Johan A. E. Noor
Brawijaya University

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KALIBRASI DETEKTOR NaI(Tl) UNTUK PEMANTAUAN KONTAMINASI BAHAN RADIOAKTIF DI TANAH SECARA IN-SITU Sholihuddin, Imam; Noor, Johan A. E.; Bunawas, bunawas
Physics Student Journal Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Department of Physics - Faculty of Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan kalibrasi terhadap spektrometer gamma dengan detektor NaI(Tl). Kalibrasi ini terdiri dari kalibrasi energi yang menunjukkan hubungan antara energi sinar gamma dengan channel pada sofware portable gamma mapping acquisition, kalibrasi efisiensi yang menunjukkan hubungan antara cacahan spektrometer dengan aktivitas sinar gamma. Kalibrasi energi dilakukan dengan menentukan puncak energi hasil pencacahan sumber titik Co-60 dan Cs-137. Kalibrasi efisiensi dilakukan dengan cara melakukan pencacahan terhadap sumber standar tanah dengan kandungan radionuklida alam dan sumber standar tanah dengan kandungan radionuklida buatan dengan nilai variasi ketinggian detektor yang berbeda antara detektor menggunakan shielding dan detektor tanpa menggunakan shielding. Hubungan energi dengan channel pada software dirumuskan oleh energi = 3,153 channel + 29,97. Nilai faktor koreksi stripping rasio 𝛼 dan 𝛽 untuk detektor menggunakan shielding adalah 0,03 dan 0,60, sedangkan untuk detektor tanpa menggunakan shielding adalah 0,02 dan 0,47. Nilai KMD (Konsentrasi Minimum yang dapat Dideteksi) untuk selang kepercayaan 1σ (68,5%) untuk detektor tanpa menggunakan shielding pada ketinggian 38 cm untuk radionuklida Cs-137 = 4,6 Bq/kg, K-40 = 23,4 Bq/kg, U-238 = 10,3 Bq/kg, Th-232 = 10,1 Bq/kg, sedangkan nilai KMD untuk detektor dengan menggunakan shielding pada ketinggian 23 cm untuk radionuklida Cs-137 = 1,9 Bq/kg, K-40 = 13,8 Bq/kg, U-238 = 5,9 Bq/kg, Th-232 = 5,8 Bq/kg.Kata kunci: kalibrasi, detektor NaI(Tl), energi, efisiensi, dan KMD.
Pengukuran Produk Aktivasi Pesawat Medical Linear Accelerator iX hartanti, aditya surya; Noor, Johan A. E.; APU, bunawas
Physics Student Journal Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Department of Physics - Faculty of Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengukuran produk aktivasi dari komponen akselerator linear untuk terapi radiasi merupakan upaya untuk proteksi radiasi pada umumnya dan decommisioning pada khususnya. Produk aktivasi dalam pesawat LINAC berasal dari proses efek fotonuklir dan penangkapan neutron yang dapat mengaktivasi komponen kepala akselerator. Spektrum energi sinar gamma yang dipancarkan akibat aktivasi produk yang berasal dari kepala akselerator model Clinac iX diukur menggunakan spektroskopi gamma in situ di isocenter. Setelah analisis spektrum didapatkan isotop yang teraktivasi sebanyak tiga belas, yaitu 24Na, 28Al, 56Mn, 57Ni, 58Co, 60Co, 64Cu, 82Br, 102Rh, 122Sb, 124Sb, 187W, dan 196Au. Dari isotop yang telah terdeteksi aktivitas yang paling besar diberikan oleh 28Al sebesar 9,7 MBq dengan laju dosis 2,289 μSv/jam. Kata kunci: Clinac iX, produk aktivasi, spektrometer gamma
Perkiraan Dosis Ekuivalen Neutron Termal pada Pasien Radioterapi Linac 15 MV Hentihu, Fatimah Kunti; Noor, Johan A. E.; -, Bunawas
Physics Student Journal Vol 2, No 1 (2014)
Publisher : Department of Physics - Faculty of Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan linac dengan energi foton lebih dari 10 MV akan menghasilkan neutron dari reaksi fotoneutron antara foton yang dihasilkan dengan bahan-bahan di sekitar kepala linac. Kami telah melakukan penelitian dengan menggunakan pesawat  linac 15 MV untuk mengukur dosis ekuivalen neutron termal di dalam tubuh dengan menggunakan sebuah fantom atropomorfik berbahan polietilen yang disisipi detektor CR-39 beradiator BN-1. Ketika neutron cepat masuk ke dalam fantom dan berinteraksi, neutron cepat akan mengalami moderasi dan termalisasi menjadi neutron termal. Neutron termal tersebut dideteksi dengan detektor CR-39 beradiator BN-1 karena reaksi antara neutron termal dengan boron menghasilkan partikel alfa yang akan berinteraksi dengan detektor CR-39 dan menghasilkan jejak. Sebelum digunakan, detektor dikalibrasi terlebih dahulu dengan sumber neutron 252Cf  untuk memperoleh persamaan kalibrasi    y = 164x. Sensitivitas detektor CR-39 pada penelitian ini sebesar 164 jejak/cm2.µSv. Dosis ekuivalen neutron termal dari penyinaran linac dengan dosis terapi 2 Gy dan 3 Gy sebesar 52 - 206 µSv dengan ketidakpastian ±5% dan 78-309 µSv dengan ketidakpastian ±4%. Variasi dosis tersebut berhubungan dengan letak titik (kedalaman dan jarak dari isosenter penyinaran) dan jenis bahan pada fantom.
Arsitektur Observable-SOA untuk Pengembangan Perpustakaan Digital Terintegrasi Nasional Kurniawan, Tri Astoto; Noor, Johan A. E.; Santoso, Nurudin
Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Vol 8 No 4: Agustus 2021
Publisher : Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25126/jtiik.2021844966

