Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

PENGARUH RENDAMAN AIR ASAM SULFAT PASCA CURING TERHADAP KUAT TEKAN BETON Nono Suhana; Ayu Mualifah
Gema Wiralodra Vol. 8 No. 1 (2017): Gema Wiralodra
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/gemawiralodra.v8i1.45

Abstract

Dalam pemakaian beton pada lingkungan agresif sangat berpengaruh pada keawetandan nilai kuat tekan beton. Pada penelitian ini direncanakan membuat beton dengankuat tekan f’c 25 MPa. Dengan tujuan penelitian adalah menganalisis pengaruhrendaman beton air normal PDAM terhadap rendaman pasca curing air asam sulfatpH 4, 5, 6, dan air normal pH 8,11 (PDAM) dan mengetahui nilai pH minimum airyang masih dapat di gunakan sebagai rendaman beton pada beton pasca curing.Penelitian ini merupakan metode eksperimental diwujudkan melalui serangkaiananalisis dan pengujian laboratorium terhadap beton yang perendamannya dilakukandengan dua metode perawatan beton. Pertama, perawatan benda uji pada genanganair netral (PDAM) selama 28 hari. Kedua, pasca perendaman benda uji pada air asamsulfat (H2SO4) dan air normal pH 8,11 (PDAM) dengan lamanya waktu rendaman28+5 hari, 28+10 hari, dan 28+15 hari. Pengujian yang di lakukan yaitu uji kuat tekanbeton. Hasil kuat tekan awal pada rendaman air normal PDAM 28 hari yaitu 25,24MPa, nilai kuat tekan beton terhadap pasca rendaman untuk air netral (PDAM) kuattekannya meningkat seiring bertambahnya umur beton dengan persentase kenaikan0,12%, 0,36%, 0,75%. Pada rendaman pasca curing terhadap air asam pH 6persentase kuat tekannya adalah pada rendaman awal terjadi penurunan 0,28%setelah itu terjadi peningkatan seiring bertambahnya umur beton yaitu 0,41% dan0,71%. Pasca rendaman terhadap air asam pH 5 Persentase kuat tekannya adalahterjadi penurunan pada awal pasca curing beton adalah 0,64% sedangkan untukkenaikannya adalah 0,36% pada beton pasca rendaman 28+15 hari walaupunkenaikannya masih di bawah nilai kuat tekan beton rendaman air normal PDAM 28hari. kuat tekan beton terhadap pasca curing air asam pH 4 nilai kuat tekannyamenurun dan penurunan persentase beton untuk pasca rendaman awal beton adalah1,4% dan penurunan persentase 28+10 hari, 28+15 hari adalah 0,4% dan nilai pHminimum yang dapat digunakan sebagai pasca rendaman beton kondisi air asamterhadap rendaman air normal PDAM adalah pH 6.
PENGGUNAAN GULA PASIR SEBAGAI BAHAN CAMPURAN PEMERLAMBAT PENGERASAN BETON (RETARDER) DITINJAU DARI KUAT TEKAN BETON Nono Suhana; Nur Asmayanti
Jurnal Rekayasa Infrastruktur Vol. 1 No. 1 (2015): Jurnal Rekayasa Infrastruktur
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dewasa ini pembangunan infrastruktur banyak menggunakan beton, karena selain bahan mudah didapat, beton juga relatjf awet. Dalam pelaksanaan pekerjaan beton sering terjadi kendala pada cuaca, seperti pada musim kemarau yang temperatur udaranya cukup tinggi sehingga menyebabkan proses hidrasi lebih cepat dibandingkan kondisi normal. Untuk mengatasi kendala tersebut, maka para pelaksana pekerjaan beton dan perusahaan beton slap pakai menggunakan bahan tambahan retarder yang berfungsi sebagai pemerlambat pengerasan beton. Salah satu bahan yang dapat memperlambat pengerasan beton adalah sukrosa, dan sukrosa merupakan bahan yang terkandung dalam gula pasir. Selain mudah didapat, gula pasir juga dapat dijadikan alternatif bahan kimia aditif pabrikan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Pada setiap campuran beton ditambahkan kadar gula pasir yang bervariasi mulai dari 0,05%, 0,075%, 0,1% dan 1% dari berat semen. Berdasarkan hasil penelitlan, didapatkan hasil bahwa beton dengan tambahan kadar gula pasir 0,05% - 1% membutuhkan waktu ikat lebih lama dibandingkan dengan beton normal. Selain itu dan segi nilai kuat tekannya, beton dengan tambahan kadar gula pasir 0,05% - 0,1% menunjukkan nilai kuat tekan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kuat tekan beton normal, sedangkan pada beton dengan tambahan kadar gula pasir 1% terbukti tidak mencapai kuat tekan standar.
