Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

PERBANDINGAN KEMAMPUAN PROSES PEMECAHAN MASALAH ANTARA SISWA YANG MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DAN KONVENSIONAL Lestari, Teguh Panji; Sofyan, Deddy
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2, No 3 (2013)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.873 KB)

Abstract

Abstract:This study aims to determine the ratio between the problem solving ability of students to use learning model Creative Problem Solving ( CPS ) with Conventional of the students SMAN 19 Garut . The method used in this study is quasi-experimental method with two groups of students, as the experimental group is the group of students who get teaching Creative Problem Solving (CPS) and the control group is the group of students who received conventional learning . The instrument used in this study is a written test with a description of the subject form the Turunan Fungsi. The population in this study were all students of class XI of SMAN 19 Garut with the sample selected class XI IPA-3 and XI IPA-4 . From the results of preliminary tests of normality test (pretest), initial test scores obtained in the experimental class are not normally distributed so that the test followed by Mann Whitney test and obtained zhitung = 2.73 and ztabel = 1.96 thus zhitung > ztabel , or zhitung be outside the acceptance of the null hypothesis can be concluded that the average ability of students beginning the experimental class and the control class was different. Proceed with the test and the normalized gain of normality test results and that both classes are not normally distributed then proceed with the mann witney test. Retrieved zhitung = 2.61 and = ztabel 1.96 thus zhitung > ztabel then Ho is rejected . Thus , it can be concluded that the mathematical problem solving ability among students who received learning model Creative Problem Solving ( CPS ) is better than the students who received conventional learning models. This is because teaching Creative Problem Solving (CPS) students are more active , creative and innovative in finding solutions to any given problem . Abstrak:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kemampuan pemecahan masalah antara siswa yang menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dengan Konvensional pada siswa SMAN 19 Garut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu dengan dua kelompok siswa, sebagai kelompok eksperimen yaitu kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dan kelompok kontrol yaitu kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran Konvensional. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes tulis berbentuk uraian dengan pokok bahasan turunan fungsi. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMAN 19 Garut dengan sampel kelas yang dipilih yaitu XI IPA-3 dan XI IPA-4. Dari hasil uji coba normalitas tes awal (pretes), diperoleh skor tes awal pada kelas eksperimen tidak berdistribusi normal sehingga pengujian dilanjutkan dengan uji Mann Withney dan diperoleh zhitung = 2,73 dan ztabel=1,96 dengan demikian zhitung > ztabel, atau zhitung berada diluar penerimaan hipotesis nol di dapat kesimpulan bahwa rata-rata kemapuan awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah berbeda. Dilanjutkan dengan uji gain ternormalisasi dan dari hasil uji normalitas dan ternyata kedua kelas tidak berdistribusi normal maka pengujian data dilanjutkan dengan uji mann witney. Diperoleh zhitung = 2,61 dan ztabel= 1,96 dengan demikian zhitung >  ztabel maka Hoditolak. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematik antara siswa yang mendapatkan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) lebih baik dari pada siswa yang mendapatkan model pembelajaran Konvensional. Hal ini disebabkan karena pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) siswa lebih aktif, kreatif dan inovatif dalam  mencari solusi dari setiap masalah yang diberikan.
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN DEDUKTIF INDUKTIF BERBANTUAN GEOGEBRA DALAM MENINGKATK KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MASA PANDEMI Sugandi, Asep Ikin; Sofyan, Deddy; Maesaroh, Siti
JPMI (Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif) Vol 4, No 1 (2021): JPMI
Publisher : IKIP Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22460/jpmi.v4i1.p%p

Abstract

The purpose of this study was to produce learning tools using geogebra-assisted inductive deductive approaches that were valid, practical and effective in improving students' creative thinking abilities. This research method is a development method. This study develops learning tools that include a Learning Implementation Plan (RPP) and Student Worksheets (LKS) using the Plomp model which consists of three stages, namely the initial investigation phase, the development phase and the evaluation phase. Data processing techniques consisted of validity analysis using validation sheets, practicality analysis techniques using questionnaires from students and teachers and the last analysis of effectiveness using questions about the ability to think mathematically creatively. The results showed that the results of the validation of the learning tools indicated that the learning devices were feasible with a very valid category, while the results of the trials showed that the learning tools developed were very practical and very effective.
EFEKTIVITAS PENDEKATAN INDUKTIF DEDUKTIF BERBANTUAN GEOGEBRA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MASA PANDEMI Asep Ikin Sugandi; Deddy Sofyan; Siti Maesaroh; Linda Linda; Utari Sumarmo
AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika Vol 10, No 1 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.658 KB) | DOI: 10.24127/ajpm.v10i1.3452

