Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

TEKNOLOGI PENINGKATAN PRODUKSI UTAMA DAN BRANGKASAN JAGUNG DENGAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL DAN KOMPOS PADA LAHAN KERING DI NUSA TENGGARA BARAT Budy Wiryono; Suwati Suwati; Muliatiningsih Muliatiningsih
Jurnal Ulul Albab Vol 22, No 1 (2018): Januari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (489.858 KB) | DOI: 10.31764/jua.v22i1.580

Abstract

Abstrak: Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai keunggulan komperatif berupa  wilayah lahan kering yang cukup luas dan berpeluang besar untuk dikembangkan. Kanwil BPN Provinsi NTB (2001) dalam Bappeda (2003) menunjukkan  dari wilayah Provinsi NTB seluas 2.015.315 hektar, sebagian besar berupa lahan kering 1.673.476,307 hektar atau 83,04%. Penelitian ini bertujuan untuk; mengkaji besaran susut hasil panen padi tahap perontokkan, pengeringan, dan penggilingan, serta mengetahui dampak ekonomi susut hasil panen padi di Kabupaten Lombok Tengah. Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan teknik pengumpulan data dengan penelusuran pustaka dan mengambil data-data sekunder dari instansi terkait, buku-buku, laporan dan artikel ilmiah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan perpaduan teknologi pengembangan jagung yang benar dan tepat  lahan kering dapat meningkatkan produksi utama serta brangkasan jagung; selanjutnya penggunaan varietas unggul baik hibrida maupun bersari bebas merupakan komponen penting dalam teknologi produksi jagung di lahan kering, karena berpotensi hasil utama untuk kebutuhan pangan dan bahan baku industri makanan serta pakan ternak dan potensi penyediaan limbah (daun dan berangkasan) tinggi yang berkualitas untuk pakan hijauan ternak, berumur pendek (genjah), tahan terhadap tekanan biotik dan abiotik, dapat menggunakan pupuk sebaik mungkin serta tahan terhadap hama penyakit; kemudian penggunaan kompos sebagai pupuk organik pada saat budidaya jagung cenderung lebih baik kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia misalnya hasil panen lebih berat, lebih tahan disimpan, lebih segar dan tentunya lebih sehat karena lebih bebas dari residu kimia sekaligus dapat memperbaiki ekosistem di lingkungan sekitarnya; hasil lain penelitian ini yakni penggunaan varietas unggul disertai aplikasi pemanfaatan pupuk organik (kompos) diperkirakan akan dapat memberikan hasil utama produksi utama (biji) dan  penyedian limbah (daun dan berangkasan) lebih tinggi sekaligus berkualitas, menyehatkan dan menjaga keberlanjutan kesehatan lingkungan disekitarnya.Kata Kunci : Teknologi; brangkasan; varietas; kompos; lahan kering
ANALISIS SUSUT HASIL PADI PADA LAHAN KERING DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEREKONOMIAN DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH Suwati Suwati; Budy Wiryono; Erni Romansyah
Jurnal Ulul Albab Vol 22, No 2 (2018): Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (597.515 KB) | DOI: 10.31764/jua.v22i2.595

Abstract

Abstrak: Penanganan pascapanen padi merupakan upaya sangat strategis dalam rangka mendukung peningkatan produksi padi. Masalah utama yang dihadapi dalam penanganan pascapanen padi adalah tingginya susut (losses) baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji besaran susut hasil panen padi tahap (perontokkan, pengeringan, penggilingan) dan mengetahui dampak ekonomi susut hasil panen padi di Kabupaten Lombok Tengah. Untuk itu telah dilakukan penelitian di Kecamatan Janapria, Kecamatan Praya, dan Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah pada bulan Januari – Februari 2018. Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan analisis faktor untuk menganalisis variabel yang berpengaruh terhadap susut hasil padi dab melihat pendapatan petani dalam melihat dampak ekonomi yang diakibatkan oleh susut hasil padi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata besaran susut hasil padi di Kabupaten Lombok Tengah pada tahap perontokkan 0.24 persen, tahap pengeringan 0.07 persen, dan tahap penggilingan 0.60 persen. Berdasarkan hasil analisis faktor dapat disimpulkan bahwa variabel pendapatan dan variabel luas lahan yang berpengaruh terhadap susut hasil padi di Kabupaten Lombok Tengah. Selanjutnya rata-rata kehilangan uang petani di Kabupaten Lombok Tengah sebesar Rp. 126.782 yang berarti bahwa setiap luasan hektar lahan usahatani, rumahtangga tani akan mengalami kerugian fisik berupa kehilangan pendapatan. Kata Kunci: susut hasil; produksi padi; lahan kering; analisis faktor; dampak ekonomi
ANALISIS PERSENTASE PENAMBAHAN PUPUK KANDANG (Kotoran Sapi) DAN LIMBAH TAHU DALAM PEMBUATAN BIOGAS Muhammad Fitrah Fitrah; Budy Wiryono; Guyup Mahardian DP; Asmawati Asmawati
Jurnal Agrotek Ummat Vol 5, No 1 (2018): February
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.396 KB) | DOI: 10.31764/agrotek.v5i1.247

