Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONII TERHADAP PEMBUATAN MASKER WAJAH Maruka, Safriyanto S; Nurfadilah, Nurfadilah
KAUDERNI : Journal of Fisheries, Marine and Aquatic Science Vol 2 No 1 (2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Perikanan dan Kelautan (STPL) Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.842 KB)

Abstract

Face masks are cosmetics that used to brighten facial skin and protect against free radical damage while maintaining skin's youthfulness. Eucheuma cottonii seaweed is a seaweed that has useful content for the skin, including high antioxidant content, and could use as an essential ingredient in facial masks. The aim of this study to determine the effect of different ratios of seaweed addition to pH, time of drying, and organoleptic preparation, while the benefits of this research were as information material about the use of Eucheuma cottonii seaweed as a natural mask and IPTEK contribution to Central Sulawesi. The research carried out in August 2017 at the Basic Laboratory and the Laboratory of Applied Marine Products Processing Technology, Palu Polytechnic. This research used Randomized Group Desig for Organoleptic and Completely Randomized Design for pH and drying time, with 5 treatments each repeated 3 times, so there are 15 experimental units. The pH value of Eucheuma cottonii seaweed facial masks on each treatment showed that there was no significant difference in the pH value of 7.2 for each treatment. In contrast, for the dried treatment was the best, A5 treatment with a drying time of 20.6 minutes. The quality of Eucheuma cottonii seaweed based on each treatment that was by the applied standards, so the best concentration was on A5 treatment. The pH value, drying time, and organoleptic preparations in this study generally meet the quality standards of masks set by the Indonesian National Standards and supported by existing research results.
PKM KELOMPOK PENGASAPAN IKAN TAPA MENGGUNAKAN SISTEM DRUM VERTIKAL DI KELURAHAN TIPO KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH Yudin Ibrahim; Safriyanto S Maruka
Jurnal Abditani Vol. 1 No. 1 (2018): Oktober
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ALKHAIRAAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.372 KB) | DOI: 10.31970/abditani.v1i0.20

Abstract

Kegiatan PKM Pengolahan ikan tapa mengambil 2 kelompok sebagai peserta kegiatan pengabdian untuk dapat diberdayakan dalam menciptakan lapangan pekerjaan baru yang sifatnya inovatif secara swadaya dengan pengolahan ikan sebagai produk olahan industri rumah tangga yang memiliki nilai jual yang tinggi. Adapun ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditrasfer adalah: 1) Pelatihan pembuatan olahan ikan tapa seperti pembuatan Uta Dada Ikan Tapa dan Sambal Ikan Tapa, 2) Pelatihan cara pengasapan produk menggunakan sistem drum vertikal 3) Tata Cara produksi pangan yang baik, Manajemen Kewirausahaan dan Pengemasan. Untuk menunjang operasionalisasi kegiatan usaha kecil ikan tapa demi meningkatkan hasil produksi dan kualitas serta ketahanan kualitas, mitra diberi beberapa peralatan pengolahan diantaranya alat pengasapan drum vertikal dan renovasi rumah asap tersebut dapat memberikan kemudahan dan mengefisienkan waktu dalam hal pengolahan, selain itu mitra memperoleh pengetahuan mengenai perbedaan kualitas ikan asap yang dilakukan oleh mitra sebelumnya yaitu secara tradisional. Pengemasan ikan tapa merupakan bagian terpenting untuk menjaga kualitas dari olahan sehingga pengetahuan mengenai cara pengemasan yang baik juga diberikan kepada mitra yaitu dengan menggunakan alat pengemas (sealer). Pengolahan ikan tapa dengan beberapa variasi telah dilatihkan kepada Mitra antara lain sambal ikan tapa, utadada ikan tapa dan olahan lainya. Pemanfaatan olahan menjadi makanan ringan merupakan pengetahuan dan keterampilan baru bagi mitra yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan serta dapat diproduktifkan kinerjanya dalam usaha produksi rumahan yang sifatnya sambilan dengan mengolah menjadi beraneka ragam jenis produk camilan yang sifatnya inovatif untuk membuka lapangan pekerjaan baru dalam menunjang pemasukan kebutuhan sehari-hari. Prosedur dan tata cara produksi pangan yang baik juga dilatihkan kepada mitra yang diharapkan dapat menjadi bekal dalam pengurusan izin khususnya ikan tapa untuk menyatakan produk makanan yang diproduksi memenuhi standar keamanan pangan.
PKM APLIKASI PENGOLAHAN SAMPAH UNTUK MENSEJAHTRAKAN MASYARAKAT RAMAH LINGKUNGAN BERBASIS INKUBATOR PAKAN TERNAK DI KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH Safriyanto S Maruka; Yudin Ibrahim
Jurnal Abditani Vol. 1 No. 1 (2018): Oktober
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ALKHAIRAAT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.423 KB) | DOI: 10.31970/abditani.v1i0.21

