Articles
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP FUNGSI KOGNITIF LANSIA USIA 60 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GOMBONG II KABUPATEN KEBUMEN
Nugroho, Irmawan Andri;
Asti, Arnika Dwi;
Kuatno, Lia
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan Vol 13, No 3 (2017): JURNAL ILMIAH KESEHATAN KEPERAWATAN
Publisher : LPPM STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (591.551 KB)
|
DOI: 10.26753/jikk.v13i3.233
The brain is a part of the human body that functions as a cognitive center. When the brain begins to age there will be a decline in brain function which can lead to a decline in cognitive function and balance of the body, so that an elderly person will experience memory loss. After the elderly retire or stop working, the physical activity routine will decrease. This will have an impact on the level of concentration and cognitive status in the elderly. Groups with low education are not perceived to be better cognitively compared to groups with higher education. The study was conducted in the Gombong II Community Health Center Work Area of Kebumen District in May-June 2017 by distributing questionnaires on physical activity assessment, education and cognitive level measurement using the MMSE questionnaire. Sampling was conducted in cross sectional with 35 respondents. The results of the Chi-Square test obtained a significance value of p <0.001 which means that there is a significant relationship between the level of education and cognitive of the elderly. Test the level of activity relationship obtained p value 0.045, which means that there is a significant relationship between the level of physical and cognitive activity of the elderly in the Gombong II Community Health Center Work Area. There is a significant relationship between the level of education and physical activity on cognitive elderly aged 60 years in the Gombong II Community Health Center Work Area. To the community, especially those who are elderly, they should increase their activities in order to maintain cognitive function in the elderly so that the quality of life of the elderly can be increased..Key word : Cognitive, activity, education
EFEKTIFITAS PIJAT REFLEKSI KAKI DAN HIPNOTERAPI TERHADAPPENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI
nugroho, irmawan andri;
-, asrin;
-, sarwono
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan Vol 8, No 2 (2012): JURNAL ILMIAH KESEHATAN KEPERAWATAN
Publisher : LPPM STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (64.481 KB)
Therapeutic of reflexology and hypnotherapy has not been knownand developed for nursing implementation in Indonesia. One of thebenefits of both therapies is to reduce blood pressure of hypertensionpatients.This study aimed to know the difference between theeffectiveness of foot reflexology massage therapy and hypnotherapy todecrease blood pressure of hypertension patients.The study was quasi experiment. The samples in this study were60 respondents, consisting of 30 respondents in each group of footreflexology and 30 respondents of hypnotherapy. Blood pressure wasmeasured by using a sphygmomanometer. The method of analyze data isuse descriptive quantitative method.Statistical analysis with Mann Whitney U-test found Sig.reflexology foot massage is 0.000, and hypnotherapy 0.001 showed thatSig. <0.05, which means there is a difference between foot reflexologymassage and hypnotherapy significantly. The mean rank of reflexology is40.00 and hypnotherapy 35.50 showing foot reflexology massage is moreeffective than hypnotherapy.There is a difference of effectiveness between foot reflexology andhypnotherapy in reducing blood pressure of hypertension patients.Reflexology foot massage is more effective than hypnotherapy in reducingblood pressure of hypertension patients.Keywords: Foot Reflexology massage, hypnotherapy, blood pressure,hypertension
HUBUNGAN TRIASE PASIEN DENGAN KONDISI PSIKOLOGIS KELUARGA DI UNIT GAWAT DARURAT
Asti, Arnika Dwi;
Jaisyan, Nafahima;
Sumarsih, Tri;
Nugroho, Irmawan Andri
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan Vol 16, No 1 (2020): JURNAL ILMIAH KESEHATAN KEPERAWATAN
Publisher : LPPM STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26753/jikk.v16i1.467
