Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Metode Perbaikan Kerusakan Retak pada Ruas Jalan Kedungmundu – Metesih Ikhwanudin Ikhwanudin; Farida Yudaningrum
Jurnal Ilmiah Teknosains Vol 2, No 2/Nov (2016): JiTek
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.311 KB) | DOI: 10.26877/jitek.v2i2/Nov.1200

Abstract

Ruas jalan Kedungmundu-Metesih merupakan jalan Kolektorbersamaan dengan perkembangan kawasan dilingkungan kedungmundu, Metesih, Sendangmulyo kecamatan Tembalang, maka semakin berkembangan jumlah penduduk yang berada di kawasan tersebut sehingga pemakai jalan semakin tahun semakin bertambah dengan semakin bertambahnya kendaraan yang melewati ruas jalan Kedungmundu-metesih baik kendaraan kecil maupun kendaraan besar sehingga diperlukan perbaikian rutin yang pendanaanya melalui anggaran APBD sehingga dari segi pemanfaat akan merasa nyaman dan aman. Berdasar penelitian yang dilakukan bahwa kerusakan ruas Jalan Kedungmundu Metesih dikelompokkan dalam lima kategori yaitu  Retak (Cracking),distorsi (distorsion), Cacat permukaan (disintegration),Pengausan (polished aggregate) danKegemukan (bleeding of flushing) dengan metode perbaikannya menggunakan standart Bina Marga.
Pengembangan Sentra Wisata Berbasis Potensi Lokal Melalui Program Pengembangan Desa Mitra Iin Purnamasari; Ikhwanudin Ikhwanudin; Ndaru Hario Sutaji; Ekasari Setianingsih
WASANA NYATA Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : STIE AUB Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.356 KB) | DOI: 10.36587/wasananyata.v2i2.363

Abstract

Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) secara khusus bertujuan untuk menghilirisasikan hasil riset unggulan Universitas PGRI Semarang antara lain penelitian kaji tindak di Fakultas Teknik seperti penataan kawasan permukiman untuk melakukan penataan desa Sepakung sebagai kawasan wisata berbasis potensi alam. Hasil penelitian lain adalah bidang pendidikan yang diterapkan untuk pendidikan wisata, serta pemberdayaan masyarakat menuju desa wisata mandiri. Metode PPDM dilakukan dengan tahap persiapan, tahap pemberdayaan masyarakat yang meliputi pembinaan, pendampingan, dan evaluasi dalam semua kegiatan serta tahap menuju desa wisata. Kegiatan dilaksanakan dalam waktu tiga (3) tahun, dengan fokus utama pada tahun ke-1 adalah pengembangan sentra usaha kecil berbahan ketela mangul bagi kelompok UKM, pembentukan Kelompok Guidance Tourism (GT) bagi kelompok Karang Taruna, dan pembuatan Site/Master Plan Kawasan wisata cagar alam Desa Sepakung bagi Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS).Kata Kunci: sentra wisata, potensi lokal, desa mitra
PENENTUAN KADAR AIR BAGI LAPIS PONDASI DAUR ULANG JALAN BERASPAL DENGAN FOAM BINTUMEN TERHADAP KUAT TARIK TAK LANGSUNG DAN KUAT TEAKAN BEBAS Donny Ariawan; Slamet Budirahardjo; Ikhwanudin Ikhwanudin
Teknika Vol 12, No 2 (2017): October
Publisher : Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (833.325 KB) | DOI: 10.26623/teknika.v12i2.637

