Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Refining Suitability Modelling for Sea Cucumber (Holothuria scabra) Using Fully Raster-Based Data Sulistyo, Bambang; Purnama, Dewi; Anggraini, Maya; Hartono, Dede; Wilopo, Mukti Dono; Wulandari, Ully; Listyaningrum, Noviyanti
Forum Geografi Vol 32, No 2 (2018): December 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/forgeo.v32i2.6662

Abstract

Geographical Information System (GIS) modelling using vector data is a commonly used method of modelling offering simple data input and analysis. However, the vector-data model assumes homogeneity in mapping units based on subjectively applied classification and simplification, and this may lead to over-simplification and consequent reduction in the variety of information obtained and uncertainty in results. This research aimed at refining the suitability modelling for sea cucumber (Holothuria scabra) using fully raster-based data for the waters of Kiowa Bay, Kahyapu village in the district of Enggano, North Bengkulu, Indonesia. Using a GIS, all parameters affecting suitability for sea cucumber were rasterised to improve compatibility. The relevant data includes nine parameters of sea water namely acidity, depth, current velocity, temperature, salinity, brightness, dissolved oxygen concentration, condition of the sea floor, and coastal protection of the area. These parameters were surveyed in the field at 51 stations and each parameter was then digitized and interpolated (using Kriging method) to create a continuous raster-dataset. Correlation analysis was then conducted to check parameter correlation. Parameters with a correlation coefficient of > 0.75 were excluded from further analysis since results could be derived from the remaining parameter set. Principal component analysis (PCA) was then applied to ascertain the weight of each component. Furthermore, scree plotting was employed to choose which principal components were relevant for insertion into the formula of suitability. The final result was then compared to the map of suitability from the analysis of vector-based data as the reference data set. The research results showed that this method can be used to locate areas that are suitable for sea cucumber farming. The suitability map for sea cucumber generated from the analysis using fully raster-based data displayed less uncertainty than the suitability map generated using vector-based data.
Economic Study Of Tuna Loin Industry Development In Kaur Regency, Bengkulu Province Zamdial, Zamdial; Hartono, Dede; Yudesta, Tri Anugrah
Journal of Aquaculture Science Vol 6, No 1IS (2021): Vol 6 Issue Spesial 2021 Journal of Aquaculture Science
Publisher : Airlangga University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31093/joas.v6i1IS.177

Abstract

Tuna fishery production in Bengkulu Province is mainly produced by fishermen in Kaur Regency. The tuna fishery business in Kaur Regency is still small scale and traditional. The potential of tuna fish resources that quite large in the Kaur Regency waters, which provides a large enough opportunity for the development of tuna fisheries to a larger scale, including the tuna processing industry. The research objective was to analyze the feasibility of developing the tuna loin industry in Kaur Regency, Bengkulu Province. The research was conducted in July-August 2018, using a survey method. Data collection was carried out by observation and interview methods. Data analysis was carried out by descriptive method. The feasibility assessment of developing a tuna loin industry using 4 investment criteria, namely B/C Ratio, NPV (Net Present Value), Internal Rate of Return (IRR), and Payback Period (PP). The calculation result of the 4 investment criteria for development of tuna loin fishery industry in Pasar Lama Village, Kaur Regency, Bengkulu Province, namely Net B/C ratio = 1.13, NPV = 594,414,281, IRR = 16.20 and PP = 2.9. Based on the value of 4 investment criteria, with the support of raw material availability and marketing aspects, the development of the tuna loin industry in Pasar Lama Village, Kaur Regency, Bengkulu Province is feasible to be developed.Keywords: tuna, loin, industry, investment, Kaur, Bengkulu
ANALISIS LAJU SEDIMENTASI DI KAWASAN PERAIRAN PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) PONDOK BESI KOTA BENGKULU Juliano, Ricky; Hartono, Dede; Anggoro, Ari
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 13, No 2 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/maspari.v13i2.14575

