Menik Priaminiarti
Department Of Dentomaxillofacial Radiology, Faculty Of Dentistry, Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia, 10430

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Pemeriksaan CBCT pada ankilosis unilateral TMJ disertai kecurigaan fibrous dysplasia pada ramus mandibula Asymal, Alhidayati; Priaminiarti, Menik; Handoko, Stefano Aditya; Susanti, Laura
MKGK (Majalah Kedokteran Gigi Klinik) (Clinical Dental Journal) UGM Vol 10, No 2 (2024)
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mkgk.82274

Abstract

Ankilosis berasal dari bahasa Yunani yang merujuk pada kondisi “kaku sendi” yang menyebabkan hilangnya sebagian atau seluruh mobilitas TMJ yang disebabkan oleh trauma, infeksi, maupun penyakit sistemik. Ankilosis dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien karena keterbatasan pembukaan mulut sehingga mengganggu proses pengunyahan dan fungsi bicara serta meningkatkan resiko terjadinya karies. Ankilosis yang disertai lesi fibro osseous dapat terjadi pada regio TMJ dan merupakan kasus yang langka. Lesi fibro osseous bila mengenai TMJakan menyebabkan ankilosis yang ditandai dengan keterbatasan mobilitas rahang bawah. CBCT merupakan sarana pencitraan yang memiliki kemampuan untuk menampilkan gambaran tiga dimensi dan dapat memberikan kemampuan diagnostik berbagai kelainan pada rahang dengan sangat baik termasuk pada TMJ. Laporan kasus ini bertujuan untuk menggambarkan kelainan ankilosis yang disertai lesi hypodensity (radiolusen) yang ditemukan secara tidak sengajapada ramus mandibula kanan dan kiri. Pasien perempuan berusia 25 tahun datang dengan keluhan utama sering timbul bengkak pada pipi kiri disertai bunyi sendi sisi kiri sejak 4 tahun yang sebelumnya dan tidak bisa membuka mulut lebar sejak 3 bulan yang lalu. Dari anamnesa didapatkan informasi bahwa pasien memiliki riwayat trauma akibat kecelakaan 7 tahun yang sebelumnya. Gambaran CBCT potongan sagital dan koronal menunjukkan adanya penyatuan TMJ kiri serta struktur anatomi TMJ yang tidak dapat diidentifikasi. Hasil pemeriksaan histopatologi (HPA) pada lesi hypodense menunjukkan keping trabekula tulang yang menunjukkan kemungkinan ke arah fibro-osseous lesion.
Cone-Beam Computed Tomography Accuracy for Morphological and Morphometric Evaluation of Mandibular Condyles Using Small FOV and Small Voxel Size Arifin, Sariyani Pancasari Audry; Kiswanjaya, Bramma; Priaminiarti, Menik; Iskandar, Hanna H. Bachtiar
Journal of Indonesian Dental Association Vol 6 No 1 (2023): April
Publisher : Indonesian Dental Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32793/jida.v6i1.878

Abstract

The objective of this study is to evaluate the accuracy of cone beam computed tomography (CBCT) in determining and visualizing the morphology and morphometry of the mandibular condyle. Narrative reviews with article searches were carried out through NCBI's PubMed database and Scopus from September 2021–October 2021, with the inclusion criteria articles published in 2011–2021. The temporomandibular joint (TMJ) has a crucial role and is closely related to the masticatory system. The diagnosis of temporomandibular disorder (TMD) is not easy and is complex enough to require a comprehensive clinical and radiographic examination. Pathological changes such as erosion of the condyle, fracture, ankylosis, dislocation, and osteophyte can be well seen using CBCT imaging. CBCT images obtained with smaller field of view (FOV) have smaller a voxel size and a higher image resolution. FOV or scan volume refers to the anatomical area that will be included in the data volume or the area of the patient that will be irradiated. The dimension of FOV depends on the detector size and shape, the beam projection geometry, and the ability to collimate the beam. Voxel size is an important component of image quality, related to both the pixel size and the image matrix. Selection of small FOV and small voxel size is recommended because they provide better visualization and detail for the evaluation of morphology and morphometry of the condyle, especially the detection of erosion and defects on the condyle surface.