Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Effects of Polystyrene Solvent Difference on Morphology of Polystyrene Layers and Viscoelastic Properties of QCM Biosensors Susi Rahayu; Masruroh Masruroh; Djoko H Santjojo; Eka Rahmawati; Lalu A. Didik; Fadli Robiandi; Setyawan P Sakti
Natural B, Journal of Health and Environmental Sciences Vol 2, No 4 (2014)
Publisher : Natural B, Journal of Health and Environmental Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (678.746 KB) | DOI: 10.21776/ub.natural-b.2014.002.04.8

Abstract

In this research, a modified QCM surface was done to improve the performance of QCM biosensors. This modification is done by coating polystyrene (Ps) on a QCM with toluena and chloroform solvents. The polystyrene coating was performed using spin coating technique, the measurement of surface roughness values using non-contact topography measurement system TMS 1200, and the viscoelastic properties was analyzed by using an electrical impedance. The analysis result using TMS 1200 shows morphologies of polystyrene produced with chloroform solvent have groovier and more porous compared to the toluena solvent. The roughness values of Ps surface with choroform and toluena is about 616.52 nm and 578.9 nm, respectively. The different surface roughness both of the solvent is caused by vapor pressure of each solvent. The vapor pressure value of chlorofrom solvent is 0.26 atm and toluena solvent of 0.037 atm. Moreover, using Sauerbrey equation is found mass of deposited ps produced with chloroform solvent is more than the toluena solvent. The mass of the polystyrene deposited on the surface of QCM with chloroform resulted about 2.23 × 10-5 ± 7.59 × 10-7 g and with toluena of 1.16 × 10-5 ±9.23 × 10-8 g.  Furthermore, viscoelastic test show both polystirene layer are still rigid and have approximately 12.23 Ω impedance value. Therefore, the different solvents affect the surface morphologies of Ps.
Effect of Xylene and Tetrahydrofuran Solvent Type on Polystyrene Layer Thickness With Spin Coating Method Eka Rahmawati; Fadli Robiandi; Lalu A Didik; Susi Rahayu; Djoko H Santjojo; Setyawan P Sakti; Masruroh Masruroh
Natural B, Journal of Health and Environmental Sciences Vol 2, No 4 (2014)
Publisher : Natural B, Journal of Health and Environmental Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (748.683 KB) | DOI: 10.21776/ub.natural-b.2014.002.04.9

Abstract

Surface modification of QCM by applying polystyrene (Ps) as a coating layer has been investigated. The PS layer was coated onto QCM sensor by using spin coating method. Polystyrene was dissolved in two different solvents i.e., xylene and Tetrahydrofuran (THF) with various concentration i,e 1%, 2%, 3%, 4%, 5% and the velocity angular of spin coater were 1500 rpm, 2000 rpm, 2500 rpm, 3000 rpm, 3500 rpm, dan 4000 rpm. The results show that different solvent result in the difference of thickness of polystyrene coating layer. By calculation with the Sauerbrey equation, the thickness of Ps layer using xylene solvent show 0.1 µm, 0.28 µm, 0.35 µm, 0.59 µm, and 0.81 µm. While by using THF, the thickness of each Ps layer are 0.15 µm, 0.43 µm, 0.84 µm, 0.97 µm, 1.28 µm. On the other hand, by applying different velocity of spin coater, the thickness of polystyrene with xylene are 0.486 µm, 0.445 µm, 0.432 µm, 0.350 µm, 0.320 µm, 0,290 µm, respectively. Moreover, the thickness of PS layer by using THF show 1.05 µm, 0.93 µm, 0.87 µm, 0.84 µm, 0.67 µm, 0.52 µm. Vapor pressure of each solvent is considered as the main property of solvent which influence the thickness of coating. The vapor pressure of THF (143 mmHg) is higher than the vapor pressure of xylene (72 mmHg), the thickness Ps layer with THF is thicker than that of by xylene solvents. 
Determination of Polystyrene Layer Thickness and Zinc Phthalocyanine (Znpc) with Modified Sauerbrey Equations and Scanning Electron Microscope (SEM) Lalu A Didik; Eka Rahmawati; Fadli Robiandi; Susi Rahayu; Abdurrouf Abdurrouf; Djoko H. Santjojo; Setyawan P. Sakti; Masruroh Masruroh
Natural B, Journal of Health and Environmental Sciences Vol 2, No 4 (2014)
Publisher : Natural B, Journal of Health and Environmental Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (548.641 KB) | DOI: 10.21776/ub.natural-b.2014.002.04.6

