Claim Missing Document
Check
Articles

IDENTIFIKASI JENIS TUMBUHAN BAWAH PADA TEGAKAN KELAPA SAWIT DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI POTONG / Identification of Understoreys at Palm Oil Stands and their Utilization for Beef Cattle Feed Firison, Jhon; Wiryono, Wiryono; Brata, Bieng; Ishak, Andi
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 25, No 2 (2019): Desember, 2019
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/littri.v25n2.2019.59-68

Abstract

The presumption that understoreys at palm oil stands are weeds is not entirely true because the understoreys can be potentially used as beef cattle feed. The study aimed to identify the types of understorey at palm oil stands, to determine the dominant species, and to calculate the understorey biomass potential for beef cattle feed. The study was conducted in Kungkai Baru Village, Air Periukan Subdistrict, Seluma Regency, Bengkulu Province from July to September 2018. Data were obtained by using a 1mx1m method. Samples were taken from 2, 7, and 15 years old palm oil stands for 26 plots, then they were identified and dried to obtain dry ingredients. The level of beef cattle preference to understoreys was found out based on the results of the interviews with 5 farmers. The data were analyzed descriptively. The results of the study concluded that (1) there were 53 species of understoreys at the oil palm stands consisting of 46 genera and 29 families; (2) the Poaceae family was the most important understoreys at the oil palm stands; and (3) there were 20 understorey species which were potential for beef cattle feed at the oil palm stands. The understorey biomass decreased along with the increasing age of palm oil stands, which was 8845.1 kg/ha at the stands aged two years, 5445.4 kg/ha at 7 years, and 4317.4 kg/ha at 15 years. The study indicates that understorey species at palm oil stands are potential for beef cattle feed.Keywords: Biomass,  animal preference level, Poaceae family AbstrakAnggapan bahwa jenis tumbuhan bawah sebagai gulma pada kelapa sawit tidaklah sepenuhnya benar karena tumbuhan bawah dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak sapi potong. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan bawah pada tegakan kelapa sawit, menentukan dominasi jenis, dan menghitung biomassa tumbuhan bawah yang berpotensi sebagai pakan ternak sapi potong. Penelitian dilakukan di Desa Kungkai Baru, Kecamatan Air Periukan, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu pada bulan Juli sampai dengan September 2018. Pengumpulan data dilakukan metode kuadrat ukuran 1m x 1m. Sampel tumbuhan bawah diambil sebanyak 26 plot pada umur tegakan 2, 7, dan 15 tahun, selanjutnya diidentifikasi dan dikeringkan untuk mendapatkan bahan keringnya. Tingkat kesukaan ternak sapi potong terhadap tumbuhan bawah diketahui berdasarkan hasil wawancara dengan 5 orang peternak. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa (1) terdapat 53 jenis tumbuhan bawah pada seluruh tegakan kelapa sawit yang terdiri atas 46 genus dan 29 famili; (2) famili Poaceae merupakan tumbuhan bawah terpenting pada tegakan kelapa sawit; (3) terdapat 20 jenis tumbuhan bawah yang berpotensi sebagai pakan ternak sapi potong pada tegakan kelapa sawit yang biomassanya semakin menurun dengan bertambahnya umur tegakan, yaitu 8.845,1 kg/ha pada umur tegakan 2 tahun, 5.445,4 kg/ha pada umur tegakan 7 tahun, dan 4.317,4 kg/ha pada umur tegakan 15 tahun.  Hasil penelitian mengindikasikan bahwa tumbuhan bawah pada tegakan kelapa sawit berpotensi sebagai sumber pakan ternak sapi.Kata kunci:Biomassa,  tingkat kesukaan ternak, family Poaceae.
IDENTIFIKASI JENIS TUMBUHAN BAWAH PADA TEGAKAN KELAPA SAWIT DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI POTONG / Identification of Understoreys at Palm Oil Stands and their Utilization for Beef Cattle Feed Jhon Firison; Wiryono Wiryono; Bieng Brata; Andi Ishak
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 25, No 2 (2019): Desember, 2019
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/littri.v25n2.2019.59-68

