Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

FORMULASI SARI SEMANGKA : GELATIN PADA PEMBUATAN PERMEN MARSHMALLOW TERHADAP KADAR AIR, KADAR PROTEIN, KADAR ABU, VITAMIN A, KEKENYALAN DAN SIFAT ORGANOLEPTIK Neindya Harilma Evandani; Dewi Larasti; Ika Fitriana
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Vol 13, No 2 (2018): September
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/jtphp.v13i2.2558

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunan formulasi sari semangka : gelatin pada pembuatan permen marshmallow terhadap kadar protein kadar air, kadar abu, vitamin A, kekenyalan dan sifat organoleptik. Data  yang  didsapat  dianalisa  secara  statistik  dengan  rancangan  acak  lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali. Sebagai perlakuan formulasi sari semangka  : gelatin P1 (94gr:6gr); P2(92gr:8gr); P3 (90gr : 10gr); P4 (88gr : 12gr); P5 (86gr : 14gr); P6 (84gr : 16gr). Hasil penelitian menunjukan formulasi sari semangka : gelatin memberi pengaruh pada kadar protein, kadar air, vitamin A, kekenyalan dan sifat organoleptik. Hasil uji menunjukkan perlakuan P6 disukai oleh panelis dengan kadar air 40.87 %, kadar protein sebesar 10.18%, kadar abu 0.21%, vitamin A 11.59%.
Kandungan Pewarna, Pengawet, Dan Pemanis Pada Carica In Sirup Kemasan Cup Di Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo Nency Kristanti; Dewi Larasati; Ika Fitriana
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Vol 14, No 2 (2019): September
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.64 KB) | DOI: 10.26623/jtphp.v14i2.2444

Abstract

Produk carica in sirup yang tersusun atas komponen buah carica, air, dan gula. Produk  ini  merupakan produk dengan kadar air tinggi sehingga cepat rusak selama penyimpanan. Oleh karena itu, untuk memperpanjang umur simpan serta meningkatkan mutu produk, diperlukan bahan tambahan pangan (BTP). Adanya kecenderungan penggunaan bahan tambahan pangan seperti pewarna, pengawet, dan pemanis oleh para produsen carica resiko  kesehatan  bila  mengkonsumsi produk tersebut. Maka dari itu, perlu dilakukan penelitian survey tentang penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) seperti pewarna, pengawet, dan pemanis pada produk carica in sirup di Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan bahan tambahan pangan meliputi pewarna (Tartrazin, Kuning FCF), pengawet (Asam Benzoat, Asam Sorbat), dan pemanis (sakarin) yang digunakan pada manisan carica in sirup di Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2019–Februari 2020 di Laboratorium Kimia pada Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Semarang, Provinsi Jawa Tengah, menggunakan bahan baku carica dalam sirup yang diperoleh dari Kabupaten Wonosobo. Penelitian dilakukan menggunakan survey dengan metode sampling. Untuk menentukan sampel dengan metode sampling maka seluruh populasi sampel yang jumlahnya kurang dari 100 dijadikan subjek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil kuisioner menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan perusahaan tentang Bahan Tambahan Pangan 80% sudah tahu. Dan dari hasil survey menunjukkan bahwa perusahaan yang menggunakan pengawet 40% , pewarna 60% dan memenuhi persyaratan.
Pengaruh Formulasi Tepung Rambut Jagung Dan Tepung Beras Terhadap Kandungan Gizi Dan Sensori Keripik Bayam (Amaranthus Sp). Dionisius Rizky; Haslina Haslina; Ika Fitriana
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Vol 15, No 2 (2020): SEPTEMBER
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/jtphp.v15i2.2663