Latar Belakang : Kondisi psikologis keluarga meliputi kecemasan, depresi, dan stres sangat mungkin terjadi saat ada anggota keluarga yang sakit dan harus dirawat di Rumah Sakit. Perubahan psikologis ini akan sangat terlihat saat pasien masuk ke Unit Gawat Darurat (UGD) dan kemungkinan dipengaruhi oleh penggolongan triase pasien. Perubahan psikologis keluarga di UGD akan berpengaruh pada dukungan dan keputusan keluarga dalam proses perawatan pasien.Tujuan: Mengidentifikasi hubungan triase pasien dengan tingkat kecemasan, depresi, dan stres keluarga pasien di UGD.Metode: Ini merupakan penelitian deskriptif korelatif dengan metode kuantitatif dan pendekatan non eksperimen. Sebanyak 30 responden diambil dengan  teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner DASS (Depression Anxiety Stress Scale). Data dianalisis menggunakan analisis univariat dengan distribusi frekuensi dan korelasi Pearson Chi Square.Hasil : Terdapat 16 pasien (53,3%) yang masuk dalam triase zona hijau. Sebanyak 13 keluarga (43,3%) menunjukkan kecemasan sedang, sebanyak 12 keluarga (40,0%) mengalami stres ringan dan  sebanyak 20 keluarga (66,7%) mengalami depresi normal. Hasil penghitungan Chi-Square menunjukkan hubungan yang bermakna antara triase pasien dengan kecemasan keluarga sebesar p=0.00 (p<0.05), triase pasien dengan stress keluarga sebesar p=0.00 (p<0.05) dan triase pasien dengan depresi keluarga sebesar p=0.01 (p<0.05).Kesimpulan: Triase pasien di UGD memiliki hubungan dengan kondisi psikologis keluarga. Semakin baik kondisi triase pasien, semakin baik pula kondisi psikologis keluarga.Rekomendasi: Penting bagi perawat untuk melakukan asuhan keperawatan secara holistik termasuk memenuhi kebutuhan keluarga pasien di UGD agar kondisi psikologis keluarga pasien tetap terjaga baik sehingga keluarga mampu memberi keputusan perawatan pasien dengan baik.
PENGARUH TERAPI DIAPHRAGMATIC BREATHING EXERCISE TERHADAP PENGONTROLAN PERNAPASAN PASIEN ASMA DI KECAMATAN SRUWENG
Utoyo, Bambang;
Nugroho, Irmawan Andri
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan Vol 17, No 1 (2021): JURNAL ILMIAH KESEHATAN KEPERAWATAN
Publisher : LPPM STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26753/jikk.v17i1.516
Salah satu intervensi pada pasien asma yang diterapkan untuk meningkatkan otot-otot pada system pernapasan untuk memaksimalkan ventilasi paru yaitu dengan Terapi Diafragmatic Breathing Exercise. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh terapi diaphragmatic breathing exercise terhadap pengontrolan pernapasan pasien asma di Kecamatan Sruweng. Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment dengan pendekatan pre-test-post-test with control two group design. Populasi dalam penelitian ini adalah 42 pasien asma. Sampel 32 pasien yang diambil secara accidental sampling. Data dianalisa secara deskriptif dan komparatif menggunakan uji t-test. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh terapi diaphragmatic breathing exercise terhadap pengontrolan pernapasan pasien asma di Kecamatan Sruweng. p value: 0,000 (p <0.05). Kesimpulan penelitian ini yaitu terapi diaphragmatic breathing exercise efektif meningkatkan pengontrolan pernapasan pasien asma. Rekomendasi penelitain ini diharapkan kepada pelayanan kesehatan untuk menjadikan hasil penelitian ini sebagai evidence base dalam praktik keperawatan. Hasil penelitian dapat dijadikan masukan dalam menentukan kebijakan dan dasar penyusunan standar operasional prosedur (SOP) diaphragmatic breathing exercise pada pasien asma.
EDUKASI MANFAAT DAN BAHAYA KOLESTEROL PADA IBU-IBU NASYIATUL AISYIYAH TINGGARJAYA KECAMATAN JATILAWANG
Irmawan Andri Nugroho;
Barkah Waladani
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 8th University Research Colloquium 2018: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (199.907 KB)
Pendahuluan: Kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar di dalam darah, berwarna kekuningan dan berupa seperti lilin, yang diproduksi oleh hati dan sangat berkaitan dengan kesehatan tubuh. Kolesterol LDL akan menumpuk pada dinding pembuluh darah arteri koroner yang menyebabkan penyumbatan. Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2002, mencatat sebanyak 4,4 juta kematian akibat hiperkolesterolemia atau sebesar 7,9% dari jumlah total kematian. Dalam upaya mengatasi masalah hiperkolesterolemia diperlukan pencegahan sekunder yang bertujuan untuk mencegah atau menghambat timbulnya penyulit dengan tindakan deteksi dini dan memberikan intervensi keperawatan sejak awal penyakit. Metode: Program pengabdian masyarakat dilakukan dalam tiga pertemuan dengan memberikan penyuluhan kepadda peserta kegiatan. Peserta yang mengikuti kegiatan ini adalah sebanyak 40 orang. Hasil: Setelah dilakukan edukasi didapatkan hasil bahwa bahwa terdapat peningkatan pengetahuan. Hal ini dibuktikan dengan kenaikan rerata nilai pretest dari 64,3 menjadi 79,3 pada saat post test. Kesimpulan: Berdasarkan hasil pre tes dan post tes dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan pengetahuan setelah dilakukan edukasi. Hal ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan agar pengetahuan masyarakat tentang kesehatan semakin baik, dengan demikian upaya menuju masyarakat yang sehat semakin tercapai.
