Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Modifikasi Solar Hybrid Dryer Menggunakan Thermostat Controller pada Pengeringan Kopi Robusta (Coffea Canephora) Joel Irianto Arring; Lady C Ch E Lengkey; Robert Molenaar
COCOS Vol. 16 No. 1 (2024): EDISI JANUARI-MARET 2024
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pengering solar hybrid dengan mengurangi kehilangan panas akibat perkembangan mikroorganisme dan aktivitas enzim yang dapat mengganggu proses pemanasan. Penelitian dilakukan di Desa Liberia Kecamatan Modayag Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, dengan menggunakan metode kuantitatif dan pengumpulan data melalui grafik dan analisis deskriptif. Penelitian dilakukan pada bulan April hingga Desember 2023. Hasil penelitian menunjukkan kehilangan panas tertinggi terjadi pada dua hari pertama, dengan kelembapan relatif 36% dan tertinggi 58%. Dua hari pertama memiliki kelembaban tinggi sebesar 61,49% dan 56,46%, sedangkan dua hari kedua memiliki kelembaban tinggi sebesar 11,83% dan 11,65%. Kehilangan panas pada dua hari pertama tertinggi sebesar 2,20-15,86%, dan dua hari kedua sebesar 1,89-2,63%, 1,57-3,01%, dan 1,62-9,92%. Efisiensi tertinggi pada dua hari pertama sebesar 1,18-5,86% dan dua hari kedua sebesar 1,74-8,62%. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan pengontrol termostat untuk kehilangan panas selama hari pertama dan kedua adalah efektif. Kata kunci: Pengeringan, solar hybrid dryer, kadar air, efisiensi pengeringan
Antioxidant Activity Of Vco Emulsion Beverages With The Addition Of Purple Sweet Potato Extract Manongko, Patricia Syaron; Djarkasi, Gregoria S. S.; Suryanto, Edi; Mandey, Lucia C.; Molenaar, Robert
Jurnal Agroekoteknologi Terapan Vol. 5 No. 1 (2024): EDISI JANUARI-JUNI 2024
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35791/jat.v5i1.55101

Abstract

Research has been conducted on VCO emulsion drinks with the addition of purple sweet potato extract. The research was conducted using the complete randomized design (CRD) method with 5 treatments (A, B, C, D, and E) and 3 replications so that 15 experimental units were obtained. The treatment variations were A = VCO + 0 g Purple Sweet Potato Extract (control); B = VCO + 2 g Purple Sweet Potato Extract; C = VCO + 4 g Purple Sweet Potato Extract; D = VCO + 6 g Purple Sweet Potato Extract; E = VCO + 8 g Purple Sweet Potato Extract. Parameters that were then observed were the stability of the emulsion, viscosity, pH, total phenolic, antioxidant activity, total anthocyanin, and level of liking (hedonic test). The data obtained were then analyzed using one-way analysis of variance (ANOVA) using the SPSS 22 program at the 5% confidence level. The results of the emulsion stability test showed the highest antioxidant activity of VCO emulsion drink was 41.627% in sample E or with the addition of 8 g of purple sweet potato extract. The more purple sweet potato extract is added, the more antioxidant activity will also increase. The same applies to the total phenolic content and total anthocyanin content. The more acidic extracts that are added, the lower the emulsion stability. The viscosity of the VCO emulsion drinks made had values of 85.66 - 127.19 cP. Citric acid contained in purple sweet potato extract affected the pH of the emulsion which ranged from 5.44 - 4.81. Organoleptic test results showed panelists liked the VCO emulsion drink with the addition of purple sweet potato extract and honey in terms of aroma, texture, taste, and color. Keywords: Antioxidant, VCO, Purple Sweet Potato Abstrak Telah