Abstract

The thickness measurement of PS thin films on QCM surface and ZnPc layer on QCM/PS using Sauerbrey equation and Scanning Electron Microscope (SEM) has been investigated. Calculation result using a modified Sauerbrey equation show the thickness of PS layer and ZnPc one are 0,45 μm and  0,0676 μm respectively. Additionally the thickness measurement by using SEM shows the thickness of PS  layer is 5,33 μm and the  thickness of ZnPc layer is 10,44 μm. The differences thickness between Sauerbrey equation and SEM topograph is due to layers porosity. The topography of thin films produced by the secondary electron beam scanning allows to get a magnification of SEM image so that it can be measured directly. While the thickness calculation using the Sauerbrey equation is based on the change in the resonance frequency of QCM.
PENDAMPINGAN DAN BIMBINGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNTUK MENUMBUHKAN NILAI KARAKTER YANG BERLANDASKAN BUDAYA BANGSA PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Ariyansyah Ariyansyah; Eka Rahmawati; Mutmainnah Mutmainnah
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol. 3, No. 1: Juni 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.666 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v3i1.917

Abstract

Abstrak: Pendampingan dan bimbingan Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk siswa merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara rutin untuk siswa baru setiap hari jum’at selama satu semester. Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan karakter yang berlandaskan budaya bangsa melalui materi agama islam yang dikemas dengan berbagai metode. Bimbingan dilakukan dengan secara berkelompok sebagai kegiatan tambahan, dalam satu kelompok terdiri dari 15-18 siswa. Sebagian besar siswa antusias dalam mengikuti proses pendampingan dan bimbingan disetiap pekannya.  Perubahan kearah yang baik telah nampak pada bulan kedua atau pertemuan ke-lima, siswa yang diawal pertemuan menunjukkan sikap tidak peduli, menjadi siswa yang peduli pada lingkungan dan teman. Untuk itu pendidikan karakter berlandaskan budaya bangsa perlu dikebangkan dan diterapkan dengan baik di sekolah.Abstract: Mentoring and guidance Islamic Education (PAI) for students this was regularly activities special for new students every Friday morning so over the course of one semester. These activities have a purpose of a character based on the nation’s culture through Islamic religious material which is packaged in various methods. Guidance is done in groups as an additional activity, in one group consisting of 15-18 students. Most students are enthusiasm for participating in the mentoring and guidance process every week. Changes towards the good have been seen in the second month or the fifth meeting, students at the beginning of the meetings show an uncaring attitude, become students who care for the environment and friends. For that character education based on the nation’s culture need to be developed and applied properly school.
Rekayasa Permukaan Lapisan Tipis Kitosan Sebagai Dasar Pengembangan Teknologi Self Cleaning Eka Rahmawati; Sri Agustina
GRAVITY EDU : Jurnal Pembelajaran dan Pengajaran Fisika Vol 1 No .2 (2018): GRAVITY EDU
Publisher : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.292 KB) | DOI: 10.33627/ge.v1i.2.95

