Agnes Widyasmoro
Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Analisis Tata Rias dan Busana sebagai Penanda Ruang dan Waktu dalam Trilogi "Back To The Future" Bernadeta Lillyana Konsis Optiani; Agnes Widyasmoro; Nanang Rakhmad Hidayat
Sense: Journal of Film and Television Studies Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/sense.v5i2.8276

Abstract

Penataan rias dan busana merupakan salah satu elemen yang memberikan tanda visual pertama terhadap naratif. Objek penelitian ini, Back to The Future, merupakan trilogi yang memiliki ide cerita mengenai perjalanan waktu dan menggunakan tata rias dan busana sebagai penanda perubahan ruang dan waktu. Penataan rias dan busana pada trilogi Back to The Future berperan dalam menandakan perbedaan ruang dan waktu, terlebih lagi karena trilogi ini menggunakan aktor dan aktris yang sama untuk cerita dengan periode waktu yang jauh tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa penanda ruang dan waktu dalam rias dan busana yang digunakan dalam trilogy ini. Selain itu juga mencari tahu bagaimana itu dapat menandakan perbedaan ruang dan waktu. Penelitian ini dikaji secara deskriptif kualitatif menggunakan teori penanda Saussure dan referensi sejarah mode busana Amerika. Penanda ruang dan waktu pada tahun 1885 ditandai dengan penggunaan warna kain dominasi coklat dan bahan alami. Pada tahun 1955, ditandai dengan dominasi kain motif print dan jaket. Pada tahun 1985, ditandai dengan dominasi warna mencolok dan berbagai model pakaian. Sementara, pada tahun 2015 didominasi dengan kemunculan invosi busana yang tidak lazim dan warna-warna tersier.
DIRECTOR PREPARATION: PENYUTRADARAAN ADEGAN DRONE SHOT MENGGUNAKAN DRONE FPV Kustanto, Lilik; Widyasmoro, Agnes; Hegar Elbaraja, Dafi Muhammad
TONIL: Jurnal Kajian Sastra, Teater dan Sinema Vol 21, No 2: September 2024
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/tnl.v21i2.13721

Abstract

Sutradara bertanggung jawab dalam memvisualisasikan   sebuah naskah. Adegan dalam visualisasi tersebut sangat beragam sesuai kebutuhan cerita dan estetik yang dibangun. Salah satu nya adalah adegan FPV drone shot. Adegan yang pengambilan gambarnya menggunakan drone FPV (first person view). Drone FPV memiliki perbedaan dengan drone regular. Dari segi operasional drone regular antara pilot remote dan kamera operator terpisah. Sedangkan pada drone FPV seorang remote pilot merangkap sebagai kamera operator. Saat ini belum ada panduan pengambilan adegan FPV drone shot bagi seorang sutradara. Sehingga penelitian terapan ini penting dengan tujuan membuat sebuah panduan persiapan proses produksi adegan FPV drone shot bagi seorang sutradara. Metode penelitian menggunakan tiga tahapan produksi yang selanjutnya dibagi menjadi lima tahap. Tahap pertama adalah riset,  Tahap kedua adalah membuat rancangan video turorial dan juga rancangan materi tahap penyutradaraan  (director preparation) dalam pengambilan gambar adegan drone shot menggunakan drone FPV. Tahap ketiga produksi video tutorial persiapan sutradara untuk adegan drone shot menggunakan drone FPV. Tahap keempat adalah proses finalisasi video tutorial (paska produksi) dan membuat laporan-laporan penelitian. Tahap kelima membuat  artikel jurnal (submisi maupun publikasi) dan pendaftaran hak karya cipta (KI).  Kata kunci: Adegan drone shot, sutradara, drone FPV
Penguatan Dramatisasi Film Tari “Cunduk” Melalui Penataan Cahaya Low Key Lighting Widyasmoro, Agnes; Kustanto, Lilik Kustanto; Elbaraja, Dafi Muhamad Hegar
Rekam Vol 21, No 1 (2025): April 2025
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/rekam.v21i1.13757

