Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

EKSTRAKSI FLAVONOID DARI DAUN PARE (MOMORDICA CHARANTIA L.) BERBANTU GELOMBANG MIKRO SEBAGAI PENURUN KADAR GLUKOSA SECARA IN VITRO Mutiara, Erlita Verdia; Wildan, Achmad
METANA Vol 10, No 01 (2014): Juli 2014
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.955 KB) | DOI: 10.14710/metana.v10i01.9771

Abstract

Abstract One of the traditional medicinal plants are believed to be lowering glucose levels are pare (Momordica charantia L.). Plants pare (Momordica charantia L.) is a plant that is familiar to the people of Indonesia, because the fruit is often used as asvegetables. The pare leaf chemical constituents is alkaloids, flavonoids, saponins, and tannins that can be used as an antioxidant, antimicrobial, antidiabetic, antitumor, and antilepra. The main advantage of microwave-assisted extraction compared to conventional extraction using soxhlet namely greater efficiency and a shorter operating time. Microwave-assisted extraction will provide the transfer rate is higher than the conventional extraction. This study aims to determine the ability of a flavonoid extract of the leaves of pare (Momordica charantia L.) in lowering glucose levels and maximum concentrations of the extract flavonoids that can lower glucose levels as well as the variation of the variable microwave extraction for obtaining extracts optimal results. The process of extracting flavonoids from the leaves of pare (Momordica charantia L.) is done using a microwave extractor with frequency 2450 MHz with a maximum power of 900 watts. The extract obtained was then reacted with glucose with Nellson-Somogyi method. Types of flavonoids that play a role in lowering glucose levels were identified using a sliding reagent with UV-Vis spectrophotometer. The results showed that the optimum conditions in the extraction process of flavonoids from the leaves of bitter melon (Momordica charantia L.) by microwave-assisted was the 30 minute with a yield of 20.85%. The concentration of flavonoids extract can lower glucose levels are 160 ppm with a 50.38% decrease. Flavonoid compounds that play a role in lowering glucose levels in the leaves of pare is 5,3 ', 4'-trihydroxy flavonols. Keywords: extraction, microwaves, glucose, pare leaves, Nellson Somogyi Abstrak Salah satu tanaman obat tradisional yang dipercaya sebagai penurun kadar glukosa adalah pare (Momordica charantiaL.). Tanaman pare (Momordica charantia L.) merupakan tanaman yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia, karena buahnya sering digunakan sebagai sayuran atau lalapan. Kandungan kimia daun pare yaitu alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin yang dapat digunakan sebagai antioksidan, antimikroba, antidiabetes, antitumor, dan antilepra.Keuntungan utama dari ekstraksi dengan bantuan gelombang mikro dibandingkan dengan ekstraksi konvensional menggunakan sokhlet yaitu efisiensi lebih besar dan waktu operasinya lebih singkat. Ekstraksi berbantu gelombang mikro akan memberikan laju perpindahan masa yang lebih tinggi dibandingkan ekstraksi konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dari ekstrak flavonoid dari daun pare (Momordica charantia L.) dalam menurunkan kadar glukosa dan konsentrasi maksimal dari ekstrak flavonoid yang dapat menurunkan kadar glukosa serta variasi dari variabel ekstraksi gelombang mikro untuk memperoleh hasil ekstrak yang optimal. Proses ekstraksi flavonoid dari daun pare(Momordica charantia L.) dilakukan menggunakan alat microwave ekstraktor dengan frekuensi 2450 Mhz dengan daya maksimal 900 watt. Ekstrak yang diperoleh kemudian direksikan dengan glukosa dengan metode Nellson-Somogyi. Jenis flavonoid yang berperan dalam menurunkan kadar glukosa diidentifikasi menggunakan pereaksi geser dengan spektrofotometer UV-Vis.Hasil penelitian menunjukkan kondisi yang optimum dalam proses ekstraksi flavonoid dari daun pare (Momordica charantia L.) dengan berbantu gelombang mikro adalah menit ke-30 dengan rendemen 20,85%. Konsentrasi ekstrak flavonoid yang dapat menurunkan kadar glukosa adalah 160 ppm dengan penurunan 50,38%.Senyawa flavonoid yang berperan dalam menurunkan kadar glukosa dalam daun pare adalah 5,3’,4’-trihidroksi flavonol. Kata kunci : Ekstraksi, gelombang mikro,glukosa, daun pare, Nellson Somogyi
UJI AKTIVITAS TEH HERBAL DAUN CABAI RAWIT (Capsicum frutescens, L.) SEBAGAI PENURUN KOLESTEROL DAN Mutiara, Erlita Verdia; Rininingsih, Uning
CENDEKIA EKSAKTA Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/ce.v6i1.3030

