Jovita Tri Murtini
Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Kandungan Logam Berat Pada Ikan Yang Ditangkap Dari Muara Sungai Kahayan, Kalimantan Tengah Nandang Priyanto; Jovita Tri Murtini
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 1, No 2 (2006): Desember 2006
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v1i2.396

Abstract

Telah dilakukan penelitian residu logam berat pada ikan di perairan muara Sungai Kahayan, Kalimantan Tengah. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan April dan September 2005 di 6 stasiun pengamatan (3 stasiun berada di tepi muara sungai dan 3 stasiun lainnya berjarak 1 mil dari tepi muara sungai). Contoh yang diambil adalah ikan, air dan sedimen. Parameter yang diamati adalah logam berat (Hg, Cd, Cu dan Pb), kualitas air (suhu, kecerahan, salinitas, pH, DO, BOD dan COD) dan unsur hara (amonia, nitrit, nitrat, sulfit dan fosfat). Kandungan logam berat pada ikan masih di bawah ambang batas, tetapi sudah harus mendapat perhatian karena kandungannya sudah cukup tinggi. Kandungan Hg, Pb dan Cd pada sampel air yang diambil dari muara Sungai Kahayan sudah ada yang melebihi ambang batas yang diijinkan, sedangkan kandungan Cu pada semua sampel yang diteliti telah melebihi batas ambang. Sementara itu kandungan Hg, Pb, Cd dan Cu pada sedimen masih di bawah batas ambang yang diijinkan. Unsur pencemar lain secara umum masih cukup baik, meskipun pada bulan September kadar amonia sudah melebihi ambang batas.
Pembentukan Formaldehida Alami dan Penurunan Mutu Ikan Kerapu Cantik (Epinephelus fuscoguttatus × E. microdon) selama Penyimpanan pada Suhu Beku Giri Rohmad Barokah; Ajeng Kurniasari Putri; Umi Anissah; Jovita Tri Murtini
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 13, No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v13i1.511

Abstract

AbstrakFormaldehida merupakan bahan yang dilarang digunakan sebagai bahan tambahan pangan (BTP) berdasarkan Permenkes No 033 Th 2012. Namun demikian, pada beberapa produk pangan termasuk ikan, formaldehida dapat terbentuk secara alami karena terjadinya proses penurunan mutu melalui penguraian secara enzimatis. Pembentukan formaldehida alami pada ikan terjadi melalui proses degradasitrimethylamine oxide  (TMAO) oleh enzim TMAO-ase. Berdasarkan latar belakang tersebut, dilakukan penelitian untuk mengkaji pembentukan formaldehida dan beberapa parameter penurunan kualitas pada ikan kerapu cantik (Epinephelus. fuscoguttatus × E. microdon) selama penyimpanan beku. Penelitian dilakukan melaui kuantifikasi pembentukan formaldehida alami,  total volatile base(TVB), trimetilamin (TMA), dan TMAO dalam sampel ikan kerapu cantik sesaat setelah kematian dan selama penyimpanan beku dalam kurun waktu lima bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan TMA, TVB dan formaldehida alami antar individu sampel ikan kerapu cantik dalam populasi yang sama memiliki perbedaan yang nyata. Pembentuk an formaldehida alami dalam sampel ik an k erapu cantik selama lima bulan penyimpanan pada kondisi beku membentuk pola parabolik, di mana kadar formaldehida meningkat seiring waktu dan mencapai nilai maksimum hingga bulan ke-2 kemudian menurun hingga bulan ke-5. Pembentukan formaldehida alami dalam sampel ikan kerapu cantik selama peyimpanan dalam suhu beku berkorelasi positif dengan proses penurunan mutunya berdasarkan parameter TVB dan TMA. Formation of Natural Formaldehyde and Deterioration of Cantik Grouper (Epinephelus  fuscoguttatus ×  E.  microdon) during Frozen Storage AbstractFormaldehyde is banned to be used as food additive under the Ministry of Health Regulation Number 033/2012. However, in some food products including fish, formaldehyde can be formed naturally due to deterioration process through degradation enzy matically. Endogenous formaldehyde in fish formed through degradation of trimethylamine oxide (TMAO) by TMAO-ase. Based on these, a study on the formation of formaldehyde and some deterioration parameters of cantik grouper (Epinephelus  fuscoguttatus ×  E.  microdon) during frozen storage condition has been conducted. The research was conducted by observing the immediate post mortem formation of natural formaldehyde, total volatile base (TVB), trimethylamine (TMA) and TMAO of cantik grouper and during frozen storage within five months. The results showed that TMA, TVB and natural formaldehyde among individual samples of cantik groupers in the same population were significantly different. The formation of natural formaldehyde in cantik grouper within five months frozen storage form a parabolic pattern, in which formaldehyde content increased and reached a maximum point in the 2nd month and then decreased until the 5th month. The formation of natural formaldehyde in cantik grouper samples during frozen storage positively correlated with their deterioration processes based on TVB and TMA parameters.
Kandungan Logam Berat Pada Ikan, Air Dan Sedimen Di Waduk Saguling Jawa Barat Jovita Tri Murtini; Novalia Rachmawati
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 2, No 2 (2007): Desember 2007
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v2i2.459