Abstract

Jalan beraspal merupakan salah satu prasarana transportasi utama di Indonesia yang belum sepenuhnya mencapai kondisi yang aman dan nyaman dimana sering dijumpai kondisi permukaan jalan yang tidak rata, bergelombang dan berlubang yang menyebabkan ketidaknyamanan bagi penggunanya. Kegiatan perbaikan dan pemeliharaan struktur perkerasan jalan, dalam hal ini jalan beraspal, menjadi sangat penting untuk kelangsungan kegiatan transportasi. Pesatnya perkembangan teknologi di bidang transportasi telah melahirkan satu terobosan baru tentang teknologi penanganan kerusakan jalan yaitu dengan cara daur ulang lapis perkerasan aspal yang sudah ada. Metode daur ulang ini memiliki keuntungan antara lain dapat menghemat biaya, merupakan green technology, memiliki kualitas yang sama dengan material baru, dan menjaga geometris perkerasan karena tebal perkerasan yang sama. Penentuan kadar air terbaik dalam campuran foam bitumen terhadap nilai kuat tarik tak langsung (ITS) serta kuat tekan bebas (UCS) untuk campuran lapis pondasi daur ulang. Dilakukan secara bertahap, dari pengujian untuk bahan penyusun campuran yaitu agregat baru, Reclaimed Asphalt Pavement (RAP), filler, aspal, dan foam bitumen. Kemudian uji terhadap campuran padat meliputi Uji Marshall, Uji Indirect Tensile Strength (ITS) dan Uji Unconfined Compressive Strength (UCS). Kadar air dan kadar foam bitumen sangat berpengaruh terhadap kuat tarik tak langsung (Indirect Tensile Strength/ITS) serta kuat tekan bebas (Unconfined Compressive Strength/UCS) dari campuran dingin daur ulang dengan foam bitumen. Nilai ITS, TSR dan UCS yang dicapai menggunakan kadar foam 2% dan kadar air optimum terbaik yang diketahui dalam penelitian sebesar 100% terhadap Kadar Air Optimum (KAO) yaitu masing- masing 301,04 kPa, 76,36%, dan 723,49 kPa
OPTIMALISASI KEBUTUHAN AIR DAERAH IRIGASI BODRI BENDUNG JUWERO KABUPATEN KENDAL Ikhwanudin Ikhwanudin; F Yudaningrum; S Sholehah; N Fitriasari
Teknika Vol 17, No 1 (2022): Maret
Publisher : Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.461 KB) | DOI: 10.26623/teknika.v17i1.4868

Abstract

Kebutuhan air irigasi perlu diketahui karena merupakan salah satu tahap penting yang diperlukan untuk pengelolaan sistem irigasi. Berdasarkan hal tersebut, maksud dari penelitian ini  untuk mengoptimalisasi kebutuhan air irigasi dengan tujuan menghitung debit rencana (Q) pada daerah irigasi bodri serta mengetahui kebutuhan air daerah irigasi bodri. Untuk Daerah Irigasi Bodri tepatnya berada di Desa Triharjo, Kecamatan Gemuh, Kabupaten Kendal, Provinsi Jawa Tengah. Luas daerah irigasinya seluas 7.705 Ha. Sumber air irigasinya berasal dari Sungai Bodri. Metode Penelitian menggunakan data primer dan data sekunder terdiri dari data curah hujan, data topografi, data klimatologi, dan data debit dengan tahapan analisis analisa hidrologi dan klimatologi. Pada perhitungan debit banjir rancang menggunakan metode terpilih yaitu nakayatsu, hasil dari perhitungan nayakatsu menunjukan debit (Q) banjir rancang beberapa tahun kedepan, yaitu Q2 sebesar 44,021 m3/detik, Q5 sebesar 57,133 m3/dt, Q10 sebesar 65,913 m3/detik, Q25 sebesar 77,224 m3/detik, Q50 sebesar 85,828 m3/detik, dan QP sebesar 218,104 m3/dt. Untuk kebutuhan air irigasi bodri bendung juwero dihitung dengan analisa klimatologi didapat 455,82 m3/det dengan luas 7.705 Ha. Untuk rata-rata debit selama 10 tahun adalah 664,53 m3/det sisa debit tersedia 208,71 m3/det pada irigasi bendung juwero, untuk sisa debit tersebut dapat dioptimalkan atau digunakan dengan memperluas area irigasi sebesar 1.500 Ha dengan total kebutuhan air irigasi 118,32 m3/det.
IDENTIFIKASI JENIS KERUSAKAN JALAN (Studi Kasus Ruas Jalan Kedungmundu-Meteseh) Farida Yudaningrum; Ikhwanudin Ikhwanudin
Teknika Vol 12, No 2 (2017): October
Publisher : Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.102 KB) | DOI: 10.26623/teknika.v12i2.638

Abstract

Jalan merupakan salah satu jenis prasarana transportasi darat yang memegang peranan penting bagi pengembangan suatu daerah. Ruas jalan Kedungmundu-Meteseh merupakan jalan Kolektor yang mempunyai frekwensi lalu lintas tinggi sebagai penghubung Semarang Selatan dengan Semarang Timur. Kerusakan-kerusakan yang terjadi tentu akan berpengaruh pada keamanan dan kenyamanan pemakai jalan. Kerusakan jalan dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya air, perubahan suhu, cuaca, temperatur udara, material konstruksi perkerasan, kondisi tanah dasar yang tidak stabil, proses pemadatan di atas lapisan tanah dasar yang kurang baik dan tonase atau muatan kendaraankendaraan berat yang melebihi kapasitas serta volume kendaraan yang semakin meningkat. Jenis kerusakan yang mendominasi pada ruas jalan tersebut berupa bleeding sebesar 482 m² atau 39,18 % serta retak rambut dan retak kulit buaya sebesar 456 m 2 atau 37,07 % dari total kerusakan yang terjadi sepanjang ruas jalan tersebut. Bleeding dapat disebabkan pemakaian kadar aspal yang tinggi pada campuran aspal, pemakaian terlalu banyak aspal pada pekerjaan prime coat atau tack coat sehingga permukaan menjadi licin. Pada temperatur tinggi, aspal menjadi lunak dan akan terjadi jejak roda. Sedangkan kerusakan retak rambut dapat meresapkan air kedalam lapis permukaan. Retak rambut dapat berkembang menjadi retak kulit buaya. Retak kulit buaya dapat diresapi pula oleh air sehingga jika tidak segera ditangani dapat mengakibatkan terjadinya lubang–lubang kecil akibat terlepasnya butir-butir. Hal ini akan mengakibatkan sangat tidak nyamannya pengendara menggunakan jalan tersebut.
Penataan Kawasan Permukiman Berbasis Masyarakat di Desa Kaliombo, Kec. Pecangaan, Kab.Jepara Ikhwanudin Ikhwanudin
Teknika Vol 9, No 2 (2014): Oktober
Publisher : Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (659.687 KB) | DOI: 10.26623/teknika.v9i2.756