Abstract

Abstrak Daun tanaman cabe merupakan bahan yang tidak digunakan masyarakat setelah dipetik buah cabenya. Kandungan daun cabe antara lain, fenolik polifenol dan flavonoid yang berkhasiat sebagai antioksidan. Salah satu senyawa yang diduga berkhasiat sebagai penurun kadar kolesterol dan penurun glukosa ialah flavonoid. Kolesterol telah dikenal sebagai penyebab utama terjadinya proses aterosklerosis, yaitu proses pengapuran dan pengerasan pembuluh darah. Akibat proses ini saluran pembuluh darah, khususnya pembuluh darah koroner menjadi sempit dan menghalangi aliran darah. Keadaan ini telah terbukti dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung koroner (PJK). Diabetes mellitus adalah gangguan metabolik yang ditandai oleh hilangnya homeostasis glukosa akibat dari penurunan fungsi sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Penurunan hormon insulin ini mengakibatkan seluruh glukosa yang dikonsumsi tubuh tidak dapat diproses sempurna sehingga kadar glukosa di dalam tubuh akan meningkat yang disebut hiperglikemia Penelitian ini merupakan upaya pemanfaatan teh herbal daun cabai sebagai penurun kolesterol dan glukosa, sehingga dapat diketahui dosis penggunaan yang tepat untuk masing-masing tujuan pengobatan.Metode yang digunakan pada pembuatann teh daun cabe, dilakukan proses pelayuan pada suhu optimalnya Dibuat seri larutan uji 5 mg/mL, 10 mg/mL, 20 mg/mL, dan 30 mg/mL, dan 40 mg/mL. Kadar efektif dari minuman teh daun cabe untuk penurunan kolesterol adalah 40 mg/mL dengan penurunan glukosa adalah 64,86%. Dilakukan uji ANAVA untuk mengetahui pengaruh teh minuman daun cabe antar konsentrasi dan antar kelompok perlakuan. Hasil uji ANAVA tersebut diperoleh data bahwa terdapat perbedaan antar konsentrasi dalam dan antar kelompok yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Keyword : teh herbal, daun cabai rawit( Capsicum frutescens. L) , kolesterol, glukosa
AKTIVITAS TABIR SURYA EKSTRAK ETANOL, FRAKSI N-HEKSANA DAN FRAKSI ETIL ASETAT TANAMAN PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) Mutiara, Erlita Verdia; Wildan, Achmad; Syukur, Mighfar; Indriyani, Erwin
CENDEKIA EKSAKTA Vol. 8 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/ce.v8i2.10066

Abstract

Tanaman Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) adalah tumbuhan yang banyak ditemukan di Asia terutama Indonesia. Tanaman pegagan mempunyai kandungan terpenoid, flavonoid dan minyak esensial  yang mempunyai efek farmakologis seperti antiinflamasi, antiantibakteri, antioksidan dan antiaging.Gugus kromofor pada senyawa flavonoid mempunyai potensi sebagai tabir surya yang mampu menghamabat sinar UV sehingga mengurangi intensitasnya pada kulit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahu kemampuan ekstrak etanol, fraksi n-heksana dan fraksi etil asetat tanaman pegangan (Centella asiatica (L.) Urban) sebagai tabir surya yang dinyatakan dengan nilai SPF. Metode yang digunakan untuk mengukur nilai Sun Protection Factor adalah dengan perhitungan Metode Mansur. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol, fraksi etil asetat dan fraksi n-heksana masing-masing memberikan nilai SPF sebesar  7,34, 6,39 dan 4,37 pada konsentrasi  200 ppm.Kata kunci : Ekstrak Etanol, Fraksi Etil Asetat,, SPF, Tabir Surya, Tanaman Pegagan.
KAJIAN NANO PARTIKEL CORE SHELL N-OKTIL SINAMAT SEBAGAI ANTI ERITEMA Wildan, Achmad; Mutiara, Erlita Verdia; Syukur, Mighfar; Indriyani, Erwin
CENDEKIA EKSAKTA Vol. 9 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/ce.v9i1.11023