Abstract

Penelitian  ini bertujuan untuk menelaah  efektivitas menggunakan pendekatan induktif deduktif  berbantuan Geogebra terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini  adalah metode kuasi eksperimen. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Batujajar, sedangkan sampelnya dipilih dua kelas, yaitu kelas XI IPA 5 dan XI IPA 2 yang banyaknya 68 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat tes kemampuan berpikir kreatif yang berbentuk soal uraian sebanyak 4 soal. Soal tersebut sudah memenuhi soal yang baik berdasarkan validitas, reliabilitas, daya pembeda dan indeks kesukaran. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini antara lain analisis deskriptif dan analisis inferensial meliputi uji N-gain, uji normalitas, uji homogenitas, dan uji T-test (Independent Samples T-test) atau uji Mann-Whitney. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan SPSS 18 diperoleh hasil bahwa pendekatan induktif deduktif berbantuan Geogebra dengan pendekatan  biasa memiliki nilai sign. sebesar 0,000, karena nilai sign. < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan induktif deduktif berbantuan Geogebra lebih efektif dibandingkan pendekatan biasa ditinjau dari  kemampuan berpikir matematis siswa. 
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Deddy Sofyan
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.538 KB) | DOI: 10.31980/mosharafa.v1i1.168

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menelaah model pembelajaran yang lebih baik dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematik pada kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis masalah  terbuka, pembelajaran berbasis masalah terstruktur, dan pembelajaran konvensional. Penelitian ini merupakan studi eksperimen berbentuk kelompok kontrol pretes-postes. Populasi Penelitian ini adalah Siswa SMP Negeri di kabupaten Garut yang termasuk kategori sekolah kelompok tinggi. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VIII salah satu SMP Negeri di kabupaten Garut. Hasil yang diperoleh adalah kemampuan komunikasi matematik siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis masalah terbuka sama baiknya dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Kemampuan komunikasi matematik siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis masalah terbuka dan pembelajaran konvensional lebih baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis masalah terstruktur.
PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA ANTARA YANG MENDAPATKAN MODEL ACTIVE LEARNING TIPE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER DENGAN KONVENSIONAL Euis Siti Aisyah; Deddy Sofyan
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.797 KB)

Abstract

Dalam pembelajaran matematika sering terjadi masalah dalam hal rendahnya prestasi belajar siswa yang diawali dengan anggapan bahwa matematika itu sulit. Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya masalah tersebut adalah kemampuan dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran yang efektif. Pada pembelajaran konvensional siswa lebih sering bersikap pasif. Kebiasaan bersikap pasif dapat mengakibatkan sebagian besar siswa takut dan malu bertanya akan mengenai materi yang kurang dipahaminya. Adapun active learning tipe giving question and getting answer dengan potongan-potongan kertas sebagai medianya dapat digunakan guru untuk mengetahui informasi tertentu, yaitu materi yang kurang dipahami siswa serta materi yang dapat dijelaskan oleh siswa. Penelitian ini bertujuan untuk:1) mengetahui perbandingan prestasi belajar matematika antara siswa yang mendapatkan model active learning tipe GQGA dengan siswa yang mendapatkan model pembelajaran konvensional, beserta peningkatannya; 2) mengetahui perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa kelompok tinggi, sedang, dan rendah setelah mendapatkan model active learning tipe GQGA, beserta peningkatannya; 3)  mendeskripsikan sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dan model active learning tipe GQGA. Penelitian ini dilaksanakan secara eksperimental pada Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Garut. Tahapan penelitian dimulai dari pembuatan instrumen, pelaksanaan pembelajaran, dan pelaksanaan tes prestasi belajar. Tes dilakukan sebelum dan sesudah pembelajaran. Khusus di kelas eksperimen, dilaksanakan  pengisian angket oleh siswa. Pengolahan data secara kuantitatif dilakukan perhitungan secara manual dengan bantuan Microsoft Office Excel. Adapun pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji Mann Whitney, Anova Satu Jalur (One Way Anova), dan Kruskall Wallis.
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Komunikasi Matematik melalui Pendekatan Problem Posing Deddy Sofyan; Sukanto Sukandar Madio
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4, No 3 (2015)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1764.465 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah menelaah apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematiksiswa yang mendapatkan pendekatan problem posing lebih baik dibanding yang konvensional.
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIK MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SMA Deddy Sofyan; Sukanto Sukandar Madio
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.506 KB) | DOI: 10.31980/mosharafa.v6i1.297