Abstract

Telah dilakukan penelitian kandungan logam berat pada ikan, air dan sedimen di Waduk Saguling, Jawa Barat pada bulan Mei, Agustus dan Nopember 2005. Pengambilan contoh dilakukan pada enam lokasi, yaitu satu lokasi di aliran air masuk, 4 lokasi di daerah Karamba Jaring Apung dan 1 lokasi di aliran air keluar dari waduk. Contoh yang diambil meliputi ikan, air dan sedimen, sedang analisis logam berat yang dilakukan meliputi Hg, Cd, Cu dan Pb. Disamping itu juga dilakukan analisis terhadap kondisi fisik air yaitu pH, suhu dan kecerahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan logam berat pada ikan di Waduk Saguling adalah, Hg antara 0,35‑48,44 ppb, Cd antara 1,89‑66,57 ppb, Cu antara 0,29‑247,40 ppb dan Pb sekitar 1,60­40,32 ppb. Nilai tersebut masih berada di bawah ambang batas maksimum yang diijinkan. Akan tetapi kandungan logam berat Hg dan Cd dalam air pada beberapa titik telah melebihi ambang batas, sedangkan Pb dan Cu masih di bawah ambang batas. Kandungan logam berat dalam semua contoh sedimen secara keseluruhan masih di bawah ambang batas yang diijinkan.
Pengaruh Perendaman Cumi Cumi Segar Dalam Larutan Kitosan Terhadap Daya awetnya Selama Penyimpanan Pada Suhu Kamar Jovita Tri Murtini; Arifah Kusmarwati
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 1, No 2 (2006): Desember 2006
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v1i2.399

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh perendaman dalam larutan kitosan terhadap daya awet cumi‑cumi yang disimpan pada suhu kamar. Pada penelitian ini, cumi‑cumi direndam dalam larutan kitosan masing‑masing dengan variasi konsentrasi 0; 0,30; 0,38; 0,50; dan 0,75% selama 30 menit. Pengamatan kesegaran dilakukan setiap 8 jam sampai produk cumi‑cumi ditolak oleh panelis. Parameter yang diamati meliputi analisis proksimat, Total Volatile Base (TVB), Total Plate Count (TPC) dan nilai organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan nilai TVB dan TPC, perlakuan perendaman dalam larutan 0,75% kitosan dapat memperpanjang daya simpan cumi‑cumi selama 16 jam, tetapi perlakuan yang lain, termasuk kontrol, hanya mempunyai daya simpan hingga 8 jam. Akan tetapi dari hasil pengamatan rupa, warna, bau dan tekstur, tanpa memperhatikan rasa pahit, produk baru ditolak panelis pada jam ke‑24 untuk kontrol, jam ke‑32 untuk perlakuan konsentrasi kitosan 0,30; 0,38; dan 0,50%, dan jam ke‑40 untuk konsentrasi tertinggi, yaitu 0,75%. Pada konsentrasi kitosan 0,38 dan 0,50% terdeteksi rasa tambahan berupa rasa agak asam, sedangkan pada konsentrasi 0,75% rasa tambahan berupa rasa agak pahit. Pada konsentrasi kitosan di atas 50%, kulit cumi‑cumi banyak terkelupas, sehingga menurunkan nilai rupa/kenampakan.
Pengaruh Waktu Perendaman dan Konsentrasi Karboksimetil Kitosan untuk Menurunkan Kandungan Logam Berat Hg, Cd, Dan Pb Pada Kerang Hijau (Perna Viridis Linn.) Jovita Tri Murtini; Ahmad Dwi Kurniawan; Eko Nurcahya Dewi
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 3, No 1 (2008): Juni 2008
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v3i1.8