Abstract

 Abstrak Konsep dalam Perencanaan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLP-BK)berupaya untuk menggabungkan kedua pendekatan perencanaan tersebut. PLP-BK merupakansuatu proses membangun, dan mengembangkan tatanan sosial, budaya, ekonomi dan lingkunganyang dilandasi oleh visi pembangunan yang dilakukan bersama masyarakat. Diharapkan dengankeberadaan program ini, masyarakat berperan serta aktif dalam usaha pengembangan permukimansetempat dengan mempertimbangkan potensi dan permasalahan yang ada di wilayah tersebut. Hasilproduk Perencaaan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas itu sendiri merupakan suatu prosesyang dilahirkan dari partisipasi masyarakat untuk merumuskan perencanaan yang komprehensif.Salah satu produk PLP-BK adalah Pemetaan Swadaya (PS) yang bertujuan untuk mengetahuipotensi dan permasalahan yang terdapat di dalam lingkup suatu permukiman. Berdasarkan dataPemetaan Swadaya tersebut kemudian disusunlah RTPLP (Rencana Tindak Penataan LingkunganPermukiman) , dimana RTPLP memuat perencanaan mikro (kawasan prioritas). RTPLPmenghasilkan perencanaan zonasi (block plan) untuk dijadikan acuan dalam penataan ataupunpembangunan yang menjadi prioritas dari seluruh kawasan desa. Diharapkan hasil perencanaanpartisipatif PLP-BK mampu direalisasikan oleh masyarakat sendiri dalam kurun waktu 5 tahunmendatang  Abstract Concepts in Environmental Planning Community-Based Settlement (PLP-BK) seeks tocombine both the planning approach..PLP-BK is a process of building and developing the socialorder, culture, economy and environment are guided by a vision of development that is done with thecommunity. Expected by the existence of this program, the community participates actively in localsettlementsdevelopment effort by considering the potential and existing problems in the region.Environmental planning and strategic product yield Community-Based Settlement itself is a processthat is born from community participation to formulate a comprehensive plan. One of the PLP-BKproduct is Mapping Organization (PS), which aims to determine the potential and the problemscontained in the scope of a settlement. Based on the data mapping is then drafted RTPLPOrganization (Environmental Planning Action PlanSettlement), which contains RTPLP micro planning(priority areas). RTPLP produce zoning plan (block plan)to be used as reference in the structuring orthe development of the priorities of the entire village area. Expected results of the participatoryplanning PLPBKableto be realized by the community itself in a period of 5 years
PENGENDALIAN BANJIR SUNGAI BANGER KOTA SEMARANG DENGAN ANALISA HEC-RAS Ikhwanudin Ikhwanudin; M Debby Rizani; M Chamim Nufis; M Ridwan
Teknika Vol 18, No 1 (2023): Maret
Publisher : Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/teknika.v18i1.6180

