Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

PENGENDALIAN PERSEDIAAN CRITICAL SPARE PART DENGAN PENDEKATAN CONTINUOUS REVIEW SYSTEM PADA UPT BALAI YASA YOGYAKARTA Nurmanita, Mega; Sodikin, Imam; Oesman, Titin Isna
Jurnal Rekavasi Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Jurnal Rekavasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Balai Yasa Yogyakarta adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) PT Kereta Api Indonesia (KAI) di bidang maintenance kereta api, menangani semua lokomotif dari Jawa dan Sumatra. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 15 Tahun 2011 menyatakan kereta ditarik lokomotif yang beroperasi wajib melakukan pengujian berkala. Ketersediaan spare part adalah salah satu cara meningkatkan keandalan mesin dalam proses replacement spare part. Sehingga, pengendalian persediaan spare part diperlukan untuk menjaga ketersediaan spare part. Lead time pengadaan merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi ketersediaan spare part. Pengelompokkan jenis material berdasarkan variabel klasifikasi tertentu akan memudahkan manajemen persediaan dalam memprioritaskan material.Berdasarkan situasi tersebut memungkinkan betapa penting mengklasifikasikan kekritisan berdasarkan nilai penggunaan per tahun dan lead time pengadaan dan menentukan pengendalian critical spare part komponen lokomotif dengan pendekatan Continuous Review System. Hasil yang diperoleh bertujuan mengklasifikasikan kekritisan berdasarkan nilai penggunaan per tahun dan lead time pengadaan, kemudian menentukan jumlah pemesanan, safety stock, titik pemesanan kembali, dan total biaya persediaan dari critical spare part. Menentukan jumlah pemesanan, safety stock, titik pemesanan kembali, dan total biaya persediaan dari critical spare part digunakan pendekatan Continuous Review System. Hasil menunjukkan bahwa klasifikasi ABC dan SDE menghasilkan kategori dengan tingkat kekritisan. Jumlah pemesanan keempat belas spare part kritis berbeda-beda mulai dari 0 sampai 263 unit. Begitu juga dengan jumlah safety stock berkisar pada 0 sampai 293 unit, Reoder point berkisar pada 0 sampai 435 unit, dan Total Cost berkisar pada Rp 0,- sampai Rp 28.767.138,- dalam satu tahun. Kata Kunci: Continuous Review System, Klasifikasi ABC, Klasifikasi SDE, Pengendalian Persediaan, Peramalan
ERGONOMIC APPROACH IN MAINTAINING THE BALANCE AMONG TOURISM ECONOMICAL POTENCIAL IN BALI (with special reference in Singapadu Tengah Village, Sub-district Sukawati, Gianyar regency-Bali) Parwata, I Wayan; Oesman, Titin Isna
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA Technoscientia Vol 3 No 2 Februari 2011
Publisher : Lembaga Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), IST AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.37 KB) | DOI: 10.34151/technoscientia.v3i2.473

Abstract

At Singapadu Tengah village, sub-district of Sukawati, Gianyar regency is outskirt village with the distance around 10 km from Denpasar city. Since the year 1989, this village has started improving through blossom out of Singapadu Induk village. Site function changes Singapadu Tengah village from agricultural land becomes industrial function and settlement that significantly increases every year. The year of 1990 up to 1995 site function changes around 658 m2 per year, the year 1995 until the year of 2000 reaches 1,09 Ha per year, while in the year of 2000 up to 2005 reaches 1,67 Ha per year. This site function change has caused among others 1) high migration current come to Bali in this time has spread to village area in Bali; 2) arrangement of development distribution by the government has not been yet assertive; 3) the low value of the agricultural product selling, and the agricultural land tax is up; 4) as a result of irrigation system that chage into the connected irigation channel; and 5) consumerism. Through total approach in the ergonomic scope, it is expected to improve the condition of agriculture that is more and more depressed effect as the result from influences of site function change. SHIP (Systematical, Holistic, Interdisciplinary and Participatory) approach as part of total approach is one of the way to maintain function of agricultural land as a sector capable to support public economics in Bali.
ANALISIS ERGONOMI TERHADAP KONDISI INTERAKSI MANUSIA-MESIN MELALUI PENDEKATAN PARTISIPATORI PADA BENGKEL KAYU JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BALI (PNB) Sudiajeng, Lilik; Oesman, Titin Isna; Sutopo, Nyoman
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA Technoscientia Vol 3 No 2 Februari 2011
Publisher : Lembaga Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), IST AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.782 KB) | DOI: 10.34151/technoscientia.v3i2.476

