Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

ANALISIS KESTABILAN LERENG HIGHWALL PIT6 LUBANG BOR GNDH55 PROJECT DESA BATUAH KECAMATAN LOAJANAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Khairul Imam; Alpiana Alpiana; Bedy Fara Aga Matrani
Jurnal Ulul Albab Vol 24, No 1 (2020): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (632.426 KB) | DOI: 10.31764/jua.v24i1.2226

Abstract

Lereng merupakan permukaan bumi yang membentuk sudut kemiringan tertentu dengan bidang horizontal. Lereng yang terdapat pada tambang batubara merupakan buatan manusia. Batubara adalah salah satu bahan galian dimana sistem penambangannya menggunakan tambang terbuka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisik dan mekanik batuan dari parameter yang digunakan dalam menentukan pemodelan geoteknik, mengetahui faktor keamanan lereng tunggal dan keseluruhan, membuat rancangan lereng tunggal, dan membuat rancangan lereng highwall yang aman pada lokasi penambangan batubara. Dalam penelitian ini terdiri dari 3 (tiga) tahapan yaitu, pengumpulan data, tahap lapangan, dan pasca lapangan. Pengumpulan data meliputi pengumpulan data primer dan data sekunder. Tahap lapangan meliputi pengeboran geoteknik dan pengepakan sampel. Tahap pasca lapangan meliputi preparasi dan analisis laboraorium serta pengolahan data. Untuk melakukan analisis stabilitas lereng digunakan program SLIDE 6.0. Hasil analisis stabilitas lereng didapatkan bahwa lereng tunggal dengan tinggi jenjang 10 meter dengan sudut 35°. 40°, 45°, dan 50° berada dalam keadaan aman untuk kondisi jenuh dan kering. Sedangkan lereng tunggal dengan kondisi kering dan jenuh pada tinggi 15 meter dan sudut 35°, 40°, 45°, dan 50° berada dalam keadaan aman dan tidak aman. Pada lereng keseluruhan untuk lereng highwall pada tinggi 70 meter dan sudut 25° pada kondisi jenuh dan kering berada dalam kondisi aman dengan nilai FK 1,330 dan 2,089 (FK > 1,300), sedangkan pada sudut 30° pada kondisi kering dan jenuh berada dalam keadaan aman dan tidak aman dengan nilai FK 1,703 dan 1,184 (FK < 1,300). AbstractSlope is the surface of the earth which forms a certain angle with a horizontal plane. The slopes found in coal mines are man-made. Coal is a quarry where the mining system uses an open pit. This study aims to determine the physical and mechanical properties of rocks from the parameters used in determining geotechnical modeling, knowing the safety factors of single and overall slopes, making single slope designs, and making safe highwall slope designs at coal mining locations. To do slope stability analysis, SLIDE 6.0 is used. In this study consists of 3 (three) stages, namely, data collection, field stage, and post-field. Data collection includes primary and secondary data collection. The field stage includes geotechnical drilling and sample packing. The post-field stage includes laboratory preparation and analysis as well as data processing. To do slope stability analysis, SLIDE 6.0 is used. The results of the slope stability analysis found that a single slope with a height of 10 meters with an angle of 35 °. 40 °, 45 ° and 50 ° are safe for saturated and dry conditions. Whereas a single slope with dry and saturated conditions at 15 meters high and angles of 35 °, 40 °, 45 °, and 50 ° are safe and unsafe. On the overall slope for highwall slopes at a height of 70 meters and an angle of 25 ° in saturated and dry conditions are in safe conditions with FK values 1,330 and 2,089 (FK> 1,300), while at an angle of 30 ° in dry and saturated conditions are in a safe and insecure with FK values 1,703 and 1,184 (FK <1,300).
KAJIAN PENGGUNAAN BUNDWALL UNTUK KESETABILAN LERENG DISPOSAL KUTAI BARAT KALIMANTAN TIMUR Ferry Ardinata; Alpiana Alpiana; Bedy Fara Aga Matrani
Jurnal Ulul Albab Vol 24, No 1 (2020): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.743 KB) | DOI: 10.31764/jua.v24i1.2255

