Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Factory Jurnal Industri, Manajemen dan Rekayasa Sistem Industri

Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Ban Vulkanisir dengan Metode Job Order Costing di CV Rapi Vulkanisir Sri Meutia; Syika Ramadhani
Factory Jurnal Industri, Manajemen dan Rekayasa Sistem Industri Vol. 1 No. 1 (2022): Edisi Agustus
Publisher : Ilmu Bersama Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.828 KB) | DOI: 10.56211/factory.v1i1.108

Abstract

Harga pokok produksi adalah daftar biaya produksi yang harus dikeluarkan perusahaan pada periode tertentu. Dengan penentuan harga pokok produksi yang tepat maka akan mempengaruhi keputusan atas kebijakan penetapan harga jual produk. Masalah yang timbul di CV. Rapi Vulkanisir adalah penentuan harga pokok produksi pada CV. Rapi Vulkanisir, perusahaan belum menetapkan harga pokok produksi berdasarkan pesanan. Sedangkan CV. Rapi Vulkanisir memulai kegiatan produksinya ketika mendapat pesanan (order) dari konsumen dan menghasilkan barang sesuai dengan permintaan konsumen. Oleh karena itu, perusahaan perlu memahami perhitungan dan pengklasifikasian biaya produksi ban vulkanisir dengan menggunakan metode Job Order Costing. Metode Job order costing adalah perhitungan harga pokok produksi untuk produk yang dibuat berdasarkan pesanan. Apabila suatu pesanan diterima maka produk akan diproduksi berdasarkan spesifikasi dari masing-masing pesanan. Berdasarkan pengolahan data, Total harga pokok produksi per unit ban vulkanisir ukuran R 750-16 Premium Standar adalah Rp. 639.397. Untuk produksi per unit ban vulkanisir ukuran R 1000-20 Premium Michellin adalah Rp. 988.460. Untuk harga jual ban vulkanisir ukuran R 750-16 Premium Standar adalah Rp. 703.000 selisih Rp. 93.000 lebih tinggi dari harga jual perusahan yaitu Rp. 610.000. Untuk harga jual ban vulkanisir ukuran R 1000-20 Premium Michellin adalah Rp 1.087.000 dengan selisih Rp. 87.000,00 lebih tinggi dari harga jual yang ditetapkan perusahaan yaitu Rp.1.000.000,00.
Analisis Persediaan Chlorine Tablet di PT Pupuk Iskandar Muda dengan Metode Min-Max Sri Meutia; Diana Khairani Sofyan; Fadel Muhammad
Factory Jurnal Industri, Manajemen dan Rekayasa Sistem Industri Vol. 1 No. 2 (2022): Edisi Desember
Publisher : Ilmu Bersama Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.851 KB) | DOI: 10.56211/factory.v1i2.173

Abstract

Salah satu bahan baku pembuatan pupuk di PT Pupuk Iskandar Muda adalah tablet Klorin, yang merupakan bahan penunjang dalam sistem produksi, Tablet Klorin ini digunakan untuk menjernihkan air polish pada proses produksi pembuatan pupuk. Berdasarkan data yang diperoleh dari perusahaan tahun 2018-2022 diketahui bahwa terdapat sisa bahan chlorine tablet di gudang bahan baku, dimana persediaan bahan baku yang berlebih ini menunjukkan adanya pemborosan produksi, dengan jumlah 500 kg pada Tahun 2018, 1200 kg Tahun 2019, 5540 kg Tahun 2020, 200 kg Tahun 2021, 600 kg Tahun 2022. Hal ini sangat berbahaya dikarenakan chlorine tablet merupakan bahan kimia yang dimana bahan jenis ini memiliki batas kadaluwarsa, jika chlorine tablet tidak digunakan dalam kurun waktu tertentu, maka kadar kualitas chlorine akan menurun sehingga jika digunakan untuk kepentingan produksi akan menimbulkan hasil produksi yang tidak maksimal. Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu di lakukan perhitungan persediaan bahan baku chlorine, dengan melakukan evaluasi dan perencanaan persediaan bahan penunjang chlorine tablet yang tepat. Salah satunya dengan menggunakan metode Min-Max. Metode Min-Max stok adalah metode pengendalian bahan baku yang didasarkan atas asumsi bahwa apabila persediaan telah melewati batas-batas minimum dan mendekati batas dari Safety Stock atau batas persediaan pengaman, maka Reorder atau pemesanan kembali bahan baku harus dilakukan, Berdasarkan pengolahan data, persediaan bahan baku dengan metode Min-Max didapatkan stok pengaman chlorine tablet pada tahun 2022 sebesar 75 kg, sedangkan pada persediaan minimum didapatkan hasil sebesar 300 kg, pada persediaan maksimum didapatkan hasil sebesar 675 kg dan pada tingkat pemesanan persediaan kembali sebesar 375 kg.