Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH BALITA STUNTING DI 10 WILAYAH NTT TAHUN 2021-2024 Aprilianti, Icha; Nurhayati, Siti Fatimah
Jurnal Ilmiah Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi (MEA) Vol 9 No 2 (2025): Edisi Mei - Agustus 2025
Publisher : LPPM STIE Muhammadiah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31955/mea.v9i2.5870

Abstract

Stunting merupakan masalah kesehatan yang perlu diperhatikan mengingat dampak dan resikonya yang cukup signifikan. Penelitian ini ditujukan guna menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi jumlah balita stunting di sepuluh wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) selama tahun 2021-2024. Metode yang dipergunakan ialah regresi data panel. Data panel merujuk pada kombinasi data cross-section dan time series. Data cross section mencakup sepuluh kabupaten di NTT yaitu Sumba Barat, Sumba Timur, Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Alor, Lembata, Flores Timur dan Sikka, sementara data time-series meliputi tahun 2021-2024. Variabel yang dianalisis meliputi produk domestik regional bruto perkapita (PDRBK), upah minimum kabupaten/kota (UMK), tingkat pengangguran (TP), dan jumlah penduduk miskin (POV). Mengacu hasil uji Chow dan Hausman, Random Effect Model (REM) terpilih menjadi model estimasi terbaik. Perolehan analisis uji t mengindikasikan, peningkatan jumlah penduduk miskin (POV) memengaruhi positif terhadap peningkatan angka stunting, sedangkan upah minimum kabupaten/kota (UMK) yang lebih tinggi berhubungan dengan penurunan angka stunting. Sementara itu, variabel PDRBK dan TP tak memengaruhi signifikan terhadap jumlah balita stunting. Selain itu, hasil uji F mengindikasikan, PDRBK, UMK, TP, dan POV secara bersamaan mempengaruhi jumlah balita stunting. Dengan koefisien determinasi sebesar 53,57% menujukkan variasi jumlah balita stunting bisa diterangkan oleh variabel meliputi PDRBK, UMK, TP dan POV, sementara sisanya 46,41% diterangkan oleh variabel bebas lainnya yang tak dimasukkan dalam model analisis.faktor
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIMPANGAN PENDAPATAN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, TAHUN 2017-2023 Farahita, Chintya; Nurhayati, Siti Fatimah
Jurnal Ilmiah Manajemen, Ekonomi, & Akuntansi (MEA) Vol 9 No 1 (2025): Edisi Januari - April 2025
Publisher : LPPM STIE Muhammadiah Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31955/mea.v9i1.5307

Abstract

Ketidakmerataan dalam distribusi pendapatan rumah tangga atau individu dalam suatu perekonomian dikenal sebagai ketimpangan pendapatan. Kesalahan ini tidak hanya terjadi di tingkat nasional, tetapi juga di daerah. Untuk mengukur disparitas pendapatan, indeks Gini digunakan. Indeks pembangunan manusia (IPM), jumlah penduduk miskin (JPM), tingkat pengangguran terbuka (TPT), dan jumlah orang yang bekerja (JOB) memengaruhi ketimpangan pendapatan di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dari tahun 2017 hingga 2023. Daerah DIY dipilih karena memiliki banyak potensi ekonomi. Dianalisisnya ketimpangan yang signifikan karena potensi dampak mereka dapat memperburuk ketidaksetaraan dalam akses ke pendidikan dan layanan kesehatan. Metode analisisnya mempergunakan regresi data panel. Metode ini menggambungkan data time series dan data cross section. Data time series mencakup informasi sejak 2017 hingga 2023. Sementara, data cross-section mencakup enam kabupaten/kota, yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta, Kota Yogyakarta, Sleman Gunung Kidul, Bantul, hingga Kulonprogo. Jenis datanya berupa data sekunder yang didapat melalui Badan Pusat Statistik (BPS). Mengacu uji Chow dan Hausman, Pooled Least Square (PLS) dipilih untuk menjadi model estimasi terbaik. Berdasarkan hasil model estimasi terbaik, diketahui bahwa indeks pembangunan manusia dan jumlah penduduk miskin memengaruhi positif dan signifikan terhadap ketimpangan pendapatan, sementara jumlah orang bekerja memengaruhi negatif terhadap ketimpangan pendapatan. Lebih lanjut, tingkat pengangguran terbuka tak memengaruhi ketimpangan pendapatan. Hasil uji F menjelaskan bahwa indeks pembangunan manusia, jumlah penduduk miskin, tingkat pengangguran terbuka dan jumlah orang yang bekerja secara bersama-sama memengaruhi ketimpangan pendapatan.