Abstract

Sedimentasi merupakan peristiwa pengendapan material batuan yang terangkut oleh tenaga air atau angin dan terendap ketika kekuatan air melemah atau terhenti. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui laju sedimentasi di kawasan perairan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Pondok Besi Kota Bengkulu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Deskriptif. Metode Deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk memberikan informasi serta membuat gambaran mengenai situasi dan kondisi objek penelitian secara sistematis Penentuan lokasi pengamatan dilakukan secara Purpossive sampling. Pada penelitian ini, Titik 1 dan Titik 2 yang terletak di sebelah kiri dermaga, Sedangkan pada Titik 3 dan Titik 4 terletak disebelah kanan dermaga. Hasil dari penelitian ini menyatakan laju sedimentasi tertinggi terjadi pada Titik 1 berkisar 0,29 -0,59 gram/m3/hari. Titik 3 memiliki tingkat laju sedimentasi berkisar 0,06 –0,14 gram/m3/hari, sedangkan tingkat laju sedimentasi pada Titik 4 adalah 0,06–0,18 gram/m3/hari. Hal ini dikarenakan sisi kiri dermaga terdapat bangunan pantai (Breakwater) yang menyebabkan terjadinya difraksi gelombang dan kecepatan arus lebih rendah dibandingkan sebelah kanan dermaga. Pengamatan laju sedimentasi pada Titik 2 tidak dapat dilakukan dikarenakan perangkap sedimen pada Titik 2 hilang. Jumlah sedimen yang masuk lebih besar daripada jumlah sedimen yang keluar yang menyebabkan terganggunya keseimbangan sedimen. Hal ini dapat menyebabkan pendangkalan pada kawasan tersebut.Kata kunci: Dermaga, indikator oseanografi, laju sedimentasi, PPI Pondok Besi.
Pemetaan Terumbu Karang Menggunakan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) Di Selatan Pulau Tikus Kota Bengkulu Denmas Pandu Pamungkas; Dede Hartono; Ari Anggoro
Jurnal Kelautan Vol 15, No 1: April (2022)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v15i1.10115

Abstract

ABSTRACTRemote sensing can be interpreted as a technology to obtain information on an object on the earth's surface without direct contact with the object to be studied. Along with the development of current technology, the creation of unmanned aircraft technology or UAV (Unmanned Aerial Vehicle). This research was conducted in June 2020 in the southern waters of Tikus Island. The results of mapping coral reefs in the South of Tikus Island using the UAV (Unmanned Aerial Vehicle) obtained an area of 58.22 ha of Tikus Island South and got four classes, namely the living coral area of 15.34 ha. , Dead Coral and Algae 15.60 ha, Sand 8.08 ha, and Rubble 19.20 ha. Accuracy gets a value of 83.3% and this becomes the accuracy of image data with high resolution.Keywords: UAV, Mapping, Coral reefs, Aerial photography, Tikus Island.ABSTRAKPenginderaan jauh dapat diartikan sebagai teknologi untuk memperoleh informasi suatu objek di permukaan bumi tanpa kontak langsung ke objek yang akan dikaji. Seiring berkembangnya teknologi saat ini terciptanya teknologi pesawat tanpa awak atau UAV (Unmanned Aerial Vehicle). Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2020  di Perairan Selatan Pulau Tikus, Hasil pemetaan terumbu karang di Selatan Pulau Tikus Menggunakan UAV (Unmanned Aerial Vehicle) mendapatkan Luasan Area Selatan Pulau Tikus 58,22 ha dan mendapatkan empat kelas yaitu luasan Karang hidup 15,34 ha, Karang Mati dan Algae 15,60 ha, Pasir 8,08 ha, dan Rubble  19,20 ha. Akurasi mendapatkan nilai 83.3% dan ini menjadi akurasi data citra dengan resolusi tinggi.Kata Kunci: UAV, Pemetaan, Terumbu karang,  Foto udara, Pulau Tikus.
ANALISIS LAJU SEDIMENTASI DI KAWASAN PERAIRAN PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) PONDOK BESI KOTA BENGKULU Ricky Juliano; Dede Hartono; Ari Anggoro
Maspari Journal : Marine Science Research Vol 13, No 2 (2021)
Publisher : UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56064/maspari.v13i2.14575

