Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PERUBAHAN MUKA AIR PADA TANAH GAMBUT AKIBAT PENANAMAN KELAPA SAWIT DI DESA MEGA TIMUR KECAMATAN SUNGAI AMBAWANG Darmawan, Harri; MTS, Johnny; Wibowo, Hari
Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Untan
Publisher : Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Untukmencapai keberhasilan penanaman kelapa pada gambut, selain faktor pemupukan danpembasmian serangga, maka faktor pengaturan tata air menjadi penting. Untukkeperluan tanaman kelapa sawit muka air tanah harus berada didekat dengan zonaperakaran, kelembaban yang tersedia pada tanah harus cukup ideal. Makadiperlukan pengaturan/pengendalian muka air tanah yang sesuai untuk tanamantersebut.Untuk mengetahuinya diperlukan pengamatan tinggi muka air tanah yangterjadi untuk tanaman kelapa sawit. Penelitian ini dilakukan pada tanamankelapa sawit di daerah bergambut Desa Mega Timur Kecamatan Sungai Ambawang KabupatenKubu Raya. Dalampelaksanaan penelitian ini menggunakan data primer berupa : data tinggi muka air tanah di antara saluran dandata tinggi muka air disaluran. Sedangkan data skunder yang digunakan berupadata curah hujan. Dengan menggunakan metode : Schapery, Brakel dan Aliranmuka air tanah.langsung . Dari hasil pengamatan metode di atas akan mendapatkanperbedaan selisih tinggi muka air tanahnya. Perbedaan yang dihasilkan terhadapdata asli lapangan paling besar - 0.09593597 m ( 9,6 cm ), pada metodebrake di titik pengamatan pipa 7,8,9. Perhitungan ini tanpa pengaruh tanamankelapa sawit. Dengan perhitungan pengaruh akibat kelapa sawit ternyata datalapangan mirip dengan perhitungan tersebutSelisih yang terbesar dari ke tiga metode perhitunganterhadap data lapangan dengan metode brakel dan Schapery dikarenakan tidakmemperhitungkan adanya pengaruh tanaman kelapa sawit. Perhitungan yangmemperhitungkan adanya pengaruh kelapa sawit adalah perhitungan aliran airtanah yang mendekati dengan data lapangan.Kata kunci : Aliran Air tanah dilahan gambut, aliran air tanah pengaruh terhadap tanaman kelapa sawit
ANALISIS FAKTOR PENYEBAB ABRASI DAN KONSEP PENANGGULANGANNYA DI PANTAI PECAL KABUPATEN KETAPANG Romi Susanto; Johnny MTS; Jasisca Meirany
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 6, No 3 (2019): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2019
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v6i3.36524

Abstract

Pantai Pecal merupakan pantai yang mengalami abrasi cukup parah, terletak di Desa Kinjil Pesisir, Kecamatan Benua Kayong, Kabupaten Ketapang. Untuk menganalisis faktor kerusakan pantai dilakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor Penyebab Abrasi dan Konsep Penanggulangannya di Pantai Pecal Kabupaten Ketapang”. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi masalah abrasi, pengumpulan data meliputi data primer seperti data pasang surut, data arus, wawancara dan kuesioner. Dan data sekunder meliputi data bathimetri dalam bentuk peta, data angin dan gelombang serta data tanah. Berdasarkan analisis dan pengolahan data diperoleh beberapa faktor penyebab abrasi akibat pengaruh gelombang dari arah barat dan arah barat daya dimana gelombang pecah terjadi di kedalaman 3,4 sampai 4 meter setinggi 2,4 meter dari arah barat dan 3,4 meter dari arah barat daya dengan jarak gelombang pecah yaitu 240 sampai 380 meter dari tepi pantai, gelombang yang besar, kecepatan arus yang sangat kuat dan jenis kecepatan tanah tidak sesuai dengan standar yang diizinkan. Upaya penanggulangan masalah abrasi ini dilakukan dengan membangun konstruksi pelindung pantai berupa pemecah gelombang (breakwater) yang mampu meredam energi gelombang datang.Kata kunci : Pantai Pecal, Kabupaten Ketapang, Abrasi Pantai, Konsep Penangulangan Abrasi, Breakwater.
STUDI KELAYAKAN FUNGSI PELABUHAN DWIKORA PONTIANAK PASCA BEROPERASINYA PELABUHAN KIJING KABUPATEN MEMPAWAH Alifia Heresa Putri; Johnny MTS; Riyanny Pratiwi
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 8, No 2 (2021): JeLAST Juni 2021
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v8i2.48969

