Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

REGULASI ZAKAT BAGI APARATUR SIPIL NEGARA DI INDONESIA Isnawati Rais; Abdul Halim; Nisrina Mutiara Dewi; Asmawi Asmawi; Ahmad Bahtiar
istinbath Vol 19 No 1 (2020): Juni
Publisher : Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1222.596 KB) | DOI: 10.20414/ijhi.v19i1.210

Abstract

This study aims at analyzing Islamic and positive laws in Indonesia regarding the obligation of zakat for the Goverment Employee (ASN). This is Important for finding the basis for the state in goverming zakat regulation for Muslim ASN with a payroll cut of 2.5 percent by the Ministry of Religius Affairs as well as for getting arguments in terms of islamic law and politics of law as well as their relation to these regulations. The method used in this study is a qualitative research with a statutory approach with data in the form of zakat laws and regulations enforced in Indonesia, both in terms of religious and state norms. The findings of this study indicate that there are important issues from this regulation in the perspective of Islamic law and politics of law: First, the regulation of zakat obligations for the goverment employees is not in accordance with Islamic law; Second, the method of determining muzaki (zakat payers) by the state is still biased because it declares that all the Muslim goverment employees are Muzaki; Third, the basic calculation for compulsory zakat has not calculated the gross basic needs of the goverment employees and the expenditure of basic needs (hajah ashliyyah) yet.
KONDISI SOSIAL DAN POLITIK ZAMAN JEPANG DALAM KEEMPAT NOVEL INDONESIA Ahmad Bahtiar
Deiksis Vol 2, No 01 (2010): Deiksis
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.519 KB) | DOI: 10.30998/deiksis.v2i01.389

Abstract

Tulisan ini beranjak dari permasalahan bagaimana kondisi sosial dan politik di Indonesia Zaman pendudukan Jepang serta sikap dan pandangan pengarang dalam novel Palawidja, Tjinta Tanah Air, Dan Perang pun Usai, dan Kembang Jepun. Sosiologi sastra digunakan menganalisis keempat novel tersebut untuk mengungkapkan pemaknaan baru dan menghasilkan penafsiran yang berbeda. Hasil analisis mengungkapkan bahwa keempat novel tersebut padat dengan informasi sosial dan politik di Indonesia pada zaman pendudukan Jepang. Namun, sebagai karya sastra, keempat novel tersebut tidak semata-mata menyodorkan fakta secara mentah. Beberapa pengarang dalam karyanya telah menafsirkan fakta-fakta tersebut sehingga keempat novel tersebut memberikan gambaran yang berbeda mengenal kondisi sosial dan politik di Indonesia pada Zaman pendudukan Jepang.Kata Kunci : sosial dan politik, karya sastra, pendudukan Jepang
RELIGIUSITAS MASYARAKAT JAWA DALAM KARYA SASTRA INDONESIA MODERN Ahmad Bahtiar
Deiksis Vol 3, No 04 (2011): Deiksis
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI, Jakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.67 KB) | DOI: 10.30998/deiksis.v3i04.439

Abstract

Karya sastra yang baik dapat memberikan informasi tentang berbagai macam kehidupan masyarakat termasuk kehidupan yang berhubungan dengan religiusitasnya. Karya sastra sangat erat hubungannya dengan religisiutas, karena itu muncul berbagai karya yang menampilkan religiusitas masyarakat yang salah satunya adalah masyarakat Jawa. Karya sastra Indonesia modern yang menggambarkan hal itu ialah kumpulan cerpen Umi Kalsum karya Djamil Suherman, prosa liris Pengakuan Pariyem karya Linus Suryadi AG, dan novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari. Masing-masing karya tersebut mewakili keberagamaan masyarakat Jawa. Kumpulan cerpen Umi Kalsum mempelihatkan sisi religiusitas masyarakat yang disebut orang santri yang begitu taatnya dalam menjalankan ibadahnya. Prosa liris Pengakuan Pariyem memberikan informasi bagaimana seorang babu begitu pasrah dalam memandang hidup ini, namun dalam jiwanya menyimpan kebijaksanaan kejawen. Sedangkan Ronggeng Dukuh Paruk memberikan gambaran masyarakat Jawa pinggiran yang memuja roh-roh nenek moyang.Walaupun keberagamaan mereka berbeda, tetapi pada dasarnya mereka menghendaki keselarasan. Masyarakat Jawa yang santri hidup menikmati keselarasan apabila hidup dengan nilai-nilai Islam yang kuat. Masyarakat Jawa daerah Gunung Kidul selaras hidupnya apabila senantiasa nrimo dan memandang hidup apa adanya sesuai kejawenannya. Masyarakat Dukuh Paruk memperoleh keselarasan yang bertolak dari pemujaan atas roh Ki Secamenggala.
REPRESENTASI BUDAYA DALAM NOVEL BOENGA ROOS DARI TJIKEMBANG Syihaabul Hudaa; Ahmad Bahtiar; Novi Diah Haryanti; Winci Firdaus
JENTERA: Jurnal Kajian Sastra Vol 10, No 1 (2021): Jentera: Jurnal Kajian Sastra
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/jentera.v10i1.3316

