Andri Nur Patrio
Program Studi Animasi, Fakultas Seni Media Rekam, Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Menemukan Formula Sinematografi Seni Pertunjukan Arif Eko Suprihono; Andri Nur Patrio
Resital: Jurnal Seni Pertunjukan (Journal of Performing Arts) Vol 12, No 1 (2011): Juni 2011
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/resital.v12i1.453

Abstract

Fokus dari sinematografi untuk seni pertunjukan dimaksudkan untuk diskusi tentang pembuatan pilihanpencahayaan dan kamera saat merekam aktivitas seni pertunjukan di panggung untuk program televisi. Televisiadalah bentuk di mana sesuatu disampaikan, dicapai, atau ditransfer ke sejumlah besar orang. Isu ‘efek’ televisikehilangan program-program yang mengarah perlu diminta tidak hanya dalam hal efek atau kegiatan penontontetapi juga dalam hal kesempatan yang hilang bagi keanekaragaman budaya yang akan diekspresikan pada kreativitastelevisi. Setiap aspek dari televisi menunjukkan ketergantungan pada genre, yang merupakan kelompok kategorisproses diskursif yang transek teks melalui interaksi budaya mereka dengan industri, penonton, dan konteks yanglebih luas. Kita mungkin mulai diskusi dengan memulai dengan contoh tekstual seperti ketoprak humor, wayangkulit, opera van java sebagai praktek industri, pergeseran sejarah, atau kontroversi penonton.Kata kunci: sinematografi , seni pertunjukan, ketoprak humorABSTRACTThe Formula of Performing Arts Cinematography. The focus of cinematography for performing arts is intendedto a discussion about the making of lighting and camera choices when recording performing arts activities on stage for thetelevision programs. Television is the form in which something is conveyed, accomplished, or transferred to a large numberof people. The issues of ‘the effects’ of television miss leading programs needs to be asked not only in terms of effects oraudience activity but also in terms of missing opportunities for cultural diversity to be expressed on television creativities.Every aspect of television exhibits a reliance on genre, which are categorical clusters of discursive processes that transect textsvia their cultural interactions with industries, audiences, and broader contexts. We might begin a discussion by startingwith a textual example such as ketoprak humor, wayang kulit, opera van java as an industrial practice, a historical shift,or an audience controversy.Key words: cinematography, performing arts, cultural values, aesthetical consideration, television effects
FILM ANIMASI 2 DIMENSI, “JACK THE CHICKEN!” Ari Bakkas Pratama; Mahendradewa Suminto; Andri Nur Patrio
Journal of Animation and Games Studies Vol 5, No 2 (2019): Oktober 2019
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jags.v5i2.2994

Abstract

Animated movie “Jack The Chicken” tells story about a chicken named Jack that bored and ungrateful with anything that are given by his master. This animation tells the audiences about being grateful for everything they’ve got. This animation video has three minutes duration with simple character design. This animated movie setting and scenes are largely supported by its background and backsound because it has no dialogues. This movie was made with 2D technique where most of the creation processes were done digitally. These digital processes were done to make the works easier and shorten the duration of the works. Manual work progress also had been done especially on early stages of creation e.g. idea developing and character design.
Produksi Film Animasi 2D Pool Meidiana Safitri; Tanto Harthoko; Andri Nur Patrio
Journal of Animation and Games Studies Vol 6, No 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jags.v6i2.4405

Abstract

The story of a boy named Boy who is trying to overcome his trauma to a swimming pool. Trauma is the result of a terrible experience that has occurred during life. With a long recovery time, a trauma sufferer always imagines bad events and some traumatic symptoms that is difficult to overcome. Therefore, the character needs the support of the closest people to recover slowly. The creation of 2D animated film "Pool" using direct frame by frame technique in animation creation software. All manufacturing processes from production to post-production use digital media and produce an animated film with duration of 2 minutes.
“Gadis Kecil” Film Animasi 2D Dengan Teknik Digital Drawing Frame By Frame Lila Dahlia; Andri Nur Patrio
Journal of Animation and Games Studies Vol 4, No 2 (2018): Oktober 2018
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jags.v4i2.2711

