Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN KONSUMSI TABLET ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIAPADA IBU HAMIL TRIMESTER III Setyaningsih, Ayu; Widyastuti, Yuni Puji; Nurwijayanti, Andriyani Mustika
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 4 No 1 (2014): April
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.487 KB) | DOI: 10.32583/pskm.4.1.2014.34-43

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh.Ibu hamil trimester III lebih tinggi risiko anemia karena mengalami perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta. Tingginya kejadian anemia erat kaitannya dengan faktor kurang asupan makanan bergizi saat ibu hamil dan kurangnya kesadaran dalam mengkonsumsi tablet zat besi. Metode: Tujuan penelitian ini untuk mengetahuihubungan antara status gizi dan konsumsi tablet zat besi dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III di Desa Ulujami Kabupaten Pemalang. Penelitian menggunakan desaindeskriptif korelasi dengan pendekatancross sectional. Sampel diambil secara total sampling sebanyak44 ibu hamil timester ke III di Desa Ulujami.Alat penelitian menggunakan metline, kuesioner, buku KIA.Data dianalisis secaraunivariat dan bivariat menggunakan uji chi square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara status gizi (?value = 0,001; ?value<0,05) dan konsumsi tablet besi (?value = 0,029; ?value<0,05) dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III Diskusi: Peneliti lain diharapkan ada penelitian lanjutan dengan desain yang lebih bisa mengkafer secara tepat faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil.   Kata kunci: Status Gizi, Konsumsi Tablet Besi, Anemia pada ibu hamil   ABSTRACT Introduction: Anemia is a condition in which the body has a number of red blood cells (erythrocytes) is too little, in which the red blood cells that contain hemoglobin which serves to carry oxygen to tissues throughout the body. Third trimester pregnant women are at higher risk of anemia due to changes in the circulation increasing the placenta. The high incidence of anemia is less closely related to factors of nutrition during pregnancy and lack of awareness in consuming iron tablets. Methods: The purpose of this study to determine the relationship between nutritional status and consumption of iron tablets with the incidence of anemia among pregnant women in the third trimester Ulujami village of Pemalang. The study used a descriptive correlation design with cross sectional approach. Samples taken by total sampling counted 44 pregnant women in the village timester III Ulujami. Research tools using metline, questionnaires, KIA book. Data was analyzed by univariate and bivariate using chi square test. Results: The results showed no association between nutritional status (?value = 0.001; ?value <0.05) and consumption of iron tablets (?value = 0.029; ?value <0.05) and the incidence of anemia in pregnant women in the third trimester Ulujami village of Pemalang. Discussion: Other researchers expected there is further research to design more precisely can mengkafer factors related to the incidence of anemia among pregnant women.  Keywords: Nutritional Status, Consumption Tablet Iron, Anemia in pregnant women
HUBUNGAN POLA ASUH DAN PENGETAHUAN ORANGTUA TENTANG TOILETTRAINING DENGAN PRAKTIK TOILET TRAININGPADA ANAK USIA TODDLER (1-3 TAHUN) Gumilang, Dian Surya; Widyastuti, Yuni Puji; Nurwijayanti, Andriyani Mustika
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 4 No 2 (2014): Oktober
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.746 KB) | DOI: 10.32583/pskm.4.2.2014.82-88