Abstract

Novel bukan hanya menyajikan unsur seni, melainkan unsur budaya, sejarah, dan nilai estetik lainnya melalui bahasa. Akan tetapi, tidak semua pembaca menemukan nilai tersebut dan sekadar menikmati cerita yang dituliskan oleh penulisnya. Tujuan penulisan artikel ini untuk menemukan nilai budaya apa saja yang terdapat di dalam novel Boenga Roos dari Tjikembang karya Kwee Tek Hoay yang merupakan keturunan Tionghoa. Penelitian ini termasuk ke dalam jenis kualitatif deskriptif di mana peneliti memaparkan hasil penelitiannya menggunakan teks secara deskriptif. Kemudian, peneliti menggunakan pendekatan di dalam penelitian berupa analisis isi dengan memfokuskan pada novel dengan melakukan kajian objektif. Kajian objektif dipilih karena peneliti dapat menelaah secara mendalam nilai-nilai yang terdapat di dalam novel tersebut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, ditemukan unsur kebudayaan Sunda, Jawa, dan Tionghoa dalam novel Boenga Roos dari Tjikembang.
KEBUTUHAN BUKU AJAR BAHASA SEJARAH SASTRA INDONESIA PERSPEKTIF ISLAM DI LINGKUNGAN PERGURUAN TINGGI ISLAM Ahmad Bahtiar; Novi Diah Haryanti; Nur Siswo Dipurnomo
Dialektika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 9, No 1 (2022)
Publisher : Department of Indonesia Language and Literature Teaching, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/dialektika.v8i1.25287

Abstract

Abstrak: Distingsi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI)  dengan  perguruan tinggi lainnya adalah  integrasi keilmuan, keislaman, dan keindonesiaan. Ketiga hal tersebut harus dapat diimplementasikan dalam pembelajaran sehingga perlunya buku ajar sejarah sastra perspektif Islam di PTKI. Kajian  ini  menggunakan  penelitian dan pengembangan (Research and Developtment) dengan Teori Borg dan Gall untuk mengetahui kebutuhan tersebut. Data penelitian berupa hasil diskusi terpumpum (FGD) dan hasil angket yang diberikan kepada dosen dan mahasiswa PTKI serta guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya kebutuhan buku ajar sejarah sastra Indonesia perspektif Islam. Buku ajar tersebut disusun secara kronologis dan tematik yang mencakup pengarang dan karyanya, persoalan Islam, peristiwa terkait Islam dan lembaga atau komunitas Islam.
KEBUTUHAN BUKU AJAR BAHASA SEJARAH SASTRA INDONESIA PERSPEKTIF ISLAM DI LINGKUNGAN PERGURUAN TINGGI ISLAM Ahmad Bahtiar; Novi Diah Haryanti; Nur Siswo Dipurnomo
Dialektika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 9, No 1 (2022)
Publisher : Department of Indonesia Language and Literature Teaching, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/dialektika.v8i1.25287

Abstract

Abstrak: Distingsi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI)  dengan  perguruan tinggi lainnya adalah  integrasi keilmuan, keislaman, dan keindonesiaan. Ketiga hal tersebut harus dapat diimplementasikan dalam pembelajaran sehingga perlunya buku ajar sejarah sastra perspektif Islam di PTKI. Kajian  ini  menggunakan  penelitian dan pengembangan (Research and Developtment) dengan Teori Borg dan Gall untuk mengetahui kebutuhan tersebut. Data penelitian berupa hasil diskusi terpumpum (FGD) dan hasil angket yang diberikan kepada dosen dan mahasiswa PTKI serta guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya kebutuhan buku ajar sejarah sastra Indonesia perspektif Islam. Buku ajar tersebut disusun secara kronologis dan tematik yang mencakup pengarang dan karyanya, persoalan Islam, peristiwa terkait Islam dan lembaga atau komunitas Islam.
PRAYING FOR PILGRIMS: WALIMATUSAFAR TRADITIONS AMONG INDONESIAN MUSLIMS Mastanah; Mahsusi; Ahmad Bahtiar; Hudaa, Syihaabul
Penamas Vol 37 No 2 (2024): Volume 37, Issue 2, July-December 2024
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31330/penamas.v37i2.674

Abstract

Walimatussafar is a tradition among Indonesians before performing the Hajj pilgrimage. However, this tradition requires a considerable amount of money as the tradition develops in the community. Walimatussafar traditions in Indonesia also vary with the many cultures of the people in Indonesia. The purpose of writing this article is to explain the various walimatussafar cultures that exist in Indonesia. The walimatussafar culture that exists in the community will be studied based on the aspects of whether it is good or not in the view of Islam. The research method used in this research is descriptive qualitative. Data collection conducted by researchers in the form of literature review, articles, books, and interviews with experts. Based on the research conducted by the researcher, it was found that the Javanese and Betawi tribes have different walimatussafar traditions. However, the meaning in it is the same, namely: praying, asking for forgiveness, asking to be prayed for, and asking for a smooth pilgrimage.
Relationship Between Customs and Religion in Minangkabau Society Shown in The Works of Hamka Ahmad Bahtiar; Ummi Kultsum; Reza Anis Maulidya; Syihaabul Hudaa; Carole Lelievre
IBDA` : Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol. 22 No. 2 (2024): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri Purwokerto Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24090/ibda.v22i2.12143

Abstract

The Minangkabau community, known for its devout religiosity, is unique in its adherence to a matrilineal kinship system, which differs from the patrilineal teachings of Islam. This article explains the relationship between customary law, Islam, Minangkabau society in Hamka's works.The findings not only show how the relationship between customs and religion manifest themselves in Minangkabau society, as shown in the works that are the subject of this study, but also include a critique of this relationship. Hamka argues through his works that the relationship embodied in the Minangkabau concept, namely syarak bersanding adat, adat bersanding kitabullah (religion alongside custom, custom alongside the Book of Allah), is not yet an ideal concept because it is not dominated by Sharia. As a result, the customary system still leads to discrimination, not only against outsiders but also among community members themselves, regarding the regulation of marriage and inheritance