Kondisi tersebut, maka perlu dilakukan kajian terkait keandalan gedung tersebut dengan cara dilakukan audit forensik, sehingga dapat memberikan informasi bahwa gedung tersebut masih memenuhi aspek keamanan, kenyamanan, kemudahan dan kesehatan. Untuk menggali data yang lebih komprehensif diperlukan kajian terkait audit forensik pada gedung tersebut yang nantinya akan dijadikan dasar dalam penilaian keandalan bangunan khususnya struktural dari gedung tersebut.Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan perilaku kerusakan struktur gedung Bappeda Kabupaten Kutai Kartanegara berdasarkan data hasil analisa forensik dan mendapatkan rekomendasi metode perbaikan yang sesuai pada kerusakan struktur gedung Bappeda Kabupaten Kutai Kartanegara berdasarkan data hasil analisa forensik. Penelitian ini dilakukan melalui prosedur audit forensik struktur dengan beberapa tahapan. Pertama, dilakukan pengamatan visual terhadap elemen struktural, terutama yang menahan beban, untuk mengidentifikasi kerusakan seperti retak, keropos, lubang, atau pengelupasan. Hasil pengamatan digunakan untuk menggambarkan pola retak (crack pattern) pada elemen balok. Selanjutnya, gambar perencanaan digunakan sebagai pembanding karena dokumen as-built drawing tidak tersedia. Data geometri struktur diperoleh dari pengukuran langsung di lapangan menggunakan alat ukur total station untuk mengamati lendutan, dimensi elemen, dan deformasi struktural. hasil analisa dalam pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :Kondisi existing Gedung Bappeda Kabupaten Kutai Kartanegara tersebut secara visual sudah terdapat retakan pada dinding dan terjadi penurunan fondasi, hal ini mengakibatkan terjadi keretakan pada struktur dan lantai keramik. Oleh karena itu, perlu diadakan perbaikan, terutama pada area yang terjadi penurunan dan keretakan. Dari kajian aspek struktur dengan metode audit forensik, kondisi Gedung Bappeda Kabupaten Kutai Kartanegara secara keseluruhan mempunyai kondisi struktur yang tidak andal. Hal tersebut terlihat dari hasil pengujian dengan menggunakan UPVT, hammer test, rebar scaner serta pengamatan visual lapangan. Secara umum, kondisi ini dikarenakan terjadi penurunan pada pondasi sehingga struktur bangunan mengalami keretakan pada beberapa titik, sehingga perlu perbaikan dan perkuatan struktur tersebut.