PENGARUH NILON MONOFILAMENT PADA CAMPURAN BETON TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR Nono Suhana; Aga Sugriana
Jurnal Rekayasa Infrastruktur Vol. 2 No. 1 (2016): Jurnal Rekayasa Infrastruktur
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beton mempunyai beberapa kelebihan antara lain kuat tekan tinggi, mudah dibentuk sesuai bentuk acuan dan relatif murah sedangkan salah satu kelemahan beton adalah rendahnya kuat lentur beton itu sendiri. Para peneliti sebelumya telah mencoba berbagai macam bahan tambahan dicampur kedalam adukan bcton, salah satunya adalah penambahan serat (fiber), keberadaan serat dalam beton dapat memperbaiki sifat struktural beton khususnya kuat lentur beton. Jenis serat yang dapat digunakan adalah serat baja, serat polypropylene, serat kaca, serat karbon dan serat alami. Serat yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilon monofilament berdiameter 1,0 mm. untuk mempermudah pengerjaan dan supaya tidak terjadi gumpalan pada saat pencampuran nilon monofilament dipotong sepanjang + 4 cm. Komposisi campuran nilon monofilament adalah 0,3%, 0,4%, dan 0,5% terhadap berat semen dibandingkan dengan beton normal. Benda uji yang dipakai berbentuk silinder 15 cm x 30 cm sebanyak 24 buah dibuat untuk uji kuat tekan sedangkan balok berukuran 15 cm x 15 cm x 60 cm sebanyak 24 buah dibuat untuk uji kuat lentur. Pengujian dilakukan pada 2 umur uji sebagai perbandingan yaitu umur 7 hari dan 28 hari. Hasil pengujian menunjukkan kuat tekan optimum adalah pada campuran nilon monofilament 0,2% menghasilkan kuat tekan 304,2kg/cm2. Hal ini terjadi peningkatan sebesar 6,99 % terhadap beton normal 284,4 kg/cm2 dm kuat lentur balok maksimum adalah 94,33 kg/cm2 pada campuran nilon monofilament 0,5%. .Dalam hal ini kuat lentur mengalami kenaikan sebesar 27,77 % terhadap beton normal 66 kg/cm2, tetapi kuat tekannya 257,1 kg/cm2 menurun sebesar 9,6%.
ANALISA EFEK P-DELTA PADA KOLOM STRUKTUR LIMA BELAS LANTAI AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN HELIPAD Nono Suhana; Oscar Lando Pello
Jurnal Rekayasa Infrastruktur Vol. 1 No. 2 (2015): Jurnal Rekayasa Infrastruktur
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Analisis struktur merupakan bagaian salah satu proses yang sangat menentukan dan terpenting dalam perencanaan. Untuk mendapatkan analisa akurat diperlukan pendekatan matematis yang mencerminkan kondisi struktur dan serta kondisi beban sebenarnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek P-Delta pada kolom struktur lima belas lantai yang mengalami pembebanan arah vertikal berupa beban mati dari berat struktur itu sendiri, beban helipad dan beban hidup serta benan horizontal/ lateral akibat beban gempa.Karena perhitungan P_Delta cukup rumit dan kompleks maka analisa dibantu dengan perangkat lunak atau software ETABS versi 9.0 untuk meminimalisir kesalahan dalam perhitungan. Hasil analisa menunjukan pembesaran momen dan kenaikan simpangan pada kolom struktur apabila perhitungan P-Delta disertakan. Pembesaran momen maksimum yaitu 83,44% dan minimum 3,12%. Kenaikan momen rata-rata kolom tepi adalah 27,12%, 19,45% dan 23,12%. Untuk kolom tengah peningkatan simpangan pada arah x dengan rata-rata 21,71%, arah y 23,40% dan arah z sebesar 13,47%. Selain itu hasil simpangan antara tingkat yang ditinjau berdasarkan kinerja batas layan dan kinerja batas ultimate menunjukan nilai kerja batas layan arah x antara 31,33 mm sampai dengan 567 mm dan arah y yaitu 11mm sampai dengan 703 mm, sedangkan kinerja batas ultimate arah x nilainya 1,4 mm sampai dengan 68,81mm dan arah y yaitu 1,52 mm sampai dengan 80,64 mm. Berdasarkan pada peningkatan momen dan simpangan yang terjadi dikolom struktur maka dapat disimpulkan bahwa efek P-Delta harus dimasukan dalam perhitungan struktur.