Abstract

Perjalanan hidup perempuan yang dramatis menjadi salah satu topik yang menarik untuk di eksplorasi. Dibalik sifat perempuan yang lembut terdapat kekuatan besar yang membuat banyak perempuan mampu bertahan pada kondisi apapun. Kerinduan pada masa-masa yang telah lalu, menghadapi kesedihan dan kegembiraan, serta merangkul harapan masa depan menjadi kompleksitas kisah perempuan. Kehidupan pada masa muda akan selalu menjadi memori pada kehidupan masa dewasa, selalu hidup dan bertumbuh setiap waktu dalam hati dan pikiran perempuan. Kekuatan, cinta, cita-cita, dan harapan perempuan disimbolisasikan dengan “cunduk” atau tusuk konde. Cunduk merupakan perhiasan perempuan Jawa dari masa lalu, pengunci simpul rambut perempuan. Kekuatan bahan dan desainnya kuat menahan simpul rambut supaya tetap rapi tidak tergerai juga menggambarkan kekuatan dan keindahan jiwa perempuan.Dramatisasi dalam film dapat dikisahkan dengan berbagai cara penggambaran. Baik secara verbal ataupun non verbal dan juga dapat digambarkan melalui berbagai unsur dalam komponen gambar (visual). Salah satu unsur gambar dalam film dibentuk melalui penataan cahaya. Konsep “painting with light’ menjelaskan bagaimana visual dalam sebuah film layaknya sebuah gambar yang dilukis menggunakan cahaya. Permainan tata cahaya gelap dan terang akan membawa penonton ke dalam suasana yang dramatis. Kamera yang menjadi wakil mata penonton, pada saat ini menjadi sangat beragam sudut pandangnya (misalnya dekupase, match cut, dll). Teknologi yang semakin berkembang, memungkinkan Penari dan Tarian memiliki daya eksplorasi yang lebih tinggi. Menyajikan visual dalam film, seperti halnya melukis. Kedalaman dan dramatisasi adegan mampu dicapai salah satunya dengan penataan cahaya di dalam maupun di luar studio. Painting with lighting memang telah banyak digunakan dalam film tari di barat, namun belum banyak dilakukan di Indonesia khususnya koreografi dengan unsur gaya Yogyakarta. Dengan permainan cahaya di dalam maupun di luar ruangan, diharapkan secara estetis mampu mendistribusikan dengan baik, tujuan dan pesan dari film tari ini. Dasar gerak film tari “Cunduk” ini adalah tari kontemprer yang mengambil unsur tradisi khususnya gaya yogyakarta.Penggunaan tone gelap dan terang dalam lowkey light menghadirkan kesan kedalaman visual dalam gerak koreografi tarinya. Dengan tone gelap terang, akan memberikan fokus pada penari baik ekspresi maupun gerak tubuhnya.   
Pelatihan Produksi Video Promosi Operator Arung Jeram Kompas Adventure Desa Rambeanak, Mungkid, Magelang Kustanto, Lilik; Widyasmoro, Agnes; Hegar Elbaraja, Dafi Muhammad
Jurnal Pengabdian Seni Vol 5, No 1 (2024): MEI 2024
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jps.v5i1.12572