Abstract

Program PKM ini merupakan program pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk mengembangkan kelompok masyarakat yang mandiri secara ekonomi melalui kelompok peternak ikan lele. Program PKM ini sasarannya adalah untuk membangkitkan wirausaha melalui kelompok home industri pengolahan limbah ikan. Program PKM ini akan dilaksanakan di Kelurahan Kalukubula Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi yang memiliki potensi dekat dengan sumber air. Oleh karena itu masyarakat banyak yang berusaha melalui ternak lele. Kelompok ini merupakan kelompok mitra yang diberi nama kelompok Momi dan kelompok Mitra Sejahtera yang beranggotakan 15 orang dan dapat mempekerjakan 8 orang setiap kelompok. Metode pelaksanaan dikembangkan dalam program ini adalah metode penyuluhan dan pelatihan meliputi pelatihan teknis dan pelatihan non teknis. Pelatihan teknis merupakan pelatihan Teknologi Tepat Guna (TTG). Melalui metode ini terjadi transper pengetahuan, transper keterampilan dan transper teknologi khususnya Teknologi Tepat Guna (TGG) kepada kelompok mitra Dengan program PKM ini kelompok mitra berdaya sehingga mampu mengakses potensi yang dimilikinya Sedangkan pendekatan yang dikembangkan adalah pendekatan learning by doing artinya belajar sambil bekerja/berusaha. Oleh karena itu kelompok mitra dapat mengembangan usahanya secara berkelanjutan menuju kemandirian kelompok. Adapun alur pelaksanaan program PKM ini dimulai dari, 1) Tahap persiapan, yang terdiri dari tahap : (a) penyiapan bahan administrasi sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan sosialisasi, (b) melakukan koordinasi dengan mitra untuk mengetahui kesiapan kelompok (c) menyiapkan jadwal sosialisasi menyesuaikan dengan perencanaan kegiatan yang telah terprogram, (d) pembagian tugas tim dalam hal pemberian materi kepada mitra sesuai kompetensi, dan (e) menyiapkan materi pelatihan 2) tahap pelaksanaan, yang terdiri dari : (a) sosialisasi pelatihan pengolahan limbah ikan menjadi pakan ternak, (b) diskusi terbatas mengenai pemahaman wawasan dan keterampilan, dan (c) praktek pelatihan langsung bagi mitra, (d) memberikan penilaian terhadap produk yang dihasilkan oleh mitra.
Pengaruh Penambahan Ekstrak Daun Jambu Mente Terhadap Total Bakteri dan Mutu Sensori Permen Herbal Rumput Laut Mukhlis; Safriyanto S Maruka; Nurfadilah
Poltanesa Vol 23 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : P2M Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51967/tanesa.v23i2.1930