Abstract

Rekayasa lapisan tipis dari bahan kitosan telah dihasilkan dengan pengaplikasian metode pelapisan dan konsentrasi yang berbeda. Variasi konsentrasi kitosan 0,2 % -1 % serta metode pelapisan spray dan dip coating mengasilkan morfologi yang berbeda yang diamati dengan menggunakan mikroskop optik dengan perbesaran 100 X. Semakin besar konsentrasi maka lapisan yang dihasilkan semakin tidak rata dan kasar. Demikian pula lapisan yang dihasilkan dengan single dip coating akan terlihat lebih rata dan halus bila dibandingkan dengan pelapisan dengan metode multi dip coating dan spray coating. Perbedaan morfologi lapisan dapat dimanfaatkan dalam teknologi self cleaning.
Penerapan Pembelajaran Fisika Dengan Kegiatan Laboratorium Desain Pada Konsep Kalor Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses Sains Mahasiswa STKIP Bima M Subhan; Eka Rahmawati
GRAVITY EDU : Jurnal Pembelajaran dan Pengajaran Fisika Vol 2 No 1 (2019): Gravity Edu : April 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.284 KB) | DOI: 10.33627/ge.v2i1.139

Abstract

Pembelajaran Laboratorium adalah suatu tempat untuk memberikan kepastian atau menguatkan informasi, menentukan hubungan sebab akibat, menunjukkan gejala, memverivikasi (konsep, teori, hukum, rumus) mengembangkan keterampilan proses, membantu siswa belajar menggunakan metoda ilmiah dalam memecahkan masalah dan untuk melaksanakan penelitian. Penelitian ini merupakan Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari lima tahap yaitu; Perencanaan, Tindakan, Observasi, Evaluasi dan Refleksi. Data keterampilan proses sains siswa diperoleh melalui observasi sedangkan data pemahaman kosep fisika siswa diperoleh melalui tes evalusi belajar di setiap akhir siklus dengan model soal subyektif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Hasil rata-rata dari Keterampilan Proses Sain Siswa untuk siklus I sebesar 64 % kategori cukup dan di siklus II sebesar 76 % dengan kategori baik, sedangkan hasil observasi aktivitas dan evaluasi pembelajaran pada siklus I adalah 70,6 % cukup aktif siklus II 82,4 % kategori aktif dan pemahaman konsep adalah 82,76 % dari jumlah keseluruhan 29 siswa dan masih dalam kategori belum tuntas. Pada siklus II terlihat perubahan yang signifikan untuk keterampilan proses 82,4 % sudah dalam kategori aktif, sedangkan untuk pemahaman konsep menigkat menjadi 86,21 sudah di kategorikan Tuntas
Pengaruh Pembelajaran Strategi Aptitude Treatment Interaction Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Fisika Ferindandus Dappa; Lis Suswati; Eka Rahmawati
GRAVITY EDU : Jurnal Pembelajaran dan Pengajaran Fisika Vol 2 No 2 (2019): Gravity Edu : September 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33627/ge.v2i2.240