Abstract

Sedimentasi merupakan peristiwa pengendapan material batuan yang terangkut oleh tenaga air atau angin dan terendap ketika kekuatan air melemah atau terhenti. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui laju sedimentasi di kawasan perairan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Pondok Besi Kota Bengkulu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Deskriptif. Metode Deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk memberikan informasi serta membuat gambaran mengenai situasi dan kondisi objek penelitian secara sistematis Penentuan lokasi pengamatan dilakukan secara Purpossive sampling. Pada penelitian ini, Titik 1 dan Titik 2 yang terletak di sebelah kiri dermaga, Sedangkan pada Titik 3 dan Titik 4 terletak disebelah kanan dermaga. Hasil dari penelitian ini menyatakan laju sedimentasi tertinggi terjadi pada Titik 1 berkisar 0,29 -0,59 gram/m3/hari. Titik 3 memiliki tingkat laju sedimentasi berkisar 0,06 –0,14 gram/m3/hari, sedangkan tingkat laju sedimentasi pada Titik 4 adalah 0,06–0,18 gram/m3/hari. Hal ini dikarenakan sisi kiri dermaga terdapat bangunan pantai (Breakwater) yang menyebabkan terjadinya difraksi gelombang dan kecepatan arus lebih rendah dibandingkan sebelah kanan dermaga. Pengamatan laju sedimentasi pada Titik 2 tidak dapat dilakukan dikarenakan perangkap sedimen pada Titik 2 hilang. Jumlah sedimen yang masuk lebih besar daripada jumlah sedimen yang keluar yang menyebabkan terganggunya keseimbangan sedimen. Hal ini dapat menyebabkan pendangkalan pada kawasan tersebut.Kata kunci: Dermaga, indikator oseanografi, laju sedimentasi, PPI Pondok Besi.
Refining Suitability Modelling for Sea Cucumber (Holothuria scabra) Using Fully Raster-Based Data Bambang Sulistyo; Dewi Purnama; Maya Anggraini; Dede Hartono; Mukti Dono Wilopo; Ully Wulandari; Noviyanti Listyaningrum
Forum Geografi Vol 32, No 2 (2018): December 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/forgeo.v32i2.6662

Abstract

Geographical Information System (GIS) modelling using vector data is a commonly used method of modelling offering simple data input and analysis. However, the vector-data model assumes homogeneity in mapping units based on subjectively applied classification and simplification, and this may lead to over-simplification and consequent reduction in the variety of information obtained and uncertainty in results. This research aimed at refining the suitability modelling for sea cucumber (Holothuria scabra) using fully raster-based data for the waters of Kiowa Bay, Kahyapu village in the district of Enggano, North Bengkulu, Indonesia. Using a GIS, all parameters affecting suitability for sea cucumber were rasterised to improve compatibility. The relevant data includes nine parameters of sea water namely acidity, depth, current velocity, temperature, salinity, brightness, dissolved oxygen concentration, condition of the sea floor, and coastal protection of the area. These parameters were surveyed in the field at 51 stations and each parameter was then digitized and interpolated (using Kriging method) to create a continuous raster-dataset. Correlation analysis was then conducted to check parameter correlation. Parameters with a correlation coefficient of 0.75 were excluded from further analysis since results could be derived from the remaining parameter set. Principal component analysis (PCA) was then applied to ascertain the weight of each component. Furthermore, scree plotting was employed to choose which principal components were relevant for insertion into the formula of suitability. The final result was then compared to the map of suitability from the analysis of vector-based data as the reference data set. The research results showed that this method can be used to locate areas that are suitable for sea cucumber farming. The suitability map for sea cucumber generated from the analysis using fully raster-based data displayed less uncertainty than the suitability map generated using vector-based data.
ANALISIS PENGARUH SUMBER DAYA MANUSIA, KESADARAN LINGKUNGAN DAN MODAL SOSIAL TERHADAP KINERJA NELAYAN LOBSTER DI KECAMATAN BUNGO MAS KABUPATEN BENGKULU SELATAN Oktarina Asmara; Irnad Irnad; Dede Hartono
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 7 No. 2 (2018)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.7.2.6019

