Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Evaluasi Efek Terapeutik Terhadap ISPA Serta Status Gizi Anak Balita M. Sabir; Sarifuddin Sarifuddin
Biocelebes Vol. 4 No. 1 (2010)
Publisher : Biology Department, Mathematics and natural science, Tadulako University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The study is devoted to investigating the therapeutic effect on severity of acute respiratory infection (ARI) and nutritional status of underfive years old. It is analytic design of evaluative by visiting the house of sample at the fourth until the ninth days after giving therapeutic. The number of sample was 50 under five years old, selected by accidental sampling. The data were analyzed with wilcoxon sign runk test and paired t-test. The study indicated that first diagnoses of acute respiratory infection severity, it was found that average of duration of ARI was 3 days (17%), severe ARI is 84% and mild ARI 16%. Based on nutritional status (weight/age = W/A), severe malnutrition (8%), undernutrion (16%), and well nutrition (76%). The fourth days of therapy was found that duration of ARI was six days (66%) and severe ARI (52%), mild ARI (32%) and healing (16%). Meanwhile, nutritional status was severe malnutrition (6%), undernutrition (20%) and well nutrition (20%). The nine days of therapy, duration of ARI was six days (56%), severe ARI was 20%, mild ARI was 34% and healing was 46%. Severe malnutrition was 6%, undernutrition was 18%, and well nutrition was 76%. Paired T-test and Wilcoxon test, shown that there was therapeutic effect on duration and severity of ARI (P = 0,000) and (P = 0,004), and no effect of nutritional status based on paired t-test (P = 0,748). The conclusion is therapeutic can reduce of duration and severe of ARI, meanwhile nutritional status dose not have effect. Key words: Therapeutic effect, severity of ARI, nutritional status, underfive years old.
Detection of Igm To Leptospira Agent With Elisa and Leptodistick Method M. Sabir; Aristo Aristo; Hasanuddin Hasanuddin; Sarifuddin Sarifuddin; M. Hatta
Biocelebes Vol. 5 No. 1 (2011)
Publisher : Biology Department, Mathematics and natural science, Tadulako University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sampel berupa serum diambil dari penderita demam yag dicurigai karena : leptospirosis,demam tifoid, malaria dan hepatitis. Pemeriksaan serum terhadap antibodi IgM spesifik untuk leptospira menggunakan pemeriksaan dipstik sederhana (leptodipstik). Sampel diperoleh dari bagian Mikrobiologi, pada rumah sakit universitas hasanuddin di makassar Indonesia, dan data hasil pemeriksaan sederhana ini dibandingkan dengan hasil prosedur diagnostik standar Rumah Sakit yang diterapkan oleh dokter di Rumah Sakit yang sama. Sebagai bagian dari penelitian ini, sebagian besar serum ,juga diperiksa dengan ELISA yang spesifik dan sensitif terhadap IgM leptospira pada Royal Tropical Institute di Amsterdam untuk dibandingkan dengan hasil pemeriksaan leptodipstik. Aplikasi leptodipstik memperlihatkan keberadaan antibodi IgM yang spesifik terhadap leptospira pada 21 dari 34 penderita yang telah didiagnosis leptospirosis dan 7 dari 368 penderita yang didiagosis selain leptospirosis. Hasil pemeriksaan dipstik memiliki korelasi yang baik dengan hasil pemeriksaan ELISA. Kata kunci: IgM, ELISA,Leptodipstik, Leptospira.
Resistensi Antibiotik terhadap Bakteri Salmonella Typhi: Literature Review: Antibiotic Resistance to Salmonella Typhi Bacteria: Literature Review M. Sabir; Sarifuddin; Aristo; Ressy Dwiyanti; Andi Nur Asrinawaty
Promotif : Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 13 No. 1: JUNE 2023
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/promotif.v13i1.3663