Abstract

Rambut jagung merupakan limbah jagung yang selama ini belum termanfaatkan, sehingga mengakibatkan pencemaran lingkungan. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Pangan, Laboratorium Kimia dan Bio Pangan, Laboratorium Uji Indrawi Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Semarang. Waktu dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2020. . Rancangan percobaan yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Dengan 5 perlakuan dan 4 kali ulangan sehingga diperoleh 20 unit perecobaan. Formulasi tepung rambut jagung dan tepung beras berpengaruh terhadap nyata (p<0,05) terhadap kandungan gizi dan sensori keripik bayam. Dari 536gr rambut jagung didapatkan 157gr tepung rambut jagung. Berdasarkan analisis ragam formula tepung rambut jagung dan tepung beras berpengaruh terhadap kandungan gizi  (kadar air, kadar lemak, kadar protein, kadar serat kasar, kadar karbohidrat), kecuali kadar abu dan sensori. Formula tepung rambut jagung dan tepung beras yang disukai oleh panelis pada perlakuan T2 (5g:95g). dengan skor warna 2,48 (agak coklat), skor rasa 4,28 (netral), skor tekstur 6,14 (renyah), kadar air 3,25%, kadar abu 2,00%, kadar protein 8,98%, kadar lemak 23,00%, kadar serat kasar 0,80%, kadar karbohidrat 59,97%.
Pengurangan Kadar HCN pada Umbi Gadung Menggunakan Variasi Abu Gosok dan Air Kapur Zulhaq Dahri Siqhny; Elly Yuniarti Sani; Ika Fitriana
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Vol 15, No 2 (2020): SEPTEMBER
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/jtphp.v15i2.2620

Abstract

Salah Satu sumber pangan lokal yang belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat  adalah Umbi gadung (Discorea hispida dennst.). Komposisi kimia dalam gadung tersusun dari protein 2,1%, lemak 0,2 %, karbohidrat 23,2 % dan air 73,5 % serta kalsium besi 0,6 mg/100g, 20,0 mg/100g dan fosfor 69,0 mg/100g. Masih tingginya kandungan nutrisi umbi gadung berpotensi menjadi sumber karbohidrat. Saat ini, pemanfaatan umbi gadung tekendala dalam hal kandungan asam sianida (HCN) yang dapat mengakibatkan keracunan pada manusia maupun binatang. Sianida akan keluar jika bahan makanan dihancurkan, dikunyah dan mengalami pengirisan atau rusak. Kadar sianida dalam makanan jika melebihi dari (<100 mg/kg) dapat dikategorikan sangat beracun. Sedangkan kandungan sianida alami yang terdapat dalam umbi gadung secara teori berkisar antara 50 - 400 mg/kg. Oleh karena itu, diperlukan suatu proses tertentu dan  penelitian lebih lanjut agar nantinya umbi gadung dapat dimakan dengan aman. Salah satunya dengan penyerapan racun HCN menggunakan abu gosok dan air kapur. Dalam penelitian ini, didapatkan hasil terbaik perlakuan penyerapan kadar HCN pada variable kapur 15 % dengan waktu perendaman selama 24 jam dapat diturunkan sebesar 84.15 %. Hal ini disebabkan karena larutan kapur dapat menurunkan pH (basa kuat) hingga menetralkan kandungan asam pada HCN dan merusak dinding sel sehingga mengalami irisan umbi gadung mengalami plasmolisis (pecahnya membran sel karena kekurangan air). Pada penelitian ini penggunaan bahan penyerap kapur lebih baik daripada bahan penyerap abu gosok, sehingga penggunaan kapur dalam penurunan kadar HCN paling baik. Selain itu, alternatif lain dalam pengolahan umbi gadung adalah dengan menjadikan tepung. Karena secara tidak langsung dapat memperpanjang umur simpan dikarenakan rendahnya kadar air yang terkandung. Manfaat lain penepungan adalah untuk mendiversifikasikan dan meningkatkan daya fleksibilitas tepung umbi gadung sebagai bahan baku olahan, keuntungan lainya jika dilakukan penepungan adalah mudahnya dalam pengemasan, dapat memperluas area pemasaran dan dapat meningkatkan harga dasar umbi gadung menjadi lebih bagus sehingga dapat berdampak positif kepada petani umbi gadung. Selain itu, kelebihan lainya adalah tepung umbi gadung nantinya juga dapat digunakan sebagai subtitusi tepung terigu dan dapat digunakan dalam berbagai bahan baku industri
PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK DAUN KELOR (Moringa Oleifera) TERHADAP SIFAT FISIK, KIMIA DAN SENSORI FRUIT LEATHER ALBEDO SEMANGKA Lutfi Samsudin; Dewi Larasati; Ika Fitriana
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Vol 13, No 2 (2018): September
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/jtphp.v13i2.2501