Abstract

The presumption that understoreys at palm oil stands are weeds is not entirely true because the understoreys can be potentially used as beef cattle feed. The study aimed to identify the types of understorey at palm oil stands, to determine the dominant species, and to calculate the understorey biomass potential for beef cattle feed. The study was conducted in Kungkai Baru Village, Air Periukan Subdistrict, Seluma Regency, Bengkulu Province from July to September 2018. Data were obtained by using a 1mx1m method. Samples were taken from 2, 7, and 15 years old palm oil stands for 26 plots, then they were identified and dried to obtain dry ingredients. The level of beef cattle preference to understoreys was found out based on the results of the interviews with 5 farmers. The data were analyzed descriptively. The results of the study concluded that (1) there were 53 species of understoreys at the oil palm stands consisting of 46 genera and 29 families; (2) the Poaceae family was the most important understoreys at the oil palm stands; and (3) there were 20 understorey species which were potential for beef cattle feed at the oil palm stands. The understorey biomass decreased along with the increasing age of palm oil stands, which was 8845.1 kg/ha at the stands aged two years, 5445.4 kg/ha at 7 years, and 4317.4 kg/ha at 15 years. The study indicates that understorey species at palm oil stands are potential for beef cattle feed.Keywords: Biomass,  animal preference level, Poaceae family AbstrakAnggapan bahwa jenis tumbuhan bawah sebagai gulma pada kelapa sawit tidaklah sepenuhnya benar karena tumbuhan bawah dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak sapi potong. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan bawah pada tegakan kelapa sawit, menentukan dominasi jenis, dan menghitung biomassa tumbuhan bawah yang berpotensi sebagai pakan ternak sapi potong. Penelitian dilakukan di Desa Kungkai Baru, Kecamatan Air Periukan, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu pada bulan Juli sampai dengan September 2018. Pengumpulan data dilakukan metode kuadrat ukuran 1m x 1m. Sampel tumbuhan bawah diambil sebanyak 26 plot pada umur tegakan 2, 7, dan 15 tahun, selanjutnya diidentifikasi dan dikeringkan untuk mendapatkan bahan keringnya. Tingkat kesukaan ternak sapi potong terhadap tumbuhan bawah diketahui berdasarkan hasil wawancara dengan 5 orang peternak. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa (1) terdapat 53 jenis tumbuhan bawah pada seluruh tegakan kelapa sawit yang terdiri atas 46 genus dan 29 famili; (2) famili Poaceae merupakan tumbuhan bawah terpenting pada tegakan kelapa sawit; (3) terdapat 20 jenis tumbuhan bawah yang berpotensi sebagai pakan ternak sapi potong pada tegakan kelapa sawit yang biomassanya semakin menurun dengan bertambahnya umur tegakan, yaitu 8.845,1 kg/ha pada umur tegakan 2 tahun, 5.445,4 kg/ha pada umur tegakan 7 tahun, dan 4.317,4 kg/ha pada umur tegakan 15 tahun.  Hasil penelitian mengindikasikan bahwa tumbuhan bawah pada tegakan kelapa sawit berpotensi sebagai sumber pakan ternak sapi.Kata kunci:Biomassa,  tingkat kesukaan ternak, family Poaceae.
Karakteristik Suara kokok Ayam Burgo Jantan Kota Bengkulu Muhamad Iqbal Safitra; Heri Dwi Putranto; Bieng Brata
Jurnal Peternakan Vol 19, No 1 (2022): Februari 2022
Publisher : State Islamic University of Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jupet.v19i1.15047