PENGARUH CAMPURAN KASTABEL SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN TERHADAP KUAT TEKAN BAKAR Nono Suhana; Nur Juli Trissandi
Jurnal Rekayasa Infrastruktur Vol. 1 No. 2 (2015): Jurnal Rekayasa Infrastruktur
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konstruksi beton biasanya digunakan pada situasi yang periodik tidak terlindungi atau pada suhu yang berkisar antara 320C hingga 10000C.bahkan lebih. Beton dengan semen portland normal dapat bertahan untuk mampu stabil pada suhu 2500C. Pada pemanasan yang lebih lanjut dapat mengakibatkan pengeroposan beton atau kerapuhan beton (spallation). Untuk menangani ini semua dilakukan dengan jalan merawat atau menambahkan kadar kastabel dalam beton sebagai substitusi parsial semen. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui pengaruh kadar kastabel terhadap kuat tekan beton yang dibakar maupun tanpa dibakar dan kadar kastabel optimum untuk mencapai kuat tekan maksimum. Penelitian ini bersifat eksperimental menggunakan beton mutu K-300 atau kuat tekan rata-rata beton 300 kg/cm2, pada umur 28 hari dengan campuran kadar kastabel 0%, 5%, 10%, 15% dan 20% terhadap berat semen. Jumlah benda uji untuk setiap campuran masing-masing sebanyak 6 buah berbentuk silinder (15 x 30 cm), total keseluruhan menjadi 30 buah benda uji, yang terbagi dua dengan pengujian pembakaran pada suhu 4000C selama 3 jarn dan tanpa pengujian pembakaran. Pengaruh penambahan kadar kastabel mengakibatkan penurunan nilai slump dan penurunan berat isi beton. Terjadinya kenaikan berat isi beton segar pada kadar 20% diakibatkan oleh pengembangan/penyerapan gradasi butiran kasar pada kastabel dan berat jenis kastabet yanglebih kecil daripada semen. Kuat tekan beton dengan penambahan kadar kastabel mengalami penurunan hingga kadar 16.5% pada kuat tekan sebesar 271.10 kg/cm2 dan meningkat kembali pada kadar 20% sebesar 274.65 kg/cm2. Untuk kuat tekan beton setelah uji bakar, beton mengalami penurunan kekuatan hingga kadar kastabel 20% terhadap berat semen. Degradasi kekuatan beton dari beton yang diuji pembakaran terhadap beton yang tanpa diuji pembakaran memiliki persentase yang beragam, yaitu untuk kadar kastabel 0% sebesar 0.5313%, kadar kastabel 5% sebesar 14.99%, kadar kastabel 10% sebesar 3.246%, kadar kastabel 15% sebesar 11.84% dan kadar kastabel 20% sebesar 28.95%. Sedangkan untuk degradasi kekuatan beton dari beton yang diuji pembakaran terhadap.beton normal yang tanpa diuji pembakaran memiliki persentase yang beragam, yaitu untuk kadar kastabel 0% sebesar 0.5313%, kadar kastabel 5% sebesar 16.74%, kadar kastabel l0% sebesar 16.81%, kadar kastabel 15% sebesar 23.32% dan kadar kastabel 20% sebesar 37.54%. Penurunan ini disebabkan oleh adanya pengaruh negatif dari kapur (CaO) pada semen yang menyebabkan terjadinya proses hidrasi yang berlebihan, hingga menimbulkan pengeroposan (spalling) dan menurunkan nilai kekuatan beton. Hasil penelitian ini menunjukan penggunaan kadar kastabel sebagai substitusi parsial semen kurang memberikan pengaruh yang baik dan perlu adanva penyempurnaan rancangan campuran beton yang tahan terhadap suhu tinggi.