Abstract

N-oktil sinamat merupakan senyawa yang mempunyai potensi sebagai antioksidan, anti inflamasi dan anti eritema.  N-oktil sinamat mempunyai sifat sukar larut dalam air sehingga mempengaruhi rendahnya bioavailabilitas dalam sirkulasi sistemik. Untuk mengurangi  permasalahan tersebut, n-oktil sinamat diformulasikan dalam bentuk nanopartikel core shell dengan menggunakan polimer kitosan. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis nanopartikel n-oktil sinamat menggunakan metode core shell menggunakan kitosan dan natrium alginat serta mengevaluasi kemampuan stabilitas nanopartikel secara in vitro. Karakterisasi nanopartikel yang dilakukan meliputi uji efisiensi adsorpsi, penentuan ukuran partikel dengan a;atParticle Size Analyzer dan pengamatan morfologi dengan alat Transmisi Electron Microscopy (TEM) serta untuk identifikasi digunakan FTIR dan GC-MS. Uji anti eritema dilakukan untuk mengetahui potensi senyawa hasil sintesis dengan menghitung persen eritema. Hasil penelitian menunjukkanberdasarkan FTIR dan GC-MS senyawa yang terbentuk adalah n-oktil sinamat.  Nanopartikel core shell n-oktil sinamat  mempunyai ukuran partikel rata-rata adalah 68,1 nm berdasarkan pengujian Particle Size Analyzer.. Pengamatan morfologi menunjukkan bahwa partikel mempunyai bentuk bulat dengan permukaan tidak rata. Nanopartikel n-oktil sinamat/Alginat/Kitosan 500 ppm mempunyai kemampuan antieritema dengan besar persen eritema sebesar 0,712 % yang masuk dalam kategori sunblock. Hal ini menunjukkan nanopartikel n-oktil siamat/alginat/kitosan berpotensi untuk dikembangkan sebagai anti eritema Kata kunci: anti eritema, core shell, nanopartikel, n-oktil sinamat
UJI AKTIVITAS MINUMAN TEH DAUN SIRSAK (Annona muricata Linn.) SEBAGAI PENURUN ASAM URAT DAN KOLESTEROL SECARA IN VITRO Mutiara, Erlita Verdia; Wildan, Achmad
Media Farmasi Indonesia Vol. 14 No. 1 (2019): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (467.864 KB)

Abstract

Sediaan bahan alam kadang mempunyai beberapa efek farmakologi, sehingga seringkali digunakan untuk mengobati beberapa penyakit. Daun sirsak dapat dimanfaatkan menjadi teh herbal daun sirsak yang mempunyai banyak khasiat,antara lain, sebagai, penurun asam urat dan kolesterol. Kandungan senyawa dalam daun sirsak antara lain steroid/terpenoid, flavonoid, kumarin, alkaloid, dan tanin. Senyawa flavonoid mempunyai fungsi sebagai antioksidan untuk penyakit kanker, anti mikroba, anti virus, pengatur fotosintetis, dan pengatur tumbuh. Penelitian ini bertujuan menguji aktivitas teh daun sirsak yang digunakan sebagai penurun asam urat dan kolesterol sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk pengujian tahapan berikutnya. Metode yang digunakan pada pembuatan teh herbal dengan daun sirsak, teh daun sirsak, dilakukan proses pelayuan pada suhu optimalnya Dibuat seri larutan uji 5 mg/mL, 10 mg/mL, 20 mg/mL, dan 30 mg/mL, dan 40 mg/mL. Kadar penurunan efektif minuman teh daun sirsak untuk penurunan asam urat pada kadar 40 mg/mL dengan 64,86% dan kanduangan kolesterol pada 40 mg/mL menghasilkan penurunan 43,56%. Hasil uji ANAVA diperoleh data bahwa terdapat perbedaan antar konsentrasi dalam dan antar kelompok yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05.
UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAN ISOLAT FLAVONOID KULIT KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT SECARA IN VITRO Dinurrosifa, Rahmawati Salsa; Mutiara, Erlita Verdia; Nafi’ah, Rohmatun
Media Farmasi Indonesia Vol. 11 No. 1 (2016): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.991 KB)