Abstract

ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik suara kokok ayam Burgo di Kota Bengkulu. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Pagar Dewa, Kecamatan Slebar, Kota Bengkulu. Sampel dipilih dengan purposive sampling dengan kriteria 10 ekor ayam Burgo jantan umur 6 bulan ke atas. Instrumen yang digunakan adalah handphone android, perekam suara dan Software Cool Edit-Pro. Variabel yang diamati meliputi jumlah suara kokok, durasi kokok dan frekuensi kokok. Data yang terkumpul ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah kokok ayam Burgo di Kota Bengkulu pada pagi hari (05.00-07.00 WIB) sebanyak 120 kali, siang hari (11.00-13.00 WIB) sebanyak 50 kali, dan pada sore hari (15.00–17.00 WIB) adalah 57 kali. Durasi kokok ayam Burgo adalah 1,51 detik pada pagi hari, 1,86 detik pada siang hari, dan 1,61 detik pada sore hari. Frekuensi kokok ayam jantan Burgo peliharaan di Kota Bengkulu adalah 19,03   kali/10 menit. Disimpulkan bahwa puncak aktivitas waktu berkokok ayam Burgo jantan di Kota Bengkulu terjadi di pagi hari (05.00–07.00 WIB) dengan rata-rata 1,51 detik dengan durasi terpanjang selama 1,86 detik dan rata-rata frekuensi 120,9 kali. Rata-rata frekuensi kokok ayam Burgo secara keseluruhan mencapai 19,03 kali/10 menit.Kata Kunci: Ayam jantan burgo, karakteristik suara kokok. Crowing Characteristic of Bengkulu’s Burgo RoosterABSTRACT. This study aims to analyze the characteristics of the crowing of the Burgo chicken in Bengkulu City. The research was conducted at Pagar Dewa Village, Slebar District, Bengkulu City. The samples selected using purposive sampling with the criteria of 10  Burgo chickens aged 6 months and over. The instruments used are android handphone, voice recorders and cool edit-pro software. The variables observed included the crowing number, crowing duration and crowing frequency. The data collected were tabulated and analyzed descriptively. The result showed that the crowing number of the Burgo roosters in Bengkulu City in the morning (05.00-07.00 a.m) was 120 times, noon (11.00 a.m-01.00 p.m) was 50 times, and in the afternoon (03.00 - 05.00 p.m) was 57 times. The crowing durations of the Burgo rooster were 1.51 seconds in the morning, 1.86 seconds in the noon and 1.61 seconds in the afternoon. The crowing frequency of domesticated Burgo rooster in Bengkulu City was 19,03 times/10 minutes. It can be concluded that the crowing peak of the Burgo rooster in Bengkulu City occurred in the morning (05.00 – 07.00 a.m) with an averge of 1, 51seconds and the longest duration was 1.86 seconds per crowing with the average frequency of 120,9 times per crowing and the total average frequency of the crowing was 19 times/10 minutes.
Pengaruh Pemberian Isi Rumen yang Difermentasi dengan Kapang Trichoderma harzianum terhadap Performans Ayam Broiler Bieng Brata
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 4, No 2 (2009)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jspi.id.4.2.78-87