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan:Toilet training pada anak merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam melakukan buang air kecil atau buang air besar (BAB). Toilet training sangat penting diberikan pada anak usia 1-3 tahun atau usia toddler, karena pada masa tersebut kemampuan sfingter uretra untuk mengontrol rasa ingin berkemih dan sfingterani untuk mengontrol rasa ingin defekasi mulai berkembang. Anak dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal jika orang tua memahami bagaimana harus bersikap dan menentukan tipe pola asuh yang sesuai dengan perkembangan anaknya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola asuh dan pengetahuan orangtua tentang toilet training dengan praktik toilet training pada anak usia toddler (1-3 tahun) di Desa Banyu Putih Kabupaten Batang. Metode: Penelitian ini menggunakan desainkorelasional dengan metode pendekatancross sectional. Sampel dalam penelitian ini diambil menggunakan purposive sampling yaitu sebanyak103 orang tua yang mempunyai anak usia toddler (1-3 tahun) di Desa Banyu Putih Kabupaten Batang. Alat penelitian menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan uji Chi Square.Hasil:Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara pola asuh (p value = 0,000; ?<0,05) dan pengetahuan orangtua tentang toilet training (p value = 0,001; ?<0,05) dengan praktik toilet training pada anak usia toddler (1-3 tahun) di Desa Banyu Putih Kabupaten Batang. Diskusi:Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti variabel-variabel lain yang berkontribusi dengan kemampuan toilet training pada anak usia toddler (1-3 tahun), dengan metode yang berbeda.   Kata kunci: Pola Asuh, Pengetahuan, Toilet Training, Toddler   ABSTRACT Introduction: Toilet training in children is an attempt to train children to be able to control the conduct urinate or defecate (BAB). Toilet training is essential given to children aged 1-3 years or toddler, because at the time of the urethral sphincter's ability to control urination curiosity and anal sphincter to control defecation curiosity began to grow. Kids can grow and develop optimally if parents understand how to behave and determine the type of parenting is in accordance with the development of children. The purpose of this study was to determine the relationship of parenting and parental knowledge about toilet training with the practice of toilet training in children ages toddler (1-3 years) in the village of Batang Banyu Putih. Methods: This study uses correlation design with cross sectional method. The sample in this study were taken using purposive sampling as many as 103 parents of children ages toddler (1-3 years) in the village of Batang Banyu Putih. Research tool using a questionnaire and analyzed using Chi Square. Result:The results showed no association between parenting style (p value = 0.000; ? <0.05) and parental knowledge about toilet training (p value = 0.001; ? <0.05) with the practice of toilet training in children ages toddler (1- 3 years) in the village of Batang Banyu Putih).Discussion:Researchers then expected to investigate other variables that contribute to the ability of toilet training in children ages toddler (1-3 years), with different methods.   Keywords: Parenting, Knowledge, Toilet Training, Toddler  
HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH AKIBAT HOSPITALISASI Aeni, Qurrotul; Nurwijayanti, Andriyani Mustika; Iqomh, Muhammad Khabib Burhanuddin
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 9 No 2 (2019): April
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (71.558 KB) | DOI: 10.32583/pskm.9.2.2019.135-140

Abstract

Kecemasan merupakan  kondisi yang akan dialami oleh anak yang mengalami hospitalisasi serta harus mendapatkan perhatian dan tatalaksana. Kecemasan selama hospitalisasi yang tidak diatasi dengan tepat akan menghambat pengobatan serta mempengaruhi tumbuh kembang anak.Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan kecemasan anak usia prasekolah akibat hospitalisasi. Desain penelitianmenggunakandeskriptif korelasidenganpendekatancross-sectional. Jumlah sampelsebanyak 31 dengan purposive sampling. Penggumpulan data penelitianmenggunakankuesioner. Hasil menunjukan komunikasi terapeutik mayoritas rendah 61,3%, kecemasan pada anak akibat hospitalisasi 100% dengan  kecemasan berat sebanyak 58,1%, ada hubungan antara komunikasi terapeutik dengan kecemasan anak (p= 0,001). Hasil uji analisis statistic dengan menggunakan ujiSpearman?s Rhomendapatp value 0,001 (p< 0,05) hubungan antara komunikasi terapeutik dengan kecemasan anak usia pra sekolah yang mengalami hospitalisasi, komunikasi teraputik dapat digunakan sebagai salah satu tindakan untuk mencegah terjadinya kecemasan akibat hospitalisasi pada anak usia pra sekolah. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya komunikasi terapeutik pada perawat.   Kata kunci: komunikasi terapeutik, kecemasan, hospitalisasi.
TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL DENAN HIPERTENSI DI RSUD Dr. H. SOEWONDO KENDAL Andriyani Mustika Nurwijayanti
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2008: CONTINUING MEDICAL AND HEALTH EDUCATION (CMHE) | Peran Biomolekuler dalam Penegakan Diagnosis
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (14.881 KB)

Abstract

Kecemasan merupakan suatu sinyal yang menyadarkan dari berbagaiproses emosi yang bercampur aduk, yang tidak pasti, yang tidak memilikiobyek yang terjadi ketika orang mengalami tekanan perasaan dan pertentangan batin atau konflik sehingga memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasinya. Kecemasan dapat dialami oleh siapa saja termasuk ibu hamil, apalagi kehamilan dengan resiko tinggi seperti kehamilan dengan hipertensi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan ibu hamildengan hipertensi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif denganpendekatan survey yang bersifat retrospektif, dan menggunakan lembarkuisioner. Sampel penelitian ini meliputib30 responden yang pernah mengalami kehamilan dengan hipertensi yang dirawat di RSUD Dr. H. Soewondo Kendal dan menggunakan sampling jenuh sebagai teknik pengambilan sampel.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kecemasan ibu hamildengan hipertensi berada pada tingkat sedang (53,3%) dan panik (13,3%).Kata kunci : Kecemasan, ibu hamil, hipertensi.
Perbedaan produksi asi pada ibu dengan persalinan normal dan sectio caesarea Novi Indrayati; Andriyani Mustika Nurwijayanti; Eva Mia Latifah
Coping: Community of Publishing in Nursing Vol 6 No 2 (2018): Agustus 2018
Publisher : Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (76.541 KB)