Abstract

Kota semarang beberapa tahun yang lalu di landa banjir yang di sebabkan Banjir oleh curah hujan yang tinggi, selain di sebabkan curah hujan tinggi di sebabkan ada nya ROB yang sesbabkan oleh pemanasan global[1],serta serta diakibatkan pula oleh ketidakseimbangan antara air yang masuk (input) dan air yang keluar (output) pada saluran drainase kota.[2] Selain itu faktor dari tingginya pasang surut dan penurunan muka tanah (Land subsidence) adalah ancaman utama di Kota Semmarang[3].sedangkan di catchment area banger banjir di sebabkan karena longstorage tidak mampu menampung air akibat curah hujan tinggi.[4] tujuan untuk mengetahui debit tahunan longstorage banger dan Mengetahui kapasitas Sungai Banger dalam menampung   debit rencana 50 tahun, Metode penelitian yang akan digunakan adalah penelitian kuantitatif sesuai dengan keadaan di lapangan. data yang digunakan terdiri dari pajang sungai, lebar sungai serta elevasi sungai dari hurl uke hilir sedangkan data yang   bersumber lain dari instansi - instansi terkait dan pernah melakukan pengukuran.terdiri dari : Data Hujan, menggunakan referensi Stasiun Hujan Maritim Tanjung Mas dengan data series dari tahun 2008 s.d 2016, Data Topografi, Analisis Hidrologi Sebelum melakukan analisis hidrologi, terlebih dahulu menentukan stasiun hujan, data hujan dan luas catchment area. Dalam analisis hidrologi akan membahas langkah langkah untuk menentukan debit banjir rencana. Langkah langkah untuk menentukan debit banjir rencana adalah menghitung curah hujan rata rata daerah, curah hujan rencana, melakukan uji keselarasan untuk menentukan metode yang memenuhi uji sebaran, menghitung intensitas hujan dan debit banjir rencana.Perhitungan Curah Hujan Rata-Rata Daerah Menggunakan Metode Thiessen   Analisa Hidrolika menggunakan program Hec-Ras versi 5.0.7, hasil dari simulasi HEC-RAS menunjukkan debit banjir rencana   Sungai Banger kala ulang 50 tahun yaitu sebesar 199 m ³/detik, sehingga dengan kapasitas yang Sungai Banger sekarang 95.184 m3/dt tidak dapat menampung debit banjir rencana kala ulang 50 tahun sebesar   95.467   m ³/dt   .
Pengembangan Sentra Wisata Berbasis Potensi Lokal Melalui Program Pengembangan Desa Mitra Iin Purnamasari; Ikhwanudin Ikhwanudin; Ndaru Hario Sutaji; Ekasari Setianingsih
WASANA NYATA Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : STIE AUB Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36587/wasananyata.v2i2.363

Abstract

Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) secara khusus bertujuan untuk menghilirisasikan hasil riset unggulan Universitas PGRI Semarang antara lain penelitian kaji tindak di Fakultas Teknik seperti penataan kawasan permukiman untuk melakukan penataan desa Sepakung sebagai kawasan wisata berbasis potensi alam. Hasil penelitian lain adalah bidang pendidikan yang diterapkan untuk pendidikan wisata, serta pemberdayaan masyarakat menuju desa wisata mandiri. Metode PPDM dilakukan dengan tahap persiapan, tahap pemberdayaan masyarakat yang meliputi pembinaan, pendampingan, dan evaluasi dalam semua kegiatan serta tahap menuju desa wisata. Kegiatan dilaksanakan dalam waktu tiga (3) tahun, dengan fokus utama pada tahun ke-1 adalah pengembangan sentra usaha kecil berbahan ketela mangul bagi kelompok UKM, pembentukan Kelompok Guidance Tourism (GT) bagi kelompok Karang Taruna, dan pembuatan Site/Master Plan Kawasan wisata cagar alam Desa Sepakung bagi Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS).Kata Kunci: sentra wisata, potensi lokal, desa mitra
The Identification of River Flow Capacity using the HEC-RAS 1D Model: Case Study of Sringin River Downstreamdy of the Sringin River Downstream Ikhwanudin, .; Afifah, Risdiana Cholifatul; Husodo, Ibnu Toto; Yudaningrum, Farida
Aceh International Journal of Science and Technology Vol 13, No 2 (2024): August 2024
Publisher : Graduate School of Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/aijst.13.2.40174

Abstract

The Sringin is a downstream river located in East Semarang. The Sringin River becomes the channel waste of the East Semarang district area. The Sringin River bank is surrounded by the Terboyo industrial area and settlement. The flood occurred in both areas, especially at Ngilir village, Genuk subdistrict. It is caused by low-capacity sedimentation channels and buildings occupying the channel body. The study aims to estimate flood discharge during repeat period 2, 5, 10, 25, 50, and 100 years on Sringin river downstream, analyze the capacity cross-section river, and identify the river water level profile when debit flowed with various period repeat flood. The hydrology calculation showed that flood discharge plans in the repeat period 2, 5, 10, 25, 50, and 100 years are 12.42; 16.67; 19.81; 30.7; 31.6; 33.22 m 3 /s. At the same time, the flow river capacity is 2.95 m/s in the upstream section and 15.52 m/s in the downstream section. Thus, floods occurred in some places when large discharges flowed. In period 2, the water level is about 1.0 to 1.5 meters. In more repeat periods, the level is higher. The conclusion is that the Sringin River cannot flow with perfect discharge, which exceeds its flow capacity.