Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

ANALISIS NILAI-NILAI BUDAYA DALAM CERITA KAGUYA HIME NO MONOGATARI Sandy Walansendow; Helena Pandi; Amelia G. Sompotan
KOMPETENSI Vol. 1 No. 06 (2021): KOMPETENSI: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Seni
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.807 KB) | DOI: 10.36582/kompetensi.v1i06.1978

Abstract

Tujuan dari penelitian penelitian Ini adalah menganalisi Nilai- Nilai Budaya Dalam Cerita Kaguya Hime No Monogatari serta struktur teks dalam cerita Kaguya Hime no Monogatari. Penelitian menggunakan teknik Studi kepustakaan dokumentasi Hasil Penelitian: Karya ini merupakan adaptasi dari dari dongeng legendaris Jepang berjudul Kaguya Hime no Monogatari (Kisah Putri Kaguya) atau juga dikenal dalam judul Taketori no Okina no Monogatari (Kisah Kakek Pengambil Bambu). Kisah ini diperkirakan berasal dari awal zaman Heian dimana si pengarang sangat memahami gaya sastra Tiongkok maupun agama Buddha. Bambu di Jepang menjadi tanaman rakyat,simbol kesederhanaan. Bambu yang baik tumbuh secara wajar dan alamiah tanpa ada campur tangan manusia. Dari sifat-sifat tersebut, esensi dari bambu adalah kehidupan sederhana yang menghidupi sekitarnya, Nilai-nilai budaya yang terkandung dalam cerita Kaguya Hime no Monogatari: Realita Kehidupan, kesederhanaan dan pantang menyerah.
MENGENAL SEJARAH PEMERINTAHAN JEPANG “DAIMYOU” PADA ZAMAN AZUCHI MOMOYAMA Amelia Sompotan; Sherly Lensun
KOMPETENSI Vol. 1 No. 10 (2021): KOMPETENSI: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Seni
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (502.607 KB) | DOI: 10.36582/kompetensi.v1i10.3577

Abstract

Pemerintahan adalah sebuah organisasi dari sekelompok orang-orang yang mempunyai kekuasaan, R.Mac.ivey (1947). Dalam sejarah sistem pemerintahan Jepang terdapat zaman feodal, Zaman feodal dibagi menjadi dua bagian. Paruh pertama di sebut abad pertengahan (chusei) dari zaman kamakura hingga zaman muromachi, sementara paruh kedua disebut abad modern (kinsei) dari zaman Azuchi-Momoyama hingga Zaman edo. pemerintahan Jepang menerapkan sistem pemerintahan yang menempatkan shogun sebagai pemimpin tertinggi yang memiliki kekuasaan penuh, sementara kaisar hanyalah sebagai boneka dengan sedikit kekuatan politik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian sebagaiみなもとberikut: Periode Azuchi-Momoyama diawali oleh Minamoto no Yoritomo( 源 のよりとも頼 朝 )yang membangun model pemerintahan yang dikenal dengan sebutan bakufuばくふ(幕府) atau pemerintahan shogunat. Shogunat yang pertama dikenal dengan namaかまくらばくふKamakurabakufu (鎌倉幕府) di Kamakura pada tahun 1192. Model pemerintahanshogunat terdiri dari dua divisi utama yaitu, divisi samurai dan divisi pengadilan/hukum. pembentukan sebuah Negara tidak luput dari berbagai masalah.Negara yang hebat, pasti didalamnya ada orang-orang yang hebat.Dalam mencapai semuannya itu ada begitu banyak yang dikorbankan.Daimyou adalah sebutan untuk orang-orang yang memiliki kekuasaan tertentu dalam pemerintahan jepang.pada Zaman Azuchi Momoyama mereka saling bersaing untuk menjadi yang terkuat dan saling berperang untuk mendapatkan kekuasaan pemerintahan. Daimyou terkuat pada zaman itu adalah Oda Nobunaga. Namun, sebelum menyatukan Jepang Oda Nobunaga dibunuh Oleh pengikutnya sendiri seorang Daimyou yaitu Akechi Mitsuhide. Dan ternyata Mitsuhide sudah bersekutu dengan Toyotomi Hideyoshi. Karena Hideyoshi juga ingin menjadi penguasa Pemerintahan Dia menghianati Mitsuhide dan membunuhnya. Perebutan kekuasaan ini terus berlanjut sampai di perang Sekigahara, yang menandakan berakhirnya Zaman Azuchi Momoyama.
EFEKTIVITAS MEDIA APLIKASI LUVLINGUA DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JEPANG DI SMA NEGERI 1 TONDANO Brigitha Wuisang; Fince L. Sambeka; Amelia G.Y. S Sompotan
KOMPETENSI Vol. 2 No. 04 (2022): KOMPETENSI: Jurnal Ilmiah Bahasa dan Seni
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36582/kompetensi.v2i04.4803