Abstract

Lereng adalah suatu bidang di permukaan tanah yang menghubungkan permukaan tanah yang lebih tinggi dengan permukaan tanah yang lebih rendah. Lereng dapat terbentuk secara alami dan dapat juga dibuat oleh manusia (DAS, 1994). Dalam penelitian ini metode yang digunakan terdiri dari 3 (tiga) tahap yaitu, pra lapangan, lapangan, dan pasca lapangan. Tahap pra lapangan meliputi pengumpulan data studi literatur dan interpretasi data sekunder. Tahap lapangan meliputi penyondiran dan sampel tanah. Tahap pasca lapangan meliputi analisis laboratorium. Untuk melakukan an diatas menunjukkan bahwa pada jenjang dengan tinggi 5 m dan 10 m dan sudut lereng 60o, 65o, 70o, dan 75o pada kondisi setengah jenuh mempunyai faktor keamanan terkecil 2.030 dan faktor keamanan terbesar 8.176. Diketahui bahwa lereng dalam kondisi setengah jenuh maupun kering dalam keadan aman dengan nilai faktor keamanan setengah jenuh 1.565 dan yang kering 1.975 apabila lereng mempunyai tinggi 5 m dan sudut 35°. Dapat dilihat bahwa tinggi jenjang dan sudut lereng mempengaruhi kestabilan lereng. Lereng dengan tinggi jenjang 5 dan 10 m pada sudut 60°, 65°, 70°, dan 75° dalam kondisi aman semua. Dapat disimpulkan juga bahwa semakin tinggi lereng tunggal dan semakin besar sudut lereng yang digunakan maka nilai faktor keamanan semakin kecil.AbstractSlope is a plane at the ground surface that connects higher ground surface with lower ground level. Slopes can be formed naturally and can also be made by humans. (DAS, 1994). In this study the method used consisted of 3 (three) stages, namely, pre-field, field and post-field. The pre-field stage includes the collection of literature study data and the interpretation of secondary data. The field stage includes soil sampling and sampling. The post-field stage includes laboratory analysis. To do slope stability analysis, SLIDE 6.0 is used. Based on the results of the slope stability analysis above, it can be seen that at the level of 5 meters and 10 meters high and the slope angle of 60o, 65o, 70o and 75o at half saturated condition has the lowest safety factor of 2,030 and the biggest safety factor of 8,176. It is known that the slope is in a condition of half-saturated or dry in a safe condition with a safety factor value of half-saturated 1,565 and a dry one of 1,975 when the slope has a height of 5 meters and an angle of 35 °. It can be seen that the level of height and the angle of the slope affect the stability of the slope. Slopes with a height of 5 and 10 meters at an angle of 60 °, 65 °, 70 ° and 75 ° in all safe conditions. It can also be concluded that the higher the single slope and the greater the slope angle used, the smaller the value of the safety factor.
ANALISIS DISTRIBUSI FRAGMENTASI BATUAN HASIL PELEDAKAN MENGGUNAKAN SOFTWARE SPLIT DEKSTOP V2.0 DI PT AMMAN MINERAL NUSA TENGGARA Ade Kurniawan; Alpiana Alpiana; Diah Rahmawati
Jurnal Ulul Albab Vol 24, No 1 (2020): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.621 KB) | DOI: 10.31764/jua.v24i1.2222