Abstract

Lobster adalah salah satu komoditi yang memiliki nilai jual tinggi begitu pula dengan jumlah permintaan semakin meningkat. Disamping itu kinerja nelayan lobster juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti sumber daya yang dimiliki, lingkungan dan modal sosial. Oleh Karena itu tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui pengaruh sumberdaya manusia, kesadaran terhadap lingkungan dan modal sosial terhadap kinerja nelayan lobster. Responden dalam penelitian ini adalah nelayan lobster yang berada di Kecamatan Bungo Mas Kabupaten Bengkulu Selatan dengan dengan jumlah sampel sebanyak 112 responden. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis Structural Equation Modeling (SEM) WarpPLS5.0 yang digunakan untuk melihat hubungan kausalar variabel yang diteliti. Hasil yang diperoleh adalah Variabel sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap kinerja nelayan lobster di kecamatan Bungo Mas Kabupaten Bengkulu Selatan Pada tingkat signifikansi 95% dengan nilai P-Value 0.01 dan ?=0.20. Kemudian, Variabel kesadaran lingkungan berpengaruh positif terhadap kinerja nelayan lobster Pada tingkat signifikansi 95% dengan nilai P-Value 0.01 dan ?=0.20. Terakhir, Variabel modal sosial berpengaruh positif terhadap kinerja nelayan lobster  Pada tingkat signifikansi 95% dengan nilai P-Value 0.01 dan ?=0.  Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin baik sumber daya manusia, kesadaran lingkungan dan modal sosial yang dimiliki nelayan maka kinerja nelayan dalam penangkapan lobster pun akan semakin baik.Kata Kunci: Sumber Daya Manusia, Kesadaran Lingkungan, Modal Sosial, Kinerja Nelayan
Potensi Kepiting Bakau (Scylla Spp) Pada Ekosistem Mangrove Di Kota Bengkulu Oktamalia Oktamalia; Enggar Apriyanto; Dede Hartono
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 7 No. 1 (2018)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.7.1.9253

Abstract

Kepiting bakau merupakan salah satu komoditas perikanan yang memiliki potensi sebagai penyangga kehidupan masyarakat terutama bagi nelayan sekala kecil. Ekosistem mangrove mempunyai peran penting sebagai habitat utama bagi kepiting bakau(Scylla Spp). Penelitian tentang potensi kepiting bakau (Scylla spp) pada ekosistem mangrove guna mengetahui kondisi populasi kepiting bakau di alam sehingga dapat menjadi acuan dalam mengatur penangkapan dan sebagai landasan kebijakan pengelolaan penangkapan kepiting bakau untuk menjamin usaha penangkapan kepiting bakau secara berkelanjutan dan berkesinambungan. Penelitian ini berdasarkan 3 jenis kerapatan mangrove, setiap stasiun dibagi menjadi 3 transek garis dengan masing-masing 4 plot (ukuran 10x10 m) tiap transek garis. Tiap plot di pasang bubu sebanyak 2 buah pada setiap minggu selama 4 bulan (Juli-Oktober). Hasil pada ekosistem mangrove di Kota Bengkulu memiliki potensi kepiting bakau sebanyak 1.183 ekor. Secara keseluruhan habitat kepiting bakau pada perairan kota bengkulu sangat mendukung dalam menunjang kehidupan kepiting bakau dengan keberadaan kerapata mangrove jarang, sedang dan rapat yang memiliki 7 jenis mangrove yaitu yaitu R.apiculata,S.alba, B.gymnoriza, A.lanata, X.Granatum, K.candel dan L. littoreae. Memiliki kisaran parameter fisika kualitas air suhu -29,250C, salinitas 11-26,250/00, pH 6,95-7,55 pasang tertinggi 80-106,25 cm dan kandungan C-Organik 4,18-5,83%. Hubungan total tangkapan kepiting dengan kerapatan mangrove dan Hubungan total tangkapan kepiting dengan kandungan C-organik pada sedimen masing-masing kedua variabel memiliki pengaruh hubungan yang kuat dengan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 80% dan 90%.nilai koefieien korelasi (r) di peroleh 0,89 dan 0,95. Kata Kunci: Potensi Kepiting Bakau, Ekosistem Mangrove
ANALISIS STRUKTUR KOMUNITAS MAKROZOOBENTHOS SEBAGAI INDIKATOR PENGELOLAAN PERAIRAN DI MUARA SUNGAI JENGGALU KOTA BENGKULU Etty Herawati; Bieng Brata; Zamdial Zamdial; Marulak Simarmata; Dede Hartono
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 10 No. 2 (2021)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.10.2.20397