Abstract

Aplikasi LuvLingua merupakan salah satu bentuk permainan kosakata bahasa Jepang, yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran kosakata bahasa Jepang. Penelitian ini bertujuan agar penggunaan media aplikasi LuvLingua efektiv dalam pembelajaran kosakata bahasa Jepang. Dengan adanya penggunaan Media aplikasi LuvLingua dalam Pembelajaran kosakata bahasa Jepang pada siswa, membuat pembelajaran siswa menjadi lebih menarik, menyenangkan dan disukai karena, terdapat fitur-fitur menarik didalamnya yang sangat efektiv untuk siswa dalam belajar kosakata bahasa Jepang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, dan teknik pengolahan data berdasarkan uji-t. Dari hasil pre-test dan post-test diperoleh rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen 89,23 dan pada kelas kontrol 73,07, dan dari hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan statistik uji-t diperoleh dimana ????ℎ????????????????????= 2,44 > ???????????????????????? 1,71 sehingga nilai rata-rata siswa yang diajarkan menggunakan media aplikasi LuvLingua lebih baik dari nilai rata-rata tanpa menggunakan media aplikasi LuvLingua.
ANALISIS PENGGUNAAN FUKUSHI “TAIHEN” PADA BUKU MINNA NO NIHONGO Amelia Sompotan
KOMPETENSI Vol. 2 No. 07 (2022): KOMPETENSI: JURNAL BAHASA DAN SENI
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36582/kompetensi.v2i07.4815

Abstract

Adverbia (fukushi) adalah kata keterangan, tidak mengalami perubahan bentuk. fukushi taihen masuk pada jenis Teido no Fukushi, yaitu adverbia yang berfungsi untuk menyatakan suatu tingkatan keadaan dan aktivitas. Selain taihen, fukushi lain yang masuk dalam jenis teido no fukushi di antaranya adalah totemo, hijooni, osoroshiku, hidoku, daibu, zuibun, amarini, kanari, kekkoo, nakanaka, sukoshi, chotto, zutto, motto, masumasu. Kata taihen yang muncul dalam buku pelajaran baik Minna no Nihongo 1 dan 2 maupun Kaiwa Hyougen no Sakuin yang dipakai pada mata kuliah Kaiwa Enshuu hampir seluruhnya adalah kata taihen sebagai kata sifat. Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan makna kata taihen dalam kalimat bahasa Jepang baik sebagai kata sifat maupun kata keterangan. Hasil penelitian sebagai berikut: (1) Sebagai kata sifat, kata taihen yang ada dalam kalimat yang menjadi data dalam penelitian ini memiliki berbagai makna walaupun sepintas terlihat sama saja. Makna-makna tersebut adalah melelahkan, sulit, pengeluhan, menyusahkan, hal yang menguatirkan, dan hal yang tidak praktis (hingga akhirnya menyusahkan). Dari fakta inilah ditemukan bahwa kata taihen dalam buku pelajaran lebih bernuansa negatif, karena dari berbagai makna yang telah dianalisis tersebut tidak ada satupun yang bernuansa positif.(2) Sebagai kata keterangan (fukushi) yang menyatakan suatu tingkatan keadaan, pada umumnya kata taihen diterjemahkan menjadi “sangat” ke dalam bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil analisis yang telah dipaparkan dalam bab sebelumnya, makna kata taihen sebagai kata keterangan adalah pengungkapan sesuatu dengan bersungguh-sungguh dengan perasaan mendalam atau mencolok dan suatu hal yang tidak biasa atau di luar dugaan. Berbeda dengan taihen sebagai kata sifat yang semuanya bernuansa negatif, taihen sebagai kata keterangan memiliki dua nuansa sekaligus baik positif maupun negatif, tergantung pada kata apa yang diterangkannya.
Analisis Setsuzokujoshi dalam Kalimat Bahasa Jepang Sompotan, Amelia G.Y
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : CV. Ridwan Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.99 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v6i5.2725