Abstract

Albedo semangka salah satu sumber pektin yang potensial, pektin merupakan komponen tambahan penting dalam industri pangan, kosmetik, dan obat-obatan, karena kemampuanya dalam mengubah sifat fungsional produk pangan seperti kekentalan, pengemulsi, dan pembentukan gel . Fruit leather dapat dibuat dari satu jenis buah atau campuran beberapa jenis buah-buahan. Pemanfaatan daun kelor sendiri selama ini hanya sebatas produk olahan yang mempunyai umur simpan pendek diantaranya sebagai sayur dan minuman, sehingga tidak semua orang dapat menikmati manfaat daun kelor, terutama masyarakat perkotaan. Tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui sifat fisik (tekstur) mutu kimia (kalium, kadar abu, karbohidrat dan serat) dan uji sensorik (tekstur dan rasa) tertentu pada fruit leather albedo semangka setelah ditambahkan serbuk daun kelor. Albedo dipisahkan dari kulitnya kemudian di potong kecil-kecil kecil lkemudian di timbang sesuai perlakuan lalu campurkan dengan gula 20, asam sitrat 0.1, dan serbuk daun kelor dengan formulasi 0, 0.5, 1, 1.5, 2 g, kemudian di cetak di loyang dengan ketebalan 1 cm, kemudian di panaskan di food dehydrator dengan suhu 60 selama 16 jam. Pengujian yang dilakukan meliputi kadar abu, kadar serat kasar, kalium, karbohidrat, tensil strength, dan organoleptik rasa dan tekstur. Hasil penelitian menunjukkan penambahan serbuk daun kelor dengan formulasi 0, 0.5, 1, 1.5, 2 g pada proses pembuatan fruitleather Albedo semangka berpengaruh (p<0,05) terhadap peningkatan kadar abu, Serat kasar, Kalium, Organoleptik (tekstur dan rasa) dan penurunan (Tekstur dan Karbohidrat), Penambahan serbuk daun kelor meningkatkan kadar abu fruitleather albedo semangka sebesar 0,70 %–0,91 %, Serat kasar sebesar 6,06 %–7,90 %, Kalium sebesar 154,49 mg–159,93 mg, cenderung menurunkan kadar Karbohidrat sebesar 72,21 % - 69,80 %, dan Tekstur sebesar 0,37 MPa – 0,06 MPa. Perlakuan terbaik pada penelitian ini adalah pada perlakuan P5 yaitu dengan kandungan kadar abu sebesar 0,91 %, Serat kasar sebesar 7,90 %, Kalium sebesar 159,93 mg, cenderung menurunkan kadar Karbohidrat sebesar 69,80 %, dan Tekstur sebesar 0,37 MPa– 0,06 MPa.
PENGARUH PERBEDAAN PROPORSI PENAMBAHAN KONJAK TERHADAP SIFAT FISIK, KIMIA DAN ORGANOLEPTIK JELI SARI BUAH ANGGUR HITAM (Vitis vinifera L.var Alphonso Lavalle) Rena Anggreana; Ika Fitriana; Dewi Larasati
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Vol 14, No 2 (2019): September
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.751 KB) | DOI: 10.26623/jtphp.v14i2.2425

Abstract

Pengaruh Perbedaan Proporsi Penambahan Konjak Terhadap Sifat Fisik, kimia Dan Organoleptik Jeli Sari Buah Anggur Hitam, Rena Anggreana, Fakultas       Teknologi Pertanian, Universitas Semarang. Jeli adalah produk yang terbuat dari Sari buah dan dimasak dengan gula, yang berwarna jernih, transparan dan cukup kukuh mempertahankan bentuknya apabila dikeluarkan dari wadah. Jeli adalah bentuk  makanan  semi  padat  yang  penampakan  lebih  jernih,  kenyal,  serta transparan. Salah satu hal penting dalam pembuatan jeli adalah bahan pengental. Di industri pangan, konjak digunakan sebagai pembentuk gel, pengental, pemantap, emulsifier, dan pembentuk film. Pada pembuatan jeli menggunakan anggur hitam yang mempunyai nilai gizi baik seperti vitamin, mineral, karbohidrat, dan senyawa fitokimia. Anggur hitam terkenal kaya akan antioksidan, di dalamnya mengandung vitamin C, provitamin A, vitamin B1, B2, mineral, besi, fosfor, kalsium, kalium, serat, kadar air dan asam sitrat yang tinggi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan proporsi       penambahan  konjak  pada  pembuatan  jeli  terhadap  sifat  fisik,  kimia,  dan       organoleptik.  Penelitian  dilakukan  di  Laboratorium  Rekayasa  Pangan  dan  di       Laboratorium Kimia Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Semarang,        pada bulan Januari 2018. Penelitian menggunakan metode RAK (Rancangan Acak       Kelompok) satu faktor yaitu pengaruh perbedaan proporsi penambahan konjak       pada jeli perlakuan 1 (1%), 2 (2%), 3 (3%), 4 (4%), 5 (5%), 6 (6%).Berdasarkan  hasil  penelitian  menunjukkan  bahwa  perbedaan  proporsi penambahan konjak pada pembuatan jeli berpengaruh nyata terhadap antioksidan, vitamin C, kadar air, tekstur, sineresis, dan organoleptik (rasa, tekstur, dan warna). Hasil  perlakuan  terbaik  adalah  perlakuan  ke  3  dengan  kandungan  aktivitas antioksidan 25,80%, vitamin C 1,75 mg/g, kadar air 19,24%, kekerasan 428,27 gf, elastisitas 9,26 N/m2, kekenyalan 118,49 gf, sineresis 2,91%, skor rasa 3,55, skor tekstur 3,75, skor warna 3,70.
Karakteristik Fisikokimia Dan Organoleptik Fruit Leather Semangka Kuning (Citrullus Lanatus) Dengan Variasi Konsentrasi CMC Ika Fitriana; Soraya Kusuma Putri; Anisa Rachma Sari
Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian Vol 16, No 1 (2021): Februari
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/jtphp.v16i1.3498

