Sestri Indah Pebrianti
Program Studi Kajian Seni Petunjukan Pascasarjana, Universitas Gajah Mada, Jogjakarta, Indonesia

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Bentuk pertunjukan Tayub dalam upacara ritual Sedekah Bumi desa Ronggomulyo Sumber Rembang Hikmah, Kholifatul; Pebrianti, Sestri Indah
Imaji: Jurnal Seni dan Pendidikan Seni Vol. 23 No. 1 (2025): April
Publisher : FBSB UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/imaji.v23i1.60139

Abstract

Pertunjukan Tayub merupakan elemen terpenting dalam upacara ritual Sedekah Bumi. Pada penelitian ini fenomena yang menarik untuk dikaji yaitu bagaimana bentuk pertunjukan Tayub dalam upacara ritual Sedekah Bumi Desa Ronggomulyo Kecamatan Sumber Kabupaten Rembang. Dalam memahami fenomena apa yang terjadi pada pertunjukan Tayub, penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk menggali berbagai data yang ada di lapangan dalam menjelaskan mengenai persoalan yang terjadi. Perolehan data di lapangan kemudian diolah dan dituliskan dengan metode deskriptif analisis dengan pendekatan etnokoreologi. Pertunjukan Tayub merupakan salah satu kesenian masyarakat Ronggomulyo yang dipertunjukkan sebagai rangkaian upacara ritual Sedekah Bumi di Desa Ronggomulyo. Kehadirannya sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas melimpahnya hasil panen dan agar masyarakat Ronggomulyo diberi keselamatan dalam bekerja. Unsur yang ditampilkan pada pertunjukan Tayub terdiri dari beberapa elemen diantaranya tema, alur cerita, gerak tubuh, penari, polatan, pola lantai, rias dan busana, iringan, panggung, dan properti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk pertunjukan tayub yang dilakukan setiap setahun sekali untuk kepentingan upacara ritaul Sedekah Bumi yang mana tidak dapat digantikan oleh pertunjukan yang lain. Kata Kunci: Bentuk pertunjukan, Tayub, Sedekah Bumi   The form of Tayub performance in the ritual ceremony of Sedekah Bumi in Ronggomulyo village, Sumber, Rembang    Abstract This study aims to describe the form of Tayub performance in the Sedekah Bumi ritual ceremony in Ronggomulyo Village, Sumber District, Rembang Regency. The Tayub performance is the most important element in the Sedekah Bumi ritual ceremony. This study uses a qualitative method to explore various data in the field to explain the problems that occur. Data obtained in the field are then processed and written using a descriptive analysis method with an ethnochoreology approach. Data collection techniques use observation, interviews, and documentation. Data validity was confirmed using technical triangulation. Data analysis includes data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of the study indicate that the Tayub performance is one of the Ronggomulyo community arts that is performed as a series of Sedekah Bumi ritual ceremonies in Ronggomulyo Village. Its presence is a form of gratitude to God for the abundant harvest, so that the Ronggomulyo community is given safety in working. The elements displayed in the Tayub performance consist of several elements, including theme, storyline, body movements, dancers, patterns, floor patterns, make-up and costumes, accompaniment, stage, and properties. Keywords: Form of performance, Tayub, Sedekah Bumi
Fungsi tari Barongan dalam upacara Ruwatan di kabupaten Kudus Firdiyani, Nila Rizky; Bisri, Moh. Hasan; Lestari, Wahyu; Pebrianti, Sestri Indah
Imaji: Jurnal Seni dan Pendidikan Seni Vol. 23 No. 1 (2025): April
Publisher : FBSB UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/imaji.v23i1.71462

