Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERANCANGAN ULANG IDENTITAS VISUAL RUMAH MAKAN PADANG SABANA KAPAU DI KOTA BANDUNG Fajar Ahmad Faizal; Agus Malik Ibrahim; Osa Mega Silvia
Kreatif : Jurnal Karya Tulis, Rupa, Eksperimental dan Inovatif Vol. 3 No. 1 (2021): Kreatif : Jurnal Karya Tulis, Rupa, Eksperimental dan Inovatif
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.914 KB) | DOI: 10.53580/files.v3i01.27

Abstract

Sabana Kapau adalah salah satu usaha tata boga, rumah makan padang yang berada di Kota Bandung. Berdiri sejak tahun 1983,usaha tata boga ini diawali dengan berjualan nasi Kapau kaki lima dengan menggunakan gerobak. Seiring berjalannya waktu, padatahun 2020 ini Rumah Makan Sabana Kapau sudah memiliki 4 restoran yang berpusat di Jl. Moch. Ramdan no.12. Dalamperkembangannya, usaha ini telah melakukan 3 kali pergantian logo dan logo yang terakhir dibuat kurang menonjolkan identitas visualRumah Makan Sabana Kapau, yaitu memvisualisasikan ukiran Si Kambang Manih dengan harapan nama Rumah Makan Sabana Kapauselalu wangi, usahanya selalu maju dan berkembang. Membuat target pasar lebih luas, akan tetapi hal tersebut tidak didukung denganidentitas visual yang memadai. Berdasarkan fakta lapangan diatas, dibuatlah perancangan identitas visual Rumah Makan Sabana Kapaudengan tujuan menampilkan pesan modern, tegas dan berkembang sesuai dengan identitas Rumah Makan Sabana Kapau dan denganpertimbangan bahwa rumah makan ini belum memiliki identitas visual yang kuat. Identitas visual ini dipadukan dengan ukiran SiKambang Manih dengan tujuan diferensiasi produk dengan kompetitor.
Fortifikasi dan Ketersediaan Zat Besi pada Pangan Berbasis Kedelai Menggunakan Fortifikan Biji Wijen Fauzan Amin; Micha Mahardika; Boima Situmeang; Agus Malik Ibrahim; Uvi Dwiyana; Umar Fauzi
Jurnal Kartika Kimia Vol 4 No 2 (2021): Jurnal Kartika Kimia
Publisher : Department of Chemistry, Faculty of Sciences and Informatics, University of Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/jkk.v4i2.91

Abstract

Anemia merupakan salah satu masalah gizi paling umum di negara berkembang, termasuk Indonesia. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pertumbuhan pada sel tubuh maupun sel otak. Fortifikasi makanan merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan di antara berbagai solusi perbaikan gizi. Salah satu alternatif bahan pangan yang dapat difortifikasi adalah bahan pangan berbasis kedelai seperti tahu dan susu kedelai. Biji wijen merupakan biji-bijian yang belum banyak diolah menjadi fortifikan. Penentuan ketersediaan Fe secara in vitro pada tahu dan susu kedelai terfortifikasi biji wijen ditentukan dengan kelarutan Fe pada kondisi fsiologikalnya menggunakan enzim pepsin pankreatin dan ekstrak bile. Kadar Fe tertinggi pada tahu mentah, olahan rebus, dan goreng terfortifikasi terjadi pada penambahan fortifikan sebesar 20, 40, dan 50% dengan ketersediaan Fe 0,2456; 1,9206; dan 0,3384 mg. Susu kedelai terfortifikasi mengandung kadar Fe tertinggi terdapat pada sampel E (60 g kedelai dan 40 g biji wijen) sebesar 0,4967 mg. Kata kunci: anemia, biji wijen, fortifikasi
FORMULASI EKSTRAK DAUN KITOLOD (HIPOBROMA LONGIFLORA) DALAM SEDIAAN OBAT KUMUR ALAMI TERHADAP BAKTERI STREPTOCOCCUS MUTANS Situmeang, Boima; Dzulhijar; Juliandoz; Ahmad Fajar Muzakir; Agus Malik Ibrahim; Nani Yulianti; Nurhayati Bialangi; Weny JA Musa
Jurnal Crystal : Publikasi Penelitian Kimia dan Terapannya Vol. 7 No. 2 (2025): Literasi Artikel Penelitian Kimia
Publisher : Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/jc.v7i2.5802

Abstract

The kitolod plant (Hippobroma longiflora) has been demonstrated to possess antibacterial activity against Streptococcus mutans, the bacterium responsible for the development of dental caries. The objective of this study was to formulate a mouthwash preparation using kitolod leaf extract. The extract was formulated into three distinct formulations. The mouthwash was evaluated for its pH, viscosity, stability, and antibacterial activity. The antibacterial evaluation was executed in accordance with the Kirby-Bauer method. The positive control utilized in this study was 0.2% chlorhexidine. The pH test results indicated that all three formulations had a pH of 6. The viscosity test demonstrated that all formulations had a viscosity of 0.99, which is close to that of water. The antibacterial evaluation against S. mutans indicated that formulation 2 demonstrated the most pronounced antibacterial activity, exhibiting an inhibition zone measuring 3.81 mm. All three formulations exhibited stability at ambient temperature. In light of the findings from this study, it can be posited that formulation 2 possesses the potential to serve as a natural mouthwash.