Abstract

Tells the story of friendship monsters and a little girl who does not look at the race of living things. All living things can be friendly. An initial work as a work was created as a trial in the manufacture of 2D animated series from preproduction to post-production using a tool in the form of a laptop with intermediate specifications.Created with digital 2D non dialogue techniques, although non dialogue is expected the audience can understand what is being conveyed, this is a challenge in making this animated film. For animating, background assets and effects are all done with digital techniques without reducing the art of traditional techniques because in the end the manufacturing process remains fixed by the process of frame by frame which is not much different from traditional techniques. The creation of a 2D animated film "Little Girl" produces a 2D animation work with a total duration of 5 minutes. Keywords: 2D Animation, Digital Drawing, Little Girl
Eksplorasi Tana Toraja Dalam Media Game Digital Genre Puzzle Diajeng Fitri Aulia Niza; Samuel Gandang Gunanto; Andri Nur Patrio
Journal of Animation and Games Studies Vol 5, No 1 (2019): April 2019
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jags.v5i1.2798

Abstract

Lost in Toraja game is an educational game with adventure-puzzle genre. The main character is Orion, who explores Tana  Toraja,  South Celebes, one of local area  in Indonesia. Orion is a character from West Java, and his intention to Tana Toraja is looking for her missing sister when she’s on her trip there.Lost in Toraja has a playtime around 30-45 minutes. The player will become a main character, who enter the game area, and they have to find the way out. Each area has several puzzle that player has to solved. The game was made using digital technique in Unity game engine, and will be build in Android platform and Windows platform.The game’s intention is to spread Tana Toraja culture among Indonesian’s citizen itself, even into foreign country. Game is a pleasing media to have fun and leart at once.Keywords: Game, Adventure-Puzzle, 2D, Education, Tana Toraja
Makna Pernikahan Menurut Sudut Pandang Tokoh Ros Mini dalam Dokumenter Poetic “Mini Story” Abdurrahman Kholid Rusadi; Agnes Widyasmoro; Andri Nur Patrio
Sense: Journal of Film and Television Studies Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (108.248 KB) | DOI: 10.24821/sense.v4i1.5848

Abstract

ABSTRAKFilm dokumenter poetic “MINI STORY” mengangkat tentang seorang perempuan yang menjalani pernikahan hasil perjodohan dan pernikahan anak usia dini. Perjodohan dan pernikahan anak berkaitan dengan tradisi dan budaya, sehingga sulit untuk mengubahnya. Alasan ekonomi, harapan mencapai keamanan sosial dan finansial setelah menikah menyebabkan banyak orangtua mendorong anaknya menikah di usia muda. Film dokumenter ini dikemas dengan bentuk poetic. Menurut Bill Nichols bentuk poetic mengorbankan kontinuitas dalam pengeditannya, lebih memfokuskan pada perasaan yang spesifik terjadi pada kejadian dan tempat yang mengikutinya. Bentuk poetic pada film ini dibangun menggunakan semiotika. Metafora merupakan bagian dari ikon dalam teori semiotika Charles S. Pierce. Penciptaan karya film “MINI STORY” digunakan untuk menyampaikan perasaan Ros Mini dan sutradara sebagai anak kandungnya. Ros Mini tetap menyayangi anaknya meski mengalami keterpaksaan dalam pernikahannya. Dokumenter poetic berangkat dengan tujuan memberikan sudut pandang subjektif dari sutradara terhadap Ros Mini. Emosi yang disampaikan pada penonton adalah emosional sutradara dalam menyikapi kasus yang terjadi dalam film “MINI STORY”.Kata Kunci: Dokumenter, Poetic, Pernikahan, Semiotika, 
Meningkatkan Informasi Visual dengan menggunakan Teknik Editing Split screen Pada Penyutradaraan Proram Televisi Magazine Show “WOMENPRENEUR” EPISODE “SHITA SOEBROTO : AQYARA CRAFT DAN LAIZA APRILIA : MAYONG STORE” Anna Dwi Nursanti; Arif Eko Suprihono; Andri Nur Patrio
Sense: Journal of Film and Television Studies Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.409 KB) | DOI: 10.24821/sense.v3i1.5096