STUDI EKSPERIMENTAL KUAT TEKAN DAN PERMEABILITAS BETON NORMAL BERPORI DENGAN FATIGUE Nono Suhana; Nia Kania
Jurnal Rekayasa Infrastruktur Vol. 2 No. 2 (2016): Jurnal Rekayasa Infrastruktur
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beton berpori adalah beton dengan kandungan rongga udara yang sangat tinggi. Pada penelitian ini beton berpori dibuat dengan pengurangan pasir dimana pasir sebagai material pengisi rongga dalam beton. Perkerasan dengan mengunakan beton berpori ini merupakan sistem perkerasan porous yaitu sistem perkerasan yang menghendaki air. Perkerasan ini diharapkan dapat dipakai untuk daerah yang membutuhkan pengaliran air yang banyak misalnya daerah banjir. Subyek dari penelitian ini adalah beton normal beton dengan pengurangan pasir sebesar 15% dan beton dengan pengurangan pasir sebesar 25%. Obyek dari penelitian ini adalah kuat tekan, koefisien permeabilitas dan umur fatigue dari beton. Pengujian kuat tekan dilakukan pada umur 3, 14 dan 28 hari dangan alat uji kuat tekan yang mengacu pada ASTM (39-96) dengan benda uji silinder 15x30m. Pengujian permeabilitas yang dilakukan pada umur 2 hari dengan alat uji permeabilitas ymg mengacu pada Standar DIN 1045 dengan benda uji berbentuk silinder 15x30cm. Pengujian fatigue dilakukan pada uji Dartec dengan benda uji berbentuk balok 25x7,5x5 cm. Hasil pengujian kuat tekan menunjukan bahwa pada beton normal pada umur 28 hari kuat tekannya mencapai 34,63 MPa melebihi kuat tekan yang disyaratkan yaitu sebesar 25 MPa. Beton dengan pengurangan pasir sebesar 15% kuat tekannya juga memenuhi syarat yaitu sebesar 19,6 MPa sedangkan pada beton dengan pengurangan pasir sebesar 25% kuat tekannya hanya 20,46 MPa ini berarti tidak memenuhi kuat tekan yang disyaratkan sebesar 25 MPa. Pengujian permeabilitas pada beton normal dan beton dengan pengurangan pasir 15% telah memenuhi syarat standar Din 1045 yaitu penetrasinya < 5 cm yaitu masing-masing sebesar 3,633 cm dan 4,9 cm, sedangkan pada beton dengan pengurangan pasir sebesar 25% tidak memenuhi syarat Standar Din 1045 yaitu sebesar 6 cm. Nilai koefisien permeabilitas beton normal adalah 1,834E-04, beton dengan pengurangan pasir sebesar 15% adalah 3,315E-04, dan beton dengan pengurangan sebesar 25% adalah 4,923E-04. Hasil pengujian fatigue beton normal mencapai umur lelah 96036 repetisi (high cycle fatigue) sehingga memenuhi persyaratan sebagai material perkerasan sedangkan pada beton dengan pengurangan sebesar 15% dan 25% masing-masing umur lelahnya 810 repetisi dan 166 repetisi (low cyrcle fatigue). Disimpulkan dari penelitian ini bahwa semakin besar pori yang terdapat dalam beton maka semakin rendah kekuatan tekannya tetapi semakin besar koefisien permeabilitasnya dan semakin kecil umur lelahnya.
