Perkembangan bimbingan belajar online telah berdampak pada ekosistem pendidikan non-formal di Indonesia, termasuk di daerah pedesaan seperti Desa Kesesi. Studi ini bertujuan untuk menganalisis implikasi manajerial dan kewirausahaan dari peralihan model bisnis bimbingan belajar konvensional ke sistem berbasis digital. Pendekatan penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan wawancara mendalam terhadap manajer lembaga bimbingan belajar konvensional dan observasi lapangan untuk memahami strategi adaptasi yang diterapkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa digitalisasi telah memicu gangguan signifikan terhadap keberlanjutan operasional lembaga bimbingan belajar tradisional, ditandai dengan penurunan jumlah peserta dan efisiensi biaya yang lebih tinggi pada platform online. Namun, hasil juga menunjukkan bahwa wirausahawan pendidikan lokal (edupreneurs) mampu bertahan dengan mengadopsi pendekatan manajemen berbasis kepercayaan sosial, diferensiasi layanan yang dipersonalisasi, dan inovasi pembelajaran hibrida sederhana melalui media digital ringan. Studi ini menegaskan bahwa keberlanjutan lembaga bimbingan belajar di daerah pedesaan memerlukan strategi transformasi digital yang kontekstual, di mana nilai-nilai sosial, adaptasi teknologi, dan orientasi kewirausahaan harus diintegrasikan secara seimbang dalam pengelolaan pendidikan non-formal.