Abstract

ABSTRAK            Program televisi magazine show “Womenpreneur” adalah sebuah program yang bertema besarkan entrepreneurship atau wirausaha dengan pembahasan yang beragam per episode serta mengangkat usaha karya anak bangsa. Episode yang akan diproduksi kali ini adalah Shita Soebroto pemilik Aqyara Craft dan Laiza Aprilia pemilik Mayong Store. Adapun alasan dipilihnya kedua orang tersebut karena perempuan – perempuan diatas telah menjadi entrepreneur di umur yang masih muda dan memberi pengetahuan tentang dunia usaha yang masing-masing sedang digeluti kepada masyarakat.            Informasi mengenai perjalanan memulai dan bertahan dalam dunia usaha serta memberikan rekomendasi kepada masyarakat tentang ide usaha yang sedang ramai peminat saat ini diwujudkan melalui 3 macam rubrik yaitu ‘Womenpreneur Inspiratif’,  ‘Ragam Usaha Terkini’ dan ‘Peluang Usaha’ dalam format magazine show dengan penggunaan teknik Split Screen.            Karya seni audiovisual dengan judul Meningkatkan Informasi Visual dengan Menggunakan Teknik Editing Split Screen pada Penyutradaraan Pogram Televisi Magazine Show “Womenpreneur” Episode “Shita Soebroto : Aqyara Craft dan Laiza Aprilia : Mayong Store” ini bertujuan untuk memberikan informasi seluk beluk dunia wirausaha dan mengangkat usaha karya anak bangsa agar dapat memberi inspirasi kepada masyarakat untuk memulai kegiatan dibidang usaha. Kata Kunci : Program Televisi Magazine Show, Entrepreneur, Split Screen, Wirausaha
MEMBANGUN NUANSA HOMEY DENGAN IMPLEMENTASI WARNA DINGIN DAN NETRAL DALAM PENYUTRADARAAN PROGRAM TV MAGAZINE “LIVING IN HEALTH” Felicia Listyadesi; Agnes Widyasmoro; Andri Nur Patrio
Sense: Journal of Film and Television Studies Vol 1, No 2 (2018): SENSE
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (605.708 KB) | DOI: 10.24821/sense.v1i2.3489

Abstract

Program TV magazine “Living in Health” mengangkat tema gaya hidup sehat dengan nuansa homey dengan penerapan warna dingin dan netral. Nuansa homey dibangun untuk membuat suasana nyaman ketika melakukan gaya hidup sehat. Definition of „homey‟ is comfortable or familiar like home (definisi homey adalah nyaman atau akrab seperti rumah). Healthty Lifestyle dipilih karena gaya hidup ini dipandang mahal dan sulit untuk diterapkan, tetapi program tv magazine “Living in Health” memberi informasi gaya hidup sehat praktis, murah, dan dapat dilakukan di rumah.Pembangunan nuansa homey didukung dengan implementasi warna dingin yang netral yang merupakan karakter ketentraman. Warna dingin dan netral diterapkan dalam setting aristik, motion graphic, dan tata kostum. Warna-warna dingin sebagian besar digunakan dalam simbol kesehatan dan kealamian menjadi alasan utama dalam penerapannya.Konsep penyutradaraan membangun nuansa homey dengan menerapkan setting dan implementasi warna pada property rumah. Program tv ini akan membawa penonton untuk dapat melakukan beragam aktivitas hidup sehat di rumah yang nyaman. Topik yang disajikan merupakan informasi yang diminati dan dekat oleh wanita sebagai segmentasi utama. Beberapa rubrik tentang healthy lifestyle disajikan dalam program tv ini. Efek yang ditimbulkan menggunakan warna dingin dan netral adalah perbedaan suasana setiap segmen dan rubrik yang disajikan. Memberikan energi yang berbeda pada setiap aktivitasnya.
PENGGUNAAN ELLIPTICAL EDITING UNTUK MEMBANGUN SURPRISE DALAM EDITING FILM “BAJING LONCAT” Tegar Dyon Muhammad; Arif Sulistiyono; Andri Nur Patrio
Sense: Journal of Film and Television Studies Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.117 KB) | DOI: 10.24821/sense.v3i2.5125