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini dilaksanakan di Kandang Percobaan dan Laboratorium Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Andalas Padang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh isi rumen yangdifermentasi dengan Trichoderma harzianum terhadap performans ayam broiler. Metode penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan isi rumen yang difermentasi dengan kapangTrichoderma harzianum ; 0. 5, 10 dan 15 % dengan empat perlakukan. Pengaruh setiap perlakukan dianalisa dengan Analisis Varians (ANOVA), jika terdapat perbedaan akan dilanjutkan dengan uji Duncannt MultipleRange Test (DMRT). Hasil menunjukkan bahwa; (1) pemberian isi rumen yang difermentasi dengan kapang Trichoderma harzianum berbeda nyata (P< 0.05) terhadap pertambahan bobot badan. Pertambahan bobot badan ayam broiler untuk perlakuan A, B, C dan D adalah berturut – turut 1487.60, 1707.30, 1576.87, dan 1541.35 g/ekor; untuk konsumsi ayam brolier diperoleh berbeda nyata (P<0.05). Diperoleh konsumsi ayam broiler pada penelitian ini adalah berturut- turut; 3442.93, 3682.23, 3505.38 dan 3557.26 g/ekor. Selanjutnya terdapat perbedaanyang nyata (P<0.05) terhadap konversi ayam broiler. Konversi ayam broiler pada perlakuan A, B, C, dan D berturut – turut adalah adalah 2.31, 2.17, 2.23 dan 2.31. Pemberian isi rumen yang difermentasi dengan kapang Trichoderma harzianum sebanyak 5% yang terbaik, namun demikian pemberian sampai batas 15% tidak memberikan dampak negatif terhadap performans ayam broilerKata kunci; Ayam Broiler, Isi rumen, Kapang Trichoderma harzianum.
Studi Perilaku Makan Burung Anak Walet Putih (Collocalia Fuciphaga) dari Mulai Menetas Sampai Bisa Terbang Bieng Brata; Rustama Saepudin; Sutriyono Sutriyono; Ardi Yorman
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 5, No 2 (2010)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jspi.id.5.2.135-142

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku makan burung anak walet putih (Collacalia fuciphaga) mulai mentas sampai bisa terbang dengan pemberian pakan kroto rang-rang (Oerophylla smargdina), jangkrik, dan campurannya (jangkrik 33%, kroto 34% dan pakan ayam BRI 33%). Metode Penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan 4 ulangan dimana setiap ulangan terdiri dari 10 ekor burung anak walet putih. Sebagai perlakuannya adalah kroto 100%, jangkrik 100% dan pakan campuran (33% jangkrik, 34% kroto dan 33% pakan ayam broiler fase satu). Parameter yang diamati adalah; tanda – tanda lapar, jarak makan antar periode, jumlah periode pemberian pakan, jumlah pakan yang dilolohkan per perode. Hasil penelitian menujukkan bahwa tidak ada perbedaan pemberian pakan kroto rang – rang, jangkrik, dan campuran terhadap perilaku anak walet mulai menetas sampai terbang.Kata kunci : Burung walet sarang putih, kroto, jangkrik.
Persentase Organ Dalam dan Deposisi Lemak Broiler Yang Diberi Pakan Tambahan Tepung Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa Linn) Yogi Tri Wandono; Bieng Brata; Hardi Prakoso
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 8, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jspi.id.8.1.32-40

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan tambahan tepung kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) sebagai feed suplement terhadap persentase organ dalam broiler. Penelitian dilaksanakan mulai bulan April sampai September 2012. Pemeliharaan dilakukan pada bulan Juni sampai Juli 2012 di ZonaPertanian Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu Medan Baru. Pengukuran variabel bobot organ dalam, lemak abdomen, lemak gizzard, dan fatty liver score bertempat di Laboratorium Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan uji lanjut Duncans Multiple Range Test (DMRT). Sebanyak 48 ekor ayam broiler ditempatkan secara acak ke dalam 16 buah petak, dengan 4 perlakuan dengan 4 ulangan dan setiap ulangan terdiri 3 ekor ayam. Keempat perlakuan tersebut adalah sebagai berikut: ransum basal tanpa tepung kelopak bunga rosella sebagai kontrol (P0), ransum basal + 0,5 % tepung kelopak bunga rosela (P1), ransum basal + 1 % tepung kelopak bunga rosella (P2), ransum basal + 1,5 % tepung kelopak bunga rosella (P3). Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah berat dan persentase organ dalam broiler, lemak abdomen, lemak gizzard, dan fatty liver score. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian tambahan pakan tepung kelopak bunga rosella (TKBR) dalam ransum tidak berpengaruh terhadap persentase berat hati dan limpa, namun memberikan pengaruh terhadap persentase berat usus, jantung, gizzard, dan persentase lemak abdomen, lemak gizzard dan fatty liver score, sehingga mampu menurunkan persentase lemak dan fatty liver score.Kata kunci: Tepung kelopak bunga rosella, persentase organ dalam, broiler.
Uji Lama Fermentasi dan Persentase Inokulum Melalui Kapang Trichoderma harzianum terhadap Peningkatan Kualitas Isi Rumen Sebagai Pakan Ayam Bieng Brata
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 3, No 2 (2008)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jspi.id.3.2.63-68