Abstract

Semangka (Citrullus lanatus) merupakan buah yang disukai oleh sebagian masyarakat Indonesia karena rasanya yang manis dan segar serta banyak mengandung air. Fruit  leather  dapat dijadikan alternatif olahan pangan yang memiliki daya simpan tinggi (hingga 12 bulan). Produk ini dibuat dari bahan dasar buah, dengan bentuk hancuran buah (puree) yang sudah dikeringkan dalam oven. Pembuatan fruit  leather  dari semangka perlu dilakukan penambahan zat penstabil karena berguna untuk meningkatkan tingkat viskositas, mencegah terjadinya sineresis serta untuk memberi rasa manis. Carboxyl methyl cellulose (CMC) merupakan zat penstabil yang biasa digunakan dalam produk makanan atau minuman yang berasal dari buah-buahan. Metode penelitian yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) satu faktorial yaitu kadar CMC dengan 5 level (0,5%; 0,75%; 1%; 1,25%; 1,5%). Masing-masing perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 4 kali. Hasil dari penelitian menunjukkan perbedaan konsentrasi CMC akan menghasilkan perbedaan pada beberapa parameter seperti:  Viskositas fruit  leather  yaitu berkisar antara 11461,33-3984,67 Cp, kadar air  yaitu 16,45-21, 23%bb dan tensile   strength  yaitu  1,26-2,76.  Hasil skoring dari analisa sensori menunjukkan warna fruit  leather  semangka adalah kuning, tekstur pada tiga sampel terasa lunak, satu sampel terasa agak lunak serta satu sampel lainnya terasa keras. Penilaian skoring terhadap rasa fruit leather semangka menunjukkan tiga sampel terasa manis dan dua sampel terasa kurang manis. Secara keseluruhan pada hasil tingkat kesukaan menunjukkan panelis suka terhadap 3 sampel yang diujikan, dan merasa kurang suka terhadap 2 sampel yang diujikan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penambahan konsentrasi CMC  dalam pembuatan fruit  leather  dari semangka kuning akan meningkatkan viskositas, kadar air, dan tensile   strength  dari produk, serta pada uji sensori menunjukkan sampel dengan konsentrasi CMC 0,75% memiliki tingkat tekstur, rasa dan kesukaan yang tinggi.
Peningkatan Manajemen Usaha Dan Diversifikasi Produk Usaha Rumahan Jajanan Tradisional Desa Bintoro, Kabupaten Demak Ratna Wijayanti; Suratman ‎ ‎ ‎; Ika Fitriana
Jurnal ABM Mengabdi Vol 8 No 2 (2021): Desember
Publisher : STIE Malangkucecwara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31966/jam.v8i2.949