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui presentase penambahan Kotoran Sapi (kotoran sapi) dan limbah tahu yang tepat dalam pembuatan biogas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dengan percobaan laboratorium. data hasil penelitian diolah dengan analisis keragaman (analisys of variance) pada taraf 5 % dan jika ada perlakuan yang berpengaruh secara nyata, dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5 %. Perlakuan yang terbaik diperoleh pada perlakuan K1 dengan persentase campuran (Air 1,5 L + Limbah Tahu 1,5 kg + Kotoran Sapi 1 kg), yaitu, jumlah waktu pembentukan gas pada hari ke 3, jumlah gas yang dihasilkan 52,15 mm3, nilai pH 6,28, nilai suhu 30.97 oC dan nilai tekanan 100,32 Pa.This study aims to to know the percentage the addition of cow dung ( dirt cattle ) and waste know proper in the manufacture of biogas . The data the results of the study that it is processed from the analysis the diversity of ( analisys of variance ) the first 5 % and if there is a of being treated with influence significantly , when top flight sides enter by test bnt the first 5 %. Of being treated with best obtained the fire victims in k1 treatment being handed out with the percentage of a mixture of ( water 1,5 l + any type of waste you know 1,5 kg + you have cow manure 1 kg ) , pt pgn promised to supply , the amount of time the formation of gas on the th day of 3 , the amount of a gas that is produced 52,15 mm3 , ph values 6,28 , the value of the temperature of 30.97 oc network and value of pressure 100,32 pa.
EFISIENSI PENGGUNAAN AIR UNTUK TANAMAN BAYAM DI KABUPATEN LOMBOK BARAT Suwati Suwati; Budy Wiryono; Andi Rahmat
Jurnal Agrotek Ummat Vol 6, No 1 (2019): February
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.065 KB) | DOI: 10.31764/agrotek.v6i1.989

Abstract

Air merupakan faktor vital bagi pertumbuhan tanaman dimana air menempati 70-90% dari berat tanaman. Kabupaten Lombok Barat sebagian besar wilayahnya merupakan daerah yang mampu menyediakan air secara optimal untuk budidaya tanaman pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi air pada tanaman Bayam di Kabupaten Lombok Barat. Metode penelitian menggunakan eksperimental dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis keragaman (Analisis of Variance) pada taraf nyata 5%. Apabila terdapat perbedaan nyata maka diuji lanjut menggunakan Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf nyata 5%. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli – September 2018 di Green House SMKPP Negeri Mataram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penggunaan air optimal untuk tanaman bayam terdapat pada pemberian air 2 liter atau perlakuan B3. Selanjutnya, kadar lengas cenderung meningkat setiap perlakuan pemberian air, kadar lengas tertinggi terdapat pada perlakuan B1 dan kadar lengas terendah terdapat pada perlakuan B3. Hasil lain, pertumbuhan terbaik terjadi pada perlakuan B3 pemberian air 2 liter dengan tinggi tanaman 73cm dan B1 pemberian air 6 liter pertumbuhan bayam melamban di bandingkan dengan B3 dan B2.
PERANAN FITOREMEDIASI PADA LAHAN BEKAS TAMBANG EMAS DI KECAMATAN JONGGAT KABUPATEN LOMBOK TENGAH Fitriatul Munawarah; Budy Wiryono; Muliatiningsih Muliatiningsih
Jurnal Agrotek Ummat Vol 4, No 2 (2017): August
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.801 KB) | DOI: 10.31764/agrotek.v4i2.982