ANALISIS EFEK PENGGUNAAN HONEYCOMB BEAM PADA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT BENTANG LEBAR Nono Suhana; Ahmad Mudofar
Jurnal Rekayasa Infrastruktur Vol. 2 No. 2 (2016): Jurnal Rekayasa Infrastruktur
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desain struktur dengan bahan baja merupakan sistem yang umum digunakan pada bangunan gedung bertingkat, penggunaan profil baja Original Beam dengan bentang lebar cukup mahal didalarn pelaksanaannya. Oleh karena itu perlu adanya alternatif seperti struktur Honeycomb Beam yang mana harus memenuhi kriteria desain yaitu : kekuatan, kekakuan, dan keekonomisan. Dalam analisis ini dilakukan perhitungan Trial and Error dengan bantuan program SAP 2000 untuk menganalisis struktur baja bentang lebar antara 6 — 14 meter. Analisis Trial and Error portal 2D 6 Story dengan pembebanan yang sama untuk beban mati, beban hidup dan beban gempa pada zone 3 wilayah Indonesia. Metoda perhitungan struktur dengan LRFD (Load and Resistence Factor Des-ign). Tujuan analisis struktar bentang lebar dengan Trial and Error pada balok Original Beam dan Honeycomb Beam adalah terpenuhinya kriteria desain. Hasil analisis adalah untuk membandingkan kedua sistem tersebut. Dari hasil analisis struktur baja menunjukan bahwa berdasarkan kekuatan struktur baja dengan sistem Honeycomb Beam lebih aman jika dibandingkan dengan sistem struktur baja Original Beam tegangan rata-rata mencapai 19,22%. Berdasarkan kekakuan dengan lendutan perbedaan prosentase sistem struktur Honeycomb Beam rata-rata mencapai 30,18% terhadap sistem struktur Original Beam dan berdasarkan keekonomisan konsumsi bahan sistem struktur Honeycomb Beam rata-rata mencapai 29.26% lebih hemat dibandingkan dengan sistem struktur Original Beam.
Studi Eksperimen Kuat Tekan Kolom Komposit Dengan Variasi Profil Baja H-Beam Arief Nurhafid; Nono Suhana; Komarudin komarudin
Jurnal Rekayasa Infrastruktur Vol. 5 No. 1 (2019): Jurnal Rekayasa Infrastruktur
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/jri.v5i1.154

Abstract

Sistem struktur komposit merupakan penggabungan dari kekuatan baja dan beton. Tingkat kekuatan dari struktur komposit ini tergantung dari kualitas penampang baja dan ketebalan penampang profil baja. Penelitian dimaksudkan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh penggunaan baja sebagai bahan komposit kolom beton, kuat tekan nominal kolom komposit yang divariasi profil baja H-Beam dan mengetahui hasil dari perbandingan rencana dengan hasil pengujian kolom komposit. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh dimensi baja H-Beam pada kolom komposit terhadap kuat tekan nominal dan mengetahui hasil perbandingan dari rencana kolom komposit. Desain kolom komposit dalam penelitian ini menggunakan SNI 1729-2015. Benda uji terdiri dari 9 sampel, 3 sampel beton normal dengan ukuran diameter 150mm dan panjang 300mm, sedangkan untuk 6 sampel kolom komposit dengan ukuran diameter 200mm, panjang 400mm, dengan profil H-Beam 100x100x6x8 mm dan 125x125x6,5x9 mm masing-masing 3 sampel. Berdasarkan hasil desain kolom komposit menggunakan SNI 1729-2015 didapatkan nilai kuat tekan nominal kolom komposit profil H-Beam 100x100x6x8mm hasilnya 92,32 ton sedangkan untuk kolom komposit profil H-Beam 125x125x6,5x9mm hasilnya 118,66 ton. Sedangkan untuk hasil pengujian laboratorium kuat tekan nominal pada kolom komposit masing-masing dengan hasil ratarata 79,53ton dan 80,10ton. Perbandingan hasil desain kolom komposit berdasarkan SNI 1729-2015 dengan hasil pengujian kuat tekan kolom komposit dengan profil H-Beam 100x100x6x8mm dan 125x125x6,5x9 mm mempunyai hasil rata-rata yang lebih besar dikarenakan keterbatasan kapasitas alat uji kuat tekan yang tersedia. masing-masing dengan selisih 12,79 ton dan 38,56 ton atau 13,85% dan 32,49% terhadap desain kolom komposit.