Abstract

The focus of this PKM are efforts to improve business management and home industry production quality in Demak Regency. Partners are home industry business actors with various market snacks products. Based on the situation analysis, partners have problems in production aspects and business management. Problems in production are limited tools, partners use manually production. The problem in marketing is the limited marketing reach, the product is only sold in one traditional market. The problem in financial aspect are that partners do not have financial books and records so that profits or losses cannot be detected properly. The solutions offered for problems in the production aspect are Machine facilitation and workshops for Mixing Dough and Making Frozen Food Products. Solutions for marketing aspects, namely training and workshops on making product variations and packaging. Solutions for financial aspects include training in simple bookkeeping and business financial management. All of the target solutions offered have been fulfilled by the PKM team to partners. The benefits that partners get from this community service program include: (1) Increased turnover, (2) Improved Machine Use Skills, (3) Improved Partner Understanding and Skills in Doing Simple Bookkeeping and separating family and business finances and (4) Expanding Marketing Reach
PENINGKATAN KETERAMPILAN TEKNOLOGI PEMBUATAN TELUR ASIN REMPAH BAGI SISWA SMA SULTAN AGUNG 3 SEMARANG Anisa Rachma Sari; C. Hari Wibowo; Ika Fitriana
Jurnal Pasopati : Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Pengembangan Teknologi Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karakteristik rasa yang lezat dan ketersediannya yang melimpah membuat telur disukai sebagian besar masyarakat, akan tetapi telur mudah rusak saat disimpan. Telur asin merupakan upaya dalam meningkatkan daya simpannya, namun penilaian terhadap telur asin yang ada dianggap kurang variatif dan tidak mengikuti selera konsumen. Oleh karena itu perlu diciptakan produk diversifikasi telur asin. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bermitra dengan 11 siswa-siswi kelas XI IPS 2 SMA Sultan Agung 3 Semarang. Tujuan dari kegiatan adalah memberikan informasi dan keterampilan pada siswa-siswi dalam pembuatan telur asin yang lebih bervariasi yaitu telur asin rempah. Metode yang digunakan terdiri dari beberapa tahapan yaitu: pembagian kuisioner, penyuluhan materi, praktik pembuatan telur asin rempah,serta  monitoring dan evaluasi. Dari kegiatan tersebut terjadi peningkatan tingkat pengetahuan siswa sebesar 53% (dari 20% menjadi 73%) dan penurunan tingkat ketidaktahuan siswa sebesar 26% (dari 53% menjadi 27%), siswa mendapatkan keterampilan dalam pembuatan telur asin rempah serta hasil penilaian organoleptik secara umum menunjukkan telur asin rempah yang berasal dari telur bebek lebih disukai daripada yang berasal dari telur ayam .Kata Kunci : organoleptik; pengetahuan; telur ayam, telur bebek
Optimization of temperature and extraction time for the nutritional and phytochemical contents of corn bran with ultrasonic-method Haslina Haslina; Dewi Larasati; Ery Pratiwi; Novizar Nazir; Ika Fitriana
AJARCDE (Asian Journal of Applied Research for Community Development and Empowerment) Vol. 5 No. 3 (2021)
Publisher : Asia Pacific Network for Sustainable Agriculture, Food and Energy (SAFE-Network)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (536.538 KB) | DOI: 10.29165/ajarcde.v5i3.77

Abstract

One of the natural antioxidants sources that have the potential to be utilized as raw material for functional food is corn bran. Corn bran is a by-product of the milling process of corn that is gaining attention as a functional food is increasing in recent years. This study aimed to optimize temperature and extraction time for the nutritional and phytochemical contents of corn bran with ultrasonic-method. Optimized Custom Design was applied to investigate the effect of experimental factors on the nutritional and phytochemical contents. This study used Randomized Block Design (RBD) arranged in-factorial with 3 treatments, namely temperature and time of extraction. Temperature: A1=500C, A2=550C, A3=600C, and A4=650C, and time: B1=10 minutes, B2=15 minutes, B3=20 minutes, and B4=25 minutes. The data obtained were analyzed statistically using ANOVA with a significance level of 95% and then processed with Software DX13.0 ® program. The results of the research show the formula of the experiment which is optimal at a temperature of 500C and 10 minutes. In this condition, the result is the yield at 38.34%, nutritional contents (water at 9.17%; ash at 0.33%; fat at 1.33%, protein at 4.40%, carbohydrates at 85.47%; and crude fiber at 1.88%. produce yield 38.34%, and phytochemical contents (total phenols at 1778.07 µg GAE/g. flavonoids at 92.11 µg GAE/g, vitamin C at 5.84 mg, antioxidant activity at 43.33%, and tannins at 0.11%). This study implies that there is an increase in added value from the conversion of corn bran into nutrient-rich products and has a promising phytochemical content.