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase inokulum kapang Trichoderma harzianum dan lama fermentasi yang optimal terhadap peningkatkan mutu isi rumen. Metode penelitian yang digunakan adalahRancangan Acak Lengkap pola Faktorial (3 x 5), dengan dua ulangan. Sebagai faktor perlakuan A adalah taraf persentase inokulum; 3%, 5%, dan 7%, sedangkan faktor perlakuan B adalah lama fermentasi; 2 hari, 4 hari, 6 hari, 8 hari dan 10 hari. Parameter yang diukur adalah; Serat kasat, protein kasar, lemak kasar, kalsium dan fosfor Hasi penelitian menujukkan bahwa persentase inokulum sebanyak 3%, 5% dan 7% yang diberikan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap peningkatan protein kasar. Interaksi antara persetase inokulum yang diberikandengan lama fermentasi memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap peningkatan protein kasar. Fermentasi inokulum 7 % dengan lama inkubasi 10 hari tertinggi kandungan protein kasarnya yakni sebesar18,48%. Lama fermentasi berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap serat kasar. Interaksi antara persentase inokulum dengan lama fermentasi memperlihatkan pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05) terhadap penurunan serat kasar. Interaksi antara persentase inokulum 7% dengan lama fermentasi 8 hari mengandung serat kasaryang terendah.Lemak kasar dipengaruhi oleh persentase inokulum, lama fermentasi serta interaksi antara persentase inokulum dengan lama fermentasi. Kalsium tidak dipengaruhi oleh kadar persentase inokulum, lama fermentasi serta interaksi antara persentase inokulum dengan lama fermentasi (P>0,05). Kadar fosfor dipengaruhi sangat nyata (P<0,05) oleh waktu fermentasi sedangkan persentase inokulum serta interaksi keduanya tidak memberikan pengaruh yang nyata ( P<0,05).Kata kunci. Trichoderma harzianum, inokulum, dan isi rumen.
Kualitas Eksmecat dari Beberapa Spesies Cacing Tanah pada Tingkat Penyiraman dan Pengapuran yang Berbeda Bieng Brata
Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 3, No 1 (2008)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jspi.id.3.1.43-48

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor selama sepuluh bulan mulai Januari 2000 hingga Mei 2001. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh taraf penyiraman air dan pengapuran terhadap kualitas eksmecat dari tiga spesies cacing tanah; Pheretima sp, E. foetida, dan L. rubellus. Data dari kualitas kasting tiga spesies cacing tanah; Pheretima sp, E. foetida, dan L. rubellus terhadap dua level pengapuran (0.2% dan 0.4%) dan dua tingkat penyiraman (10% dan 30%) berat media disajikan dalam bentuk analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas kasting cacing tanah yang dipelihara selama 90 hari rata – rata adalah N 2.00%- 2.80%, P 0.54%-0.72%, K 1.13-1.65%,C 36.78%-41.36%,Ca 2.46%-3.71%,Mg 0.65%-0.78%,S 0.43%-0.56% dan rasio C/N 13.36-20.16Kata kunci: cacing tanah, kapur, penyiraman, eksmecat
KAJIAN PENGELOLAAN LIMBAH MEDIK DI 12 POLI UMUM PUSKESMAS KOTA BENGKULU Elpizon Elpizon; Agus Susatya; Bieng Brata
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 9 No. 1 (2020)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.9.1.12240

