Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Hubungan Tipe Kepribadian Dengan Penyesuaian Diri Mahasiswa Perantau di Universitas Tarumanagara Jakarta Untung Subroto; Linda Wati; Monty P. Satiadarma
Provitae: Jurnal Psikologi Pendidikan Vol 11, No 2 (2018): Provitae
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.141 KB) | DOI: 10.24912/provitae.v11i2.2760

Abstract

This study aims to look at the relationship between personality types and self-adjustment of migrant students in Universitas Tarumanagara. Personality defined as a pattern of unique characteristics and relatively permanent traits, which are individuality and consistency in an individual’s behavior. Self-adjustment can be said as the changes which made to the environment as an effort to fit with the individual. The design of this study is quantitative, non-experimental to see whether there is a personality relationship to the adjustment of migrant psychology students at Tarumanagara University. The number of research subjects was 62 students consisting of 12 male and 50 female psychology students at Tarumanagara University who were all overseas students from various regions in Indonesia. These participants filled in the Big 5 Personality questionnaire. This reseach aimed at finding the personality tendency that supports the migrant students to get adjusted easier in the new living environment. Findings indicate that both ‘agreeableness’ and ‘conscientiousness’ aspects of the Big 5 Personality have greater contribution on individual’s self-adjustment than the other three aspects. In other words, individuals who are more ‘agreeable’ and ‘conscientious’, tend to have better ability to adjust socially and emotionally. Personality aspects play a role in the situation which shows the success of students to adjust to the environment.
GAMBARAN KECEMASAN EVALUATIF PADA MAHASISWA Chaterine Angellim; Monty P. Satiadarma; Untung Subroto
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 4, No 2 (2020): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v4i2.7536.2021

Abstract

Test anxiety is a set of cognitive, behavioral, and physiological responses which are followed by concerns about the possible negative outcomes of failure on the test or similar evaluative conditions. Excessive degree of test anxiety can result in negative impacts including poor school performance, poor examination performance, mental distress, cognitive impairment, and poor health. This study was aimed to find out test anxiety level experience by college students. This study uses quantitative approach with 207 students from one of private univerity in Jakarta. Data was collected using the Test Anxiety Inventory. The results showed that from 207 participants, there were 119 (57%) students with low test anxiety levels, 85 (41%) students with moderate test anxiety levels, 3 (1%) students with high test anxiety levels.Test anxiety atau kecemasan evaluatif adalah kumpulan dari respon perilaku, kognitif, dan fisiologis yang disertai dengan kehawatiran akan kemungkinan konsekuensi negatif dari kegagalan pada tes atau situasi evaluatisf yang serupa. Kecemasan evaluatif yang tinggi dapat berdampak negatif bagi penyandangnya seperti misalnya prestasi sekolah yang rendah, performa tes yang buruk, gangguan kognitif, kesehatan yang buruk dan tekanan psikologis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kecemasan evaluatif pada mahasiswa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif pada 207 mahasiswa universitas swasta X di Jakarta. Pengukuran kecemasan evaluatif menggunakan Test Anxiety Inventory. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 207 partisipan, terdapat 119 (57%)  mahasiswa dengan tingkat kecemasan evaluatif rendah, 85 (41%) mahasiswa dengan tingkat kecemasan evaluatif sedang, 3 (1%) mahasiswa dengan tingkat kecemasan evaluatif tinggi
PENERAPAN ART THERAPY UNTUK MENGURANGI GEJALA DEPRESI PADA NARAPIDANA Andy Saputra; Sandi Kartasasmita; Untung Subroto
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v2i1.1599