Abstract

Woodworking industries is one of the funding resources of Indonesia. Mechanization was done but less awareness of occupational safety and health, so there were still high risk of occupational accidents and diseases. One of the main problems was man-machine interaction. Research was conducted at the woodworking workshop Bali State Polytechnic with 13 students as participants. It was a participatory research with one group pre and post test design. Result showed that the clearance among machines was about 1.2 – 1.5 m, while the shoulder width and the distance of spreading arms’ participants were 0.52 m and 1.825 m (percentile-95). The terminal blade of radial saw was 30.5 cm out of reach limit (percentile-5). In addition, the terminal ankle blade of drilling machine was 36.5 cm out of reach limit (percentile-5). Participants got complains for the right shoulder (76.92%), left shoulder (69.23%), the right and left hips (61.54%) and low back (53.85%). In similarities, 54.62% of participants got weakened activities, 44.62% got weakened motivation and 68.46% got physically fatigue. In conclusion, the man-machine interaction was not harmony and caused musculoskeletal complain and fatigue. It is needed the improvement of work condition to protect the workers’ safety and health.
PERBAIKAN METODE KERJA BERDASARKAN MICROMOTION STUDY DAN METODE 5S UNTUK MENYEIMBANGKAN LINTASAN PRODUKSI Widodo, Risanita Setyananda; Sodikin, Imam; Oesman, Titin Isna
Jurnal Rekavasi Vol 1 No 1 (2013)
Publisher : Jurusan Teknik Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1090.619 KB)

Abstract

Anggun Rotan Bag adalah industri kerajinan di Yogyakarta yang memproduksi tas dan kerajinan berbahan dasar rotan. Proses produksi pada Anggun Rotan Bag dikerjakan oleh karyawan dan masih manual menggunakan tenaga manusia. Gerakan-gerakan kerja yang tidak efektif dan penumpukan barang yang menunggu diproses perlu untuk diteliti. Penelitian ini menganalisa kondisi awal lintasan produksi kemudian memperbaiki metode kerja dan layout kerja pada stasiun kerja yang mengalami bottleneck. Perbaikan dilakukan berdasarkan metode micromotion study dan metode 5S pada lingkungan kerja. Penelitian diperoleh hasil kondisi awal lintasan produksi terdapat dua stasiun kerja yang mengalami bottleneck yaitu stasiun kerja pembuatan asesoris dan stasiun kerja pasang furing. Setelah dilakukan perbaikan metode kerja stasiun kerja yang mengalami botleneck berkurang menjadi satu stasiun kerja yaitu stasiun kerja pembuatan asesoris. Penyeimbangan lintasan produksi selanjutnya menggunakan metode Killbridge Heuristic/Region Approach menunjukkan penurunan waktu menganggur (idle time) 340,05 menit menjadi 72,65 menit. Balance delay menurun dari 70,65% menjadi 33,96% Efisiensi lintasan produksi 29,35% meningkat menjadi 66,04% nilai ini menunjukkan bahwa pola aliran yang baru keseimbangan lintasan yang dihasilkan mendekati optimal. Metode micromotion study dan metode 5S memberikan efek terhadap perbaikan metode kerja dengan menghilangkan gerakan kerja yang tidak efektif serta merapikan area kerja sehingga dapat meningkatkan output yang dihasilkan untuk menyeimbangkan lintasan produksi.
EVALUASI BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI A. Simanjuntak, Risma; Oesman, Titin Isna; Suhariyanto, Setya Bima
Proceeding SENDI_U 2019: SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU DAN CALL FOR PAPERS
Publisher : Proceeding SENDI_U

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (513.155 KB)