Abstract

Pelabuhan Dwikora Pontianak adalah pelabuhan utama yang terletak di Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Namun pada beberapa tahun terakhir kondisi Pelabuhan Dwikora Pontianak dinilai sudah kurang layak untuk beroperasi maksimal dikarenakan memiliki kapasitas yang terbatas untuk kapal besar dan mengalami pendangkalan. Maka dari itu, pemerintah saat ini sedang membangun Pelabuhan Kijing di Kabupaten Mempawah untuk mengatasi permasalahan tersebut. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui operasional di Pelabuhan Dwikora setelah diresmikannya Pelabuhan Kijing dan untuk mengetahui fungsi Pelabuhan Dwikora kedepannya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif serta analisa SWOT. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa Pelabuhan Dwikora tidak akan lagi beroperasi penuh seperti sebelumnya, Pelabuhan Dwikora hanya akan melayani arus penumpang serta sebagian arus barang general cargo, pemerintah membangun pelabuhan baru yang diharapkan dapat mengatasi berbagai keterbatasan yang terjadi di Pelabuhan Dwikora, pemindahan fungsi pelabuhan akan berdampak pada kerusakan jalan, berdasarkan hasil dari analisis SWOT menunjukkan bahwa strategi yang cocok untuk memaksimalkan fungsi Pelabuhan Dwikora Pontianak adalah dengan strategi SO.Kata kunci:Analisa SWOT, Fungsi Pelabuhan Dwikora Pontianak, Pelabuhan
ANALISA ALIRAN PIPA TRANSMISI DENGAN SISTEM GRAVITASI (STUDI KASUS DI KABUPATEN SAMBAS) Iman, Agus Nur; Herawaty, Henny; Nurhayati, Nurhayati; MTS, Johnny
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 10, No 1 (2023): JeLAST Edisi Februari 2023
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v10i1.63737

Abstract

Air bersih adalah kebutuhan utama dalam kehidupan manusia, kebutuhan air bersih ini akan meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk. Keberadaan jaringan pipa transmisi air baku di Kabupaten Sambas, perlu dikaji tentang efisiensi dan efektivitas aliran air dalam pipa dikarenakan kebutuhan air bersih di Kabupaten Sambas ini semakin bertambah. Jaringan pipa transmisi di Kabupaten Sambas mempunyai panjang 65 km yang terdiri dari pipa Galvanized Iron diameter 393,7 mm, pipa HDPE PN 16 diameter 327,4 mm, pipa HDPE PN 12,5 diameter 341,2 mm, pipa HDPE PN 10 diameter 352,6 mm, pipa HDPE PN 8 diameter 321,2 mm, pipa HDPE PN 8 diameter 180,8 mm. Pada bagian awal trace yaitu jaringan transmisi pipa Galvanized Iron mempunyai jalur yang berbelok belok akibat dari kondisi lahan yang ada, hal ini tentu akan mempengaruhi efisiensi dan efektivitas jaringan transmisi air baku dari Sungai Riam Pencarek, selain itu jaringan pipa transmisi ini mempunyai 4 tapping di sepanjang trace pipa. Metodologi dalam penelitian adalah dengan menghitung jumlah penduduk sampai dengan 20 tahun ke depan dan juga menghitung kebutuhan air bersih pada masa yang akan datang. Sedangkan untuk memahami perilaku aliran air dalam jaringan pipa transmisi ini digunakan aplikasi EPANET 2.0 untuk mengetahui efisiensi dan efektivitas dari aliran air dalam pipa yang terpasang. Kebutuhan air bersih di Kabupaten Sambas berdasarkan perhitungan proyeksi penduduk dan proyeksi fasilitas umum hingga akhir tahun pelayanan adalah sebanyak 219,1 liter/detik. Perhitungan efektivitas jaringan pipa transmisi existing diketahui bahwa jaringan pipa transmisi ini mempunyai debit air sebesar 139,1 liter/detik. Debit air saat ini tidak mampu memenuhi kebutuhan air bersih hingga akhir tahun pelayanan. Hal ini diakibatkan kurangnya efisiensi jaringan pipa transmisi tersebut seperti diameter pipa yang kurang besar dan juga ditemukan bahwa pressure yang berlaku di pipa HDPE PN 16 sangat tinggi yaitu 160,8 m yang akan menyebabkan berkurangnya umur pipa serta potensi kerusakan lainnya. Dalam penelitian ini dibuat jaringan transmisi alternatif dengan cara meluruskan trace pipa dari titik P35 sampai dengan titik P240 sepanjang 4,5 km. Selain merubah jalur trace juga dilakukan perubahan diameter pipa menjadi 500 mm pada pipa Galvanized Iron sepanjang 10 km dan pipa HDPE PN 20 sepanjang 17,8 km. Perubahan trace jaringan pipa transmisi ini dapat meningkatkan efektivitas jaringan pipa transmisi menjadi 219,4 liter/detik. Perubahan trace dan diamter pipa ini juga diikuti dengan merubah kemampuan pipa untuk menerima sisa tekan aliran air yang sedang mengalir. Kata Kunci : Efisien, Efektif, Kebutuhan Air, Pipa Transmisi, Sistem Gravitasi
STUDI IRIGASI TAMBAK UDANG DI DESA SUNGAI PANGKALAN SATU KECAMATAN SUNGAI RAYA KABUPATEN BENGKAYANG Dianti, Nataliya Kristina Kesi; MTS, Johnny; Meirany, Jasisca
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 9, No 1 (2022): JeLAST EDIS FEBRUARI 2022
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v9i1.53478

