Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PENGEMBANGAN FORMULA BODY LOTION EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum burmannii) SEBAGAI PELEMBAB : UJI EFEKTIVITAS MENGGUNAKAN SKIN MOISTURE ANALYZER Siampa, Jainer; Papu, Adelfia; Jayanto, Imam
Jurnal Farmasi Medica/Pharmacy Medical Journal (PMJ) Vol. 7 No. 2 (2024): Jurnal Farmasi Medica/Pharmacy Medical Journal
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pmj.v7i2.58948

Abstract

Nowadays, modern society's activities are mostly carried out outside, so the harmful effects of changes in temperature, exposure to UV radiation, pollution and air humidity, namely a decrease or even loss of skin moisture, cannot be avoided. If untreated, reduced moisture in the skin will not only make the skin scaly, but will also cause irritation or injury to the skin. This research aimed to test the moisturizing effect of the best body lotion formula and also test irritation and hedonics. This test had received ethical approval and was carried out on the same panelists and the moisturizing effect of the preparation was measured using a skin moisture analyzer. The results obtained show that the formulation could increase the moisture of the panelists' skin by 56% and irritation testing showed no redness and swelling. So it can be concluded that the cinnamon extract body lotion formula had a moisturizing effect and not irritating so it was harmless to apply on the skin.
Keanekaragaman Moluska pada Ekosistem Mangrove di Kelurahan Meras, Kecamatan Bunaken, Kota Manado, Sulawesi Utara. Tiranda, Desi; Saroyo; Koneri, Roni; Papu, Adelfia; Handoyo, Eko
JURNAL BIOS LOGOS Vol. 14 No. 3 (2024): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.v14i3.54364

Abstract

Wilayah pesisir memiliki beberapa ekosistem seperti ekosistem mangrove, ekosistem lamun, ekosistem terumbu karang dan ekosistem rumput laut. Dari seluruh ekosistem yang ada di pesisir, ekositem mangrove merupakan salah satu ekosistem yang mudah dijumpai. Salah satu wilayah Kota Manado yang masih memiliki ekosistem mangrove berada di Kelurahan Meras, Kecamatan Bunaken, Kota Manado, Sulawesi Utara. Mangrove merupakan sumber makanan potensial bagi semua biota yang hidup didalamnya. Sebagai tempat mencari makan yang berkontribusi terhadap kompleksitas habitat dan keanekaragaman hayati. Salah satu makrofauna yang berasosiasi dengan ekosistem ini yaitu Moluska dimana makrofauna ini dominan di ekosistem mangrove. Keanekaragaman Moluska pada ekosistem mangrove di Kelurahan Meras belum pernah diteliti, sehingga penting dilakukan penelitian untuk keanekaragaman moluska pada ekosistem mangrove. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi spesies dan menganalisis keanekaragaman Moluska pada ekosistem mangrove. Penelitian dilakukan di Kelurahan Meras, Kecamatan Bunaken, Kota Manado, Sulawesi Utara. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan April 2023. Lokasi penelitian ditentukan berdasarkan teknik purposive sampling dengan metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode plot (berpetak). Analisis data yang digunakan yaitu indeks keanekaragaman, kepadatan, frekuensi, indeks nilai penting dan keseragaman spesies. Hasil penelitian didapatkan sebanyak 14 (empat belas) spesies Moluska yang termasuk dalam 9 (sembilan) family. Indeks keanekaragaman pada stasiun 1 adalah 1,30, stasiun 2 adalah 2,13, stasiun 3 adalah 1,76, stasiun 4 adalah 1,74, stasiun 5 adalah 1,54 dan stasiun 6 adalah 1,36. Berdasarkan kriteria nilai indeks keanekaragaman Shanon-Wienner kisaran indeks keanekaragaman pada semua stasiun tergolong sedang
Keragaman Pohon Pionir di Taman Wisata Alam Batuputih, Kota Bitung, Sulawesi Utara Saroyo; Siahaan, Parluhutan; Papu, Adelfia
Jurnal Lentera: Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2025): Jurnal Lentera: Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Yayasan Bina Lentera Insan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57207/hrmt0m68

