Zana Fitriana Octavia
Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN JUS DAUN UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS WISTAR JANTAN (Rattus norvegicus) YANG DIBERI PAKAN TINGGI LEMAK Octavia, Zana Fitriana; Widyastuti, Nurmasari
Journal of Nutrition College Vol 3, No 4 (2014): Oktober 2014
Publisher : Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (520.465 KB) | DOI: 10.14710/jnc.v3i4.6889

Abstract

Latar Belakang : Kadar trigliserida yang tinggi erat kaitannya dengan penyakit kardiovaskuler. Asupan makanan yang mengandung serat dan antioksidan dapat menangkal pembentukan plak yang menyebabkan timbulnya aterosklerosis yang berdampak pada penyakit kardiovaskuler. Daun ubi jalar mengandung beberapa zat gizi dan senyawa fitokimia seperti serat, vitamin C dan flavonoid  yang berperan dalam menurunkan kadar trigliserida dalam darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jus daun ubi jalar (Ipomoea batatas (L.) Lam.) terhadap kadar trigliserida tikus wistar jantan (Rattus norvegicus) yang diberi pakan tinggi lemak.Metode : Jenis penelitian ini adalah true-experimental dengan rancangan pre-post test with  control group design. Subjek penelitian yang digunakan adalah tikus wistar jantan  yang berusia 8-12 minggu dengan berat rata rata 150-200 gram dan kondisi sehat. Subjek dibagi menjadi 2 kelompok dengan metode simple randomization, yang terdiri atas kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Masing-masing kelompok terdiri dari 6 subjek. pada kelompok kontrol diberi pakan standar, sedangkan kelompok perlakuan diberi pakan standar dan jus daun ubi jalar dengan dosis 0,006 ml/ gr BB tikus selama 14 hari. Kadar trigliserida ditentukan secara enzimatik dengan metode GPO-PAP. Data dianalisis menggunakan uji paired t-test dan independent t-test.Hasil : Kadar trigliserida pada kedua kelompok setelah intervensi mengalami peningkatan. Rerata peningkatan kadar trigliserida pada kelompok kontrol sebesar 12,28 mg/dl sedangkan pada kelompok perlakuan terjadi peningkatan rerata kadar trigliserida darah sebesar 2,15 mg/dl. Tidak ada perbedaan yang signifikan (p>0,05) pada perubahan kadar trigliserida antar kelompok.Kesimpulan : Pemberian jus daun ubi jalar dengan dosis 0,006 ml/ gr BB tikus selama 14 hari kurang efektif dalam menurunkan kadar trigliserida pada tikus wistar jantan yang diberi pakan tinggi lemak tetapi berpotensi menghambat kenaikan kadar trigliserida.
The Relationship of Nutritional Status and Energy Adequacy with the Work Productivity of Class I Kedungpane Semarang Penitentiary Employees Nabila, Firda Ainun; Susilowati, Fitria; Octavia, Zana Fitriana
Jurnal Gizi dan Kuliner (Journal of Nutrition and Culinary) Vol 4, No 1 (2024): EDISI FEBRUARI
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jnc.v4i1.51258

Abstract

Employee productivity is very important for a company. Employees who have good productivity will produce high-quality products or services. Nutritional status and energy adequacy are one of the factors that affect employee productivity. Energy intake will be the main source of energy for employees to do work. The more adequate energy intake will make the nutritional status close to normal. Determine the relationship between nutritional status and energy adequacy with the work productivity of employees of Class I Correctional Institution Kedungpane Semarang. This type of research uses observational analytics with a cross sectional approach. This research was conducted at the Class I Penitentiary Kedungpane Semarang. The sampling technique is consecutive sampling of 70 employees. The data measured are nutritional status with anthropometric measurements consisting of employee weight and height, energy adequacy with a 3x24 hour food recall instrument, and work productivity using a 3-day work time record. The results of bivariate tests using the Gamma test showed that there was a relationship between nutritional status and work productivity (p = 0.000), and there was a relationship between energy adequacy and work productivity (p = 0.024). There is a relationship between nutritional status and energy adequacy with the work productivity of Class I Kedungpane Semarang Penitentiary employees.
Hubungan Tingkat Kecukupan Zat Gizi Makro dengan Tingkat Kegemukan pada Wanita yang Menggunakan Kontrasepsi Hormonal Octavia, Zana Fitriana; Azzhira, Nisrina Claudy
JURNAL RISET GIZI Vol 13, No 1 (2025): Mei 2025
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jrg.v13i1.12704