Abstract

SARIHiperurisemia adalah suatu keadaan tingginya kadar asam urat yangdisebabkan terjadinya penumpukan asam urat secara berlebihan. Penurunan asamurat dapat digunakan obat alam dan obat sintetik. Obat alam yang digunakan salahsatunya kulit kacang tanah (Arachis hypogaea L.) yang banyak mengandungflavonoid dan mineral yang mampu menurunkan kadar asam urat. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui perbedaanaktivitas pemberian ekstrak dan isolatflavonoid kulit kacang tanah (Arachis hypogaea L.) terhadap penurunan kadarasam urat secara in vitro, mengetahui persentase penurunan kadar asam uratsetelah penambahan ekstrak etanol dan isolat flavonoid kulit kacang tanah, sertamengetahuistruktur senyawa flavonoid dalam isolat kulit kacang tanah (Arachishypogaea L.). Metode ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini adalahmetode remaserasi. Isolasi senyawa flavonoid dilakukan dengan menggunakanmetode kromatografi kolom vakum, fase geraknya menggunakan n-heksan : etilasetat, dan fase diamnya menggunakan silika gel GF 60. Untuk uji penurunankadar asam urat, ekstrak dan isolat kulit kacang tanah dibuat deret konsentrasi100, 200, 300, 400, dan 500 ppm. Hasil uji anava satu jalan ekstrak menunjukkanbahwa ada perbedaan ekstrak etanol dan isolat flavonoid kulit kacang tanah dalammenurunkan kadar asam urat. Hasil persentase penurunan kadar asam urat setelahpenambahan ekstrak kulit kacang tanah berturut-turut sebesar 49,88; 54,13; 57,09;59,22 dan 61,06%, sedangkan setelah penambahan isolat flavonoid berturut-turutyaitu 40,26; 43,74; 47,94; 50,22; dan 52,92%. Struktur flavonoid dari kulit kacangtanah yang dapat menurunkan kadar asam urat secara in vitro yaitu senyawaturunan flavon dengan rumus 7,3’,4’-trihidroksi flavon.
Potential of purple eggplant skin fraction (Solanum Melongena Var. Serpentinum L.) as an in vitro sunscreen Sari, Salza Laila; Wulandari, Wulandari; Mutiara, Erlita Verdia
Journal of Health Management and Pharmacy Exploration Vol. 2 No. 1 (2024): February 2024
Publisher : Surya Hijau Manfaat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52465/johmpe.v2i1.131

Abstract

Sunscreen is a product that is used as skin protection against sun exposure. The skin of purple eggplant is known to contain secondary metabolites which are used as sunscreens. This study aims to determine the activity of sunscreen fraction of the purple eggplant (Solanum melongena var. serpentinum L.) in vitro. Testing of sunscreen activity was carried out by calculating the value of SPF (Sun Protection Factor), %TE (Percent Transmission of Erythema) and %TP (Percent Transmission of Pigmentation) using the UV-Vis Spectrophotometry method. The purple eggplant skin fractionation method is by using LVC (Liquid Vacuum Chromatography). The results of the fractionation were identified using phytochemical screening and combined TLC. The fraction results were tested for SPF (Sun Protection Factor), %TE and %TP values. The results showed that the extract yield was 26.33%. The fractions used are fraction 9; 10; 11; and 12 which showed the same stain after being evaporated, which was a brownish yellow stain with a yield of 21,24%. The purple eggplant skin fraction (Solanum melongena var. serpentinum L.) has SPF, %TE and %TP values with optimal protection at a concentration of 400 ppm with each value obtained being 19; 1.35 and 9.79. The results of the statistical test of the purple eggplant skin fraction showed that the data were normally distributed but not homogeneous. The results of the homogeneity test for each concentration of results showed that the data were not significantly different.
PENGARUH KADAR EKSTRAK BUMBU BRIYANI TERHADAP AKTIVITAS PENURUNAN KOLESTEROL SECARA INVITRO BESERTA KADAR FENOLIK DAN FLAVONOIDNYA Wildan, Achmad; Mutiara, Erlita Verdia; Ramonah, Dewi
CENDEKIA EKSAKTA Vol. 6 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/ce.v6i1.4405