Abstract

Pemberian Air Susu Ibu (ASI) memberikan banyak manfaat bagi ibu dan bayi namun, di Indonesia belum dilaksanakan sepenuhnya. Beberapa ibu gagal memberikan ASI ekslusif karena merasa produksi ASI nya tidak cukup untuk bayinya. Hasil penelitian (UNICEF) tahun 2005-2011 menunjukkan bahwa bayi di Indonesia yang mendapat ASI selama 6 bulan pertama sebanyak 32% dan 50% anak diberikan ASI hingga usia 23 bulan. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ASI salah satunya yaitu metode kelahiran bayi. Cara persalinan dapat mempengaruhi jumlah atau produksi ASI yang dihasilkan. Produksi ASI merupakan jumlah ASI yang keluar, serta kelancaran ASI pada ibu menyusui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan produksi asi pada ibu dengan persalinan normal dan sectio caesarea di desa Wonosari Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan Cross-Sectional dan teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu Non Probability Sampel dengan Purposive Sampling dengan sampel 110 orang. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh nilai p-value sebesar 0,006 (p<0,05) artinya terdapat perbedaan antara produksi ASI pada ibu dengan metode persalinan normal dan persalinan Sectio Caesarea di Desa Wonosari Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal. Kata kunci: produksi asi, persalinan normal, persalinan sectio caesare ABSTRACT The provision of breast milk provides many benefits for mothers and babies but, in Indonesia, it has not been fully implemented. Some mothers fail to provide exclusive breastfeeding because they feel that ASI production is not enough for their baby. Research results (UNICEF) in 2005-2011 showed that babies in Indonesia who received ASI during the first 6 months were 32% and 50% of children were breastfed until the age of 23 months. The factors that influence ASI production are one of them is the method of birth of the baby. The mode of delivery can affect the amount of production of milk produced. Breast milk production is the amount of breast milk that comes out, as well as the smoothness of breast milk in nursing mothers. This study aims to determine the differences in breast milk production in mothers with normal labor and cesarean section in the village of Wonosari, Patebon District, Kendal Regency. This study uses a descriptive correlation design with Cross-Sectional approach and the sampling technique used is Non Probability Samples with Purposive Sampling with a sample of 110 people. The results of statistical analysis using the Chi-Square test obtained a p-value of 0.006 (p <0.05), meaning that there was a difference between breast milk production in mothers with normal labor methods and Sectio Caesarea delivery in Wonosari Village, Patebon District, Kendal District. Keywords: breastmilk production, normal delivery and delivery of sectio caesarea
GAMBARAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DENGAN METODE MENGGAMBAR Siti Munawaroh; Andriyani Mustika Nurwijayanti; Novi Indrayati
Coping: Community of Publishing in Nursing Vol 7 No 1 (2019): April 2019
Publisher : Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (63.789 KB)

Abstract

Ditemukan beberapa hambatan dalam perkembangan keterampilan motorik halus anak usia 5-6 tahun di TK Mardi Putra Kecamatan Ngampel Kabupaten Kendal. Ada 4 dari 7 anak yang masih dibimbing untuk menggenggam crayon. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah dengan metode menggambar. Metode : Penelitian ini menggunakan desain survey deskritif dengan menggunakan sampel sebanyak 34 responden. Instrumen penelitian menggunakan bagian dari lembar KPSP. Analisis data menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar anak berusia 72 bulan yaitu sebanyak (52,9%), dan sebagian kecil berusia 66 bulan sebanyak (47,1%). Jenis kelamin anak sebagian besar laki-laki sebanyak (52,9%), dan perempuan sebanyak (47,1%). Perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah sebagian besar normal sebanyak (88,2%) dan penyimpangan sebanyak (11,8%). Metode menggambar memberi dampak yang signifikan untuk meningkatkan perkembangan motorik halus anak usia prasekolah. Kata kunci: motorik halus, usia prasekolah, metode menggambar ABSTRACT Found some obstacles in the development of fine motoric skills of children aged 5-6 years in Mardi Putra Kindergarten Ngampel District Kendal Regency. There were 4 of 7 children who were still guided to hold crayons. The aim of this research was to know the description of fine motoric development in preschool children by drawing method. This research used descriptive design with survey approach conducted on 34 respondents. The research instrument used part of the KPSP sheet. Data analysis using univariate analysis. The result of this study was the age of the children is mostly 72 months old as many as 18 respondents (52.9%), and 66 months(47.1%). Characteristics of respondents by sex are mostly male(52.9%), female gender (47.1%). Fine motoric development in preschool children is mostly normal as many as 30 respondents (88.2%) and deviation of(11.8%). The drawing methode has a significant impact on improving children’s fine motor development. Keywords: fine motoric, preschool age, drawing method
Description of Pain and Fatigue Problems in the Elderly with Self Care Deficits: Bathing Rina Anggraeni; Fitriani Rahmawati; Novi Indrayati; Qurrotul Aeni; Andriyani Mustika Nurwijayanti
Proceedings of the International Conference on Nursing and Health Sciences Vol 2 No 1 (2021): May 2021
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.271 KB)