Abstract

Narapidana yang menjalani hukuman pertama kali memiliki perasaan takut dan kekhawatiran akan kekerasan dibandingkan dengan narapidana yang telah berulangkali dipenjara, narapidana yang menjalani hukuman di atas lima tahun memiliki beban yang besar yang dapat memicu tingkat kecemasan, depresi dan psikosomatis. Salah satu dampak yang dialami narapidana adalah depresi yang merupakan gangguan dengan ciri-ciri perasaan sedih yang berkelanjutan hampir setiap hari, tidak tertarik untuk melakukan aktivitas apapun dan bahkan keinginan untuk membunuh diri. Art therapy ditemukan dapat mengurangi keparahan simptom depresi secara signifikan. Dengan ini, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan art therapy dapat mengurangi gejala depresi pada narapidana yang dihukum pertama kali dengan hukuman di atas lima tahun. Desain penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen. Teknik pengambilan sampel purposive sampling dilakukan dengan memberikan alat ukur Patient Health Questionnaire – 9 (PHQ-9) untuk melihat tingkat depresi dan partisipan diseleksi apabila termasuk dalam golongan mild atau moderate. Lima dari dua puluh partisipan terpilih (2 partisipan dengan tingkat moderate dan 3 partisipan dengan tingkat mild) dan peneliti mengambil data individual menggunakan wawancara, Draw a Person Test, Baum, House-tree-person, dan Wartegg test untuk membantu peneliti berinteraksi dalam kelompok. Setelah enam sesi intervensi, ditemukan bahwa terdapat pengurangan pada tingkat gejala depresi, lima partisipan hanya memiliki simtom minimal.
PELATIHAN PENGEMBANGAN DIRI UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI PADA REMAJA DI DUSUN GIRANG, INDRAMAYU Untung Subroto; Sonia Halimatu Sa’diyah; Katzuko Angelica Natalie Koropit; Gustina Tjioe; Timothy Leonardo; Shafa Nur Ramadani
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 5 No. 1 (2022): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v5i1.18416

Abstract

Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) is a program of the Ministry of Education that requires students to carry out activities outside of campus. One of the programs of ered is a village project. As a sixth semester student who is currently running the MBKM program, training for youth in Girang Hamlet, Indramayu Regency, West Java, was carried out by students from the Psychology Faculty of Tarumanagara University. After conducting a survey on teenagers in Girang hamlet, the problem that most teenagers feel is the problem of self-confidence. Self confidence is a belief in one's own abilities that are inherent in a person. Confidence is also an important aspect for adolescents in developing their potential. Based on these findings, training activities were formed aimed at increasing the self-confidence of adolescents in Girang Hamlet. This series of training activities was carried out for seven days, which consisted of delivering material, drawing, and giving test kitsaccording to the needs of youth in Girang Hamlet. The training was carried out on 31 teenagers who had an age range of 13-18 years with 13 males and 18 females. Based on the results of interviews conducted with the participants after attending the training for seven meetings, they felt the benefits, namely there was an increase in self-confidence in the participants because they felt they knew themselves better, including their strengths and weaknesses. ABSTRAK: Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) adalah program kementerian Pendidikan yang mengharuskan mahasiswa melakukan kegiatan di luar kampus. Salah satu program yang ditawarkan adalah proyek di desa. Sebagai mahasiswa semester enam yang saat ini menjalankan program MBKM ini, maka dilaksanakanlah pelatihan untuk para remaja di Dusun Girang Kabupaten Indramayu Jawa Barat oleh mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara. Setelah melakukan survei pada remaja di dusun Girang, maka masalah yang paling banyak dirasakan oleh para remaja adalah masalah kepercayaan diri. Percaya diri merupakan suatu keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri yang melekat pada diri seseorang. Percaya diri juga menjadi salah satu aspek penting bagi remaja dalam mengembangkan potensi dirinya. Berdasarkan temuan inilah maka di bentuk kegiatan pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan rasa percaya diri remaja di Dusun Girang. Rangkaian kegiatan pelatihan ini dilaksanakan selama tujuh hari, yang terdiri dari penyampaian materi, menggambar, dan pemberian alat tes yang sesuai dengan kebutuhan remaja di Dusun Girang. Pelatihan dilakukan pada 31 remaja yang memiliki rentang usia antara 13-18 tahun dengan jumlah laki-laki sebanyak 13 orang dan perempuan sebanyak 18 orang. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada para peserta setelah mengikuti pelatihan selama tujuh kali pertemuan, mereka merasakan manfaat yaitu terdapat peningkatan rasa percaya diri pada peserta karena merasa lebih mengenal diri mereka termasuk kelebihan dan kekurangan.
GAMBARAN KONTROL DIRI PADA PENDERITA OBSESSIVE COMPULSIVE DISORDER DI MASA PANDEMI COVID-19 Cherise Ventresca; Debora Basaria; Untung Subroto
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 6 No. 2 (2022): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v6i2.18782.2022