Abstract

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan sarana kesehatan terdepan yang berfungsi sebagai penggerak pembangunan yang berwawasan kesehatan, yang memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat umum. Sebagai sarana pelayanan umum, puskesmas memelihara dan meningkatkan lingkungan sehat sesuai dengan standar dan persyaratan. Hal ini sejalan dengan amanat Pasal 28H ayat 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah ditegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan, kemudian dalam pasal 34 ayat 3 dinyatakan negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Pasal 163 Undang Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, pada ayat 1 dikatakan bahwa pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat menjamin ketersediaan lingkungan yang sehat dan tidak mempunyai resiko buruk terhadap kesehatan. Pasal 65 Undang-Undang nomor 32 tahun 2009, dikatakan bahwa setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagai bagian hak asasi manusia (Rahno, 2015). Tujuan Penelitian Identifikasi Karakter dan Evaluasi Limbah Medik Di Poli Umum. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif analisis deksriptif dalam Pengelolaan limbah medik di Puskesmas di Kota Bengkulu. Sumberdaya manusia pengelola limbah dipuskesmas Nusa Indah, Pasar Ikan, Beringin raya nilai yang paling baik.Puskesmas Ratu Agung dan Betungan mengahsilkan limbah padat paling banyak. Puskesmas Betungan menghasilkan limbah cair paling banyak, puskesmas ratu agung dan bentiring menghasilkan limbah tajam paling banyak dan puskesmas betungan menghasilkan limbah infeksius paling banyak. Pihak dinas kesehatan perlu melaksanakan pelatihan pengelolaan limbah bagi tenaga kesehatan lingkungan dan penambahan tenaga kesehatan lingkungan di puskesmas kota bengkulu bagi puskesmas yang belum dengan mengusulkan formasi pegawai negeri sipil atau tenaga kontrak ke pemerintah daerah kota bengkulu. Puskesmas yang belum memiliki instrumen pendukung agar menyusun satndar operasional prosedur, struktur pengelola dan pengusulan pengadaan instalasi pengelolaan air limbah bagi puskesmas yang belum memiliki.
ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN STRATEGI PENGENDALIAN ALIH FUNGSI SAWAH MENJADI PERUMAHAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP LINGKUNGAN DI KOTA BENGKULU Siska Aprillya S; Faiz Barcia; Bieng Brata
Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Vol. 9 No. 2 (2020)
Publisher : Badan Penerbitan Fakultas Pertanian (BPFP), Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/naturalis.9.2.13505

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor penyebab, strategi pengendalian, dan dampaknya terhadap lingkunga alih fungsi lahan sawah menjadi perumahan di Kota Bengkulu. Penelitian dilakukan pada Oktober sampai dengan November 2019 di Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu. Estimasi faktor-faktor yang mempengaruhi petani dalam mengalih fungsikan lahan sawah digunakan analisis regresi logistik. Dampak alihfungsi sawah terhadap lingkungan maka dilakukan analisis deskriptif. Sedangkan strategi penataan alih fungsi lahan digunakan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa j umlah tanggungan keluarga, kendala irigasi dan harga jual sawah berpengaruh nyata terhadap peluang terjadinya alih fungsi lahan . Semakin tinggi jumlah tanggungan keluarga, kendala irigasi dan harga jual sawah maka semakin tinggi kecenderungan petani untuk melakukan alih fungsi lahan sawah menjadi perumahan. Posisi pengendalian alih fungsi lahan pertanian sawah berada pada kuandran III yaitu posisi dengan strategi WO yaitu pemanfaatan peluang yang ada dan meminimalkan kelemahan yang ada. Sebanyak 70,75% responden beranggapan bahwa alih fungsi lahan sawah menjadi perumahan berdampak negatif terhadap lingkungan dengan rata -rata jawaban 3,54 yang tergolong setuju.