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa SMA dalam pemecahan masalah dan komunikasi matematik melalui pendekatan problem posing dalam pembelajaran matematika. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen. Populasi penelitian ini adalah siswa di salah satu SMA Negeri di Kabupaten Garut. Sampel penelitian dipilih secara acak berdasarkan kelas, sampelnya adalah kelas XII IPA 1 yang mendapat pembelajaran menggunakan pendekatan problem posing dan siswa kelas XII IPA 3 yang mendapat pembelajaran konvensional. Simpulan hasil penelitian ini adalah bahwa dalam pembelajaran matematika di SMA: 1. Kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang mendapatkan pendekatan problem posing lebih baik dibandingkan dengan konvensional, 2. Tidak terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematik antara siswa yang mendapatkan pendekatan problem posing dengan konvensional, 3. Tidak terdapat kaitan yang signifikan antara kemampuan pemecahan masalah matematik dengan kemampuan komunikasi matematik pada siswa yang mendapatkan pendekatan problem posing. The purpose of this research is to improve the ability of high school students in problem solving and communication of mathematics through problem posing approach to learning mathematics. The method used is a quasi-experimental method. The study population was one of the students in high schools in Garut. Samples were selected randomly based on the class, the sample is a class XII IPA 1 gets learning using problem posing approach and class XII IPA 3 students who received conventional learning. Conclusion The results of this study is that the study of mathematics in high school: 1. mathematical problem solving ability of students to get a better problem posing approach compared to conventional, 2. there is no difference in the ability of mathematical communication between students who received conventional approach to problem posing, 3. there was no significant association between mathematical problem solving skills with communication skills in students who get a mathematical problem posing approach.
PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SISWA ANTARA YANG MENDAPATKAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL Dede Delisda; Deddy Sofyan
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.542 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah membandingkan dua model pembelajaran yaitu model pembelajaran Snowball Throwing dan Pembelajaran konvensional untuk melihat sejauh mana kedua model pembelajaran tersebut berperan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Peneliti ingin melihat apakah prestasi belajar siswa yang mendapatkan model Snowball Throwing  lebih baik dibandingkan dengan yang mendapatkan model konvensional. Metode yang peneliti gunakan adalah metode eksperimen, yaitu dengan cara memberikan perlakuan pada dua kelas sampel yang berbeda. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 15 Garut dengan sampel kelas dipilih secara acak yaitu X-6 dan X-8.Instrumen yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa yaitu berupa tes objektif, diberikan sebelum peneliti memberikan perlakuan (pre-test) dan sesudah perlakuan (post-test).Berdasarkan hasil penelitian tes awal terdapat data yang tidak berdistribusi normal pada keduanya sehingga pengolahan data dilanjutkan dengan Uji Mann Whitney Selain itu penelitiani ini juga mengulas mengenai kategori peningkatan prestasi belajar siswa kelas eksperimen antara kelompok tinggi, sedang, dan rendah dengan hasil peningkatan pada masing-masing kelompok tergolong sedang.
PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS ANTARA SISWA YANG MENDAPATKAN STRATEGI CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL Tina Muliawati; Deddy Sofyan
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.635 KB)

Abstract

ABSTRACT Most student is passive in the process learning of mathematics that leads to less in their creativity and achievement. Therefore, it needs an effort and innovatively learning of mathematics. As an alternative concerning such things one should develops learning of mathematics with “Creative Problem Solving (CPS)” approach. It is a learning approach which generates an activity between mathematics and students. Thus, it motivates them to solve the problem ununiquely with many stragies. As for which being experiment class is VII-D and VII-E. Class VII-D is gettingCreative Problem Solving (CPS) strategyand class VII-E is getting conventional teaching.  For the experimental instrument was composed 6 essay.The gainof students mathematics understanding ability increases getting Creative Problem Solving (CPS) strategy is better than students who received conventional teaching.
PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DALAM MATEMATIKA ANTARA YANG MENDAPAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL Lesta Lestari; Deddy Sofyan
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.219 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan atas dasar pentingnya kemampuan pemecahan masalah yang menjadi fokus utama dalam pembelajaran matematika sekolah saat ini yang menghendaki dimulainya pembelajaran dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (Contextual Problem). Salah satu pendekatan yang memulai pembelajarannya dengan masalah kontekstual agar siswa aktif untuk menemukan dan merekonstruksi kembali konsep-konsep matematika adalah Pembelajaran Matematika Realistik (PMR). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa dalam matematika yang mendapat PMR lebih baik daripada dengan pembelajaran konvensional.