Abstract

Pandemi COVID-19 ditemukan dapat memperburuk gangguan Obsessive Compulsive Disorder (OCD), khususnya pada penderita OCD jenis cleaning. OCD adalah gangguan yang ditandai dengan munculnya pikiran atau gambaran yang mengganggu dan/atau perilaku berulang yang dilakukan oleh individu sebagai upaya untuk mengurangi kecemasan. Penderita OCD umumnya merasa tidak memiliki kontrol atas diri mereka sendiri. Kontrol diri adalah kemampuan individu untuk mengendalikan pikiran, perasaan, dan perilakunya dalam menahan atau mengesampingkan keinginannya. Penderita OCD harus memiliki kontrol diri untuk mengatasi obsesi dan/atau kompulsi yang mereka alami. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran kontrol diri pada penderita OCD di masa pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan subjek penelitian ini terdiri dari 3 orang penderita OCD jenis cleaning berusia 20-40 tahun yang berdomisili di Jabodetabek. Berdasarkan hasil penelitian, dari 3 aspek yang terkandung dalam kontrol diri hanya 1 aspek yang dipenuhi oleh ketiga subjek dalam penelitian ini, yaitu kontrol kognitif. Ketiga subjek dalam penelitian ini memenuhi aspek kontrol kognitif dengan melakukan self-reassurance, mempertimbangkan dampak dari perilaku kompulsif, dan mengevaluasi sisi positif dari situasi yang sedang mereka hadapi. Sedangkan 2 aspek kontrol diri lainnya, yaitu kontrol perilaku hanya dipenuhi oleh 1 dari 3 orang subjek dan kontrol keputusan hanya dipenuhi oleh 2 dari 3 orang subjek. The COVID-19 pandemic has been found to exacerbate Obsessive Compulsive Disorder (OCD), especially in cleaning-type OCD sufferers. OCD is a disorder characterized by the appearance of disturbing thoughts or images and/or repetitive behaviors performed by individuals in an attempt to reduce anxiety. People with OCD generally feel they have no control over themselves. Self-control is the ability of individuals to control their thoughts, feelings, and behavior in restraining or overriding their desires. People with OCD must have self-control to deal with their obsessions and/or compulsions. The purpose of this study was to provide an overview of self-control in patients with OCD during the COVID-19 pandemic. This study used a qualitative method and the research subjects consisted of 3 people with cleaning type OCD aged 20-40 years who live in the Greater Jakarta area. Based on the results of the study, of the 3 aspects contained in self-control, only 1 aspect was fulfilled by the three subjects in this study, namely cognitive control. The three subjects in this study fulfilled aspects of cognitive control by doing self-reassurance, considering the impact of compulsive behavior, and evaluating the positive side of the situation they were facing. While the other 2 aspects of self-control, namely behavioral control is only fulfilled by 1 of 3 subjects and decisional control is only fulfilled by 2 of 3 subjects.
Hubungan Tipe Kepribadian Dengan Penyesuaian Diri Mahasiswa Perantau di Universitas Tarumanagara Jakarta Untung Subroto; Linda Wati; Monty P. Satiadarma
Provitae: Jurnal Psikologi Pendidikan Vol. 11 No. 2 (2018): Provitae: Jurnal Psikologi Pendidikan
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/provitae.v11i2.2760