Stabilitas Tanah Dengan Campuran Semen Silica Fume Pada Pengujian Kuat Tekan Beban (Uncofined Compression Strength) Yuni Taryuni; Nono Suhana; Dhian Dharma Prayuda
Jurnal Rekayasa Infrastruktur Vol. 6 No. 1 (2020): Jurnal Rekayasa Infrastruktur
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/jri.v6i1.157

Abstract

Tanah merupakan himpunan mineral, bahan organik dan endapan-endapan yang relative lepas (loose) yang terletak diatas batu dasar (bedrock). Ada beberapa jenis karakteristik tanah yang sering ditemui dilapangan, salah satunya yaitu tanah lanau. Tanah jenis ini mempunyai sifat yang kurang baik yaitu mempunyai kuat geser rendah setelah dikenai beban. Salah satu cara untuk memperbaiki sifat tanah tersebut yaitu perlu dilakukan upaya stabilitasi tanah agar daya dukung tanah kuat. Pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sifat - sifat fisis (indekx properties) pada tanah asli dan tanah campuran dan mengetahui nilai kuat tekan (qu) pada tanah asli dan tanah campuran. Pengujian dilakukan dengan variasi semen 2%, silica fume 5%, silica fume 10%, dan silica fume 15%. Hasil pengujian di laboratorium, didapatkan nilai berat jenis pada tanah asli sebesar 2,62, batas cair 62,49% dan indeks plastisitas 27,42%. Berdasarkan klasifikasi USCS, sampel tanah tersebut termasuk dalam jenis MH (Silt – High Plasticity) nilai berat jenis tanah asli pada tanah asli nilai kuat tekan (qu) sebesar 5,956 kg/cm2. Pada tanah variasi campuran PC 2% kuat tekan (qu) diperoleh sebesar 6,845 kg/cm2. Pada tanah variasi campuran SF 5% kuat tekan (qu) sebesar 8,422 kg/cm2. Pada tanah variasi campuran PC 2% + SF 5%, PC 2% + SF 10% dan PC 2% + SF 15%, masingmasing kuat tekan (qu) sebesar 9,639 kg/cm2,10,619 kg/cm2 dan 10,993 kg/cm2.
Performa Bata Beton (Paving Block) Yang Dibuat Dari Beton Daur Ulang Dan Serat Kantong Plastik: Studi Eksperimental Suharwanto Suharwanto; Nono Suhana
Jurnal Rekayasa Infrastruktur Vol. 8 No. 1 (2022): Jurnal Rekayasa Infrastruktur
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/jri.v8i1.164

Abstract

Bata beton (paving block) merupakan bahan bangunan yang digunakan untuk perkerasan jalan, lapangan parkir, tempat jalan kaki (trotoar), atau permukaan halaman rumah. Bahan ini pada umumnya dibuat dari pasir atau agregat halus alam dan semen yang ditambah air sebagai katalisator. Untuk ketahanan lingkungan cara ujinya dengan direndam di dalam natrium sulfat (NaSO4) dan untuk keausan diuji dengan alat gesek atau abrasi. Seiring dengan perkembangan teknologi dibidang material dan makin berkurangnya penyediaan bahan alam, maka dicari bahan alternatif, yaitu agregat halus alam diganti dengan agregat daur ulang yang diperoleh dari pembongkaran bangunan. Penambahan serat dicoba menggunakan bahan limbah berupa kantong kresek bekas yang dicacah membentuk seperti serat. Tujuannya adalah untuk mengurangi limbah padat. Berdasarkan hasil uji, kekutan bata beton yang menggunakan agregat halus daur ulang masih memenuhi persyaratan, namun hanya turun 1 tingkat kelas karena nilai kuat tekannya turun akibat rendaman NaSO4 dan uji keausan nilainya lebih besar. Namun dengan adanya serat plastik bekas meningkat lagi kekuatan tekannya dengan presentase 1 - 4%, sedangkan nilai kehilangan bobot akibat rendaman NaSO4 dan uji keausan diperoleh nilinya yang sama, sehingga serat plastik tidak menambah keawetan dan keausan pada bata beton. Namun setidaknya akan mengurangi limbah padat di muka bumi dan menjaga kelestarian alam.