Abstract

PT Amman Mineral Nusa Tenggara merupakan perusahaan tambang yang berlokasi di Batu Hijau Kecamatan Maluk Kabupaten Sumbawa Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat. Sebelum dilakukan peledakan terlebih dahulu dilakukan pengeboran untuk menyediakan lubang. BOCCOST (Blasting Optimation Crushing Conveying Optimizing SAG Troughput) program bertujuan untuk menganalisis distribusi ukuran fragmentasi hasil peledakan yang berkaitan dengan pengeluaran SAG Mill dengan menggunakan media software  yang disebut Split Enggineering atau Split Dekstop V2.0. Adapun tahapan analisis fragmentasi yaitu menyiapkan gambar untuk diproses, automatic Delination of the Particles, edit Binary Image, computer Size  dan graphs and Outputs. Setelah gambar diolah dalam software, maka akan didapatkan ukuran P20. P50, P80 dan Top Size. Selanjutnya akan dimasukkan ke dalam tabel data agmentasi batuan hasil kegiatan peledakan. Hasil analisis fragmentasi pada level 225, 315 dan 345 diperoleh nilai P20 (Limiting Reduction Ratio) dengan ukuran antara 13,74 mm hingga 28,61 mm, P50 (Aperent Reduction Ratio) dengan ukuran antara 38,46 mm hingga 100,06 mm, P80 (Reduction Ratio 80) dengan ukuran antara 68,19 mm hingga 121,70 mm dan Top Size (Working Reduction Ratio) dengan ukuran antara 156,77 mm hingga 322,06 mm.  ABSTRACT PT Amman Mineral Nusa Tenggara is a mining company located in Batu Hijau, Maluk District,West Sumbawa Regency, West Nusa Tenggara Province. Before blasting, drilling is carried out to provide holes.The BOCCOST (Blasting Optimization Crushing Conveying Optimizing SAG Troughput) program aims to analyze the size distribution of blasting results related toSAG Mill release using a media software called Split Enggineering or Split Desktop V2.0. The fragmentation analysis stages are preparing images for processing, automatic Delination of the Particles, editing Binary Images, computer Size and graphs and Outputs.The results of fragmentation analysis at levels 225, 315 and 345 obtained P20 (Limiting Reduction Ratio) values with sizes ranging from 13.74 mm to 28.61 mm, P50 (AperentReduction Ratio) with sizes ranging from 38.46 mm to 100.06 mm, P80 (Reduction Ratio 80) with sizes ranging from 68.19 mm to 121 .70 mm and Top Size (Working Reduction Ratio) with sizes ranging from 156.77 mm to 322.06 mm.  ABSTRACT PT Amman Mineral Nusa Tenggara is a mining company located in Batu Hijau, Maluk District, West Sumbawa Regency, West Nusa Tenggara Province. Before blasting, drilling is carried out to provide holes.The BOCCOST (Blasting Optimization Crushing Conveying Optimizing SAG Troughput) program aims to analyze the size distribution of blasting results related to SAG Mill release using a media software called Split Enggineering or Split Desktop V2.0. The fragmentation analysis stages are preparing images for processing, automatic Delination of the Particles, editing Binary Images, computer Size and graphs and OutputsThe results of fragmentation analysis at levels 225, 315 and 345 obtained P20 (Limiting Reduction Ratio) values with sizes ranging from 13.74 mm to 28.61 mm, P50 (Aperent Reduction Ratio) with sizes ranging from 38.46 mm to 100.06 mm, P80 (Reduction Ratio 80) with sizes ranging from 68.19 mm to 121 .70 mm and Top Size (Working Reduction Ratio) with sizes ranging from 156.77 mm to 322.06 mm.
KAJIAN GEOTEKNIK UNTUK OPTIMASI LERENG DISPOSAL DI PT. BOSS (BORNEO OLAH SARANA SUKSES) DI DESA DASAQ KUTAI BARAT KALIMANTAN TIMUR Edi Setiadi; Alpiana Alpiana; Bedy Fara Aga Matrani
Jurnal Ulul Albab Vol 24, No 1 (2020): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (587.626 KB) | DOI: 10.31764/jua.v24i1.2232