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan Amonium thiosulfat dan Sodium thiosulfat sebagai bahan pengkhelat pada proses Fitoremediasi dengan menggunakan  tanaman Paspalum conjugatum (Rumput Paitan). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental yang dilakukan di lapangan pada bulan Mei sampai Juli 2017. Penelitian dirancang menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan variasi perlakuan: PAT1 = pemberian Amonium thiosulfat sebanyak 1 gr, PAT2 = pemberian Amonium thiosulfat sebanyak 2 gr, PST1 = pemberian Sodium thiosulfat sebanyak 1 gr, PST2 = pemberia Sodium thiosulfat sebanyak 2 gr. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 12 unit percobaan. Parameter yang diamati dalam penelitian ini meliputi konsentrasi Hg pada tanaman, berat berangkasan, dan tinggi tanaman. Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan standar deviasi mean. Bahan pengkhelat Amonium thiosulfat lebih tinggi mengikat Hg di bandingkan dengan Sodium thiosulfat. Konsentrasi kadar total Hg tertinggi terdapat pada perlakuan Amonium thiosulfat dosis 2 gr/15 liter  sebesar 1137,87 ppm. Semakin tinggi konsentrasi Hg pada tanah mengakibatkan pertumbuhan tanaman terhambat.Abstract: Ammonium thiosulfate and Sodium thiosulfate as chelating material in the Phytoremediation process using Paspalum conjugatum (Paitan Grass). The method used in this study is an experimental method conducted in the field from May to July 2017. The study was designed using Randomized Block Design (RBD) with a variety of treatments: PAT1 = giving 1 gr Ammonium thiosulfate, PAT2 = giving 2 gr Ammonium thiosulfate giving, PST1 = giving 1 gr Sodium thiosulfate, PST2 = giving 2 grams of Sodium thiosulfate. Each treatment was repeated three times to obtain 12 experimental units. The parameters observed in this study include the concentration of Hg in plants, the weight of stature, and plant height. Observation data were analyzed using the standard deviation of the mean. The chelating agent Ammonium thiosulfate is higher in binding to Hg compared to Sodium thiosulfate. The highest concentration of total Hg was found in Ammonium thiosulfate treatment with a dose of 2 gr / 15 liters of 1137.87 ppm. The higher the concentration of Hg on the soil resulted in stunted plant growth.
EVALUASI SISTEM IRIGASI TERSIER PADA DAERAH IRIGASI MENINTING DI DESA JATISELA KECAMATAN GUNUNG SARI KABUPATEN LOMBOK BARAT Budy Wiryono; Suwati Suwati; Marianah Marianah
Jurnal Agrotek Ummat Vol 6, No 2 (2019): August
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.838 KB) | DOI: 10.31764/agrotek.v6i2.1215

Abstract

Penelitian  yang berjudul “Evaluasi Sistem Irigasi Tersier pada Daerah Irigasi Meninting Di Desa Jatisela Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat”  bertujuan untuk mengetahui dampak teknis, ekonomi, dan sosial dari jaringan irigasi serta mengetahui kondisi jaringan irigasi tersier di Desa Jatisela Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif dengan metode survey dengan melakukan pengamatan langsung. Penelitian dilaksankan pada bulan Agustus - Nopember 2015. Penelitian deskriptif  yang bersifat kualitatif  ini dilakukan di lapangan dengan mengamati secara langsung proses Evaluasi Sistem irigasi dan drainase pada daerah irigasi meninting yang selanjutnya hasilnya dianalisis secara tabulasi.Hasil penelitian ini menunjukkan Secara teknis dilokasi penelitian tidak ada bangunan pembagi air irigasi, debit air sangat rendah sebesar 0,101m/s, dan terdapat sistem distirbusi air yang dilakukan oleh P3A. Hasil lain, dampak ekonomi sebesar 57% responden mengakui memperoleh keuntungan dengan keberadaan irigasi. Keuntungan yang di peroleh mencapai 11 juta dalam setiap panen. Selanjutnya secara sosial terdapat peran petani dalam memelihara saluran, kelembagaan petani sangat kuat, dan tingkat partisipasi meningkat. Akhirnya, ditemukan distribusi air yang tidak merata disebabkan karena adanya jaringan irigasi yang rusak dan pemeliharaan yang kurang baik.
EVALUASI SISTEM IRIGASI TERSIER PADA DAERAH IRIGASI MENINTING DI DESA JATISELA KECAMATAN GUNUNG SARI KABUPATEN LOMBOK BARAT Budy Wiryono; Suwati Suwati; Marianah Marianah
Jurnal Agrotek Ummat Vol 4, No 2 (2017): August
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.91 KB) | DOI: 10.31764/agrotek.v4i2.978

