Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

PERAN DAN KEDUDUKAN LEMBAGA-LEMBAGA SAMPIRAN NEGARA (STATE AUXILIARY AGENCIES) Pageno, Isbon
Academica Vol 2, No 1 (2010)
Publisher : Academica

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (74.226 KB)

Abstract

Kehadiran lembaga-lembaga sampiran negara (state auxiliaryagencies) sebagai salah satu implikasi era reformasi, memberi gambaranbahwa angin perubahan sepertinya sedang membawa bangsa ini ke arahperubahan nyata. Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi Iahirnyalembaga-lembaga sampiran ini. Pembentukan KPK melalui UU No.30/2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi misalnya,disebabkan karena lembaga pemerintah yang ada baik kejaksaan maupunkepolisian belum berfungsi secara efektif dan efisien dalam menanganimasalah korupsi. Hal ini memberi indikasi bahwa lahirnya berbagaimacam lembaga sampiran negara (state auxiliary agencies) Iebihdisebabkan oleh tingginya kecurigaan publik (public distrust) terhadaplembaga-lembaga negara yang ada karena dianggap belum berfungsisecara maksimal khususnya dalam mendukung agenda reformasi.Kata kunci : Peran, Kedudukan, dan State Auxiliary Agencies.
PERAN DAN KEDUDUKAN LEMBAGA-LEMBAGA SAMPIRAN NEGARA (STATE AUXILIARY AGENCIES) Pageno, Isbon
Academica Vol 2, No 1 (2010)
Publisher : Academica

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (74.226 KB)

Abstract

Kehadiran lembaga-lembaga sampiran negara (state auxiliaryagencies) sebagai salah satu implikasi era reformasi, memberi gambaranbahwa angin perubahan sepertinya sedang membawa bangsa ini ke arahperubahan nyata. Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi Iahirnyalembaga-lembaga sampiran ini. Pembentukan KPK melalui UU No.30/2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi misalnya,disebabkan karena lembaga pemerintah yang ada baik kejaksaan maupunkepolisian belum berfungsi secara efektif dan efisien dalam menanganimasalah korupsi. Hal ini memberi indikasi bahwa lahirnya berbagaimacam lembaga sampiran negara (state auxiliary agencies) Iebihdisebabkan oleh tingginya kecurigaan publik (public distrust) terhadaplembaga-lembaga negara yang ada karena dianggap belum berfungsisecara maksimal khususnya dalam mendukung agenda reformasi.Kata kunci : Peran, Kedudukan, dan State Auxiliary Agencies.
Momago Rismawati Rismawati; Isbon Pageno
Emik Vol 3 No 1 (2020)
Publisher : Universitas Muslim Maros