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mencari persamaan dan perbedaan ketiga setsuzokujoshi tersebut dari segi penggunaan, struktur kalimat dan tingkat kesopanan dalam berbahasa Jepang. Metodologi yang digunakan yaitu metode kepustakaan, dimana penulis mengumpulkan berbagai definisi dan penjelasan mengenai fungsi dan struktur kalimat dari setsuzokujoshi te, kara dan node. Dalam penelitian deskriptif ini penulis mengumpulkan data dari buku ajar Minna No Nihongo I dan II Dari ketiga buku tersebut mencoba menggambarkan apa saja fungsi yang didapat dari hasil analisis contoh kalimat yang ditemukan, kemudian membuat kesimpulan atas data yang sudah dianalisis. Penelitian ini mengungkapkan bahwa fungsi kara (50%) sering digunakan dalam alasan yang menunjukan kemauan yang kuat seperti perintah, dasar dalam memberikan saran terhadap hal lain. Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa setsuzokujoshi memiliki makna dan fungsi yang beragam. Kara bersifat subjektif, oleh karena itu dapat disambungkan dengan kalimat yang mengungkapkan pemikiran pribadi. fungsi kara sering digunakan dalam alasan yang menunjukan kemauan yang kuat seperti perintah, juga dalam memberikan saran terhadap hal lain. Setsuzokujoshi kara banyak dipengaruhi oleh pemikiran atau penilaian pribadi pembicara maka dikatakan kara bersifat subjektif dalam menyampaikan alasan. Sedangkan partikel de dan Setsuzokujoshi Node digunakan untuk mengutarakan sebab dari peristiwa atau situasi yang bersifat objektif tanpa dipengaruhi oleh pendapat atau pandangan pribadi node bersifat objektif, tidak bisa digunakan bersamaan dengan kalimat yang berupa keputusan atau kemauan pribadi.
ANALISIS PENGGUNAAN ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA ALBUM HEART STATION Liza Sas Mita; Amelia G. Y. Sompotan; Susanti Ch. Aror
KOMPETENSI Vol. 3 No. 5 (2023): KOMPETENSI: Jurnal Bahasa dan Seni
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Campur kode dan Alih kode adalah sebuah fenomena bahasa yang terjadi seseorang atau sekelompok orang menggunakan satu atau lebih bahasa dalam komunikasi sehari-hari, baik lisan maupun tulisan. Fenomena tersebut dapat terlihat dalam berbagai konteks, termasuk dalam lagu-lagu populer yang berasal dari Jepang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis-jenis alih kode dan campur kode, bentuk-bentuk campur kode yang terjadi, dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya alih kode dan campur kode dalam lagu-lagu di Album Heart Station karya Utada Hikaru. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan lagu-lagu dari Album Heart Station karya Utada Hikaru sebagai objek penelitian. Data diperoleh melalui tahap orientasi, seleksi, indetifikasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan 4 tahapan analisis: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarik kesimpulan serta verfikasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya satu jenis alih kode dan satu jenis campur kode yang ditemukan, yaitu alih kode eksternal atau alih kode ke luar sebanyak 48 data, yang menggambarkan penggunaan bahasa asli dengan bahasa asing. Dalam penelitian ini, terdapat 25 data campur kode atau Outer code mixing. Bentuk campur kode yang paling banyak digunakan dalam lagu tersebut adalah frasa dan kata. Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya peristiwa alih kode dan campur kode dalam Album Heart Station termasuk faktor penutur, penggunaan untuk menekankan suatu hal, penggunaan sebagai pengisi atau penghubung kalimat, pengulangan untuk memperjelas informasi, penggunaan untuk memperhalus atau memperkuat permintaan, serta penggunaan istilah yang lebih populer.
Japanese Language Learners of Manado State University's Ability to Produce Long Duration Vowels /AA/, II/, /UU/, /EE/ and /OO/ Pandi, Helena Maria Lidwina; Lensun, Sherly F; Sompotan, Amelia; Aror, Susanti
KIRYOKU Vol 8, No 2 (2024): Kiryoku: Jurnal Studi Kejepangan
Publisher : Vocational College of Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/kiryoku.v8i2.%p

Abstract

Mastery of long vowel pronunciation in Japanese is an important aspect for learners, especially at Universitas Negeri Manado. Long vowels, such as /AA/, /II/, /UU/, /EE/, and /OO/, have a longer duration than short vowels. The purpose of this study was to determine the duration of long vowels produced by students of the Japanese Language Education Study Program and how they differ when compared to native speakers. This research was conducted on  students of semester IX (nine) of Japanese Language Education Study Program of Universitas Negeri Manado and a native speaker. The method used is descriptive quantitative where the author processes the data recorded by the speakers using Speech Analyzer application which is a software application to analyze speech sounds to obtain data on the duration of long vowels. After that, it was processed again using Microsoft Excel to calculate the average duration of long vowels from the speakers' speech. The conclusion of this study is the duration of long vowels produced by students from the average obtained are: 149 ms on the vowel /aa/, 142 ms on the vowel /ii/, 127 ms on the vowel /uu/, 251 ms on the vowel /ee/, and 122 ms on the vowel /oo/. The duration mentioned above after being compared with native speakers the results tend to be shorter than native speakers. There are also significant differences with native speakers in some vowel positions in words such as the sound /_aa/ by AK (093 ms), JE (084 ms) and native speakers (195 ms).