Abstract

Proses pengolahan batu alam akan berjalan lancar apabila didukung dengan kondisi pekerja yang prima. Hal ini di tentukan oleh beberapa kriteria antara lain beban kerja fisik dan mental yang baik. Kondisi kerja fisik pada perusahaan ini melebihi kapasitas dapat dilihat ketika pekerja menaikkan batu ke mesin pemotong batu beberapa pekerja terlihat terengah-engah. Pekerja selalu mengambil nafas panjang setelah menaikkan bongkahan batu ke mesin pemotong pada akhir pekerjaan. Hal ini didukung studi pendahuluan dengan Nordic Body Map (NBM) yang memberikan informasi bahwa 33% pekerja merasakan nyeri pada bagaian bahu, 33% nyeri pada pergelangan tangan, dan 88% nyeri pada pinggang. Beban kerja mental pekerja bagian produksi ditandai dengan pekerja melakukan pekerjaan berulang-ulang (secara monoton) dan memerlukan ketelitian dalam proses pemotongan batu tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan menentukan beban kerja fisik dan mental pekerja bagian pemotongan batu. guna mengklasifikasikan tingkat resiko beban kerja fisik pekerja sehingga perusahaan dapat melakukan tindakan perbaikan dan memberikan rekomendasi kepada perusahaan tentang perbaikan untuk mengurangi beban kerja fisik maupun mental. Metode yang digunakan adalah menggunakan metode Cardiovasculair Load untuk mengukur beban kerja fisik, dan metode Bourdon Wiersma Test untuk mengukur beban kerja mental. Hasil pengukuran beban kerja fisik terberat yaitu pada responden satu (1) dengan prosentase CVL 69%, responden dua (2) 68%, responden empat (4) 75%, responden sepuluh (10) 60%, dan responden (19) 75% menunjukan perlu dilakukan perbaikan waktu kerja singkat, sedangkan pekerja lainnya diperlukan perbaikan namun masih dalam kategori ringan. Hasil pengukuran beban kerja mental rata-rata kecepatan sebesar 9,6 masuk dalam kategori Baik (B), rata-rata kesalahan 18,2 masuk dalam kategori ragu-ragu, sedangkan rata-rata konstansi sebesar 6,2 masuk dalam kategori Cukup (C). Kata Kunci : Nadi istirahat, Nadi kerja, Nadi maksimal, CVL, Tes Bourdon Wiersma.
PERBAIKAN ALAT PENUANG CAIRAN LOGAM BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMIS MENGURANGI RESIKO CEDERA FISIK PADA KARYAWAN DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA KLATEN Wilogo, Luthfil Khakim; Oesman, Titin Isna; Susetyo, Joko
Proceeding SENDI_U 2019: SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU DAN CALL FOR PAPERS
Publisher : Proceeding SENDI_U

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (553.009 KB)