Abstract

Tambak ini terdapat beberapa kolam yang sudah tidak berfungsi lagi dikarenakan sistem saluran irigasi yang   belum tertata rapi. Metode yang digunakan adalah pengukuran secara langsung di lapangan, data yang digunakan berupa data air yaitu salinitas, oksigen terlarut, suhu, pH, kecerahan atau transparansi. Kemudian data pasang surut berupa data tinggi muka air, data curah hujan untuk mengetahui debit air dan data panen berupa data penghasilan tambak pertahun. Hasil penelitian menunjukan bahwa parameter air salinitas dan suhu dapat dikategorikan memenuhi standard dan parameter oksigen terlarut, pH, dan kecerahan dikategorikan tidak memenuhi standar. Untuk hasil panen tambak udang di Cv. Jaya Kota mengalami kerugian karena faktor oksigen terlarut, pH, dan kecerahan tidak memenuhi standar untuk pemeliharaan budidaya udang sehingga tambak mengalami kerugian pada tahun 2019 sebesar Rp. 209.314.937. Sedangkan untuk pemulihan kolam tambak yang tidak berfungsi   dilakukan direnovasi guna untuk membantu pemulihan hasil panen.  KataKunci: Irigasi Tambak, Saluran Tambak, Perbaikan Tambak
ANALISIS POTENSI SUNGAI KAPUAS SEBAGAI SARANA TRANPORTASI AIR UNTUK ANGKUTAN BARANG DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT Ramadhani, Muhammad; MTS, Johnny; Erwan, Komala
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 9, No 1 (2022): JeLAST EDIS FEBRUARI 2022
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v9i1.52325

Abstract

Penelitian ini menganalisis sungai kapuas sebagai sarana transportasi air untuk angkutan barang di Provinsi Kalimantan Barat menggunakan metode location quontient, menganalisa kemampuan angkutan barang yang menggunakan kapal bandong dan kapal tongkang, meramalkan jumlah kapal motor dan kapal barang 5 tahun kedepan dengan metode trend liniear, kemudian menganalisis potensi sungai kapuas untuk angkutan barang. Dari hasil analisa didapat 5 kabupaten yang sektor pertanian dan pertambangannya berpotensi, 3 kabupaten yang hanya memiliki satu sektor yang berpotensi, 2 kabupaten yang kedua sektornya tidak berpotensi, didapat 5 kabupaten penghasil kelapa sawit terbesar, 3 kabupaten penghasil karet terbesar, pada sektor pertambangan di dapat 3 sumber daya mineral yang potensi angkutannya besar yaitu antimoni dan cinnabar dan batubara. Untuk peramalan kapal motor dan kapal barang didapat bahwa 5 tahun kedepan jumlah kapal mengalami penurunan. Sungai kapuas sangat berpotensi di jadikan sarana transportasi air karena keadaan jalan darat hanya mampu menahan beban sebesar 8 ton, jika menggunakan jalan darat dengan angkutan yang besar secara terus menerus maka jalan darat akan mudah rusak dan biaya pemeliharaan jalan akan lebih besar. Dibandingkan dengan menggunakan transportasi air ini lebih hemat biaya, muatan yang di angkut lebih besar, kendalanya di   muara sungai kapuas karena harus menunggu air pasang agar bisa dilewati.Kata kunci : Angkutan Barang, Transportasi Air, Potensi Sungai.