Abstract

Desa Rambeanak, Mungkid, Magelang merupakan desa yang terletak di wilayah Candi Borobudur. DesaRambeanak memiliki potensi-potensi yang banyak, di antaranya makanan khas, kerajinan tangan, danwisata arung jeram Sungai Elo. Wisatawan arung jeram sungai Elo sangatlah ramai, terlebih pada akhirpekan. Hal ini mengakibatkan bermunculannya banyak operator arung jeram sebagai jasa wisata arungjeram. Salah satu operator tersebut adalah “Kompas Adventure” yang anggotanya adalah anak-anak mudaDesa Rambeanak. Operator tersebut sudah memiliki pelanggan yang sebagian besar mendapatkaninformasi melalui media sosial Instagram dan Tik Tok. Namun, informasi tersebut perlu ditingkatkandengan video promosi wisata arung jeram yang lebih menarik dan informatif. Oleh karena itu, pengabdiankepada masyarakat ini memberikan penyuluhan atau pelatihan dalam pembuatan video promosi agar parakru operator di Desa Rambeanak semakin memiliki kemampuan dalam pembuatan video untukmeningkatkan promosi dan memberikan layanan dokumentasi wisatawan arung jeram. Metode pelatihandilakukan secara tatap muka dengan materi teori dan teknis yang dilakukan dengan berbasis proyek. Setelahmendapatkan materi teori dan pengetahuan teknis, peserta praktik langsung dengan mengerjakan sebuahproyek, yaitu produksi video promosi dengan pendampingan dari para penyuluh kegiatan.Rambeanak Village located in Mungkid, Magelang is a village near to Borobudur temple. RambeanakVillage has potentials continuously serve as tourist destinations. It has a lot of enchanting wood handicraftsand one of the favorite destinations for the tourists is rafting tour in Elo river. Elo river rafting has a hugenumber of visits, especially on weekends. Therefore, the number of rafting tour operators has been increasing.One of these operators is "Kompas Adventure" whose members are children from Rambeanak Village. Theoperator already has customers who mostly get information about the tour through Instagram and Tik Tok.However, the contents of Kompas Adventure’s social media need to be improved. The media are supposed to beinteresting, informative, and high;ly persuasive. Therefore, this activity provides counseling or training inmaking promotional videos so that the operator crew in Rambeanak Village increasingly has the ability tomake more creative and persuasive videos to improve promotion. Besides, they are also able to providedocumentation services for rafting tourists. The authors implemented face-to-face method during the training,involving theoretical and technical materials carried out on a project-based basis. After getting theoreticalmaterial and technical knowledge, then the participants were encouraged to direct practice by working on aproject. They were asked to create promotional videos assisted by the authors.
Pelatihan Produksi Video Promosi Operator Arung Jeram Kompas Adventure Desa Rambeanak, Mungkid, Magelang Kustanto, Lilik; Widyasmoro, Agnes; Hegar Elbaraja, Dafi Muhammad
Jurnal Pengabdian Seni Vol 5, No 1 (2024): MEI 2024
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jps.v5i1.12572

Abstract

Desa Rambeanak, Mungkid, Magelang merupakan desa yang terletak di wilayah Candi Borobudur. DesaRambeanak memiliki potensi-potensi yang banyak, di antaranya makanan khas, kerajinan tangan, danwisata arung jeram Sungai Elo. Wisatawan arung jeram sungai Elo sangatlah ramai, terlebih pada akhirpekan. Hal ini mengakibatkan bermunculannya banyak operator arung jeram sebagai jasa wisata arungjeram. Salah satu operator tersebut adalah “Kompas Adventure” yang anggotanya adalah anak-anak mudaDesa Rambeanak. Operator tersebut sudah memiliki pelanggan yang sebagian besar mendapatkaninformasi melalui media sosial Instagram dan Tik Tok. Namun, informasi tersebut perlu ditingkatkandengan video promosi wisata arung jeram yang lebih menarik dan informatif. Oleh karena itu, pengabdiankepada masyarakat ini memberikan penyuluhan atau pelatihan dalam pembuatan video promosi agar parakru operator di Desa Rambeanak semakin memiliki kemampuan dalam pembuatan video untukmeningkatkan promosi dan memberikan layanan dokumentasi wisatawan arung jeram. Metode pelatihandilakukan secara tatap muka dengan materi teori dan teknis yang dilakukan dengan berbasis proyek. Setelahmendapatkan materi teori dan pengetahuan teknis, peserta praktik langsung dengan mengerjakan sebuahproyek, yaitu produksi video promosi dengan pendampingan dari para penyuluh kegiatan.Rambeanak Village located in Mungkid, Magelang is a village near to Borobudur temple. RambeanakVillage has potentials continuously serve as tourist destinations. It has a lot of enchanting wood handicraftsand one of the favorite destinations for the tourists is rafting tour in Elo river. Elo river rafting has a hugenumber of visits, especially on weekends. Therefore, the number of rafting tour operators has been increasing.One of these operators is "Kompas Adventure" whose members are children from Rambeanak Village. Theoperator already has customers who mostly get information about the tour through Instagram and Tik Tok.However, the contents of Kompas Adventure’s social media need to be improved. The media are supposed to beinteresting, informative, and high;ly persuasive. Therefore, this activity provides counseling or training inmaking promotional videos so that the operator crew in Rambeanak Village increasingly has the ability tomake more creative and persuasive videos to improve promotion. Besides, they are also able to providedocumentation services for rafting tourists. The authors implemented face-to-face method during the training,involving theoretical and technical materials carried out on a project-based basis. After getting theoreticalmaterial and technical knowledge, then the participants were encouraged to direct practice by working on aproject. They were asked to create promotional videos assisted by the authors.