Nenny Anggraini
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Kristen Indonesia Jl. Mayjen Sutoyo No. 2, Cawang, Jakarta Timur.

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

ANALISIS PERENCANAAN TENAGA KERJA AKADEMIK DENGAN PENDEKATAN RANTAI MARKOV: STUDI KASUS PADA UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA Martha Dora Julitte; Nenny Anggraini; Suzanna Josephine Tobing
Buletin Ekonomi Vol. 19 No. 1 (2015): Vol 19 No 1 (2015): Buletin Ekonomi ISSN: 1410-3842
Publisher : Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/buletin ekonomi.v19i1.304

Abstract

Perencanaan tenaga kerja merupakan aspek utama manajemen dalam melakukan aktivitas perusahaannya. Perencanaan tenaga kerja yang tidak tepat akan mempengaruhi biaya yang dikeluarkan dan produktivitas kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perencanaan tenaga akademik di UKI yang selama ini dilakukan sudah tepat atau jumlah dan komposisi tenaga akademik yang tepat, karena perencanaan tenaga akademik yang tidak tepat akan mempengaruhi biaya yang dikeluarkan dan produktivitas kerja. Data yang digunakan bersumber dari data primer Universitas Kristen Indonesia (UKI) dari periode tiga tahun terakhir yaitu dari tahun 2010 sampai dengan 2012. Metodologi penelitian yang digunakan oleh penulis adalah dengan teknik analisis kuantitatif dengan menggunakan pendekatan Rantai markov yang dianalisis dengan proses pertama yaitu penentuan state, menghitung nilai probabilitas antar state, pembentukan matriks probabilitas transisi, peramalan kebutuhan tenaga akademik di UKI untuk tiga tahun ke depan, dan menentukan jumlah komposisi tenaga akademik di UKI. Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa jumlah state tenaga akademik di UKI terdiri dari enam state yaitu state satu golongan IVD–IVE dengan kepangkatan guru besar, state dua golongan IVA–IVC dengan kepangkatan lektor kepala, state tiga golongan IIIC–IIID dengan kepangkatan lektor, state empat golongan IIIA–IIIB dengan kepangkatan asisten ahli, state lima pengurangan tenaga akademik, dan state enam penambahan tenaga akademik. Jumlah tenaga akademik yang diramalkan untuk tahun 2013 sebanyak 320 orang, tahun 2014 340 orang, dan tahun 2015 sebanyak 359 orang. Sedangkan untuk komposisi peramalan jumlah tenaga akademik tahun 2013 untuk guru besar ada 43 orang, lektor kepala ada 49 orang, lektor ada 79 orang, dan asisten ahli ada 149 orang. Sedangkan komposisi untuk tahun 2014 diramalkan guru besar ada 46 orang, lektor kepala ada 45 orang, lektor ada 76 orang, dan asisten ahli ada 173 orang. Peramalan tahun 2015 untuk guru besar diramalkan ada 48 orang, lektor kepala ada 42 orang, lektor ada 73 orang, dan asisten ahli ada 196 orang.
PENGARUH SEMANGAT KERJA PEGAWAI DAN KUALITAS PELAYANAN DARI PEGAWAI KELURAHAN PONDOK RANGGON TERHADAP: KEPUASAN MASYARAKAT DI KECAMATAN CIPAYUNG JAKARTA TIMUR Suzanna Josephine Tobing; Yuniarti Fransisca; Nenny Anggraini
Buletin Ekonomi Vol. 19 No. 3 (2015): Buletin Ekonomi ISSN: 1410-3842
Publisher : Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/buletin ekonomi.v19i3.318