Abstract

Tumbuhan pionir merupakan tumbuhan yang menginvasi dan tumbuh pada awal suksesi suatu ekosistem yang mengalami gangguan, seperti kebakaran atau tumbangnya pohon besar. Tumbuhan ini berperan penting dalam memulihkan ekosistem, menyediakan naungan bagi spesies lain, serta melindungi tanah dari erosi akibat curah hujan. Penelitian ini bertujuan untuk menginventarisasi jenis-jenis pohon pionir di Taman Wisata Alam (TWA) Batuputih, Kota Bitung, yang dilakukan pada Desember 2023 – Mei 2024. Metode yang digunakan adalah survei eksploratif dengan penjelajahan di area terganggu untuk mencatat spesies pionir yang ditemukan. Hasil penelitian mengidentifikasi lima jenis pohon pionir utama, yaitu anggrung (Trema orientalis), kiacret (Spathodea campanulata), sosoro (Dendrocnide microstigma), sirih hutan (Piper aduncum), dan mahang (Macaranga tanarius). Anggrung, kiacret, dan mahang memiliki peran penting dalam menyediakan lingkungan yang sesuai bagi suksesi ekosistem hutan. Sosoro sering ditemukan di area dengan gangguan alami, seperti pohon tumbang, sementara sirih hutan lebih banyak dijumpai pada fase awal hutan sekunder. Selain itu, sirih hutan dimanfaatkan oleh monyet yaki (Macaca nigra) sebagai sumber pakan. Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi dalam pengelolaan kawasan konservasi serta strategi restorasi ekosistem berbasis spesies pionir.
Diversity of Mollusks in The Intertidal Zone at Bahowo Beach, Manado, North Sulawesi Rotinsulu, Prasuci; Maabuat, Pience; Romenda, Ardiawan; Papu, Adelfia
Jurnal Moluska Indonesia Vol. 9 No. 2 (2025): Oktober 2025
Publisher : Masyarakat Moluska Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54115/jmi.v9i2.143

Abstract

The intertidal zone is a crucial habitat for various marine organisms, including Mollusca. Mollusca serve as bioindicators for assessing water quality. However, data on mollusc diversity in the coastal area of Bahowo Beach is still limited. Therefore, this study aimed to improve the knowledge of Mollusca diversity in this region. Molluscs were collected using 1×1 m plots placed randomly along vertical stratification. The samples were preserved in 70% alcohol and transported to the laboratory for identification using an identification guidebook. The assigned Mollusca were then analysed using Paleontological Statistics (PAST) software. The study recorded 79 individuals representing 41 species from two classes: Gastropoda and Bivalvia. The order Neogastropoda was the most dominant, with 22 species. The most abundant species was Littoraria scabra, with 16 individuals. The diversity index (H' = 3.209) falls into the high category, indicating that the Bahowo Beach ecosystem remains in good condition and continues to support mollusc life. Zona pasang surut merupakan habitat penting bagi berbagai biota laut, termasuk Mollusca. Mollusca berperan sebagai bioindikator untuk menilai kualitas lingkungan perairan tersebut. Data mengenai keanekaragaman Mollusca di wilayah pesisir Pantai Bahowo masih terbatas, sehingga dilakukanlah penelitian ini untuk menambah informasi mengenai keanekaragaman jenis Mollusca. Pengambilan Mollusca dilakukan dengan menggunakan plot 1×1 m secara acak, sampel yang diperoleh dimasukkan ke dalam plastik berisi alkohol 70% kemudian dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi menggunakan buku identifikasi. Mollusca yang telah diidentifikasi akan dianalisis menggunakan perangkat lunak Paleontological Statistics (PAST). Hasil Penelitian ini ditemukan 79 individu dari 41 spesies dari 2 kelas yaitu Gastropoda dan Bivalvia, dengan dominasi ordo Neogastropoda (22 spesies). Spesies terbanyak adalah Littoraria scabra (16 individu). Indeks keanekaragaman (H' = 3.209) menunjukkan kategori tinggi, yang menandakan ekosistem Pantai Bahowo masih dalam kondisi baik dan mendukung kehidupan Mollusca.