Abstract

Suatu kegiatan pertambangan umumnya memindahkan tanah penutup untuk mengambil bahan galian yang berada di dalam bumi. Oleh karena itu, diperlukan area tertentu untuk membuang material tanah penutup tersebut sehingga tidak menutupi area yang masih mengandung bahan galian yang ekonomis. Area ini disebut sebagai disposal atau dumping area. Sebelum melakukan penambangan, perlu dilakukan kajian geoteknik untuk mendukung rancangan desain yang sudah ada. Kajian geoteknik dilakukan untuk memperkirakan model yang akan diterapkan agar lereng yang terbentuk nantinya aman dan tidak menimbulkan bahaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan rekomendasi desain geometri lereng tunggal untuk disposal area dan mengetahui parameter yang berpengaruh dalam rancangan lereng disposal area. Metode ini menggunkan metode Bishop dengan menggunkan aplikasi software slide 6.0 untuk mencari nilai faktor keamananya. Lereng tunggal dengan tinggi jenjang 15 m dengan sudut 60˚, 65˚, 70˚, dan 75˚ pada kondisi kering dan setengah jenuh semua lereng berada dalam kondisi aman. Dengan rekomendasi lereng terdapat pada material CLAY faktor keamanan 1.408, material SAND faktor keamanan 1.838 dan material Mixing Undistrub 1.829. Lereng tunggal dengan tinggi 20 m dengan sudut 60˚, 65˚, 70˚, dan 75˚ pada kondisi kering dan setengah jenuh berada dalam kondisi aman dan sebagian berada pada kondisi tidak aman. Dengan rekomendasi lereng terdapat pada material CLAY faktor keamanan 1,247, material SAND faktor keamanan 1.566 dan material Mixing Undistrub 1.591 dan faktor keamanan <1.200 terdapat pada material CLAY dengan faktor keamanan 1.155.AbstractA mining activity generally move overburden to take minerals that are in the earth. Therefore, certain areas are needed to dispose of the overburden material so that it does not cover areas that still contain economical minerals. This area is called the disposal or dumping area. Before mining, a geotechnical study needs to be carried out to support the existing design. A geotechnical study is carried out to estimate the model that will be applied so that the slope formed will be safe and not cause danger. The purpose of this study is to provide a single slope geometry design recommendation for the disposal area and determine the parameters that influence the design of the disposal area slope. This method uses the Bishop method by using the slide 6.0 software application to find the value of the safety factor. the results of a single slope analysis with a height of 15 m with an angle of 60˚, 65˚, 70˚, and 75˚ in dry and half-saturated conditions all slopes are in a safe condition. With the slope recommendations found in the CLAY material the safety factor is 1,408, the SAND material is the safety factor 1,838 and the Mixing Undistrub material is 1,829.  The results of a single slope analysis with a height of 20 m with an angle of 60˚, 65˚, 70˚, and 75˚ in dry and half-saturated conditions are in safe conditions and some are in unsafe conditions. With the recommended slope found in CLAY material 1,247 safety factor, SAND material 1.566 safety factor and Undistrub Mixing 1.591 material and <1,200 safety factor found in CLAY material 1,155 safety factor.
IDENTIFIKASI POTENSI GEO-SITES DI KECAMATAN SEKOTONG MENUJU PENGEMBANGAN EDU-GEO TOURISM Diah Rahmawati; Joni Safaat Adiansyah; Alpiana Alpiana; Bedy Fara Aga Matrani
Jurnal Ulul Albab Vol 23, No 2 (2019): JULI
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (511.082 KB) | DOI: 10.31764/jua.v23i2.1731

Abstract

Kecamatan Sekotong adalah salah satu lokasi yang marak dengan kegiatan pertambangan rakyat. Saat ini pendapatan masyarakat dari pertambangan rakyat sudah mulai menurun seiring dengan semakin dalamnya letak deposit mineral sehingga perlu dipikirkan upaya diversifikasi kegiatan agar dapat menambah penghasilan masyarakat penambang. Salah satunya adalah dengan mempromosikan wisata geologi untuk pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi terhadap potensi geo sites di Kecamatan Sekotong yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi edu-geo tourism. Metode penelitian quantitatif akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantifikasi geowisata. Berdasarkan pendekatan geosite dan geomorphosite menggunakan penilaian menurut Kubalikova (2013) dapat disimpulkan bahwa lokasi geosite yang berada di wilayah pantai memiliki nilai kelayakan lebih tinggi dibandingkan dengan yang berada di wilayah non pantai dengan nilai kelayakan antara 44,59% – 75,68% untuk dapat dijadikan edu-geo tourism.
MEKANISME PEMBORAN AIR TANAH DI DESA KERANDANGAN KECAMATAN BATU LAYAR KABUPATEN LOMBOK BARAT NUSA TENGGARA BARAT Kaimudin Kaimudin; Alpiana Alpiana; Diah Rahmawati
Jurnal Ulul Albab Vol 24, No 1 (2020): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.706 KB) | DOI: 10.31764/jua.v24i1.2257