Abstract

Aliran Sungai Jenggalu di Kota Bengkulu melalui Kecamatan Kampung Melayu, meliputi Kelurahan Kandang Mas, Kelurahan Muara Dua, Kelurahan Padang Serai, Kelurahan Sumber Jaya, Kelurahan Teluk Sepang dan Kelurahan Kandang. Kecamatan Kampung Melayu mempunyai luas wilayah ± 23,14 km2 dengan jumlah penduduk 39.523 jiwa.Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan menganalisis kualitas berbagai parameter perairan di Muara Sungai Jenggalu, dan menganalisis struktur komunitas makrozoobenthos yang hidup di Muara Sungai Jenggalu sebagai bioindikator kualitas perairan.Penelitian ini memerlukan dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Analisis Data : Kepadatan Makrozoobenthos,Indeks Keanekaragaman Jenis, Indeks Keseragaman Jenis, Indeks Dominansi, pengelolaan perairan secara diskriftif. Hasil identifikasi makrozoobenthos yang didapatkan pada saat penelitian di perairan Muara Sungai Jenggalu adalah sebanyak 4 (empat) Kelas, yaitu : kelas Pelecypoda, kelas Gastropoda, kelas Polychaeta, kelas adalah Artropda. Kisaran indeks keseragaman jenis (E) pada setiap stasiun adalah : Stasiun 1 (0,89-0,94) rata-rata 0,92 ; stasiun 2 (0,73-0,88) rata-rata 0,84, dan stasiun 3 (0,56-0,61) rata-rata 0,58. Kisaran indeks Dominansi (D) pada setiap stasiun adalah : Stasiun 1 (0,19-0,21) rata-rata 0,20; stasiun 2 (0,24-0,34) rata-rata 0,26 dan stasiun 3 (0,51-0,57) rata-rata 0,54.
Kajian Aspek Bio-Ekologi Ikan Sidat (Anguilla Spp.) Di Sungai Air Ngalam Kabupaten Seluma Bendi Extra; Dede Hartono; Dewi Purnama
ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : ACROPORA: Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (905.653 KB) | DOI: 10.31957/acr.v3i2.1401

Abstract

Eel (Anguilla spp.) is a fish that has a perfect tail, dorsal and anal fins. The eel's fins are equipped with visible soft fingers and the three fins are connected to each other, starting from the back to the tail and ending at the abdomen of the body. The thing that stands out from the eel is the presence of a pair of pectoral fins that are visible on both sides of the body which is located behind the head so that it is suspected that the fins are the ears. Identification of eel species is very important for the management of a resource. The ADL/% TL key character comparison is one way of identifying the types of eels that can be applied. Sampling and measurement of water parameters were carried out on 23 to 25 August 2020. From the research results obtained 1 type of eel, namely Anguilla bicolor (ADL/% TL = -0.37 to 4.76) where the eel entered the Yellow ell phase. This Anguilla bicolor eel likes slow-flowing waters (lentic waters) and sandy mud. Overall the water parameters in the Air Ngalam River are still in optimal conditions to support the survival of the eels, namely temperature 28.5 to 29.8oC, salinity 0 ppt, pH 7.1 to 7.4, brightness 96.48%, and flow velocity 23.78 cm/s. Based on statistical tests, the typology of the Air Ngalam river affects the types of eels found.Keywords: Eel; Phase; Typology; Identification