Abstract

Hiperkolesterol atau kadar kolesterol yang tinggi dalam darah menjadi faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler dan stroke.. Penurunan kadar kolesterol dapat menggunakan obat sintetik atau menggunakan herbal yang dikonsumsi sehari hari sebagai pelengkap masakan. Bumbu biryani merupakan bumbu masakan dari Timur Tengah yang kaya akan kandungan rempah-rempah seperti kunyit, jinten, kapulaga, kayu manis, cengkeh dan sebagainya. Kandungan senyawa fenolik dan flavanoid yang tinggi di dalam bumbu biryani diduga memberikan kontribusi besar dalam penurunan kadar kolesterol. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruhdari ekstrak bumbu biryani terhadap penurunan kadar kolesterol secara in vitro, dan mengetahui kandungan senyawa fenolik dan flavonoid bumbu biryani. Metode remaserasi menggunakan etanol 96% untuk mengekstraksi bumbu biryani. Penetapan kadar fenolik total dilakukan menggunakan metode Folin-Ciocalteu, penetapan kadar flavonoid total menggunakan metode Alumunium Klorida, penetapan kadar kolesterol dilakukan menggunakan metode Liebermann Burcard kandungan fenolik total dalam ekstrak bumbu biryani sebesar 114,7663 mg GAE/g, kadar flavonoid total ekstrak bumbu biryani sebesar 81,4624 ± 5,8558 mg QE/g, dan ek strak bumbu biryani dengan konsentrasi 700 bpj dapat menurunkan kolesterol sebesar 45,73%. Ekstrak bumbu biryani mengandung senyawa – senyawa antioksidan seperti fenolik dan flavonoid yang berperan dalam penurunan kadar kolesterol. Kata kunci: biryani, fenolik total,flavonoid total, kolesterol
UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK BUMBU BIRYANI SECARA INVITRO BESERTA SKRINING FITOKIMIANYA Wildan, Achmad; Mutiara, Erlita Verdia; Ramonah, Dewi
CENDEKIA EKSAKTA Vol. 6 No. 2 (2021)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/ce.v6i2.5522

Abstract

Antioksidan adalah senyawa yang mampu menghalangi terjadinya proses oksidasi atau menghambat radikal bebas, sehingga atom yang mempunyai elektron tidak berpasangan (radikal) berikatan dengan radikal lain sehingga menjadi stabil. Antioksidan dapat diperoleh salah satunya dari bumbu yang dikonsumsi sehari hari sebagai pelengkap masakan. Bumbu biryani merupakan bumbu masakan dari Timur Tengah yang kaya akan kandungan rempah-rempah seperti kunyit, jinten, kapulaga, kayu manis, cengkeh dan sebagainya. Bumbu biryani mempunyai kandungan senyawa fenolik dan flavanoid yang tinggi. Kandungan senyawa tersebut diduga memberikan kontribusi besar dalam menghambat radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk  mengetahui kandungan senyawa fitokimia yang terkandung dalam bumbu biryani dan mengetahui aktivitas antioksidan ekstrak bumbu biryani secara in vitro. Metode remaserasi menggunakan etanol 96% untuk mengekstraksi bumbu biryani. Skrining fitokimia dilakukan secara kromatografi lapis tipis (KLT) dan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) digunakan dalam uji aktivitas antioksidan. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol bumbu biryani memiliki kandungan senyawa fenolik, flavonoid, tanin, saponin, terpenoid dan alkaloid. Nilai aktivitas antioksidan pada ekstrak etanol bumbu biryani dinyatakan sebagai EC50 adalah 11147,4527 ppm.Kata kunci: aktivitas antioksidan, biryani, DPPH, radikal bebas, skrining fitokimia
ESTERIFICATION OF CINNAMIC ACID WITH OCTANOL USING ULTRASONIC WAVE ASSISTED BY COUPLING REAGENT AS ANTIERYTHEMA Jeconiah, Daninda; Mutiara, Erlita Verdia; Indriyanti, Erwin; Wildan, Achmad
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 10 No 2 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ahmad Dahlan Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v10i2.1715

Abstract

The n-octyl cinnamate compound, a cinnamate ester, is believed to have antierythema activity. This compound is naturally present in certain plant species; however, its quantity is limited. Steglich esterification can be used to produce n-octyl cinnamate, which involves the reaction of cinnamic acid with n-octanol using n,n'-dicyclohexylcarbodiimide (DCC) as a coupling reagent. Ultrasonic wave-assisted synthesis was performed to reduce the synthesis time and increase the yield of n-octyl cinnamate with time variations of 3, 4, and 5 hours at ± 2°C. The synthesized compounds were characterized by organoleptic properties, solubility, melting point, TLC, FTIR, and GC-MS tests. The synthetic compound occurred as a white powder, yielding 10.1% after an optimal duration of 4 hours. The compound was insoluble in distilled water but soluble in methanol, ethanol, chloroform, ether, and n-hexane. The compound has a melting range of 135.1-145.4°C, and the TLC results obtained different Rf values than the initial compound. FTIR test analysis showed the presence of C=C aromatic, C-H aromatic, C=O ester, C-O ester, C=C aliphatic, and C-H aliphatic group absorption by the n-octyl cinnamate compound. GC-MS analysis revealed a synthetic retention time of 17.193 minutes and an abundance of 35.40%. The antierythema activity of the synthesized n-octyl cinnamate compound was optimal at 100 ppm with a %TE of 1.661, classifying it as an extra protection category.  Keywords: anti-erythema, esterification, ultrasonic waves, n-octyl cinnamate, time.