Abstract

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan mendeskripsikan fungsi dari sajian tari Barongan dalam upacara Ruwatan Tari Barongan merupakan salah satu kesenian khas Kabupaten Kudus yang dalam pertunjukannya merupakan representasi seekor macan. Tari Barongan memiliki peran penting dalam salah satu upacara turun temurun masyarakat Kudus dan tidak bisa digantikan dengan tari lainnya yakni upacara Ruwatan. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etik emik. Metode tersebut digunakan untuk menjelaskan tentang fungsi tari Barongan dalam upacara Ruwatan. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Kemudian, data disajikan dalam bentuk deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tari Barongan merupakan tari tradisional kerakyatan yang memiliki peran utama sebagai media dalam upacara Ruwatan. Penyajian Tari Barongan merupakan cerita legenda perang antara peran Barongan dan peran Raden Penthul, yang kemudian dimenangkan oleh Raden Penthul dan membuat kesepakatan agar tokoh Barongan tidak lagi memangsa anak sukerta dan menggantinya dengan upacara Ruwatan. Fungsi utama sajian Tari Barongan yakni sebagai sarana upacara, akan tetapi terdapat temuan di lapangan tari Barongan difungsikan sebagai sarana hiburan, sarana ekonomi dan sarana pendidikan.  The function of the Barongan dance in the Ruwatan ceremony in Kudus regency Abstract The purpose of this research is to find out and describe the function of Barongan dance in Ruwatan ceremony Barongan dance is one of the typical arts of Kudus Regency which in its performance is a representation of a tiger. Barongan dance has an important role in one of the hereditary ceremonies of the Kudus community and cannot be replaced by other dances, namely the Ruwatan ceremony. The research used a qualitative method with an emic ethic approach. The method was used to explain the function of Barongan dance in the Ruwatan ceremony. Data collection techniques include observation, interviews, and documentation studies. Data analysis techniques include data reduction techniques, data presentation, and conclusion drawing. Then, the data is presented in descriptive form. The results showed that Barongan Dance is a traditional folk dance that plays a main role as a medium in Ruwatan ceremonies. The presentation of Barongan Dance is a legendary story of the war between the role of Barongan and the role of Raden Penthul, which was later won by Raden Penthul and made an agreement so that the Barongan character no longer preys on sukerta children and replaces it with a Ruwatan ceremony. The main function of Barongan dance is as a means of ceremony, but there are findings in the field that Barongan dance functions as a means of entertainment, economic means, and educational means.
SYMBOLIC INTERACTION OF BAMBANGAN CAKIL DANCERS AT WEDDINGS IN REMBANG REGENCY Anom Sutejo; Pebrianti, Sestri Indah
Acintya Vol. 16 No. 2 (2024)
Publisher : Institut Seni Indoensia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/acy.v16i2.6757

Abstract

Bambangan Cakil dance performance at a wedding event in Rembang Regency has its own characteristics. In every performance there is interaction between the dancers and the audience. This article aims to describe and explain the performance form of Bambangan Cakil Dance at weddings in Rembang Regency as well as understand and analyse the process of symbolic interaction in the performance. The research method used is qualitative and uses an etic and emic approach, so that researchers can see the differences between the views of researchers and the views of people who see the same performance. The results showed that the form of Bambangan Cakil dance performance has a structure consisting of the beginning, core, and end of the performance. Bambangan Cakil dance performances also contain elements including themes, storylines, dancers, expressions, movements, music, makeup, clothing, props, and stages. The symbolic interaction of Bambangan Cakil dancers is divided into three parts, namely before the performance there are interactions: 1) dancers with dancers, 2) dancers with guests, and 3) dancers with sound system operators. During the performance there are interactions: 1) dancers with dancers, 2) dancers with bridal couples, and 3) dancers with guests. At the end of the performance there are interactions: 1) dancers with dancers, 2) dancers with bridal couples, 3) dancers with guests, and 4) dancers with sound system operators.
Proses Penciptaan Tari Arkana: Representasi Adat dan Kebudayaan Lokal Purbalingga Latifah, Ayundha Dwi; Pebrianti, Sestri Indah
Jurnal Adat dan Budaya Indonesia Vol. 7 No. 2 (2025)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jabi.v7i2.101222

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai proses penciptaan Tari Arkana sebagai bentuk representasi adat dan dan kebudayaan lokal di Kabupaten Purbalingga. Tari Arkana merupakan tari kreasi baru yang ide dasarnya berasal dari pengalaman masa lalu koreografer mengenai padamnya energi listrik akibat digunakan secara tidak efisien. Teori yang digunakan yaitu menggunakan teori dari Sumandyo Hadi (2012) yang menjelaskan bahwa proses penciptaan karya tari melalui tiga tahapan yaitu tahap eksplorasi yang dilakukan dengan menggali ide dan mencari referensi gerak, tahap improvisasi yaitu pengembangan gerak menjadi ragam yang lebih ekspresif, yang terakhir tahap komposisi atau proses penyusunan dari awal hingga menjadi suatu karya tari yang utuh. Metode yang dipakai dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa dapat disimpulkan bahwa Tari Arkana ini tidak hanya menonjolkan keindahan estetika gerak saja, tetapi juga berhasil menyampaikan pesan moral mengenai pentingnya kesadaran dalam menghemat energi listrik secara bijak melalui konsep cerita dalam karya tari ini. Tari ini menonjolkan keunikan ragam gerak tari khas Banyumasan, serta properti yang menjadi simbol pergeseran budaya dari masa kini ke masa lalu, serta iringan musik gending Banyumasan dengan cletukan khas yang memperkuat identitas lokal.