Abstract

Elderly experience decreased body function causing them to experience deficit in self-care. Self-care deficit: Bathing is caused by several factors including pain and physical weakness. The purpose of this study was to describe the problem of pain and physical weakness in the elderly who experience a Self-Care Deficit: Bathing in Balok Village, Kendal District. This research design is a descriptive study of quantitative research type with a survey approach. The sample in this study amounted to 52 respondents with a total sampling technique. Measuring instruments in the form of a questionnaire Numerical Rating Scale (NRS) for pain and a Fatique Assessment Scale (FAS) for fatigue and that has been standard. Data analysis using univariate. The results showed that the pain in the elderly with Self-Care Deficits: Bathing was painless 16 (30.8%), mild pain 11 (21.2%) moderate pain 19 (36.5%) and severe pain 6 (11.3%). Physical weakness in the elderly: not fatique or normal 47 (90.4%) fatique 5 (9.6%).
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN KONSUMSI TABLET ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIAPADA IBU HAMIL TRIMESTER III Ayu Setyaningsih; Yuni Puji Widyastuti; Andriyani Mustika Nurwijayanti
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 4 No 1 (2014): April
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/pskm.4.1.2014.34-43

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh.Ibu hamil trimester III lebih tinggi risiko anemia karena mengalami perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta. Tingginya kejadian anemia erat kaitannya dengan faktor kurang asupan makanan bergizi saat ibu hamil dan kurangnya kesadaran dalam mengkonsumsi tablet zat besi. Metode: Tujuan penelitian ini untuk mengetahuihubungan antara status gizi dan konsumsi tablet zat besi dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III di Desa Ulujami Kabupaten Pemalang. Penelitian menggunakan desaindeskriptif korelasi dengan pendekatancross sectional. Sampel diambil secara total sampling sebanyak44 ibu hamil timester ke III di Desa Ulujami.Alat penelitian menggunakan metline, kuesioner, buku KIA.Data dianalisis secaraunivariat dan bivariat menggunakan uji chi square. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara status gizi (ρvalue = 0,001; ρvalue<0,05) dan konsumsi tablet besi (ρvalue = 0,029; ρvalue<0,05) dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III Diskusi: Peneliti lain diharapkan ada penelitian lanjutan dengan desain yang lebih bisa mengkafer secara tepat faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Kata kunci: Status Gizi, Konsumsi Tablet Besi, Anemia pada ibu hamil ABSTRACT Introduction: Anemia is a condition in which the body has a number of red blood cells (erythrocytes) is too little, in which the red blood cells that contain hemoglobin which serves to carry oxygen to tissues throughout the body. Third trimester pregnant women are at higher risk of anemia due to changes in the circulation increasing the placenta. The high incidence of anemia is less closely related to factors of nutrition during pregnancy and lack of awareness in consuming iron tablets. Methods: The purpose of this study to determine the relationship between nutritional status and consumption of iron tablets with the incidence of anemia among pregnant women in the third trimester Ulujami village of Pemalang. The study used a descriptive correlation design with cross sectional approach. Samples taken by total sampling counted 44 pregnant women in the village timester III Ulujami. Research tools using metline, questionnaires, KIA book. Data was analyzed by univariate and bivariate using chi square test. Results: The results showed no association between nutritional status (ρvalue = 0.001; ρvalue <0.05) and consumption of iron tablets (ρvalue = 0.029; ρvalue <0.05) and the incidence of anemia in pregnant women in the third trimester Ulujami village of Pemalang. Discussion: Other researchers expected there is further research to design more precisely can mengkafer factors related to the incidence of anemia among pregnant women. Keywords: Nutritional Status, Consumption Tablet Iron, Anemia in pregnant women
HUBUNGAN POLA ASUH DAN PENGETAHUAN ORANGTUA TENTANG TOILETTRAINING DENGAN PRAKTIK TOILET TRAININGPADA ANAK USIA TODDLER (1-3 TAHUN) Dian Surya Gumilang; Yuni Puji Widyastuti; Andriyani Mustika Nurwijayanti
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 4 No 2 (2014): Oktober
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/pskm.4.2.2014.82-88