Abstract

ABSTRAKPenelitian telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh waktu perendaman dan konsentrasi karboksimetil kitosan larut air (KMK) terhadap kandungan logam berat Hg, Cd, dan Pb pada daging kerang hijau (Perna viridis Linn.). Perlakuan perendaman larutan karboksimetil kitosan menggunakan konsentrasi 0; 0,5; 1; dan 1,5% dengan lama perendaman 1, 2, dan 3 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan yang paling efektif untuk penurunan logam Hg adalah perendaman dengan larutan KMK 0,5% selama 1 jam, sedangkan perlakuan yang paling efektif untuk penurunan Pb adalah perendaman dengan larutan KMK 0,5% selama 3 jam. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa KMK tidak efektif untuk menurunkan Cd pada kerang hijau. Analisis sidik ragam menunjukkan tidak ada interaksi antara konsentrasi KMK dengan lama perendaman yang dapat menurunkan kandungan Hg dan Cd, tetapi terdapat interaksi yang sangat nyata antara konsentrasi KMK dan lama perendaman untuk menurunkan kandungan Pb. Perendaman dalam akuades (KMK 0%) sudah dapat menurunkan kandungan logam berat dalam kerang hijau, diduga karena terjadinya leaching dari senyawa organik yang berikatan dengan logam berat.
KANDUNGAN LOGAM BERAT KERANG DARAH (Anadara granosa) DAN KUALITAS PERAIRAN DI TANJUNG PASIR, JAWA BARAT Jovita Tri Murtini; Farida Ariyani
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 11, No 8 (2005): (Vol. 11 No. 8 2005)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3327.118 KB) | DOI: 10.15578/jppi.11.8.2005.39-45

Abstract

Telah dilakukan penelitian kandungan logam berat pada perairan dan kerang darah (Anadara granosa) serta kualitias perairan di Tanjung Pasir, Jawa Barat pada bulan Juni dan Oktober 2001.Penelitian dilakukan di enam stasiun, tiga stasiun berjarak satu mil dan tiga lainnya berjarak dua mil dari garis pantai. Antar stasiun berjarak satu mil. Contoh yang diambil meliputi air laut, sedimendan kerang darah
OBSERVASI BIOTA PENGHASIL BIOTOKSIN DAN KUALITAS AIR DI PERAIRAN BANJARMASIN Jovita Tri Murtini; Nugroho Aji
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 11, No 8 (2005): (Vol. 11 No. 8 2005)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4854.153 KB) | DOI: 10.15578/jppi.11.8.2005.9-17

Abstract

Telah dilakukan observasi biota penghasil biotoksin dan kualitas air di perairan Banjarmasin, pada bulan Juni, Agustus dan Oktober 2003. Contoh diambil dari 9 stasiun, 3 stasiun berjarak 1 mil, 3 stasiun berjarak 2 mil dan 3 stasiun yang lainnya berjarak 3 mil dari pantai, sedangkan jarak antar stasiun adalah 1 mil. Parameter yang diamati meliputi unsur hara dan kualitas air laut, jenis dan kelimpahan plankton serta kandungan saksitoksin pada kerang yang ditangkap nelayan di lokasi.