dilakukan penelitian tentang minuman emulsi VCO dengan penambahan ekstrak ubi jalar ungu. Penelitian dilakukan menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan (A, B, C, D, dan E) dan 3 kali ulangan sehingga diperoleh 15 satuan percobaan. Variasi perlakuan yang dilakukan yakni, A = VCO + 0 g Ekstrak Ubi Jalar Ungu (kontrol); B = VCO + 2 g Ekstrak Ubi Jalar Ungu; C = VCO + 4 g Ekstrak Ubi Jalar Ungu; D = VCO + 6 g Ekstrak Ubi Jalar Ungu; E = VCO + 8 g Ekstrak Ubi Jalar Ungu. Parameter yang kemudian diamati  yakni stabilitas emulsi, viskositas, pH, total fenolik, aktivitas antioksidan, total antosianin, dan tingkat kesukaan (uji hedonik). Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan sidik ragam atau analisis variansi (ANOVA) satu arah menggunakan program SPSS 22 pada taraf kepercayaan 5%.                Dari hasil uji stabilitas emulsi menunjukkan aktivitas antioksidan tertinggi minuman emulsi VCO yaitu sebesar 41,627%  pada sampel E atau dengan penambahan 8 g ekstrak ubi jalar ungu. Semakin banyak ekstrak ubi jalar ungu yang ditambahkan, maka aktivitas antioksidan juga akan semakin meningkat. Begitu pula dengan kandungan total fenolik dan kandungan total antosianin. Semakin banyak ekstrak yang bersifat asam yang ditambahkan maka dapat menurunkan stabilitas emulsi. Viskositas pada minuman emulsi VCO yang dibuat memiliki nilai 85,66 – 127,19 cP. Asam sitrat yang terkandung pada ekstrak ubi jalar ungu memengaruhi pH emulsi yang berkisar pada 5,44 - 4,81. Hasil uji organoleptik menunjukkan panelis menyukai minuman emulsi VCO dengan penambahan ekstrak ubi jalar ungu dan madu baik aroma, tekstur, rasa dan warna. Kata kunci: Antioksidan, VCO, Ubi Jalar Ungu.
Analisis Energi Dalam Proses Penyangraian Kacang Tanah Varietas Batik Secara Tradisional di Desa Kanonang Lima Rompas, Krisye Sharon; Lengkey, Lady C. Ch. E.; Molenaar, Robert
COCOS Vol. 16 No. 2 (2024): EDISI APRIL-JUNI 2024
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kacang tanah adalah komoditas agribisnis yang bernilai ekonomi cukup tinggi dan merupakan salah satu sumber protein dalam pola pangan penduduk Indonesia. Kacang tanah merupakan salah satu komoditas unggulan di Kabupaten Minahasa. Kecamatan Kawangkoan merupakan salah satu wilayah dikenal sebagai sentra usaha pascapanen kacang tanah atau lebih dikenal sebagai kacang “tore” atau “kacang sangrai” dan berbagai produk ikutan olahan lainnya. Proses penyangraian kacang tanah berlangsung kurang lebih 45 menit, menggunakan wajan berdiameter 1.5 m dan berbahan bakar kayu. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung total energi yang digunakan pada tahapan proses penyangraian kacang tanah varietas batik, serta menentukan efisiensi selama proses penyangraian kacang tanah varietas batik secara tradisional. Penelitian ini dilakukan dengan cara survei analisis energi dan eksperimental. Diperoleh hasil bahwa Total energi yang digunakan selama proses penyangraian kacang tanah varietas batik ini adalah 191.560.170 Kkal, hasil perolehan dari Energi bahan bakar kayu dengan nilai 191.557.600 kkal dan Energi Manusia yaitu 2,570 kkal dan total untuk menyangrai kacang tanah untuk 155,4 kg kacang adalah 42,38 kg kayu. Efisiensi penyangraian selama proses penyangraian kacang tanah menggunakan alat sangrai tradisional adalah 27,62%. Kata kunci: energi, kacang tanah, tradisional
ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI ALAT PENGOLAHAN NIRA AREN MENJADI GULA SEMUT SECARA TRADISIONAL DI DESA WANGA KECAMATAN MOTOLING TIMUR Momongan, Fransiska Oktavia; Molenaar, Robert; Rumambi, David P.