PENGARUH TERAPI DIAPHRAGMATIC BREATHING EXERCISE TERHADAP PENGONTROLAN PERNAPASAN PASIEN ASMA DI KECAMATAN SRUWENG
Bambang Utoyo;
Irmawan Andri Nugroho
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan Vol 17, No 1 (2021): JURNAL ILMIAH KESEHATAN KEPERAWATAN
Publisher : LPPM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26753/jikk.v17i1.516
Salah satu intervensi pada pasien asma yang diterapkan untuk meningkatkan otot-otot pada system pernapasan untuk memaksimalkan ventilasi paru yaitu dengan Terapi Diafragmatic Breathing Exercise. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh terapi diaphragmatic breathing exercise terhadap pengontrolan pernapasan pasien asma di Kecamatan Sruweng. Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment dengan pendekatan pre-test-post-test with control two group design. Populasi dalam penelitian ini adalah 42 pasien asma. Sampel 32 pasien yang diambil secara accidental sampling. Data dianalisa secara deskriptif dan komparatif menggunakan uji t-test. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh terapi diaphragmatic breathing exercise terhadap pengontrolan pernapasan pasien asma di Kecamatan Sruweng. p value: 0,000 (p <0.05). Kesimpulan penelitian ini yaitu terapi diaphragmatic breathing exercise efektif meningkatkan pengontrolan pernapasan pasien asma. Rekomendasi penelitain ini diharapkan kepada pelayanan kesehatan untuk menjadikan hasil penelitian ini sebagai evidence base dalam praktik keperawatan. Hasil penelitian dapat dijadikan masukan dalam menentukan kebijakan dan dasar penyusunan standar operasional prosedur (SOP) diaphragmatic breathing exercise pada pasien asma.
HUBUNGAN TRIASE PASIEN DENGAN KONDISI PSIKOLOGIS KELUARGA DI UNIT GAWAT DARURAT
Arnika Dwi Asti;
Nafahima Jaisyan;
Tri Sumarsih;
Irmawan Andri Nugroho
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan Vol 16, No 1 (2020): JURNAL ILMIAH KESEHATAN KEPERAWATAN
Publisher : LPPM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.26753/jikk.v16i1.467
Latar Belakang : Kondisi psikologis keluarga meliputi kecemasan, depresi, dan stres sangat mungkin terjadi saat ada anggota keluarga yang sakit dan harus dirawat di Rumah Sakit. Perubahan psikologis ini akan sangat terlihat saat pasien masuk ke Unit Gawat Darurat (UGD) dan kemungkinan dipengaruhi oleh penggolongan triase pasien. Perubahan psikologis keluarga di UGD akan berpengaruh pada dukungan dan keputusan keluarga dalam proses perawatan pasien.Tujuan: Mengidentifikasi hubungan triase pasien dengan tingkat kecemasan, depresi, dan stres keluarga pasien di UGD.Metode: Ini merupakan penelitian deskriptif korelatif dengan metode kuantitatif dan pendekatan non eksperimen. Sebanyak 30 responden diambil dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner DASS (Depression Anxiety Stress Scale). Data dianalisis menggunakan analisis univariat dengan distribusi frekuensi dan korelasi Pearson Chi Square.Hasil : Terdapat 16 pasien (53,3%) yang masuk dalam triase zona hijau. Sebanyak 13 keluarga (43,3%) menunjukkan kecemasan sedang, sebanyak 12 keluarga (40,0%) mengalami stres ringan dan sebanyak 20 keluarga (66,7%) mengalami depresi normal. Hasil penghitungan Chi-Square menunjukkan hubungan yang bermakna antara triase pasien dengan kecemasan keluarga sebesar p=0.00 (p<0.05), triase pasien dengan stress keluarga sebesar p=0.00 (p<0.05) dan triase pasien dengan depresi keluarga sebesar p=0.01 (p<0.05).Kesimpulan: Triase pasien di UGD memiliki hubungan dengan kondisi psikologis keluarga. Semakin baik kondisi triase pasien, semakin baik pula kondisi psikologis keluarga.Rekomendasi: Penting bagi perawat untuk melakukan asuhan keperawatan secara holistik termasuk memenuhi kebutuhan keluarga pasien di UGD agar kondisi psikologis keluarga pasien tetap terjaga baik sehingga keluarga mampu memberi keputusan perawatan pasien dengan baik.