Abstract

Penelitian  yang berjudul “Evaluasi Sistem Irigasi Tersier pada Daerah Irigasi Meninting Di Desa Jatisela Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat”  bertujuan untuk mengetahui dampak teknis, ekonomi, dan sosial dari jaringan irigasi serta mengetahui kondisi jaringan irigasi tersier di Desa Jatisela Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif dengan metode survey dengan melakukan pengamatan langsung. Penelitian dilaksankan pada bulan Agustus - Nopember 2015. Penelitian deskriptif  yang bersifat kualitatif  ini dilakukan di lapangan dengan mengamati secara langsung proses Evaluasi Sistem irigasi dan drainase pada daerah irigasi meninting yang selanjutnya hasilnya dianalisis secara tabulasi. Hasil penelitian ini menunjukkan Secara teknis dilokasi penelitian tidak ada bangunan pembagi air irigasi, debit air sangat rendah sebesar 0,101m/s, dan terdapat sistem distirbusi air yang dilakukan oleh P3A. Hasil lain, dampak ekonomi sebesar 57% responden mengakui memperoleh keuntungan dengan keberadaan irigasi. Keuntungan yang di peroleh mencapai 11 juta dalam setiap panen. Selanjutnya secara sosial terdapat peran petani dalam memelihara saluran, kelembagaan petani sangat kuat, dan tingkat partisipasi meningkat. Akhirnya, ditemukan distribusi air yang tidak merata disebabkan karena adanya jaringan irigasi yang rusak dan pemeliharaan yang kurang baik.
EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM PWMP DI SMKPP NEGERI MATARAM Sugiarta Sugiarta; Ari Tentrem Handayani; Budy Wiryono
Jurnal Agrotek Ummat Vol 7, No 1 (2020): February 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/agrotek.v7i1.1903

Abstract

Pembangunan bidang pertanian yang berkelanjutan memerlukan pengembangan kewirausahaan dan juga kompetensi. Salah satu program pendidikan kewirausahaan pada siswa Pembangunan Pertanian yang dilihat adalah program dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian Republik Indonesia, yaitu Program Wirausaha Muda Pertanian (PWMP). Penelitian yang berjudul “Evaluasi Pelaksanaan Program PWMP di SMK PP Negeri Mataram” bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan program PWMP di SMK PP Negeri Mataram.  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan jenis penelitian deskriptif analisis. Penelitian dilaksanakan pada bulan April - Juni 2019. Populasi penelitian ini adalah siswa SMKPP Negeri Mataram kelompok penerima Program Wirausaha Muda Pertanian (PWMP), dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling maka sampel dalam penelitian ini sebanyak 18 orang. Pengumpulan data meliputi studi pustaka dan penelitian lapangan dengan cara observasi dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan dukungan tabel frekuensi dan garis interval untuk intepretasi kategori. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa; (1). Tahapan persiapan dan pelaksanaan PWMP di SMKPP N Mataram termasuk dalam kategori baik, (2). Terdapat komitmen kelompok PWMP sebagai wirausahawan yang diperlihatkan dengan keberlanjutan usaha masing-masing, (3). Jaringan bisnis dan pemasaran masih menjadi kendala bagi wirausahawan muda baru untuk kelompok PWMP di SMKPP N Mataram.
Potensi Penggunaan Biomassa Tumbuhan Liar Di Lahan Kering Sebagai Sumber Bahan Organik Untuk Meningkatkan Produktivitas Tanah Muliatiningsih Muliatiningsih; Erni Romansyah; Budy Wiryono
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 12, No 1 (2019)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (57.692 KB) | DOI: 10.29239/j.agrikan.12.1.105-111