Abstract

This study aims to look at the relationship between personality types and self-adjustment of migrant students in Universitas Tarumanagara. Personality defined as a pattern of unique characteristics and relatively permanent traits, which are individuality and consistency in an individual’s behavior. Self-adjustment can be said as the changes which made to the environment as an effort to fit with the individual. The design of this study is quantitative, non-experimental to see whether there is a personality relationship to the adjustment of migrant psychology students at Tarumanagara University. The number of research subjects was 62 students consisting of 12 male and 50 female psychology students at Tarumanagara University who were all overseas students from various regions in Indonesia. These participants filled in the Big 5 Personality questionnaire. This reseach aimed at finding the personality tendency that supports the migrant students to get adjusted easier in the new living environment. Findings indicate that both ‘agreeableness’ and ‘conscientiousness’ aspects of the Big 5 Personality have greater contribution on individual’s self-adjustment than the other three aspects. In other words, individuals who are more ‘agreeable’ and ‘conscientious’, tend to have better ability to adjust socially and emotionally. Personality aspects play a role in the situation which shows the success of students to adjust to the environment.
HUBUNGAN KECENDERUNGAN KECANDUAN GAME ONLINE DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA PEREMPUAN Syafira Dwi Andini; Untung Subroto
ARIMA : Jurnal Sosial Dan Humaniora Vol. 1 No. 3 (2024): Februari
Publisher : Publikasi Inspirasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/arima.v1i3.850

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kecenderungan kecanduan game online dengan perilaku agresif pada remaja perempuan. Individu akan mengalami kecanduan game apabila dalam penggunannya sudah terlalu berlebihan. Kecanduan game online merupakan tindakan individu yang sudah tidak bisa mengontrol dirinya ketika bermain game dan mengakibatkan masalah bagi diri sendiri. Kecanduan game online akan menimbulkan perilaku agresif pada individu. Perilaku agresif merupakan suatu tindakan yang bertujuan untuk menyakiti dan mencelakakan individu lain yang tidak mengharapkan adanya perilaku tersebut. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif koresional dengan teknik pengambilan data convenience sampling. Penelitian ini mendapatkan responden sebanyak 163 remaja  perempuan. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Game Scale Addiction (GAS) milik Lemmens et al. (2009) dan juga ­Buss-Perry Aggression Questionnaire (BPAQ) milik Buss & Perry (1992). Kemudian data diolah menggunakan aplikasi SPSS dan diuji menggunakan uji korelasi Spearman antara kecanduan game online dengan perilaku agresif. Hasilnya, didapatkan nilai koefisien korelasi r sebesar 0.279 dan nilai signifikansi (p) sebesar 0.000 < 0.05. Artinya, ada hubungan yang positif dan signifikan antara kecenderungan kecanduan game online dengan perilaku agresif. Semakin tinggi kecanduan game  online, maka semakin tinggi pula perilaku agresif yang ditimbulkan. Begitupun sebaliknya.
HUBUNGAN MEKANISME KOPING DAN SELF-ACCEPTANCE PADA MAHASISWA PASCA PUTUS CINTA Anisa Fahira Rahman; Untung Subroto
ARIMA : Jurnal Sosial Dan Humaniora Vol. 1 No. 3 (2024): Februari
Publisher : Publikasi Inspirasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/arima.v1i3.851