Abstract

ABSTRACT            In writing a scenario, there are elements that can support development of the story, one of it is "surprise".  Scenario of "Bajing Loncat" has a potential surprise that can be presented through editing.  The surprise factor in the story can't be separated from the bridging set-up design of audience's expectations. Set-up and expectations are one unit formed as a formula for creation of a surprise.            The editor will apply the concept of elliptical editing to the storytelling structure of film "Bajing Loncat" to manipulate the storytelling and timing without corrupting the important information of the story. Elliptical editing applied in the story is not only manipulating time, besides The application of elliptical editing can actually have another impact, named by surprise.            The construction of the set-up for generating a surprise is applied to causality, action-reaction, and the emotional continuity that becomes a solid foundation in shaping audience expectations. Embodiment concept of elliptical editing is used in some potential scenes that emergence a surprise. The surprises that appear in the story have a various impact to the audience. Keywords: set-up, expectations, elliptical editing, surprise.  ABSTRAK                        Dalam penulisan skenario terdapat unsur-unsur yang dapat mendukung perkembangan cerita, salah satunya adalah surprise. Skenario film “Bajing Loncat” memiliki potensi surprise yang dapat dihadirkan melalui editing. Kemunculan surprise dalam cerita, tidak lepas dari rancangan set-up yang menjembatani ekspektasi penonton. Set-up dan ekspektasi merupakan satu kesatuan yang terbentuk sebagai formula atas terciptanya sebuah surprise.            Editor akan menerapkan konsep elliptical editing ke dalam struktur penceritaan film “Bajing Loncat” untuk memanipulasi runag dan waktu penceritaan tanpa mengurangi informasi penting dalam penceritaan. Elliptical editing yang diterapkan dalam cerita tidak hanya memanipulasi waktu saja, disamping itu penerapan elliptical editing justru dapat memunculkan dampak lain yaitu surprise.            Pembangunan set-up untuk memunculkan surprise diterapkan pada hubungan sebab akibat, aksi reaksi, dan kesinambungan emosi yang menjadi landasan kuat dalam membentuk ekspektasi penonton. Konsep perwujudan elliptical editing digunakan pada beberapa scene yang mengandung potensi kemunculan surprise. Surprise yang dimunculkan dalam cerita memiliki dampak yang berbeda-beda pada penonton. Kata kunci: set-up, ekspektasi, elliptical editing, surprise.
MEMPERKENALKAN DUNIA BINATANG MELALUI PENYUTRADARAAN PROGRAM MAGAZINE SHOW “FUNTASY ZOO” EPISODE KUCING DENGAN PENGGUNAAN GAYA VISUAL FLAT DESIGN Bunga Nindiah Septiani; Agnes Widyasmoro; Andri Nur Patrio
Sense: Journal of Film and Television Studies Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.638 KB) | DOI: 10.24821/sense.v2i2.5079

Abstract

ABSTRAKAnak dan remaja sering kali menjadikan binatang peliharaan sebagai salah satu life style trending item dengan pembekalan pengetahuan yang minim. Kurangnya pengetahuan tentang merawat binatang peliharaan menjadikan binatang peliharaan tersiksa dan menyebabkan manusia menjadi bingung dengan tindakan perawatannya. Program peliputan aktivitas binatang maupun pengetahuan dasar binatang telah ditayangkan di televisi Indonesia dalam bentuk feature maupun dokumenter. Hal inilah yang menjadi latar belakang dalam penciptaan program magazine show bertema binatang.Program magazine show “Funtasy Zoo” adalah program yang membahas seputar binatang dengan tema yang menyenangkan dan memainkan fantasi dalam penyajiannya. Pada season 1 bertema binatang peliharaan yaitu kucing. Melalui skripsi penciptaan seni berjudul “Memperkenalkan Dunia Binatang Melalui Penyutradaraan Program Magazine Show “Funtasy Zoo” Episode Kucing Dengan Penggunaan Gaya Visual Flat Design” bertujuan untuk mengenalkan dunia binatang khususnya kucing lebih mendalam dengan bahasa yang ringan dan tampilan yang menarik menggunakan gaya flat design untuk mendukung visual agar menarik minat penonton terutama anak dan remaja.Program “Funtasy Zoo” berisi 7 rubrik, berdurasi 30 menit dengan pembawaan yang menarik, menyenangkan dan didukung oleh penyajian gaya flat design seperti menggunakan warna cerah dan ilustrasi. Dengan adanya program ini, diharapkan mampu menambah wawasan kepada masyarakat mengenai binatang, baik dari karakter sampai cara merawatnya dan menambah referensi dan hiburan kepada masyarakat terkait binatang. Kata Kunci : Binatang, Flat Design, Magazine Show