Abstract

Latar Belakang: Permasalahan gizi yang banyak terjadi pada wanita usia subur adalah malnutrisi. Kejadian obesitas dapat disebabkan oleh asupan zat gizi makro yang berlebihan. Penggunaan kontasepsi hormonal pada wanita usia subur dalam jangka panjang memiliki efek samping obesitas.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan tingkat kecukupan zat gizi makro dengan tingkat kegemukan pada wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonalMetode: Penelitian ini menggunakan desain cross- sectional. Subjek dalam penelitian ini adalah 59 orang wanita usia subur berusia 30-35 tahun yang memiliki berat badan lebih dan mengggunakan kontrasepsi hormonal secara rutin. Tingkat kecukupan zat gizi makro diketahui melalui metode recall dan tingkat kegemukan dengan mengukur indeks massa tubuh. Perbedaan rerata antar kelompok dilakukan dengan uji Mann Whitney. Hubungan antar variabel diketahui melalui uji Sommers d’.Hasil: Terdapat perbedaan rerata persentase kecukupan zat gizi makro antara kelompok overweight dan obesitas (p0,05). Tingkat kecukupan karbohidrat berhubungan dengan tingkat kegemukan pada wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal (0,006) dan Tingkat kecukupan lemak berhubungan dengan tingkat kegemukan pada wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal (0,013). Tingkat kecukupan protein tidak berhubungan dengan tingkat kegemukan pada wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal (0,167).Kesimpulan: Tingkat kecukupan karbohidrat dan lemak berhubungan dengan tingkat kegemukan pada wanita yang menggunakan kontrasepsi oral. Sedangkan tingkat kecukupan protein tidak berhubungan dengan tingkat kegemukan pada wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal
Hubungan Tingkat Kecukupan Zat Gizi Makro dengan Tingkat Kegemukan pada Wanita yang Menggunakan Kontrasepsi Hormonal Octavia, Zana Fitriana; Azzhira, Nisrina Claudy
JURNAL RISET GIZI Vol 13, No 1 (2025): Mei 2025
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jrg.v13i1.12704

Abstract

Latar Belakang: Permasalahan gizi yang banyak terjadi pada wanita usia subur adalah malnutrisi. Kejadian obesitas dapat disebabkan oleh asupan zat gizi makro yang berlebihan. Penggunaan kontasepsi hormonal pada wanita usia subur dalam jangka panjang memiliki efek samping obesitas.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan tingkat kecukupan zat gizi makro dengan tingkat kegemukan pada wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonalMetode: Penelitian ini menggunakan desain cross- sectional. Subjek dalam penelitian ini adalah 59 orang wanita usia subur berusia 30-35 tahun yang memiliki berat badan lebih dan mengggunakan kontrasepsi hormonal secara rutin. Tingkat kecukupan zat gizi makro diketahui melalui metode recall dan tingkat kegemukan dengan mengukur indeks massa tubuh. Perbedaan rerata antar kelompok dilakukan dengan uji Mann Whitney. Hubungan antar variabel diketahui melalui uji Sommers d’.Hasil: Terdapat perbedaan rerata persentase kecukupan zat gizi makro antara kelompok overweight dan obesitas (p0,05). Tingkat kecukupan karbohidrat berhubungan dengan tingkat kegemukan pada wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal (0,006) dan Tingkat kecukupan lemak berhubungan dengan tingkat kegemukan pada wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal (0,013). Tingkat kecukupan protein tidak berhubungan dengan tingkat kegemukan pada wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal (0,167).Kesimpulan: Tingkat kecukupan karbohidrat dan lemak berhubungan dengan tingkat kegemukan pada wanita yang menggunakan kontrasepsi oral. Sedangkan tingkat kecukupan protein tidak berhubungan dengan tingkat kegemukan pada wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal
Hubungan Tingkat Kecukupan Zat Gizi Makro dengan Tingkat Kegemukan pada Wanita yang Menggunakan Kontrasepsi Hormonal Octavia, Zana Fitriana; Azzhira, Nisrina Claudy
JURNAL RISET GIZI Vol 13, No 1 (2025): Mei 2025
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jrg.v13i1.12704