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46918/emik.v3i1.490

Abstract

When humans experience various difficulties in life, including illness, then they will try to find a cure for the disease, through medical treatment, then traditional treatment after being unsuccessful with medical treatment. But there are also those who directly use traditional medicine in accordance with local beliefs. This article explores beliefs and cultural practices of tau taa wana in the treatment of diseases through momago, a traditional ritual healing practiced in Uempanapa Village. This study was conducted in Uempanapa Village, Bungku Utara Subdistrict, North Morowali District, considering that tau ta'a wana (ta'a wana people) in this village still practices momago (a healing ritual) which is commonly held once a year. Using qualitative approach, data was collected using in-depth interview and observation techniques. Eleven participants involved in this study, they are varied on the basis of sex (eight men, and three women), age (between 42 and 72 years), and position [three shamans (dukun), a drum beat (to paganda), a gong drummer (to myingko gong), a dancer (to motaro), patient (to ongoyo), and three patients’ family (to mongoyo). Momago is a traditional healing ritual using supernatural power mediated by shamans (walia). This healing ritual is based on a belief in supernatural beings that are considered to play role in causing various diseases. Momago is practiced by tau taa wana and this is not only practiced when there are calls from residents to treat their sick relatives, but they are also often performed at large events such as the reception of important guests, cultural arts festivals, and so forth. They believe that patients will recover after ancestral spirits entering one’s body. In this healing ritual, tau taa wana is carried out by utilizing supernatural power, through which walia repeatedly calls the spirit. This healing ritual is usually carried out at night and takes up to three weeks, depending on the type of disease and the number of patients. The types of diseases that are cured through momago include witchcraft (fofongontau/doti), trance (pasuak), rebuke (katrapes), crazy (fando) and drowning (mlondong), kinds of illnesses which believed to be personalistic diseases. It is also believed that the success of a ritual is marked by the number of momago participants who have possessed spirits, the more they are, the more successful the treatment has been. Although not all diseases can be cured through momago, and not all sick people treated through momago can recover from their illness, momago is still practiced because it has become a hereditary tradition from their ancestors and/or because of the requests from patients’ family.
Gaya Kepemimpinan Kepala Desa Loru Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi Tiswan Tiswan; Isbon Pageno; Sussanti Sussanti
PARADIGMA : Jurnal Administrasi Publik Vol 1 No 1 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Pembangunan Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (523.736 KB) | DOI: 10.55100/paradigma.v1i1.39

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gaya kepemimpinan Kepala Desa Loru Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi. Dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif, yang mana merupakan suatu penelitian yang menghasilkan dan mengelola data yang sifatnya deskriptif, seperti traskripsi wawancara dan observasi. Sedangkan tipe penelitian yang digunakan yaitu deskriptif, yang merupakan suatu penelitian yang berupaya mengungkapkan suatu masalah dan keadaan sebagaimana adanya, untuk itu peneliti dibatasi hanya mengungkapkan fakta-fakta dan tidak menggunakan hipotesa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun informan dalam penelitian ini yaitu Sekretaris Desa Loru, Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Loru, Ketua RT 003 Dusun I Desa Loru serta Masyarakat Desa Loru. Sedangkan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kondensasi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori yang dikemukakan oleh Hersey dan Blanchard (dalam Sudaryono, 2014 & Pasolong, 2008), yang mana mengklasifikasikan gaya kepemimpinan situasional menjadi empat indikator, yaitu : intruksi, konsultasi, partisipasi serta delegasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa ke empat indikator tersebut berjalan dengan baik. Pada bagian instruksi, Kepala Desa Loru memberikan arahan yang cukup jelas dan selalu mengawasi bawahannya agar menjalankan tugas sebagai mana mestinya. Pada bagian konsultasi, adanya arahan yang diberikan oleh kepala desa kepada aparat desa dan juga komunikasi dua arah berjalan dengan baik. Pada bagian partisipasi, terlihat bahwa adanya hubungan yang baik yang terjalin antara kepala desa dan aparat desa. Pada bagian delegasi, adanya pemberian kewenangan kepada aparat desa lain dengan batasan tertentu. Namun, pada bagian delegasi juga terdapat hal yang tidak dapat dilaksanakan seperti memberikan kewenangan penuh kepada bawahan dalam mengurus segala sesuatu. Hal ini disebabkan oleh adanya aturan yang mengikat kepala desa, dan juga hal tersebut secara tidak langsung dapat membuat indikator delegasi tidak berjalan dengan maksimal
Fungsi Administrasi Keuangan Pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kantor Gubernur Sulawesi Tengah Zainuddin Zainuddin; Ari Putra; Isbon Pageno
Jurnal ADMINISTRATOR Vol. 3 No. 1 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Pembangunan Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55100/administrator.v3i1.29