Abstract

Penelitian ini dilakukan terkait mekanisme koping dengan self acceptance pada mahasiswa pasca putus cinta. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui hubungan mekanisme koping dengan self acceptance pada mahasiswa pasca putus cinta itu sendiri. Partisipan yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah mahasiswa (S1) laki-laki dan perempuan yang berumur sekitar 18 sampai 23 tahun. Memiliki pengalaman putus cinta minimal 6 bulan dan maksimal 1 tahun setelah putus cinta. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Jumlah partisipan dalam penelitian ini berjumlah 110 orang. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan google form dan excel untuk melihat hasil data yang telah dikumpulkan. Hasil uji statistik diperoleh P value = 0,000, pada α = 0,05 (p< α) maka dapat disimpulkan terdapat hubungan yang bermakna atara hubungan yang signifikan antara mekanisme koping dan self-acceptance pada mahasiswa pasca putus cinta. Hasil Uji reliabilitas menunjukan bahwa strategi mekanisme koping problem focused coping bernilai 0,692 dan emotion focused coping bernilai 0,834 memiliki nilai α > 0,60 yang mengartikan keduanya tergolong reabilitas, namun terkait strategi mekanisme koping yang lebih reabilitas yakni emotion focused coping.
GAMBARAN TINGKAT PERILAKU AGRESIF BERKENDARA SAAT MACET PADA DEWASA AWAL Maria Monica; Phung Mulan Visaka Rani; Evelyne Joenett Supardi; Tria Amelia; Untung Subroto
Journal of Social and Economics Research Vol 5 No 2 (2023): JSER, December 2023
Publisher : Ikatan Dosen Menulis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54783/jser.v5i2.109

Abstract

Dalam keadaan lelah lalu terjebak pada kemacetan yang bisa menjadi salah satu penyebab stres, seseorang bisa saja menimbulkan sikap agresif pada tatkala stres. Sebuah studi mendapatkan fakta bahwa pengemudi yang berperilaku agresif pada saat berkendara menunjukan bahwa tingkat stres berkendara yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan pengemudi yang tidak berperilaku agresif berkendara pada studi Shamoa-nir dan Koslowsky (2010). Agolla and Ongori (2009) menyatakan bahwa stres pada perempuan lebih tinggi ketimbang laki-laki, hal ini disebabkan laki-laki menggunakan defense mechanism berbasis ego agar mereka lebih santai tatkala menghadapi stres. Namun, pada penelitian Pardamean dan Lazuardi (2019) menyatakan tingkatan stres pada laki-laki lebih tinggi (57,2%) ketimbang perempuan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif, partisipan dalam penelitian ini adalah perempuan dan laki-laki berumur 20-40 tahun. Hasil dari penelitian mengungkapkan tingkat agresif mengemudi pada dewasa awal yang berusia 20-40 tahun berada di taraf sedang. Selain itu, korelasi antara usia dengan tingkat agresif berkorelasi positif yang berarti semakin tua usia individu maka semakin tinggi pula tingkat agresif mengemudi individu.
HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA Fanny Febrianti; Untung Subroto
Journal of Social and Economics Research Vol 5 No 2 (2023): JSER, December 2023
Publisher : Ikatan Dosen Menulis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54783/jser.v5i2.183

Abstract

Keluarga merupakan bagian yang terpenting dalam menunjang tumbuh kembang anak. Tentu adanya perbedaan antara masing-masing orang tua dalam berkomunikasi kepada anak. Bentuk komunikasi ini dapat berdampak pada perilaku anak di kemudian hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan pola asuh dengan komunikasi interpersonal pada remaja SMA X di Bekasi. Penelitian ini dilakukan pada 303 siswa-siswi dengan rentang usia 14-18 tahun. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Alat ukur rasa syukur yang digunakan adalah The Parenting Styles and Dimensions Questionnaire (PSDQ) dan alat ukur komunikasi interpersonal. Berdasarkan uji beda Kruskal-Wallis Test diketahui bahwa hasil yang diperoleh sebesar 0.000 < 0.05 dengan artian ada hubungan positif signifikan antara pola asuh otoriter, otoritatif dan permisif dengan komunikasi interpersonal pada remaja SMA. Artinya jika pola asuh yang didapatkan baik maka tingkat komunikasi interpersonalnya juga akan tinggi. Sebaliknya apabila pola asuh remaja buruk maka, semakin rendah tingkat komunikasi interpersonalnya. Melalui penelitian ini juga disimpulkan bahwa yang memiliki tingkat komunikasi interpersonal tinggi adalah remaja yang memiliki pola asuh otoratif.