Abstract

Latar Belakang: Permasalahan gizi yang banyak terjadi pada wanita usia subur adalah malnutrisi. Kejadian obesitas dapat disebabkan oleh asupan zat gizi makro yang berlebihan. Penggunaan kontasepsi hormonal pada wanita usia subur dalam jangka panjang memiliki efek samping obesitas.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan tingkat kecukupan zat gizi makro dengan tingkat kegemukan pada wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonalMetode: Penelitian ini menggunakan desain cross- sectional. Subjek dalam penelitian ini adalah 59 orang wanita usia subur berusia 30-35 tahun yang memiliki berat badan lebih dan mengggunakan kontrasepsi hormonal secara rutin. Tingkat kecukupan zat gizi makro diketahui melalui metode recall dan tingkat kegemukan dengan mengukur indeks massa tubuh. Perbedaan rerata antar kelompok dilakukan dengan uji Mann Whitney. Hubungan antar variabel diketahui melalui uji Sommers d’.Hasil: Terdapat perbedaan rerata persentase kecukupan zat gizi makro antara kelompok overweight dan obesitas (p0,05). Tingkat kecukupan karbohidrat berhubungan dengan tingkat kegemukan pada wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal (0,006) dan Tingkat kecukupan lemak berhubungan dengan tingkat kegemukan pada wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal (0,013). Tingkat kecukupan protein tidak berhubungan dengan tingkat kegemukan pada wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal (0,167).Kesimpulan: Tingkat kecukupan karbohidrat dan lemak berhubungan dengan tingkat kegemukan pada wanita yang menggunakan kontrasepsi oral. Sedangkan tingkat kecukupan protein tidak berhubungan dengan tingkat kegemukan pada wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT ASUPAN PROTEIN, STATUS GIZI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN USIA MENARCHE PADA SISWI SMP IT AL-IMAROH, KABUPATEN BEKASI Febriani, Elissa; Hayati, Nur; Octavia, Zana Fitriana
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 2 (2024): JUNI 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i2.28781

Abstract

Menarche merupakan keluarnya darah dari dinding rahim melalui vagina pada pertama kali. Usia menarche yang normal terjadi di antara usia 11-13 tahun. Hasil riset mengenai usia menarche tingkat nasional terakhir kali dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan RI tahun 2010 yang menunjukan rata-rata usia menarche remaja putri 12,96 tahun dengan usia termuda mengalami menarche adalah kurang dari 9 tahun. Kejadian menarche yang semakin muda menimbulkan kekhawatiran karena dapat menyebabkan berbagai risiko kesehatan di antaranya depresi, anxiety, obesitas, kanker payudara, diabetes tipe 2, hipertensi serta menopause yang tertunda. Faktor penyebab menarche di antaranya seperti genetik, status gizi, aktivitas fisik, asupan makan, kualitas tidur dan paparan media massa dewasa. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara tingkat asupan protein, status gizi dan aktivitas fisik terhadap usia menarche pada siswi di SMP IT Al-Imaroh, Kabupaten Bekasi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study. Pengambilan data menggunakan kuesioner SQ-FFQ dan PAQ-C. Analisis data pada penelitian ini menggunakan program SPSS 25.0 dengan melakukan uji korelasi Gamma. Hasil menunjukkan mayoritas responden memiliki usia menarche normal (54,7%), tingkat asupan protein yang lebih (40%), status gizi normal (69,3%) dan aktivitas fisik yang tergolong ringan (72%). Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan antara tingkat asupan protein (p=0,000) dan status gizi (p=0,000) terhadap usia menarche, sedangkan tidak terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan usia menarche (p= 0,984).
HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN SERAT, CAIRAN, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN POLA DEFEKASI PADA REMAJA DI SMA N 14 SEMARANG Noviastuti, Ismy; Octavia, Zana Fitriana; Hayati, Nur
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 3 (2025): SEPTEMBER 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i3.48469

Abstract

Pola defekasi adalah kebiasaan atau pola pengeluaran feses dari tubuh, meliputi frekuensi dan konsistensi feses. Morbiditas 20 besar penyakit di puskesmas kota Semarang tahun 2023, termasuk diare dan gastroenteritis terduga menular berjumlah 251.561 kasus. Ketidakseimbangan faktor-faktor yang memengaruhi pola defekasi memperburuk kondisi kesehatan gastrointestinal, sehingga meningkatkan risiko komplikasi gangguan pola defekasi seperti diare dan konstipasi. Faktor-faktor yang memengaruhi pola defekasi termasuk asupan serat, cairan, dan aktivitas fisik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat kecukupan serat, cairan, dan aktivitas fisik dengan pola defekasi (frekuensi dan konsistensi) pada remaja di SMA Negeri 14 Semarang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional study. Pengambilan data asupan serat dan cairan diperoleh dengan menggunakan formulir food recall 3x24 jam, aktivitas fisik diperoleh dari formulir physical activity level (PAL) 3x24 jam, dan pola defekasi memakai formulir stool diary dan bristol stool chart dengan waktu pengisian selama 7 hari. Analisis data bivariat dilakukan dengan uji Somers’d menggunakan program SPSS 26. Hasil analisis bivariat menunjukan tidak terdapat hubungan tingkat kecukupan serat dengan frekuensi defekasi (p = 0,333) dan konsistensi feses (p = 0,319), tidak terdapat hubungan tingkat kecukupan cairan dengan frekuensi defekasi (p = 0,130) dan konsistensi feses (p = 0,582). Ada hubungan aktivitas fisik dengan frekuensi defekasi (p = 0,038) dan konsistensi feses (p = 0,016). Kesimpulan berdasarkan uji statistik ditemukan ada hubungan aktivitas fisik dengan pola defekasi.