANGKAT Rahmi Dwi Handayani Rambe; Rahmad Setia Budi
Jurnal Pengabdian Mitra Masyarakat Vol 2, No 1 (2022): Edisi September
Publisher : Universitas Islam Sumatear Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/jurpammas.v2i1.6014

Abstract

Fertilizer is one of the important inputs in increasing the productivity of food crops, so that its existence and utilization has a strategic position. One of the policies in the procurement of fertilizers is fertilizer subsidies. Fertilizer subsidies have long been implemented with various policies that follow it, such as policies on fertilizer procurement, distribution of fertilizers and supervision of subsidized fertilizers. The problem faced is that local people do not know which are subsidized and non-subsidized fertilizers. So that with this extension, the Kepala Sungai community can find out the type and method of obtaining the fertilizer. This PKM activity has added insight from the local community in knowing which fertilizers are subsidized and non-subsidized, although there are some things that still need to be improved for the progress of agriculture in the future. In Indonesia, the distribution of fertilizer subsidies is currently still constrained. These deviations include incomplete RDKK data collection, distribution of subsidized fertilizers to unauthorized parties, lack of distribution volume that causes a shortage of fertilizers, procurement and distribution of subsidized fertilizers by the fertilizer industry, obstacles in calculating fertilizer subsidies, and supervision of subsidized fertilizer distribution. Most of the deviations in the implementation of subsidized fertilizer program policies occur at the retailer, distributor and producer level as well as the weak mechanism for monitoring the implementation of subsidized fertilizers. Aspects of transparency and information disclosure in the implementation chain of the subsidized fertilizer policy program are also still weak. The strategy for distributing or distributing subsidized fertilizers in Indonesia can be implemented through several distribution alternatives.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM BIDANG KESEHATAN PENDIDIKAN DAN PERTANIAN DI DESA KEPALA SUNGAI KECAMATAN SECANGGANG KABUPATEN LANGKAT Nudia Yultisa; Rahmi Dwi Handayani Rambe; Syamsafitri Syamsafitri; Tubagus Hutriadi
Jurnal Pengabdian Mitra Masyarakat Vol 2, No 2 (2023): Edisi Maret
Publisher : Universitas Islam Sumatear Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/jurpammas.v2i2.6764

Abstract

The village of the head of the river is one of the villages in the Secanggang District, Langkat Regency. Dominant residents work as farmers and self-employed. The main activities of the Thematic Community Service Program carried out by students are cleaning drainage, teaching elementary school children in class, teaching children the Koran and tutoring at home, counseling on organic fertilizer and others that are effective for a month. Based on an initial survey to several hamlets that the main problems are the dirty living environment of the community, clogged drainage channels, puddles of water, there are still school children who cannot read and count along with the moral and ethical decadence of school children and the low knowledge of residents/farmers about fertilizers. organic. The implementation of the activities is carried out by data collection methods and implementation methods where the student activities above are accompanied by DPL lecturers to help the community. The results of the Thematic KKN activities for one full month consisting of cleaning drainage channels, holding class lessons and recitations at home and holding counseling on subsidized and non-subsidized organic fertilizers have been well implemented. There are no obstacles and challenges in the activity because it is carried out in mutual cooperation, namely jointly between students and the community. Hopefully, the Thematic Community Service Program can benefit the community and also for students as an experience of living in a community, able to develop and apply academic knowledge according to their respective fields.