Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

URGENSI KAJIAN KEISLAMAN DENGAN PENDEKATAN MULTIDISIPLINER DALAM MENGHADAPI ISU-ISU KONTEMPORER Sholikah Sholikah; Nurotun Mumtahanah; Ahmad Hanif Fahruddin
Akademika Vol 16, No 1 (2022): Vol 16, No 1 (2022) Akademika
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/adk.v16i1.915

Abstract

Nowadays, the fundamental problem is the growing tradition of Islamic thought, which is accepted dogmatically. This causes the closure of creativity and innovation to develop these traditions under the human experience development so that contemporary issues are not resolved. Therefore, it is necessary to have a critical methodology that uses a multidisciplinary approach, namely understanding Islam using various scientific disciplines, including philosophy of science, socio-social science, and natural sciences (science). With this multidisciplinary approach, Islamic studies are expected to accept criticism from various parties, both insiders and outsiders. An Islamic civilization that is cosmopolitan, full of love, tolerant, and upholds pluralism, human rights, and women's dignity will be realized.
Pola Pendidikan Moderasi Beragama dalam Membentuk Kepribadian Multikultural Anak Usia Dini Ahmad Hanif Fahruddin
TABYIN: JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Vol 5 No 02 (2023): Desember
Publisher : STAI Ihyaul Ulum Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52166/tabyin.v5i02.421

Abstract

Indonesia merupakan salah satu Negara plural yang mempunyai berbagai macam ras, suku, budaya bahkan perbedaan agama, dan saat ini, Indonesia sedang mengalami tantangan yang besar yaitu membangun kerukukunan antar umat beragama, sering sekali terjadi gesekan-gesekkan yang dilatar belakangi unsur agama. Bahkan ironisnya para siswa yang notabene menjadi generasi penerus yang harus menjaga bangsa Indonesia dimasa depan sebagian besar terpapar faham radikal yang semestinya harus dihindari sejak dini, oleh karena itu, pendidikan moderasi beragama seharusnya sudah diberikan kepada siswa sejak kecil, sehingga ketika dewasa mereka sudah bisa mengaktulisasika sikap moderat dalam kehidupan sehari-hari. Diteggah maraknya isu radikalisme terdapat sebuah lembaga pendidikan aak usia dini yaitu TK Pembangunan Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan yang telah memberikan pendidikan moderasi beragama pada anak didiknya. Yag menjadi focus pada penelitian ini mengkaji tentang Pendidikan Moderasi Beragama dalam membentuk Kepribadian Multikultural Anak Usia Dini di TK Pembangunan Desa Balun Turi Lamongan, faktor pendorong dan penghambat Pola Pendidikan Moderasi Beragama dalam membentuk Kepribadian Multikultural Anak Usia Dini di TK Pembangunan Desa Balun Turi Lamongan. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif (field reseach). Peggalian data dalam peelitian ini dilakukan melalui metode observasi, wawancara dan dokumentasi. adapun teknik analisa data menggunakan teknik analisa data Miles, Huberman, yaitu analisa dengan tiga langkah yaitu kondensasi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan. Pola pendidikan yang dilakukan di TK Pembangunan adalah pola demokratis, dalam pola penanaman moderasi beragama dilakukan melalui internalisasi pada pembelajaran, permainan dan kegiatan intrakurikuler. adapun factor pendorong pola pendidikan moderasi beragama dalam membentuk kepribadian multicultural anak di TK Pembangunan adalah kesadaran masyarakat yang tinggi terhadap pluralitas dan Multikulturalisme, motivasi pihak TK Pembangunan untuk membentuk kepribadian multikultur sejak dini adapun factor peghambat pola pedidikan moderasi beragama adalah perbedaan kecerdasan anak, serta minimnya poster tentang moderasi beragama.
Menghidupkan Pemikiran Gusdur dalam Pendidikan Nasional Ach. Syaiful; Ahmad Hanif Fahruddin
NUMADURA: Journal of Islamic Studies, Social, and Humanities Vol. 3 No. 1 (2024): Journal of Islamic Studies, Social and Humanities
Publisher : LPTNU Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58790/jissh.v3i1.41

Abstract

National education must be strengthened with the spirit of Gusdur's thoughts on peace, local wisdom and pluralism. As Gusdur's three thoughts that must live in the national education process. This study uses a literature review with three journals as primary sources. The results of this study are that there are three Gusdur's thoughts that must be alive today, especially in national education, Gusdur's thoughts about peace in the aspect of national education. That the cultural components of the archipelago can become a core part of national education. Both said that Gus Dur took a socio-cultural approach that national education must be built with an insight into Indonesian culture. Second, the idea of ​​indigenization of Islam is a breakthrough in the thinking of Islamic figures who provide solutions in dealing with the social problems of Islamic society in Indonesia. Local wisdom is precisely Gusdur's thought which has the dimension of educational modernism. Third, Gusdur's thinking about pluralism, pluralist thinking must be included in school learning, strengthening it in the form of attitudes and real work through extra activities at school. There are moral knowing, moral feeling and also moral action, these three stages in building character are also relevant to Gusdur's views on the three dimensions of pluralism that can be applied in national education.
Pemikiran Islam Wasathiyah Hasan Al Bashri Ahmad Hanif Fahruddin; Mufid Murtadlo, Abdul; Nur Syarifuddin
Akademika Vol 18 No 2 (2024): Akademika
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/adk.v19i1.2489