COCOS Vol. 16 No. 2 (2024): EDISI APRIL-JUNI 2024
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Absract Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis kelayakan ekonomi alat pengolahan nira aren menjadi gula semut secara tradisional di Desa Wanga Kecamatan Motoling Timur. Hal itu dilakukan berdasarkan permasalahan yang timbul di desa tersebut yaitu  belum pernah ada yang menganalisis proses pengolahan yang dilakukan secara tradisional dari segi kajian ekonomi penerapan dalam hal biaya total dan kelayakan ekonomi atau finansialnya. Berdasarkan kondisi di atas, alat pengolahan nira aren menjadi gula semut perlu dilakukan analisis ekonomi pada biaya total selama proses pengolahan gula semut dan kelayakan ekonomi yang dinilai   dari 4 kriteria yaitu BEP, NPV, B/C RATIO, dan IRR. Metode penelitian yang digunakan adalah pengumpulan data dilakukan dengan teknik survei yang diperoleh dari kuesioner dan wawancara serta teknik observasi yang diperoleh dari pengamatan di lapangan. Hasil perhitungan analisis kelayakan ekonomi pada alat pengolahan nira aren menjadi gula semut secara tradisional diperoleh hasil perhitungan biaya total sebesar Rp. 39.967/jam. Berdasarkan kondisi operasional di lapangan diperoleh nilai NPV lebih dari 0 yaitu Rp. 57.548.411, nilai B/C Ratio lebih dari 1 yaitu 1.422 dan nilai IRR lebih dari discount rate yaitu 198%. Sedangkan untuk BEP operasional alat pengolahan nira aren menjadi gula semut secara tradisional berada pada tingkat operasi 2.625 liter nira/tahun atau setara dengan Rp. 2.798.465/tahun yang artinya pada titik tersebut jumlah produksi atau jumlah penjualan mencapai titik impas sehingga alat pengolahan nira aren menjadi gula semut secara tradisional layak secara ekonomi. Kata kunci : Analisis kelayakan ekonomi, pengolahan tradisional, gula semut.
Profil Jaringan Irigasis Berbasis Peta Digital Di Desa Kema Satu Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara dahlan; Molenaar, Robert; Rantung, Ruland A.
Jurnal Teknologi Pertanian (Agricultural Technology Journal) Vol 15 No 1 (2024): Jurnal Teknologi Pertanian (Agricultural Technology Journal)
Publisher : Jurnal Teknologi Pertanian (Agricultural Technology Journal)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35791/jteta.v15i1.54535

Abstract

This research uses a descriptive method by collecting data through field surveys, interviews and image analysis. The research results show that the Makansar irrigation network in Kema Satu Village consists of one main weir and three supply channels. The Makansar Satu Dam (BM I) irrigation channel is 3,129.53 ms long with a service area of 11.42 hectares. The Water Suplesi Satu (AS I) canal has a length of 1,885.36 ms and a service area of 10.22 hectares, the Water Suplesi Two irrigation canal (AS II) has a length of 544.26 and a service area of 1.77 hectares, the Water Suplesi Three irrigation canal ( AS III) has a length of 1,878.8 and a service area of 6.88 hectares. There are around 33 buildings along the irrigation canal, including 1 building, 24 tapping buildings, 7 complementary buildings, 1 tertiary box, and 1 spillway building. The condition of the network and buildings still requires a lot of technical treatment and a decline in the quality of services at the old weir, the growth of wild plants on the irrigation embankment, the presence of sedimentation and complementary buildings that are not utilized properly as water conservation efforts. The Makasar irrigation area (DI) has a P3A institution. The results of measuring the water discharge in the BM I Channel, the inflow was 0.23 m3/second and the outflow was 0.09 m3/second and the water loss was 0.14 m3/second. Measurements in the Channel (AS I) inflow were 0.07 m3/second and outflow 0.07 m3/second. Channel measurements (AS III) showed an inflow value of 0.03 m3/second and an outflow of 0.02 m3/second and water loss of 0.01 m3/second.