Abstract

Rumput laut merupakan komoditas laut yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Jenis rumput laut yang sering dibudidayakan adalah jenis Eucheuma cottonii, Permen merupakan jajanan yang banyak diminati di kalangan anak-anak hingga orang dewasa. Guna meningkatkan nilai tambah dari rumput laut maka peneliti mencoba membuat permen Hard candy dari tepung rumput laut dan menambahkan ekstrak daun jambu mente sebagai anti bakteri. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak daun jambu mente terhadap jumlah total koloni bakteri dan sensori permen herbal rumput laut. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris parameter yang di gunakan yaitu uji Total Plate Count (TPC) dan uji sensori yang meliputi warna, aroma, tekstur, dan rasa. Rancangan percobaan yang digunakan adalah RAK dengan 5 taraf perlakuan yaitu P1 (0 ml), P2 (10 ml), P3 (20 ml), P4 (30 ml), P5 (40 ml). Jumlah total mikroba terendah terdapat pada perlakuan P5 (2,26 x 103), sampel warna yang disukai yaitu P3(4.67), sampel aroma yang disukai yaitu P5 (4.13), sampel tekstur yang disukai yaitu P5 (4.80), sampel rasa yang disuukai yaitu P1 (4.73). Penambahan ekstrak daun jambu mente pada permen herbal rumput laut sangat berpengaruh terhadap total koloni bakteri karena terjadi penurunan jumlah total koloni bakteri seiring dengan banyaknya ekstrak daun jambu mente yang di tambahkan. Berdasarkan hasil uji sensori permen herbal rumput laut yang ditambahkan ekstrak daun jambu mente mendapatkan hasil memberi pengaruh nyata terhadap warna, tekstur dan rasa pada permen herbal rumput laut, tetapi tidak memberi pengaruh nyata pada aroma permen herbal rumput laut. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa perlakuan terbaik permen herbal rumput laut dengan penambahan ekstrak daun jambu mente terdapat pada sampel P5 dimana memiliki total mikroba paling terendah yaitu 2,26 x 103 Koloni/g dan sampel P5 memiliki aroma, tekstur, dan rasa yang disukai panelis.
Uji Total Mikroba, Kadar Air, dan pH Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Dengan Perendaman Ekstrak Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L) Selama Penyimpanan Suhu Ruang Nurfadilah; Maya Novitasari; Safriyanto Maruka
Journal of Sustainable Research In Management of Agroindustry (SURIMI) Vol. 3 No. 2 (2023): SURIMI : Oktober 2023
Publisher : Politeknik Negeri Cilacap

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35970/surimi.v3i2.2036

Abstract

Tilapia fish are susceptible to the process of decay, within 2 hours after death the tilapia fish will experience a decline in physical quality. Starfruit extract contains active compounds, namely saponins, triterpenoids and several minerals which are antibacterial substances. This research aims to determine the effect of starfruit extract on the total microbial test, water content and pH of tilapia during room temperature storage. Data analysis used a Completely Randomized Design (CRD). Data were analyzed descriptively for total microbial testing using the Indonesian National Standard calculation method SNI 2332.3-2015 and SNI 01-2346-2006. The differences in treatment in this study were made by differences in the concentration of starfruit extract. The concentration of starfruit juice given was 0 gr (P1), 40 g (P2), 60 gr (P3), 80 gr (P4) and 100 gr (P5) with four repetitions. The samples were then stored at room temperature for 8 hours. Based on the research results, it can be seen that starfruit extract has an influence on the total microbial value, Based on the research results, it can be seen that starfruit extract has an influence on the total microbial value, pH value and water content value of tilapia fish. The number of bacterial colonies in the treatment with the highest amount of extract (100 grams) with the lowest total microbial value was 2.49 x 105 colonies/g. Also, the pH value and water content of all treatments given starfruit extract were still included in the standards for fresh fish. Keywords: Tilapia, Wuluh Starfruit, Total Microbes
Pengaruh Tiga Jenis Garam Terhadap Kualitas Mutu Sensori, Kadar Air dan pH Ikan Asin Layang (Decapterus sp.): Pengaruh Tiga Jenis Garam Terhadap Kualitas Mutu Sensori, Kadar Air dan pH Ikan Asin Layang (Decapterus sp.) Nurfadilah; Safriyanto Maruka
Journal of Sustainable Research In Management of Agroindustry (SURIMI) Vol. 4 No. 1 (2024): SURIMI : April 2024
Publisher : Politeknik Negeri Cilacap