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi biomassa berbagai jenis tumbuhan liar sebagai alternatif sumber bahan organik dalam meningkatkan produktivitas tanah. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental dengan percobaan di rumah kaca. Penelitian dirancang dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor dengan perlakuan A: alang-alang (Imperata cylindrica), B : krinyu (Cromolaena odorata), C : kentawong (Blumea mollis), D : pepeti (Pephrosia spinosa), E : kosta (Acacia sp), F : dui (Acacia pernesiana), G : sengon (Blumea sp). Data hasil pengamatan dianalisis dengan analisis keragaman pada taraf 5% dan diuji lanjut dengan BNJ pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Imperata cylindrica masih memiliki C/N ratio > 20 tetapi Cromolaena odorata, Blumea mollis, Pephrosia spinosa, Acacia sp, Acacia pernesiana, dan Blumea sp telah mencapai kadar C/N ratio < 20, C/P ratio < 200, dan N total akhir kompos meningkat dari N total awal sebelum dekomposisi hal ini menunjukkan biomassa tumbuhan liar tersebut berpotensi sebagai sumber bahan organik.
PENYULUHAN DAN PEBUATAN INSTALASI BIOGAS BERBAHAN LIMBAH TERNAK SAPI DI DESA ANDALAN LOMBOK UTARA Muanah Muanah; Budy Wiryono; Ahmad Akromul Huda; Afriatin Afriatin; Julkarnain Julkarnain; Yoel Pasae; Yulianus Songli; Sita Yubelina
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 6 (2023): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i6.20126

Abstract

Abstrak: Limbah ternak sapi yang dihasilkan masyarakat Desa Andalan Kabupaten Lombok Utara sebagain kecil dikelola dengan mengumpulkannya disatu tempat. Metode ini dapat dikatan jauh dari efektif disebbakan masih menimbulkan pencemaran lingkungan ketika musim hujan. Mengatasi permasalahan ini dilakukan pengolahan yang lebih baik dari sebelumnya, sehingga masyarakat harus dibenahi dengan pengetahuan dan keterampilan melalui kegian pendampingan program kosabangsa. Kegiatan pendampingan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan serta keterampilan masyarakat dalam pengolahan limbah ternak sapi menjadi biogas. Metode yang digunakan ada 3 yaitu sosialisasi, pendampingan pembuatan instalasi biogas, dan evaluasi kegiatan. Dalam kegiatan ini mitra dalam kegiatan adalah kelompok tani Datu Andalan dan Kelompok ternak Pade Angen dengan total berjumlah 60 orang. kegiatan dilaksanakan tahap selanjutnya adalah melakukan evaluasi dengan menggunakan kuesioner yang diberikan sebelum dan sesudah kegiatan dilaksanakan. Hasil dan pembahasan menunjukkan bahwa melalui kegiatan sosialisasi dan pendampingan adanya peningkatan kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam pembuatan instalasi biogas sebesar 70%, selain pengetahuan keterampilan juga meningkat dengan baik hal ini terlihat dari antusias masyarakat terlibat dalam pembuatan instalasi biogas. Peningkatan keterampilan juga menunjukkan peningkatan sebesar 70%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan adanya pengetahuan dan keterampilan dalam pembuatan instalasi biogas ini penanganan limbah menjadi biogas dapat ditangani dengan baik serta terciptanya lingkungan yang bersih.Abstract: A small part of the cattle waste produced by the people of Andalan Village, North Lombok Regency is managed by collecting it in one place. This method can be said to be far from effective because it still causes environmental pollution during the rainy season. To overcome this problem, processing is carried out better than before, so that the community must be equipped with knowledge and skills through the assistance activities of the Kosabangsa program. This mentoring activity aims to increase community awareness, knowledge and skills in processing cattle waste into biogas. There are 3 methods used, namely socialization, assistance in making biogas installations, and evaluation of activities. In this activity, the partners in the activity were the Datu Andalan farmer group and the Pade Angen livestock group with a total of 60 people. The next stage of the activity carried out is to carry out an evaluation using a questionnaire given before and after the activity is carried out. The results and discussion show that through socialization and mentoring activities there has been an increase in community awareness and knowledge in making biogas installations by 70%, apart from knowledge, skills have also increased well, this can be seen from the enthusiasm of the community involved in making biogas installations. The increase in skills also showed an increase of 70%. So it can be concluded that with the knowledge and skills in making a biogas installation, the handling of waste into biogas can be handled well and a clean environment can be created.