Abstract

PT. Aneka Adhilogam Karya Klaten merupakan industri yang bergerak dibidang pengecoran logam. Pengecoran logam di PT. Aneka Adhilogam Karya masih dilakukan secara manual. Salah satu aktivitas proses produksi yaitu penuangan cairan logam ke cetakan. Proses penuangan cairan logam dilakukan menggunakan peralatan sederhana yang tidak sesuai dengan dimensi tubuh sehingga terjadi postur kerja yang salah menyebabkan keluhan muskuloskeletal. Penelitian dilakukan perbaikan alat penuang cairan logam berdasarkan antropometri untuk mengurangi keluhan muskuloskeletal dan meningkatkan produktivitas. Metode yang digunakan dalam penelitian antara lain Nordic Body Map (NBM), Focus Group Discussion (FGD) dan Redesain Produk. Hasil studi pendahuluan dengan metode nordic body map (NBM) diketahui pekerja merasakan keluhan nyeri, pegal dan rasa sakit pada anggota tubuh, antara lain dirasakan sakit pada leher bagian atas 85,71%, sakit leher bagian bawah 85,71%, sakit bahu kiri 71,42%, sakit bahu kanan 57,14%, sakit leher atas kiri 28,57%, sakit punggung 85,71%, sakit lengan kanan atas 42,85%, sakit pinggang 85,71% dan sakit bokong 85,71%. Metode focus group discussion (FGD) digunakan untuAk mengevaluasi alat penuang cairan logam. Hasil evaluasi alat penuang logam dengan metode FGD ditemukan kesepakatan untuk menggantikan tongkat penuang cairan yang sebelumnya berbahan bambu digantikan dengan bahan pipa besi, menambahkan kunci antara ember dengan tongkat, menambahkan exhaust wrap dan menambah handle pada ujung tongkat. Hasil penelitian terdapat penurunan keluhan muskuloskeletal pada leher bagian atas menurun 57,14%, leher bagian bawah menurun 57,14%, bahu kiri menurun 28,57% bahu kanan menurun 28,57%, punggung menurun 42,86%, lengan atas kanan menurun 14,28%, pinggang menurun 42,86%, bokong menurun 57,14%, tangan kiri menurun 28,57%, dan tangan kanan 42,85% dan meningkatkan produktivitas sebesar 50,7%.Penelitian ini dilakukan hanya dari keluhan muskuloskeletal, maka penelitian ini dapat dikembangkan dengan menambahkan metode biomekanika sebagai evaluasi terhadap penggunaan otot yang berlebihan. Kata kunci : Keluhan Muskuloskeletal, Focus Group Discussion (FGD), Nordic Body Map (NBM), Produktivitas.
PENGARUH SHIFT KERJA TERHADAP KELELAHAN KARYAWAN DENGAN METODE BOURDON WIERSMA DAN 30 ITEMS OF RATING SCALE Susetyo, Joko; Oesman, Titin Isna; Sudharman, Sigit Tri
Jurnal Teknologi Vol 5 No 1 (2012): Jurnal Teknologi
Publisher : Jurnal Teknologi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan teknologi mendorong manusia mengerahkan segenap potensi untuk mengembangkan diri dan memanfaatkan fasilitas serta sumber daya yang ada. Manusia bisa mencukupi kebutuhan hidup baik secara fisik maupun secara psikis dengan bekerja. Seseorang bekerja karena ada sesuatu yang ingin dicapai dan berharap aktivitas kerja yang dilakukan akan merubah suatu keadaan yang lebih memuaskan dari sebelumnya. Kerja shift merupakan pilihan dalam cara pengorganisasian kerja yang tercipta karena adanya keinginan untuk memaksimalkan produktivitas kerja sebagai pemenuhan tuntutan customer. Penelitian ini menganalisis tingkat kelelahan umum antara shift pagi dan shift siang. Dalam hal ini digunakan metode Bourdon Wiersma dan kuesioner 30 items of rating scale. Berdasarkan penelitian, diperoleh hasil rerata skor kelelahan subjektif untuk shift pagi 3,8 (tingkat kelelahan 1 dan klasifikasi kelelahan rendah), untuk shift siang 6,5 (tingkat kelelahan 2 dan klasifikasi kelelahan sedang), hasil rerata skor kelelahan objektif untuk kecepatan sebelum bekerja 8,40 (Nilai 9, WS 14) termasuk golongan B (baik) dan sesudah bekerja 8,20 (Nilai 9, WS 14) termasuk golongan B (baik), untuk konstansi sebelum bekerja 2,66 (Nilai 8,5, WS 13) termasuk golongan CB (cukup baik) sesudah bekerja 2,25 (Nilai 8,5, WS 13) termasuk golongan CB (cukup baik), dan ketelitian sebelum bekerja 3,375 (Nilai 8,5, WS 13) termasuk golongan CB (cukup baik) sesudah bekerja 5,75 (Nilai 7,5, WS 11) termasuk golongan c (cukup).
ANALISIS BEBAN KERJA FISIK DAN BEBAN STRES KERJA PENGEMUDI BUS TRANS JOGJA PT. JOGJA TUGU TRANS Cainantoro, Anand; Oesman, Titin Isna; Winarni, Winarni
Jurnal Rekavasi Vol 7 No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Teknik Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. Jogja Tugu Trans pengelola dari bus Trans Jogja dibawah naungan Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengoperasikan bus sebanyak 54 unit dengan total pengemudi keseluruhan 124 pengemudi.Kondisi beban kerja fisik dan beban kerja psikologis pengemudi bus trans jogja sangat sering terjadi yang mengakibatkan terjadi kerusakan pada bodi bus maupun merugikan lingkungan sekitar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat resiko beban kerja fisik dengan tingkat stres kerja dan mencari hubungan antara beban kerja fisik dengan stres kerja. Metode untuk mengidentifikasi beban kerja fisik menggunakan metode Cardiovascullar Load (CVL), stres kerja dengan menyebarkan kuesioner stres kerja dengan 35 butir pertanyaan kepada pengemudi busTrans Jogja sebanyak 30 pengemudi dan untuk mencari hubungan beban kerja fisik dengan stres kerja menggunakan uji statistik (korelasi). Hasil analisis beban kerja fisik menggunakan metode CVL diperoleh hasil 23 pengemudi perlu dilakukan perbaikan kerja, 5 (lima) pengemudi diperlukan perbaikan kerja dalam waktu singkat, dan 2 (dua)pengemudi perlu dilakukan tindakan segera. Hasil pengolahan data stres kerja diperoleh hasil 8 (delapan) orang pengemudi mempunyai tingkat stres kerja sedang, 17 orang pengemudi mempunyai tingkat stres kerja tinggi, dan 5 (lima) orang pengemudi mempunyai tingkat stress kerja sangat tinggi. Pengujian korelasi hubungan beban kerja fisik dengan stres kerja diperoleh hasil hubungan kuat yang bernilai 0.687 atau 68.7% sedangkan 31.3% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini. Hubungan beban kerja fisik dan stress kerja berhubungan secara signifikan dan bernilai positif yang berarti semakin tinggi resiko beban kerja fisik maka semakin tinggi pula resiko stress kerja pengemudi bus Trans Jogja. Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan menambah variabel lain di luar penelitian ini.
PERANCANGAN ULANG PROSES PENGADONAN KERUPUK GUNA MEMPERBAIKI POSTUR KERJA YANG ERGONOMIS DAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS Studi Kasus : UKM Kerupuk Subur Wijaya, Aco Ardi; Oesman, Titin Isna; Parwati, Cyrilla Indri
Jurnal Rekavasi Vol 8 No 1 (2020)
Publisher : Jurusan Teknik Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kerupuk Subur merupakan salah satu industri rumah tangga pembuatan kerupuk melalui prosesyang beragam. Setiap proses yang dimiliki mempunyai karakteristik masing-masing proses pembuatan,dimulai dari pengadonan, pencetakan, pengukusan, penjemuran, pengopenan dan penggorengan. Bagianadonan kerupuk merupakan proses pencampuran bahan baku yang dilakukan secara manual dan berulangulang,pada saat proses tersebut pekerja terlalu membungkuk. Studi pendahuluan pada pekerja didapatinformasi bahwa sakit pada anggota tubuh bagian punggung 60%, sakit pinggang 80%, sakit pada bokong60%, sakit pergelangan tangan kiri 90%, sakit pergelangan tangan kanan 80% dan sakit tangan kanan60%.Tujuan penelitian ini dilakukan perbaikan postur tubuh yang ergonomis pada proses pengadonan kerupukberdasarkan data antropometri untuk mengurangi keluhan musculoskeletal dan meningkatkan produktivitas.Metode yang digunakan dalam penelitian ini antara lain Nodric Body Map (NBM), antropometri, Rapid Entire BodyAssessment REBA dan beban kerja.Hasil penelitian menggunakan metode REBA sebelum perbaikan postur kerja menghasilkan skor akhir REBA dari2(dua) pekerja menghasilkan skor akhir sebesar 11 termasuk kategori tingkat risiko 4(empat) yang berarti kategorisangat tinggi, sedangkan hasil setelah perbaikan postur kerja menggunakan alat bantu drum menghasilkan skor akhirREBA dari 2(dua) pekerja memperoleh skor akhir sebesar 7(tujuh) termasuk kategori tingkat risiko 2(dua) yangberarti kategori sedang, dari perhitungan sebelum dan sesudah penelitian mengalami penurunan risiko dengankategori sedang, dan hasil koesioner setelah perbaikan menurun40%sakit punggung,40% sakit pinggang, 30% sakitbokong, 50% sakit pergelangan tangan kiri, 40% sakit pergelangan tangan kanan dan 40% sakit tangan kanan sertahasil sebelum dan sesudah perbaikan beban kerja (CVL) pvalue <0,05 sehingga dikatakan sangat berbeda signifikan.Untuk meningkatkan produktivitas, perusahaan disarankan untuk lebih memperhatikan tingkat keergonomisanpekerja pada saat bekerja dan dapat terhindar dari risiko cidera dan nyeri.
PERANCANGAN ULANG KERANJANG PETANI TEH UNTUK MENGURANGI RESIKO KELUHAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS DI PT. PERKEBUNAN TAMBI UNIT PRODUKSI TANJUNGSARI Simanjuntak, Risma Adelina; Oesman, Titin Isna; Pramuditya, Lalang
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA Technoscientia-Vol 13 No 1-Agustus 2020
Publisher : Lembaga Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), IST AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PT. Tambi Plantation Tanjungsari Production Unit is a company engaged in tea processing. The process of picking tea leaves is the beginning of the tea production process. Tea farmers work to collect tea leaves using cut scissors and collect in baskets made of woven bamboo. The results of the Nordic Body Map (NBM) show the use of old baskets can cause complaints Musculoskeletal Disorders (MSDs). The purpose of this study is to calculate the total points of MSDs complaints when using old baskets, redesign new baskets, and compare the level of MSDs complaints when using old baskets and new baskets. Body mass index (BMI) is used to determine the nutritional level of workers and NBM is used to find out complaints felt by workers. A new basket redesign is based on anthropometric data with body dimensions measured including: hip width, shoulder height in a sitting position, chest thickness, and belly thickness. The results of the NBM calculations, the score received by workers is 600 points. The new basket of tea growers consists of two components: the frame and the container for the tea leaves. The frame component has a width of 31 cm, height 51 cm, length of the supporting container 34 cm, the distance between the place of the bearing and the supporting container is 10 cm, the distance of the bearing space is 5 cm, the distance of the shoulder strap is 5 cm. The components of the tea leaf container have a height of 53 cm, the length of the base side 33 cm x 33 cm, a diameter of 57 cm. Paired Sample T Test with a 95% confidence level, stated that there is a very significant difference in the total number of MSDs between using an old baskets and a new baskets.