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan positif antara semangat kerja pegawai dan kualitas pelayanan dari pegawai Kelurahan Pondok Ranggon terhadap kepuasan masyarakat yang dilayaninya. Besarnya sampel yang diambil adalah 10% dari jumlah populasi masyarakat, yaitu 80 orang. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Metode analisis yang dipergunakan yaitu analisis korelasi rank spearman dan korelasi ganda. Hasil penelitian membuktikan bahwa nilai Fhitung (26,857) ≥ nilai Ftabel (3,115) yang berarti bahwa ada hubungan signifikan antara variabel kualitas pelayanan dan semangat kerja pegawai secara bersama-sama dengan kepuasan masyarakat dan koefisien korelasi ganda sebesar 0,641 yang berarti bahwa terdapat korelasi yang bernilai positif dan bersifat kuat di antara ketiga variabel tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa semangat kerja pegawai dan kualitas pelayanan memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap kepuasan masyarakat.
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI KANTOR WILAYAH IV: PT POS INDONESIA (PERSERO) JAKARTA PUSAT Emma Tampubolon; Victorya Naomi Theresia Purba; Nenny Anggraini
Buletin Ekonomi Vol. 19 No. 3 (2015): Buletin Ekonomi ISSN: 1410-3842
Publisher : Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/buletin ekonomi.v19i3.320

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi dan pengembangan karir terhadap kinerja karyawan pada kantor wilayah IV PT.Pos Indonesia.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT.Pos Indonesia Jakarta Pusat yaitu 100 orang.Sampel dilakukan dengan tehnik proporsional random sampling,dengan responden sebanyak 50 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode kusioner,pengamatan/observasi,wawancara dan studi kepustakaan.Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskripsi persentase dan regresi linier berganda. Hasil Hipotesis Uji F menunjukkan terdapat pengaruh signifikan budaya organisasi dan pengembangan karier secara simultan terhadap kinerja karyawan di Kantor Wilayah IV PT Pos Indonesia Jakarta Pusat. Koefisien determinasi menunjukkan bahwa 60,7% kinerja karyawan PT.Pos Indonesia dipengaruhi oleh budaya organisasi dan pengembangan karir, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh budaya organisasi dan pengembangan karir secara simultan terhadap kinerja karyawan PT.Pos Indonesia Jakarta Pusat dan variabel budaya organisasi terhadap kinerja karyawan dibandingkan variabel pengembangan karir. Hal ini berarti untuk meningkatkan kinerja karyawan dapat dipengaruhi oleh budaya organisasi
RELATIONSHIP OF INCENTIVES AND WORK ENVIRONMENT TO ORGANIZATIONAL COMMITMENTS IN EMPLOYEES OF PT. KB FINANSIA MULTI FINANCE K. Seljuna Monika; Nenny Anggraini; Rajagukguk , Wilson
Fundamental Management Journal Vol. 7 No. 1p (2022): ISSN: 2540-9816 (print) Volume:7 No.1 April 2022
Publisher : Universitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/fjm.v7i1p.3888

Abstract

This study aims to determine how the relationship between incentives and work environment to the organizational commitment of PT. KB Finansia Multi Finance. Which is a company engaged in financing, which is located at the Depok branch on Jl. IR. H. Juanda NO. 11 & 12 RT. 001/014 Ex. Kemiri Advance, Kec. Beji Depok. This research is descriptive quantitative. And this type of research is a case study with data collection through the provision of a list of questions (questionnaires), with a sample of 50 employees of PT. KB Finansia Multi Finance. Testing this hypothesis using the technique of sperm rank correlation analysis. Based on the results of this study indicate that, there is a significant relationship between incentives and organizational commitment as indicated by the value of tcount (5,707) > ttable (2,010). With this, the Spearman Rank correlation value is 0.636. There is a significant relationship between offering incentives and organizational commitment, as indicated by the value of tcount (6,714) > ttable (2,010). With this, the Spearman Rank correlation value is 0.696. there is a significant relationship between the work environment and organizational commitment. Companies should pay more attention to offering special incentives to give praise to employees, companies can better improve the work environment, especially pay attention to whether employees work together with colleagues so that employees are loyal and fully committed to an organization or company.Keywords: Incentives, Work Environment And Organizational Commitment.
Mapping interpersonal violence against women in the District of Nias, 2009-2016 Mita Yesyca; Formas Juitan Lase; Nenny Anggraini
Masyarakat, Kebudayaan dan Politik Vol. 31 No. 1 (2018): Masyarakat, Kebudayaan dan Politik
Publisher : Faculty of Social and Political Science, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (509.765 KB) | DOI: 10.20473/mkp.V31I12018.24-35