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan:Toilet training pada anak merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam melakukan buang air kecil atau buang air besar (BAB). Toilet training sangat penting diberikan pada anak usia 1-3 tahun atau usia toddler, karena pada masa tersebut kemampuan sfingter uretra untuk mengontrol rasa ingin berkemih dan sfingterani untuk mengontrol rasa ingin defekasi mulai berkembang. Anak dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal jika orang tua memahami bagaimana harus bersikap dan menentukan tipe pola asuh yang sesuai dengan perkembangan anaknya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola asuh dan pengetahuan orangtua tentang toilet training dengan praktik toilet training pada anak usia toddler (1-3 tahun) di Desa Banyu Putih Kabupaten Batang. Metode: Penelitian ini menggunakan desainkorelasional dengan metode pendekatancross sectional. Sampel dalam penelitian ini diambil menggunakan purposive sampling yaitu sebanyak103 orang tua yang mempunyai anak usia toddler (1-3 tahun) di Desa Banyu Putih Kabupaten Batang. Alat penelitian menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan uji Chi Square.Hasil:Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara pola asuh (p value = 0,000; α<0,05) dan pengetahuan orangtua tentang toilet training (p value = 0,001; α<0,05) dengan praktik toilet training pada anak usia toddler (1-3 tahun) di Desa Banyu Putih Kabupaten Batang. Diskusi:Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti variabel-variabel lain yang berkontribusi dengan kemampuan toilet training pada anak usia toddler (1-3 tahun), dengan metode yang berbeda. Kata kunci: Pola Asuh, Pengetahuan, Toilet Training, Toddler ABSTRACT Introduction: Toilet training in children is an attempt to train children to be able to control the conduct urinate or defecate (BAB). Toilet training is essential given to children aged 1-3 years or toddler, because at the time of the urethral sphincter's ability to control urination curiosity and anal sphincter to control defecation curiosity began to grow. Kids can grow and develop optimally if parents understand how to behave and determine the type of parenting is in accordance with the development of children. The purpose of this study was to determine the relationship of parenting and parental knowledge about toilet training with the practice of toilet training in children ages toddler (1-3 years) in the village of Batang Banyu Putih. Methods: This study uses correlation design with cross sectional method. The sample in this study were taken using purposive sampling as many as 103 parents of children ages toddler (1-3 years) in the village of Batang Banyu Putih. Research tool using a questionnaire and analyzed using Chi Square. Result:The results showed no association between parenting style (p value = 0.000; α <0.05) and parental knowledge about toilet training (p value = 0.001; α <0.05) with the practice of toilet training in children ages toddler (1- 3 years) in the village of Batang Banyu Putih).Discussion:Researchers then expected to investigate other variables that contribute to the ability of toilet training in children ages toddler (1-3 years), with different methods. Keywords: Parenting, Knowledge, Toilet Training, Toddler
HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH AKIBAT HOSPITALISASI Qurrotul Aeni; Andriyani Mustika Nurwijayanti; Muhammad Khabib Burhanuddin Iqomh
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 9 No 2 (2019): April
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (71.56 KB) | DOI: 10.32583/pskm.9.2.2019.135-140

Abstract

Introduction: anxiety is a condition that will be experienced by children who experience hospitalization and must get attention and management. Anxiety during hospitalization that is not properly addressed will hinder treatment and affect child development. The purpose of the study: to determine the relationship between therapeutic communication nurses and the anxiety of preschool children due to hospitalizationMethod: The study design used descriptive correlation with a cross-sectional approach. The number of samples is 31 with purposive sampling. Collecting research data using a questionnaire.Results: The results showed a majority of therapeutic communication was 61.3%, anxiety in children due to hospitalization of 100% with severe anxiety was 58.1%, there was a relationship between therapeutic communication and children's anxiety (p = 0.001). Suggestions need to be carried out further research on the factors that influence the low therapeutic communication in nurses.Discussion: The results of the statistical analysis using the Spearman's Rho test got p value 0.001 (p <0.05) the relationship between therapeutic communication and the anxiety of pre-school age children who experienced hospitalization, therapeutic communication can be used as an action to prevent anxiety due to hospitalization in pre-school age children.Suggestion: need to do further research on the factors that influence the low therapeutic communication in nurses Keywords: therapeutic communication, anxiety, hospitalization.