Abstract

Pemboran adalah kegiatan membuat lubang vertikal ke dalam tanah. Dalam keadaan tertentu pemboran dapat juga dilakukan secara miring (directional drilling) atau disebut juga pemboran berarah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan. Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah didalam zona jenuh dengan tekanan hidrostatis sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer. Kondisi air tanah dipengaruhi oleh iklim, kondisi geologi, geomorfologi dan penutup lahan serta aktivitas manusia. Untuk mendapatkan air tanah perlu dilakukannya kegiatan pengeboran. Pengeboran air tanah harus di lakukan dengan mekanisme yang baik dan tepat agar hasil air bersih dan kualitas. Untuk itu dalam permasalahan ini yang akan di bahas yaitu mekanisme pengeboran air tanah. Dalam penelitian ini pemboran air tanah di lakukan sedalam 21 meter dan sudah mencapai target yang telah di tentukan. Pada setiap interval 1,5 meter atau pada setiap satu stang membutuhkan waktu pemboran yang berbeda-beda tergantung kekerasan batuan. Waktu pemboran paling cepat di jumpai pada stang pertama di kedalaman 1,5 meter sampai 3,0 meter dengan waktu 45 menit. Sedangkan waktu pemboran yang paling lama di jumpai pada stang bor terakhir di kedalaman 13,5 sampai 15 meter dengan waktu 83 menit. AbstractDrilling is the activity of making vertical holes into the ground. In certain circumstances drilling can also be done obliquely (directional drilling) or also called directional drilling.Water is an important component of the environment for life. Water is the main requirement for the process of life on earth, so there is no life if on earth there is no water. Groundwater is water that is below the surface of the soil in the saturated zone with hydrostatic pressure equal to or greater than atmospheric pressure. Groundwater conditions are influenced by climate, geological conditions, geomorphology and land cover as well as human activities. To get groundwater drilling needs to be done. Drilling of ground water must be done with good and appropriate mechanisms so that the results of clean water and quality. For this reason, the issue that will be discussed is the mechanism of groundwater drilling. In this study groundwater drilling was carried out as deep as 21 meters and had reached the specified target. At every 1.5 meter interval or at each handlebar, drilling time varies depending on rock hardness. The fastest drilling time was encountered at the first handlebar at a depth of 1.5 meters to 3.0 meters in 45 minutes. While the longest drilling time was encountered at the last drill handlebar at a depth of 13.5 to 15 meters with 83 minutes.
KAJIAN KESTABILAN LERENG HIGHWALL BERDASARKAN ANALISIS PROBABILITAS DI PT.TA TABANG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Muhammad Bima Saputra; Alpiana Alpiana; Joni Safaat Adiansyah
Jurnal Ulul Albab Vol 24, No 1 (2020): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (844.791 KB) | DOI: 10.31764/jua.v24i1.2223

Abstract

Kestabilan lereng tambang terbuka pada industri pertambangan merupakan salah satu isu penting, semakin lebar dan dalam tambang terbuka tersebut dilakukan penggalian, semakin besar resiko yang akan muncul atau semakin meningkatkan ketidakpastian pada faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan lereng tambang terbuka tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan rekomendasi desain geometri lereng tunggal, lereng keseluruhan yang optimum untuk plan pit, dan mengetahui parameter masukan yang paling berpengaruh terhadap kestabilan rencana lereng penambangan. Metode yang digunakan adalah metode probabilitas dengan menggunakan aplikasi software slide 6.0. Hasil analisis lereng menunjukkan desain dari geometri lereng tunggal dengan tinggi 10 meter dengan sudut 60° material overburden dan material coal. Selain itu untuk dengan tinggi 90 meter menghasilkan 2 rekomendasi yaitu, pertama dengan sudut keseluruhan 32° dengan lebar berm 5 meter memiliki nilai FK (mean) 1,453 dan nilai PK 2,80%. Kedua, sudut lereng keseluruhan 28° dengan lebar berm 10 meter memiliki nilai FK (mean) 1,671 dan nilai PK 3,80%. Berdasarkan hasil analisis sensitifitas pada lereng keseluruhan didapatkan parameter masukan yang paling berpengaruh adalah internal friction angle material overburden pada sudut keseluruhan 32° dengan nilai FK <1,0 dan pada sudut keseluruhan 28° dengan nilai FK <0,9.ABSTRACTThe slope stability in the mining industry in the open pit mine is one of the major issues. The wider and deeper the open pit mine, the greater risk will slope occure or it will increase the uncertainty for factors affecting the stability of the open pit mine. The purpose of the study is to recommend the single slope geometry design, the optimum overall slope for the plan pit, and to find the most important input parameters for the slope stability plan of the mining. The method used is the probability method by using the software slide 6.0.  Slope analysis results show the design of a single slope geometry with a height of 10 meters with an angle of 60° for overburden and coal material. In addition,  the height of 90 meters generates two recommendations an follows figt, an overall angle of 32° with a berm of 5 meters has an FK value (mean) 1.453 and a PK value of 2.80%. Second, the overall slope angle of 28° with a berm of 10 meters has an FK (mean) value of 1.671 and a PK value of 3.80%. Based on the results of sensitivity analysis on the overall slope, the most influential input parameter is the internal friction angle of the material overburden at an overall angle of 32° with FK values <1.0 and at an overall angle of 28° with FK values <0.9
IDENTIFIKASI LIMBAH KIMIA LABORATORIUM KAMPUS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM Diah Rahmawati; Alpiana Alpiana
Jurnal Ulul Albab Vol 22, No 1 (2018): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (680.29 KB) | DOI: 10.31764/jua.v22i1.583