Abstract

Katalog induk nasional (KIN) memegang peran mendasar dalam pengembangan perpustakaan digital terintegrasi nasional. KIN merupakan hasil konsolidasi katalog dari setiap perpustakaan anggota. Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas), yang bertanggung jawab untuk membangun KIN, saat ini menggunakan sebuah platform tunggal dalam konsolidasi tersebut. Semua perpustakaan anggota harus menyediakan sistem yang sama, baik perangkat keras maupun perangkat lunak, untuk bisa berkolaborasi dalam KIN. Arsitektur monolitik seperti ini sangat berpotensi menghalangi perpustakaan yang belum siap dengan sistem yang dibutuhkan untuk berkontribusi dalam pengembangan KIN karena membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Artikel ini membahas arsitektur Observable-SOA untuk menjadi alternatif arsitektur yang fleksibel sehingga memungkinkan beberapa perpustakaan anggota yang berjalan pada berbagai platformnya masing-masing yang saling berbeda untuk bisa melakukan interoperasi secara efektif dalam mengembangkan KIN. Arsitektur tersebut memanfaatkan konsep yang ada pada SOA (service-oriented architecture) dan pola perancangan Observer. Arsitektur yang diusulkan, berikut algoritme dari beberapa layanan (service) dasar, telah berhasil diuji fungsionalitasnya dalam melakukan konsolidasi KIN dan pencarian katalog pada lingkungan simulasi yang merepresentasikan interoperasi antara Perpusnas dengan setiap perpustakaan anggotanya. Lingkungan uji tersebut melibatkan 4 perpustakaan digital yang diimplementasikan dengan menggunakan 3 sistem perpustakaan terintegrasi yang bersifat open source. Arsitektur Observable-SOA ini bisa menjadi pengganti arsitektur monolitik yang saat ini digunakan oleh Perpusnas untuk mengembangkan KIN tanpa harus membebani perpustakaan anggota dengan berbagai perangkat tambahan. AbstractThe national union catalog (KIN) plays a fundamental role in developing a national integrated digital library (NIDL). KIN is consolidated from the catalogs of its various constituent libraries. The National Library of Indonesia (Perpusnas), which is responsible for building KIN, is currently using a single platform built for such consolidation purposes. All constituent libraries must provide the same system, which includes hardware and software, to collaborate in KIN. This monolithic setting may prevent some libraries, which are not ready with the required system, to contribute in developing such KIN since it costs a lot. This article discusses the Observable-SOA architecture to provide a flexible setting allowing some constituent libraries with various different platforms to effectively interoperate in developing such catalog within a NIDL. Such architecture leverages the Observer design pattern and SOA (service-oriented architecture) concepts. The proposed architecture and some basic services algorithms were successfully tested for its functionalities in consolidating KIN and searching a particular catalog within a simulated environment representing the interoperability between the Perpusnas and its constituents. Such environment involved 4 digital libraries implemented by using 3 open-source integrated library systems (ILSs). This Observable-SOA architecture may be used to replace the monolithic architecture currently used by the Perpusnas to develop KIN without burdening the constituent libraries with various additional systems