Abstract

Telah dilakukan penelitian dikelas XI SMA Negeri 2 Kota Bima Tahun Pelajaran 2018/2019 dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan motivasi dan hasil belajar siswa dengan menggunakan strategi Aptitude Treatment Interaction (ATI) SMA Negeri 2 Kota Bima Tahun Pelajaran 2018/2019. Berdasarkan analisis data dengan menggunakan uji t atau test dapat disimpulkan perbedaan motivasi dan hasil belajar siswa dengan menggunakan strategi Aptitude Treatment Interaction (ATI) SMA Negeri 2 Kota Bima Tahun Pelajaran 2018/2019. Hal ini dibuktikan dengan uji hipotesis yang menunjukkan hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternative (Ha) diterima atau dengan kata lain, nilai t -hitung lebih besar dari t tabel pada taraf signifikan 5% atau taraf kepercayaan 95%. Dari hasil perhitungan motivasi belajar diperoleh bahwa nilai thitung sebesar 6.07180594 dan nilai ttabel sebesar 1.67468915atau thitung ttabel maka dalam hal ini H0 ditolak dan Ha diterima. Sedangkan pada perhitungan uji hipotesis hasil belajar juga diperoleh hasil thitung = 5.1261 dan nilai ttabel sebesar 1.6747, atau thitung ttabel maka dalam hal ini Ho diterima dan Ha ditolak. Meskipun diterima pada taraf kepercayaan 90%, akan tetapi terdapat kemungkinan ada kesalahan 5%. Kesalahan tersebut, dimungkin berasal dari kurang optimalnya pelaksanan langkah-langkah pembelajaran. Bertolak dari hasil penelitian dan kesimpulan dalam studi kuantitatif ini maka disarankan pada guru kelas XI SMA Negeri 2 Kota Bima hendaknya guru dapat menentukan model/strategi pembelajaran yang tepat sehingga siswa mampu menerima pelajaran yang diberikan dengan baik sehingga akan lebih berminat dan bersemangat. Guru dapat memberikan latihan-latihan soal untuk merangsang motivasi dan hasil belajar baik dirumah maupun disekolah. Disarkan bagi para peneliti selanjutnya, agar lebih dapat mengoptimalkan dan mengembangkan model/strategi pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) dalam setiap pembelajaran
Sistem Lampu Otomatis Berbasis Arduino Uno Menggunakan Modul Sensor PIR HC 501 Fatimah -; Eka Rahmawati; Soviyah -; M Subhan
GRAVITY EDU : Jurnal Pembelajaran dan Pengajaran Fisika Vol 4 No 1 (2021): Gravity Edu : Jurnal Pembelajaran dan Pengajaran Fisika
Publisher : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (555.491 KB) | DOI: 10.33627/ge.v4i1.434

Abstract

Penelitian ini bertujuan membuat rancangan sistem lampu otomatis berbasis arduino uno menggunakan modul PIR HC 501. Hasil pengujian pembuatan alat menunjukkan bahwa sistem kerja rangkaian lampu otomatis yang didasarkan terhadap ruangan yang memiliki sistem input yang terhubung pada Arduino Uno, sistem yang dimiliki yakni sensor Passive Infra Red (PIR) sebagai input sistem yang otomatis yang bertanggung jawab terhadap pembacaan objek pada saat manusia terdeteksi masuk kedalam satu ruangan melalui radiasi infra red yang dihasilkan objek tersebut. Arduino Uno mendapat input dari sensor Passive Infra Red (PIR) kemudian akan diteruskan di relay yang menghasilkan output berupa lampu ruangan yang menyala yang akan distabilkan oleh infra red pada saat penelitian dilakukan percobaan sebanyak 3 kali dengan variasi jarak yang berbeda yaitu jarak 1 meter, 2 meter, 3 meter, 4 meter, dan 5 meter dan variasi sudut yang berbeda pula yaitu 0°, 30°, 60°. Pada jarak 1 dan 2 meter lampunya menyala dengan waktu respon yang berbeda yaitu 5,206 dan 8,37 detik, sedangkan pada jarak 3 dan 4 meter pada percobaan pertama lampu tidak menyala karna sensor tidak merespon adanya infra merah,sedangkan di percobaan kedua dan ketiga lampunya menyala dengan vafiasi waktu yaitu 5,81 detik dan 5,10 detik, dan pada jarak 5 meter dengan 3 kali percobaan lampunya menyala dengan variasi waktu yakni 3,18 detik. Dan untuk sudut sendiri semakin besar sudutnya maka respon sensor terhadap objek sangat lemah bahkan tidak bisa medeteksi adanya infra merah pada objek. Berdasarkan hasil penelitian pada jarak 1 meter dan sudut yakni tepat didepan sensor waktu sensor mendeteksi adanya infra merah pada objek butuh beberapa gerakan objek, sehingga sensor dapat mendeteksi objek tersebut, sedangkan semakin lebarnya sudut daya deteksi sensor sangat lemah sehingga tidak dapat mendeteksi adanya infra merah.
Rancangan Sistim Informasi Tinggi Air (Peringatan Banjir) Berbasis Arduino Menggunakan Media SMS Gateway M Subhan; Eka Rahmawati; Furqan Furqan
GRAVITY EDU : Jurnal Pembelajaran dan Pengajaran Fisika Vol 4 No 2 (2021): Gravity Edu : Jurnal Pembelajaran dan Pengajaran Fisika
Publisher : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (639.223 KB) | DOI: 10.33627/ge.v4i2.663