Abstract

The research is about mapping interpersonal violence against women in the Nias District, North Sumatera. The patriarchal culture which has a hold in the area has significant effects on women. Using a social mapping approach and a feminist perspective, data in this research were collected through literature study, i.e. reports of service provider institutions on violence cases in Nias District, as well as observation and interview methods with local leaders in its ten sub-districts. The feminist perspective is useful to give voice to the unheard” female actors in a patriarchal society. Findings based on secondary data show that cases of violence in the Nias District from 2009-2016 fluctuated, with a total of 116 cases. The most frequent cases of violence experienced by women are physical violence, as many as 76 cases, sexual violence 31 cases, psychological violence eight cases and economic violence one case. The data collected from the interview and observation are 180 cases. The overall data show that physical violence occupies the highest number (secondary data 65.51% and primary data 53.88%) in the form of a beating received by the wife (domestic violence). The character of women’s vulnerability to violence varies ineach sub-district and is highly dependent on regional geographic-economic conditions. Therefore, the approach to the resolution of violence in each sub-district may vary. As a conclusion, the practice of violence against women in the Nias District is like an iceberg phenomenon that still needs to be followed up. The research also shows the potential of related institutions partnership, especially encouraged by churches, to end practices of interpersonal violence against women in the Nias District.
Model Pemberdayaan Ekonomi Perempuan di Kabupaten Nias Berbasis Sumber Daya Lokal Nenny Anggraini; Desideria Regina
Jurnal Inada: Kajian Perempuan Indonesia di Daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar Vol. 1 No. 1 (2018): JUNI
Publisher : Pusat Studi Wanita, Univesitas Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (649.866 KB) | DOI: 10.33541/ji.v1i1.828

Abstract

Abstrak: Perempuan mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan di Indonesia, termasuk perempuan di wilayah pedesaan di daerah teringgal. Strategi pembangunan perempuan di daerah teringgal dilakukan dengan meningkatkan partisipasi, supaya kesejahteraan segera terwujud. Untuk itu , perlu diberikan pelatihan pengolahan bahan-bahan lokal kepada perempuan. Perempuan saat ini dituntut aktif dalam pemanfaatan sumber daya lokal. Wilayah Kabupaten Nias, sistem budaya patriarkhi masih sangat kuat ; perempuan cenderung ditempatkan di sektor domestik, sehingga seringkali tidak bernilai ekonomi tinggi. Oleh karena itu diperlukan model pemberdayaan perempuan dengan melibatkan perempuan secara aktif. Model ini adalah dengan memanfaatkan sumber daya lokal. Dengan demikian diharapkan kehidupan ekonomi dan kesejahteraan keluarga meningkat. Kata Kunci: Model Pemberdayaan Perempuan, Pemanfaatan Sumber Daya Lokal Abstract: Women have strategic roles in general development in Indonesia, including women who live in underdeveloped region. Women development strategy in underdeveloped regions performed with enhancing their participations, in order to make the welfare come true. Therefore, they need the local materials processing training. Women nowadays are demanded to be active to utilize local resources. In district of Nias, the patriarchy cultural system is still very strong; women are tended to be placed in domestic sector so that it does not have high economy values. Hence they need the women empowerment model by involving women actively in utilizing local resources. Therefore, it is expected that their economy and family welfare could be increased. Key Words: Women empowerment model, local resources utilization