Abstract

Abstrak: Laboratorium merupakan sarana untuk melakukan eksperimen, penelitian, maupun praktikum. Laboratorium dibedakan menurut disiplin ilmunya. Bagi fakultas eksakta sebagian praktikum menggunakan bahan kimia. Bahan kimia yang digunakan tersebut dapat menjadi limbah. Banyaknya bahan kimia yang digunakan mengakibatkan bervariasinya kandungan bahan kimia yang di buang ke lingkungan baik dalam jenis maupun konsentrasinya. Identifikasi limbah cair kimia yang dihasilkan perlu dilakukan agar dapat merumuskan pengolahan limbah laboratorium yang efektif. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif. tanpa melakukan uji kandungan limbah di laboratorium. Identifikasi limbah cair didasarkan pada bahan kimia yang digunakan dalam praktikum, dikhususkan pada bahan kimia yang tergolong B3. Data yang diperoleh di pilah sesuai PP No. 101 Tahun 2014. Dari hasil analisis diperoleh bahwa 10 dari 11 praktikum yang menggunakan bahan kimia di Fakultas Ilmu Kesehatan menggunakan B3, 4 dari 9 praktikum yang menggunakan bahan kimia di Fakultas Pertanian menggunakan B3, dan 1 dari 1 praktikum yang menggunakan bahan kimia di Fakultas Teknik menggunakan B3. Diperlukan suatu Instalasi Pengolahan Air Limbah Laboratorium Terpadu untuk mengantisipasi agar limbah yang di buang ke lingkungan sudah dibawah baku mutu air limbah. Kampus Ummat juga harus membuat  Standard Operating Procedure (SOP)  laboratorium.Kata Kunci: Laboratorium; Praktikum; Limbah B3; Penanganan limbah
EVALUASI SUMBERDAYA BATUGAMPING DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Alpiana Alpiana; Diah Rahmawati; Juraedah Dwi Anggraeni
Paedagoria : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Kependidikan Vol 7, No 2 (2016): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/paedagoria.v7i2.29

Abstract

Kabupaten Lombok Timur memiliki potensi sumberdaya yangmelimpah baik berupa mineral logam, non logam dan batuan. Kurangnya informasi mengenai jumlah  sumberdaya yang dimiliki menjadi salah satu aspek belum berkembangnya sektor pertambangan di Lombok Timur khususnya. Kabupaten Lombok Timur bagian selatan yaitu di Kecamatan Jerowaru di indikasikan memiliki sumberdaya batugamping yang melimpah. Untuk itu dilakukan perhitungan jumlah sumberdaya batugamping di Desa Pemongkong Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur. Kegiatan penelitian ini dimaksudkan untuk mengevaluasi daerah Jerowaru menyangkut sumberdaya dan cadangan batugamping, tata guna lahan, demografi, dan aspek-aspek yang berhubungan dengan pertambangan untuk pengembangan kedepan. Sedangkan tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi bahan galian batugamping yang dapat dikelola dan dimanfaatkan secara optimal. Adapun metode yang digunakan yaitu dengan menggunakan metode daerah pengaruh. Dari hasil perhitungan sumberdaya akan di estimasi nilai sumberdaya batugamping di Kecamatan Jerowaru.Dengan menggunakan metode daerah pengaruh dengan tebal rata-rata yang berbeda maka di dapatkan nilai estimasi sumberdaya sebesar 25.918.419,11 ton untuk tebal rata-rata 2 meter, 51.836.838,22 ton untuk tebal rata-rata 4 meter, 77.755.257.34  untuk tebal rata-rata 6 meter, 103.673.676,40 ton untuk tebal rata-rata 8 meter dan 129.592.095,50 ton untuk tebal rata-rata 10 meter. Nilai perhitungan endapan ini termasuk dalam perhitungan sumberdaya tereka. Untuk nilai perhitungan sumberdaya dan cadangan yang lebih akurat maka sebaiknya dilakukan pengambilan conto dengan melakukan pemboran.
PEMBENTUKAN TAMAN HIJAU DENGAN MENGGUNAKAN SAMPAH PLASTIK Alpiana Alpiana; Diah Rahmawati; Joni Safaat Adiansyah
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 3, No 2 (2020): Mei
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246 KB) | DOI: 10.31764/jpmb.v3i2.1897