Abstract

Resistensi antimikroba merupakan ancaman kesehatan masyarakat dunia. Dampak kesehatan masyarakat akibat Salmonella semakin diperberat dengan munculnya resistensi antimikroba. Untuk membantu mengetahui resistensi antibiotik terhadap Salmonella thypi, dilakukan literatur review dengan tujuan untuk mendeskripsikan prevalensi resistensi antibiotik. Data yang digunakan merupakan data yang diambil bersumber dari PubMed, NCBI, Sciense Direct, Google Schoolar. Hasil pencarian menggunakan database ditemukan 28 jurnal dan kemudian diseleksi. Hasil seleksi diperoleh 12 jurnal yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Pengendalian Salmonella thypi (penyebab Demam Tifoid) dapat dilaksanakan melalui sistem surveilens yang diterapkan secara konsisten memantau secara longitudinal dan mengevaluasi resistensi serta konsekuensinya dalam bidang pencegahan kesehatan masyarakat.
Karakteristik dan Etiologi Dominan Penyebab Individu Suspek Infeksi di Rumah Sakit Undata Palu: Characteristics and Etiology of Dominant Causes of Individuals Suspected of Infection at Undata Hospital, Palu Sarifuddin; Aristo; M. Sabir; Ary Anggara; Siti Nurhasanah; Ratna Sari Dewi; Mufdiah Nurriza
Jurnal Kolaboratif Sains Vol. 7 No. 1: JANUARI 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jks.v7i1.4883

Abstract

Latarbelakang. Pandemi Covid-19 menyebabkan pembatasan kegiatan masyarakat, termasuk pemberian layanan Kesehatan yang terbatas dalam mengurangi penyebaran penyakit dan memberikan dampak terhadap penurunan tingkat layanan di Rumah Sakit khususnya pasien yang menjalani rawat jalan dan rawat inap. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik suspek infeksi rawat jalan dan rawat inap Selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kota Palu. Metode Penelitian dengan pendekatan penelitian deskriptif, data rawat jalan dan rawat inap diperoleh dari rekam medis sebanyak 190 responden selama periode 2020-2021 yang memiliki sifat karakteristik tertentu (sesuai kriteria)inklusi penelitian. Hasil didapatkan dari 190 responden berdasarkan jenis kelamin (laki-laki 82.1%, perempuan 17.9%), Usia terbanyak (41-55 tahun) 67(35.3%), layanan (Rawat Jalan 132 (69.5%) dan Rawat Inap 58 (30.5%), keluhan Demam 89 (46.8%), kultur Feses 152 (80%), bakteri terbanyak E.coli 129 (67.9%), Stapylococcus aureus 23 (12.1%), Streptococcus pneumoniae 13 (6.8%), Pseudomonas aeruginosa 8(4.2%), Proteus mirabilis 7(3.7%), Klebsiella sp 6(3.2%), S.typhi 4(2.1%), kebiasaan merokok (ya 121(63.7%) tidak 45(23.7%), Cuci tangan (selalu 149(78.4%) kadang-kadang 27(14.2%, tidak tahu 14(7.4%), Pekerjaan (PNS 96(50.5%) dan buruh harian dan nelayan masing-masing 14(7.4%) lain-lain 3(1.6%), konsumsi antiviral 177(93.2%), konsumsi analgetik 169(88.9%), Riwayat konsumsi antibiotik 182(95.8%), tes swab antigen 186(97.9%), suspek diagnosis infeksi ditemukan TB Paru 90(47.4%), Diare 19(10%), ISK 23(12.1%), Psoriasis 13(6.8%), tifoid 12(6.3%), dan terendah Pneumonia 3(1.6%), kusta 2(1.1%). Isolat terbanyak di layanan rawat jalan ditemukan terbanyak adalah E.coli 38(28.8%) dan Stapylococcus aureus 7(5.3%) sedangkan di layanan Rawat Inap terbanyak E.coli 28(48.3%) dan Staphylococcus aureus 5(8.6%). Kesimpulan: Suspek infeksi Rawat Jalan sebanyak 132(69.5%) dan Rawat Inap sebanyak 58(30.5%), suspek penyakit terbanyak Rawat Jalan adalah tuberculosis 88(66.7%) dan Rawat Inap ISK 23(39.6%) dan isolat terbanyak Rawat Jalan adalah E.coli dan S.aureus (28.8%) dan 5.3%) dan Rawat Inap isolat terbanyak E.coli dan S.aureus (48.3%) dan (8.6%).