Abstract

Hasan Al Basrhi's thoughts on the moderation of Sufism have a strong tendency towards tawasuh or moderate. Perhaps some people think that tasawu tends to direct oneself to isolate oneself with worldly frenzy so that it seems as if there is a non-reactive attitude to the surrounding conditions. But on the contrary, Hasan Al Bahsri restored the essential spirit of Sufism as a moderate religious teaching and helped shape paradigms, thinking patterns, action patterns and wasathiyah behavior patterns.
Pemikiran Islam Wasathiyah Prof. Habib Abdullah Bin Muhammad Baharun Ahmad Hanif Fahruddin; Tohirin
Akademika Vol 19 No 1 (2025): Akademika
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/adk.v19i1.2490

Abstract

The attitude of moderation of Prof. Dr. Habib Abdullah Baharun is contained in his book entitled "Ushul al-Wasathiyah", namely: 1) Wahdah al-Ummah (Unity of the Ummah), 2) Al-Ghuluw wa al-Takfir (Exaggeration and Disbelief), 3) The Principle of Moderation in Islam which includes: a) Respecting the sentence of monotheism, b) Abandoning things that are not beneficial, c) Giving advice and reminding others. The conditions that must be met by people who want to convey advice and reminders to others, include: 1) Having good knowledge and understanding, 2) Being earnest, not wasting time, and avoiding repeating sentences that make the listener bored Islamic Thought, Wasathiyah, Abdullah Bin Muhammad Baharunwith the advice conveyed, 3) Focused, 4) Not too burdensome in giving advice, 5) Using beautiful and easy-to-understand sentences, and 6) Not intending to seek the world
Pola Pendidikan Moderasi Beragama dalam Membentuk Kepribadian Multikultural Anak Usia Dini Ahmad Hanif Fahruddin
TABYIN: JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Vol 5 No 02 (2023): Desember
Publisher : STAI Ihyaul Ulum Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52166/tabyin.v5i02.421

Abstract

Indonesia merupakan salah satu Negara plural yang mempunyai berbagai macam ras, suku, budaya bahkan perbedaan agama, dan saat ini, Indonesia sedang mengalami tantangan yang besar yaitu membangun kerukukunan antar umat beragama, sering sekali terjadi gesekan-gesekkan yang dilatar belakangi unsur agama. Bahkan ironisnya para siswa yang notabene menjadi generasi penerus yang harus menjaga bangsa Indonesia dimasa depan sebagian besar terpapar faham radikal yang semestinya harus dihindari sejak dini, oleh karena itu, pendidikan moderasi beragama seharusnya sudah diberikan kepada siswa sejak kecil, sehingga ketika dewasa mereka sudah bisa mengaktulisasika sikap moderat dalam kehidupan sehari-hari. Diteggah maraknya isu radikalisme terdapat sebuah lembaga pendidikan aak usia dini yaitu TK Pembangunan Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan yang telah memberikan pendidikan moderasi beragama pada anak didiknya. Yag menjadi focus pada penelitian ini mengkaji tentang Pendidikan Moderasi Beragama dalam membentuk Kepribadian Multikultural Anak Usia Dini di TK Pembangunan Desa Balun Turi Lamongan, faktor pendorong dan penghambat Pola Pendidikan Moderasi Beragama dalam membentuk Kepribadian Multikultural Anak Usia Dini di TK Pembangunan Desa Balun Turi Lamongan. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif (field reseach). Peggalian data dalam peelitian ini dilakukan melalui metode observasi, wawancara dan dokumentasi. adapun teknik analisa data menggunakan teknik analisa data Miles, Huberman, yaitu analisa dengan tiga langkah yaitu kondensasi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan. Pola pendidikan yang dilakukan di TK Pembangunan adalah pola demokratis, dalam pola penanaman moderasi beragama dilakukan melalui internalisasi pada pembelajaran, permainan dan kegiatan intrakurikuler. adapun factor pendorong pola pendidikan moderasi beragama dalam membentuk kepribadian multicultural anak di TK Pembangunan adalah kesadaran masyarakat yang tinggi terhadap pluralitas dan Multikulturalisme, motivasi pihak TK Pembangunan untuk membentuk kepribadian multikultur sejak dini adapun factor peghambat pola pedidikan moderasi beragama adalah perbedaan kecerdasan anak, serta minimnya poster tentang moderasi beragama.