Abstract

ABSTRAK                                                               Sampah merupakan salah satu permasalahan yang ada di sekitar kita, dimana sumber sampah salah satunya berasal dari suatu kelompok dengan jumlah aktivitas manusia yang komposisinya 75% terdiri dari sampah organik dan 25% sampah anorganik. Sampah anorganik yang paling banyak dijumpai di masyarakat adalah sampah plastik. Pada tahun 2008 produksi sampah plastik untuk kemasan mencapai 925.000 ton dan sekitar 80% berpotensi menjadi sampah yang berbahaya bagi lingkungan. Karena potensi yang cukup besar, alangkah lebih baik untuk dimanfaatkan sampah plastik ini menjadi suatu produk yang mendukung kehidupan kita. Salah satu cara pemanfaatan sampah plastik khususnya yang berasal dari sampah botol minimum yaitu dengan penggunaan sampah botol menjadi pot untuk taman hijau akan membantu Universitas Muhammadiyah Mataram memiliki gerakan menanam dan mengurangi sampah plastik. Kegiatan pengabdian pada masyarakat menggunakan sampah plastik untuk dibuatkan menjadi pot yang dapat digantung atau dirangkai sehingga bisa menjadi taman hijau. Bahan-bahan yang digunakan yaitu sampah plastik dan kawat atau tali. Bahan-bahan yang digunakan dilakukan pengumpulan terlebih dahulu, dilakukan pemilahan, membersihkan plastik, membentuk pot, melakukan penanaman, dan dilakukan perawatan. Mitra dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat adalah pengelola kantin dan mahasiswa. Kegiatan pengabdian pada masyarakat melibatkan mitra pengelola kantin yang berperan untuk pengumpulan botol plastik yang nantinya akan dipilih sesuai dengan kebutuhan pot yang dibuat untuk taman hijau dan mahasiswa yang berperan menjadi pionir dalam membuat taman hijau dan perawatan untuk taman hijau. Taman hijau yang telah terbentuk telah menjadi langkah kecil untuk mencapai zero waste yang merupakan program NTB Gemilang. Kata kunci : sampah; plastik; taman hijau. ABSTRACT Garbage is one of the problems around us, where one source of waste comes from a group with a total of 75% of human activity consisting of organic waste and 25% inorganic waste. Inorganic waste that is most often found in the community is plastic waste. In 2008 the production of plastic waste for packaging reached 925,000 tons and around 80% has the potential to become hazardous waste for the environment. Because of its considerable potential, it would be better to make use of this plastic waste into a product that supports our lives. One way to utilize plastic waste, especially those originating from minimum bottle waste, is the use of bottle waste into pots for green parks will help the University of Muhammadiyah Mataram have a movement to plant and reduce plastic waste. Community service activities use plastic waste to be made into pots that can be hung or strung together so that they can become green parks. The materials used are plastic waste and wire or rope. The materials used are collected in advance, sorting, cleaning plastics, forming pots, planting, and carried out maintenance. Partners in community service activities are canteen managers and students. Community service activities involve canteen management partners whose role is to collect plastic bottles which will be selected according to the needs of pots made for green parks and students who play a pioneering role in making green parks and care for green parks. The green park that has been formed has become a small step towards achieving zero waste which is the NTB Gemilang program. Keywords : garbage; plastic; green garden.