Adaptasi konsep library as a social place kian menjadi tren ditengah pesatnya perkembangan teknologi dan gaya belajar kolaboratif. Pada penelitian ini diselidiki sense of place perpustakaan daerah berkonsep ruang publik dari tiga faktor pembentuknya, yaitu aspek aktvitas, fisik, dan emosi dengan analisis statistik deskriptif dan observasi lapangan. Perpustakaan Umum Kota Lumajang dipilih menjadi objek dengan sampel berupa pemustaka di lingkungan tersebut yang ditetapkan dengan metode accidental sampling.Dari hasil analisis data ditemukan bahwa, variabel yang dominan membentuk keterikatan pemustaka dengan Perpustakaan Umum Kota Lumajang pada aspek aktivitas adalah kegiatan mencari ide, berkegiatan sosial, dan mengekpslor bangunan dalam variabel eksplorasi. Kemudahan akses menuju tempat dinilai sebagai faktor penting dalam aspek fisik. Dengan adanya ruang publik, peran perpustakaan sebagai sarana pengembangan wawasan, minat dan kualitas masyarakat daerah dilaksanakan melalui kegiatan diskusi, berkumpul, aktualisasi, dan bercengkrama antar pemustaka di tempat (place social bonding). Tingkatan sense of place pemustaka di Perpustakaan Umum Kota Lumajang secara umum berada pada kategori sedang, yaitu pemustaka memiliki ketertarikan khusus dengan area atau unsur yang ada di perpustakaan. Peran perpustakaan sebagai social place dinilai sebagai makna tempat dan unsur menarik untuk mengunjungi serta berlama-lama di lingkungan perpustakaan, sehingga secara berkesinambungan berpengaruh pada keterikatan tempat (sense of place).