Abstract

The purpose of this study was to analyze the administrative function of the Regional Financial and Asset Management Agency of the Central Sulawesi Governor's Office, the number of informants in this study was 5 (five) people who were leaders and staff. The method used in this research is qualitative. The data collected in this study are primary data and secondary data. Primary data were obtained through interviews with informants related to the research. Interviews were conducted using interview guidelines and interviews conducted in this study to obtain qualitative information that can strengthen qualitative analysis. The results showed that the administrative function of the Regional Financial and Asset Management Agency of the Central Sulawesi Governor's Office was running well, but there were still obstacles where the employees who were placed were not in accordance with their expertise or knowledge, and needed improvements in organization and planned supervision.
Gaya Kepemimpinan Kepala Desa Loru Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi Tiswan Tiswan; Isbon Pageno; Sussanti Sussanti
PARADIGMA : Jurnal Administrasi Publik Vol. 1 No. 1 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Pembangunan Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gaya kepemimpinan Kepala Desa Loru Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi. Dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif, yang mana merupakan suatu penelitian yang menghasilkan dan mengelola data yang sifatnya deskriptif, seperti traskripsi wawancara dan observasi. Sedangkan tipe penelitian yang digunakan yaitu deskriptif, yang merupakan suatu penelitian yang berupaya mengungkapkan suatu masalah dan keadaan sebagaimana adanya, untuk itu peneliti dibatasi hanya mengungkapkan fakta-fakta dan tidak menggunakan hipotesa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun informan dalam penelitian ini yaitu Sekretaris Desa Loru, Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Loru, Ketua RT 003 Dusun I Desa Loru serta Masyarakat Desa Loru. Sedangkan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kondensasi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori yang dikemukakan oleh Hersey dan Blanchard (dalam Sudaryono, 2014 & Pasolong, 2008), yang mana mengklasifikasikan gaya kepemimpinan situasional menjadi empat indikator, yaitu : intruksi, konsultasi, partisipasi serta delegasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa ke empat indikator tersebut berjalan dengan baik. Pada bagian instruksi, Kepala Desa Loru memberikan arahan yang cukup jelas dan selalu mengawasi bawahannya agar menjalankan tugas sebagai mana mestinya. Pada bagian konsultasi, adanya arahan yang diberikan oleh kepala desa kepada aparat desa dan juga komunikasi dua arah berjalan dengan baik. Pada bagian partisipasi, terlihat bahwa adanya hubungan yang baik yang terjalin antara kepala desa dan aparat desa. Pada bagian delegasi, adanya pemberian kewenangan kepada aparat desa lain dengan batasan tertentu. Namun, pada bagian delegasi juga terdapat hal yang tidak dapat dilaksanakan seperti memberikan kewenangan penuh kepada bawahan dalam mengurus segala sesuatu. Hal ini disebabkan oleh adanya aturan yang mengikat kepala desa, dan juga hal tersebut secara tidak langsung dapat membuat indikator delegasi tidak berjalan dengan maksimal
The Influence of First Child Supply Chain Policy for Human Recourse Management Based On Local Wisdom Ethnic SSCM in Indonesia Rismawati, Rismawati; Hajar, Siti; Kismarsilah, Kismarsilah; Pageno, Isbon
International Journal of Supply Chain Management Vol 9, No 5 (2020): International Journal of Supply Chain Management (IJSCM)
Publisher : ExcelingTech

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59160/ijscm.v9i5.5615

Abstract

Abstract- This research aims to empirically determine the SSCM knowledge on Human management at in Indonesia. Suppliers of the materials and equipment to the laboratory where the first discovery is made are in many cases replaced by larger players with capabilities to provide a broader range of materials, services, and support. During this evolution there are many lessons to be learned, not the least of which is that it is imperative to take into account the nuances of supply chain management that can make the difference between success and failure. Informants were selected through purposive and snowball sampling. The results showed the Sustainable Supply Chain Management (SSCM) Ethnic believes the Human management strategy is one of the custom traditions to be observed by mothers in their first supply chain policy for human resource management to avoid bad things happening to the socie-economic
Public Service Performance at the Siniu District Office, Parigi Moutong Regency (Case Study on Land Surrender Letter Issuance) Wirda; Isbon Pageno; Yunus
Journal of Public Administration and Government Vol. 6 No. 1 (2024)
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/jpag.v6i1.871