Abstract

Banjir adalah luapan air sungai ke daerah alirannya akibat ketidakmampuan sungai menampung air hujan karena adanya pendangkalan sungai. Keberadaan informasi tinggi air sangat penting dalam meminimalisir dampak yang diakibatkan oleh bencana banjir. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem informasi tinggi air dalam meminimalisir dampak bencana banjir. Metode penelitian ini yaitu penelitian eksperimen dengan rancangan alat menggunakan modul arduino dan sensor ultrasonik, serta modul SMS Gateway. Hasil pengukuran didapat dari sensor dalam menerima gelombang ultasonik pantulan yang dikirimkan dari jarak 63 cm dengan kondisi aman, led dan buzzer tidak emnyala, serta waktu 0,09 detik. Jarak 42 cm dengan kondisi aman, led dan buzzer tidak menyala, serta waktu 0,06 detik. Jarak 32 cm dengan kondisi aman, buzzer dan led tidak menyala, serta waktu 0,05 detik. Jarak 25 cm dengan kondisi waspada, led biru menyala, buzzer tidak menyala, serta waktu 0,04 detik. Jarak 23 cm dengan kondisi waspada, led biru menyala, buzzer tidak menyala, serta waktu 0,03 detik. Jarak 19 cm dengan kondisi bahaya, led dan buzzer menyala, serta waktu 0,03 detik. Dan jarak 12 cm dengan kondisi bahaya, led dan buzzer menyala, serta waktu 0,02 detik. Dengan jarak 12 sampai 63 cm waktu yang diperlukan sensor ultrasonik untuk mendeteksi akan semakin lama (bergantung dari jauh jarak suatu objek yang dideteksi). Status ketinggian air sudah tentukan dan di atur di dalam program software Arduino
Pemanfaatan Media VBL (Tracker) Pada Materi GLB Melalui Model Inquiri Terbimbing Terhadap Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMA Kelas XI M Subhan; Lis Suswati; Fitri Aryanti; Eka Rahmawati; F Fatimah
Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (JP-IPA) Vol 1, No 02 (2020): JP-IPA: November 2020
Publisher : STKIP HARAPAN BIMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.242 KB)

Abstract

Telah dilakukan penelitian pemanfaatan media VBL pada Software Tracker pada materi GLB melalui model Inquiri terbimbing. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengarun terhadap pemahaman konsep fisika pada siswa SMA kelas XI. Metode yang digunakan adalah jenis Quasi Eksperimen dengan desain posttes only group desain. Data dianalisis secara kuantitaif menggunakan microsof excel® pada menu data analis dengan t-test Two-Sample Assuming Equal Variances atau uji-t kamparatif dua sampel independen. Hasil penelitian yang diperoleh dari posttest kelas ekperimen didapat nilai maximal 90,3 dengan persentase 83,3 % siswa dan nilai minimum 40 dengan persentase 16,7 % dari jumlah siswa perkelas 30 orang, adapun nilai rata-rata diperoleh 67,3.Adapun hasil uji hiposesis diperoleh  t-hitung = 2,99414 sedangkan nilai t-tabel kritikal two-tail  pada taraf signifikan 0,05 = 2,001717 sehingga dapat disimpulkan dari penelitian ini terdapat pengaruh media VBL (tracker) melui model inquiri terbimbing terhadap pemahaman konsep fisika siswa SMA kelas XI