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35970/surimi.v4i1.2262

Abstract

Abstrak Ikan merupakan salah satu komoditi hewani yang memiliki kandungan gizi yang lengkap seperti; protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral, yang sangat dibutuhkan dalam tubuh manusia, namun ikan mudah mengalami pembusukan (perishable food). Agar ikan sampai ke tangan konsumen dalam keadaan baik diperlukan upaya untuk menghambat peroses pembusukan dengan cara pengawetan. Salah satunya dengan menggunakan garam.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tiga jenis garam berbeda terhadap kadar air dan mutu sensori ikan asin layang. Penelitian ini menggunakan metode RAK (rancangan acak kelompok) untuk uji sensori, RAL (rancangan acak lengkap) untuk uji kadar air, pH dan rendemen untuk menentukan berat awal dan berat akhir pada tiap perlakuan. Perlakuan yang di terapkan adalah pengaruh kosentrasi berbagai jenis garam pada pembuatan ikan asin kering yang terdiri atas lima taraf masing – masing yaitu ikan asin dengan penambahan tiga jenis garam sebanyak 15 % dari berat ikan. Adapun perlakuan dalam penelitian ini yaitu P1= garam halus, P2= garam garapan, P3= garam batu, yang di ulangi sebanyak lima kali. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perlakuan tiga jenis garam berpengaruh terhadap hasil uji kadar air, uji pH dan hasil uji sensori penampakan. Sedangkan hasil uji sensori aroma, tekstur, tingkat kesukaan dan jamur tidak memberikan pengaruh yang nyata. Ikan layang asin yang terbaik terdapat pada perlakuan P3 karena memiliki nilai rata-rata sensori tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya dan memiliki nilai kadar air dan pH yang telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). Kata kunci: Garam, Ikan layang asin, Kadar air, Kadar pH, Mutu sensori
Optimal Ratio Determination of Tembang Fish Meal Addition (Sardinella Fimbriata) in Biscuit Making Through Organoleptic Quality and Moisture Content Evaluation Nurfadilah Nurfadilah; Reski Fitriah; Darsiani Darsiani; Dewi Yuniati; Safriyanto S. Maruka
AGRITEPA: Jurnal Ilmu dan Teknologi Pertanian Vol 11 No 1 (2024)
Publisher : UNIVED Press, Dehasen University Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37676/agritepa.v11i1.5913

Abstract

Purpose: This study aims to determine the optimal ratio of tembang fish flour addition to enhance the nutritional value of biscuits while maintaining their quality. Methodology: The research was conducted from June to July 2022 at the Applied Marine Product Processing Technology Laboratory and the Basic Laboratory of Politeknik Palu, Central Sulawesi Province. A Completely Randomized Design (CRD) was used for moisture content tests, and a Randomized Block Design (RBD) was used for organoleptic tests with five treatments of tembang fish flour addition: P1 (0 g), P2 (10 g), P3 (15 g), P4 (20 g), and P5 (25 g), each repeated three times. Results: The study found that the best addition of tembang fish flour in biscuits was P4, with a preference level of 'Like' (score 4) and moisture content below the maximum standard for biscuits (3.5% per 100 grams). Findings: Tembang fish biscuits are economical and significantly cheaper than other brands. Novelty: This research explores the use of tembang fish flour to diversify and enhance the nutritional profile of biscuits. Originality: The study offers detailed analysis and evidence of the nutritional and economic benefits of adding tembang fish flour to biscuits. Conclusions: Adding tembang fish flour improves the nutritional value and quality of biscuits, making them a viable and economical alternative. Type of Paper: Empirical Research Article
QUALITY EVALUATION OF SMOKED FLYING FISH (Hirundichthys oxycephalus) THROUGH TOTAL PLATE COUNT METHOD AT THE SOMBA CULINARY TOURISM CENTER, MAJENE Nurfadilah, Nurfadilah; Yulia, Irma; Maruka, Safriyanto S.; Wiranto, Edi; Irpan, Irpan; Rosmina, Rosmina
Asian Journal of Aquatic Sciences Vol. 7 No. 3 (2024): December
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/ajoas.7.3.359-365

Abstract

The process of processing smoked fish that does not pay attention to sanitation and hygiene standards, as well as open storage next to the road body, causes dust, germs, and bacteria to contaminate the quality of processed smoked flying fish in the Somba culinary tourism center. This study aims to evaluate the microbiological quality of smoked flying fish based on Total Plate Count (ALT) and water content to assess its compliance with food safety standards. This study used a combination method of sequential exploratory model, which is a combination research method that combines qualitative and quantitative research methods sequentially. Data collection was carried out by purposive sampling, and the parameters for this sampling were based on the 10 stalls with the most production and customers. The results showed that out of 10 samples, there were only four samples that met the SNI requirements of a maximum of 1.0×105 colonies/g, including samples S2 (2.74×104), S5 (2.53×104), S9 (2.33×104) and S10 (2.38×104). In contrast, the results of the water content test show that out of 10 samples, there are only three smoked flying fish samples that have a water content value that matches the maximum limit of smoked fish based on SNI, which is a maximum of 60% including samples S2, S5, and S9