Abstract

The purpose of this research is to understand the Public Service Performance at the Siniu District Office, Parigi Moutong Regency (Case Study on Land Surrender Letter Issuance). The research method used by the researcher is a qualitative research method with a descriptive approach. The data collection technique for informants uses a purposive technique, where data is collected through informants accompanied by observation, interviews, and documentation techniques. Based on the research results, it shows that the Public Service Performance at the Siniu District Office, Parigi Moutong Regency (Case Study on Land Surrender Letter Issuance) has been running well, but there are still some indicators that cannot be considered good. This is seen from the indicators of Work Quality, Quantity, Timeliness, Effectiveness, and Independence, which have not been running well. Since there is still one indicator that has not been running well in terms of Timeliness, it is advisable to emphasize more to the officials about the implementation of the Standard Operating Procedures (SOP) so that the officials work according to the established rules and working hours and are able to increase the effectiveness and quantity of land surrender letter issuance at the Siniu District Office, Parigi Moutong Regency.
Evaluasi Kebijakan Andalalin pada Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Tengah untuk Pengendalian Dampak Pembangunan Laosi, Nurhasna; Pageno, Isbon; Nasrullah, Nasrullah; Mufti, Mohammad Irfan
JURNAL SYNTAX IMPERATIF : Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 6 No. 1 (2025): Jurnal Syntax Imperatif: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan
Publisher : CV RIFAINSTITUT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54543/syntaximperatif.v6i1.626

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kebijakan Analisis Dampak Lalu Lintas (Andalalin) di Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Tengah sebagai upaya mitigasi dampak pembangunan terhadap jaringan transportasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik purposive sampling terhadap empat informan kunci, meliputi pejabat dan staf bidang lalu lintas serta perwakilan masyarakat. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi, lalu dianalisis menggunakan model reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari empat aspek evaluasi kebijakan, tiga aspek utama yakni input, proses, dan output belum berjalan optimal, sedangkan aspek outcome menunjukkan hasil yang positif. Kendala utama terletak pada keterbatasan sumber daya manusia, minimnya sosialisasi, dan lemahnya pengawasan. Penelitian ini merekomendasikan peningkatan kapasitas SDM, optimalisasi SOP, dan penguatan koordinasi lintas sektor guna meningkatkan efektivitas kebijakan Andalalin.
Ronda's Disease and Its Treatment: An Ethnomedical Study of the Kaili People in Palu City Rismawati, Rismawati; Pageno, Isbon; Saifah, Andi
Journal of Health and Nutrition Research Vol. 4 No. 1 (2025)
Publisher : Media Publikasi Cendekia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56303/jhnresearch.v4i1.357

Abstract

Ronda disease is a dermatological condition that often infects humans, causing symptoms like itching, skin pain, and prolonged fever. The Kaili ethnic group considers this disease dangerous and potentially fatal if not treated promptly. This study aimed to explore the Kaili community's perception of Ronda Disease. A qualitative method with a life history approach was employed to examine the community's knowledge and experience in seeking treatment. Data was collected through in-depth interviews with five purposively sampled informants: three patients with current or past Ronda Disease, one Sando (shaman), and one Sando assistant involved in treatment. Study results indicated that Ronda Disease is not viewed as an ordinary illness but as deliberately 'sent' to cause suffering. Two interviewed patients initially believed they had common skin conditions like eczema or athlete's foot; despite repeated consultations with dermatologists over several months, their condition did not improve. Following consultation with a Sando and a traditional diagnosis, they were identified as having Ronda Disease. Traditional treatment therapy, involving herbal concoctions and bathing rituals, was administered until recovery. These findings suggest that the modern health system faced challenges in adequately addressing this specific condition within this cultural context. Integrating modern and traditional health systems appears crucial for creating synergy in managing diverse health issues, including culturally specific conditions like Ronda Disease