Perbedaan Skor COPD Asessment Test Pada Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik Dengan Riwayat Merokok dan Tidak Merokok
Nugroho, Irmawan Andri;
Ratri, Yulia Puspita
Journal Center of Research Publication in Midwifery and Nursing Vol 7 No 2 (2023): Journal Center of Research Publication in Midwifery and Nursing
Publisher : STIKES Bina Usada Bali
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.36474/caring.v7i2.317
Latar Belakang: : Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) menjadi penyebab obstruksi aliran udara di saluran pernapasan atau saluran udara paru-paru. PPOK menjadi faktor penting dari morbiditas dan mortalitas di dunia maupun di Indonesia. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan skor COPD asessment test pada penderita penyakit paru obstruktif kronik dengan riwayat merokok dan tidak merokok. Metedologi: Penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini 32 responden yang merupakan pasien PPOK. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner COPD Assessment Test (CAT) untuk mengukur keluhan dan gejala pada penderita PPOK. Hasil: Hasil pengukuran COPD Asessment Tests (CAT) pada pasien PPOK menunjukkan bahwa pada kelompok pasien PPOK dengan riwayat merokok terdapat 91,7% mengalami gejala sedang, sementara pada pada kelompok pasien PPOK dengan riwayat tidak merokok terdapat 75% yang mengalami gejala sedang. Hasil pengukuran CAT pada pasien PPOK didapatkan rerata skor 13,7 dimana masuk kategori sedang. Kesimpulan: Pada dasarnya kejadian PPOK berkaitan dengan kebiasaan merokok aktif dan pasif. Proporsi penderita PPOK tampaknya lebih tinggi pada perokok berat dibandingkan dengan perokok ringan.
Effective strategies to enhance awareness and proficiency in open wound emergency management for students
Suwaryo, Putra Agina Widyaswara;
Santoso, Dadi;
Yuda, Hendri Tamara;
Nugroho, Irmawan Andri;
Hariyady, H.
Journal of Community Service and Empowerment Vol. 5 No. 2 (2024): August
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.22219/jcse.v5i2.27253
Accidents can happen at home, school, day care center, or on the street at any time of the day. Children are prone to accidents or injuries because of their curiosity and vulnerability to accidents, especially at school. Accidents can include falls, choking on food, swallowing objects, electric shock, exposure to hot water, and drowning. The empowerment was carried out to increase the knowledge and skills of students in schools in providing first aid measures for open wounds. The activity was carried out at the Kota Kinabalu Indonesian School (SIKK) with 239 participants. The results of the activity showed an increase in knowledge and skills after being given education. Good knowledge and skills will improve health services and minimize the risk of injury. Similar activities can be carried out again with health topics and more diverse participants.
ACTIVITY DAILY LIVING PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK SETELAH MENJALANI STRENGTHENING EXERCISE SELAMA 4 MINGGU
Nugroho, Irmawan Andri;
Nugroho, Fajar Agung;
Shazmira, Nurul;
Sugiarto, Gabriel Alfina Fransisca;
Tias, Ramadha Hidayaning;
Nurfitria, Naeli Alfi
Indonesian Health Literacy Journal Vol. 1 No. 3 (2024): Volume 1 Number 3 2024
Publisher : Suluh Adiluhung Publisher (SAPub)
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.70574/nwy7tf90
PPOK adalah sekelompok penyakit yang memengaruhi aliran udara masuk dan keluar paru-paru. Hal ini dapat menyebabkan hipoksemia dan hiperkapnia karena kelemahan dan obstruksi otot pernapasan meningkatkan resistensi aliran udara dan menciptakan ketidakseimbangan ventilasi. Teknik latihan kekuatan meningkatkan panjang otot normal, yang memungkinkan kadar oksigen lebih tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan bagaimana latihan kekuatan memengaruhi aktivitas harian pasien PPOK. Sampel penelitian mencakup 30 pasien PPOK. Kuesioner indeks Barthel digunakan sebagai instrumen. Latihan kekuatan memiliki dampak positif pada aktivitas harian pasien PPOK.