Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Pertumbuhan Vegetatif Sayuran Indigenous Daun Walang Liar (Eryngium foetidum) Pada Beberapa Kombinasi Perlakuan Jenis Media Tanam dan Dosis Pupuk Pribadi, Edi Minaji; Azmi, Tubagus Kiki Kawakibi
Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture) Vol 3, No 1 (2019): Jurnal Pertanian Presisi
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/jpp.2019.v3i1.1875

Abstract

Culantro (Eryngium foetidum) can be found grow wild in some areas in West Java, one of them is in Cisarua, and it has been used for the community as salad. However, this indigenous vegetables rarely seen in vegetable markets in the area, since it is not cultivated. This need attention for its conservation and sustainability in the market. One of the efforts can be done is to cultivate them in the appropriate growth environment. Type of growing media and fertilizer are important aspects in vegetables cultivation. This research aimed to find the optimum combination of growing media with fertilizer dose for wild culantro vegetative growth. Based on the research, vegetative growth which measured by length and number of leaf cumulatively during observation 7 month after transplanting showed significantly different (α = 1%). The best vegetative growth obtained on the combination of husk charcoal media with 1000 ppm Grow More (32:10:10), resulting in length and number of leaf were 19,41 cm and 14,10 respectively.
RANCANG BANGUN SISTEM KENDALI SUHU DAN KELEMBABAN UDARA PADA PERTANAMAN CABAI MERAH Kalsum, Ummu; Pribadi, Edi Minaji; Wijaya, Arif
Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture) Vol 8, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/jpp.2024.v8i1.10852

Abstract

Tanaman cabai merah merupakan salah satu komoditas yang banyak dikonsumsi dan memiliki potensi untuk dikembangkan karena tingginya permintaan. Cuaca ekstrim dapat mempengaruhi ketersediaan dan harga cabai merah. Upaya dalam menghindari cuaca ekstrim adalah membudidayakan cabai merah dalam lingkungan tumbuh yang terkendali di dalam greenhouse. Tujuan penelitian ini adalah membuat rancang bangun kendali suhu dan kelembaban udara serta mengujikannya terhadap budidaya tanaman cabai merah. Rakitan sensor menggunakan DHT22 yang dihubungkan ke Arduino uno R3 dan dikirim ke micro SDCard module. Pengamatan kinerja sistem kendali meliputi uji persentase error DHT22, uji kinerja rakitan terhadap kipas dan semprotan kabut. Sistem kendali ini diuji pada tanaman cabai pada awal penanaman sampai awal fase generatif. Hasil menunjukkan bahwa rakitan sistem kendali bekerja dengan baik yang ditunjukkan oleh persentase error suhu dan kelembaban yang masih dalam standar serta kesesuaian kinerja pada koneksi antara rakitan sistem kendali dengan kipas dan spray kabut. Nilai error pada suhu DHT22 adalah ±0.3°C, sedangkan kelembaban udaranya memiliki nilai error sebesar 2.2%. Kipas menyala pada suhu >28°C, sedangkan semprotan kabut menyala ketika kelembaban udara <60%. Uji rakitan sensor pada tanaman cabai merah terlihat bahwa fase generatif terlihat hanya pada varietas Tanjung-2 di dalam greenhouse maupun di lapang. Waktu muncul tunas generatif dimulai pada 21 sampai 30 hari setelah tanam (HST) pada budidaya cabai merah dilapang, sedangkan budidaya di dalam greenhouse mulai muncul pada 23 sampai 30 HST.
RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KAILAN TERHADAP PERBEDAAN PENYIRAMAN OTOMATIS DAN DOSIS PUPUK ORGANIK CAIR LIMBAH PISANG Santosa, Syifani Ghita; Kalsum, Ummu; Pribadi, Edi Minaji
Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture) Vol 7, No 2 (2023): Jurnal Pertanian Presisi
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/jpp.2023.v7i2.9942

Abstract

Kailan merupakan sayuran famili Brassicaceae. Produksi kailan dapat ditingkatkan dengan memenuhi unsur hara melalui pemupukan. Kondisi tanah yang kurang produktif diupayakan dengan pemberian pupuk organik cair (POC). Pemberian air yang tepat dapat mendistribusikan air langsung ke daerah perakaran sehingga mendukung hasil produksi. Tujuan penelitian adalah menganalisis pengaruh variasi frekuensi penyiraman dan POC limbah pisang terhadap pertumbuhan dan produksi kailan. Rancangan kelompok lengkat teracak (RKLT) pola tersarang (Nested Design) yang terdiri dari 2 faktor yaitu faktor utama adalah variasi frekuensi penyiraman irigasi tetes terdiri dari 3 taraf 1 kali sehari (F1) 2 kali sehari (F2) dan 3 kali sehari (F3). Faktor tersarang adalah POC (P) terdiri dari 3 taraf P0 (tanpa pupuk) P1 dosis 10 ml L-1 P2 dosis 20 ml L-1 diulang sebanyak 3 kali. Parameter pertumbuhan аdаlаh tinggi tаnаmаn (cm), jumlаh dаun (helai), rasio tajuk akar lebar daun (cm), bobot segar (g) dan bobot kering. Penelitian ini menunjukan POC limbah pisang berpengaruh nyata pada parameter luas daun yaitu 68.00 cm2 dengan dosis POC limbah pisang 20 ml L-1, frekuensi irigasi tetes berpengaruh nyata pada parameter produksi bobot basah dengan rataan akhir 102.33 g untuk penyiraman 2 kali sehari dan tidak ada interaksi antara POC dan frekuensi penyiraman irigasi tetes.
KERAGAMAN PENAMPILAN GENERASI F3 CABAI HASIL PERSILANGAN CABAI MERAH BESAR DAN CABAI RAWIT UNGU (Capsicum annuum L.) Marisa, Marisa; Daryanto, Ady; Istiqlal, Muhammad Ridha Alfarabi; Pribadi, Edi Minaji
Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture) Vol 7, No 2 (2023): Jurnal Pertanian Presisi
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/jpp.2023.v7i2.9480

Abstract

Cabai merupakan komoditas hortikultura penting yang memiliki banyak manfaat serta bernilai ekonomis tinggi. Upaya dalam meningkatkan kualitas dan produktivitas cabai, maka kegiatan pemuliaan tanaman menjadi hal yang penting dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keragaman genotipe dalam generasi F3 hasil persilangan antara cabai besar dan cabai rawit ungu. Pelaksanaan penelitian dilakukan di rumah kaca dataran rendah dengan ketinggian 106 m dpl. Materi genetik yang digunakan adalah cabai merah besar varietas Seloka (P1), cabai rawit ungu varietas Nazla (P2), generasi F1 (Seloka x Nazla), dan benih dari lima genotipe cabai generasi F3 (0103-1-2NR, 0103-1-4NR, 0103-1-12NR, 0103-1-21NR, dan 0103-1-39NR). Karakter kualitatif populasi F3 memiliki variasi penampilan diantaranya, yaitu warna mahkota bunga, posisi tangkai bunga, warna kepala putik, warna tangkai putik, warna kepala sari, posisi tangkai buah, warna buah muda, dan warna buah matang. Nilai Koefisien Keragaman Genotipe (KKG) dan Koefisien Keragaman Fenotipe (KKF) seluruh karakter kuantitatif tergolong dalam kategori sempit pada masing-masing genotipe F3 yang mengindikasikan bahwa karakter-karakter yang dievaluasi sudah relatif seragam. Seleksi dilakukan diantara famili F3 dengan nilai tengah yang berbeda. Nilai tengah karakter kuantitatif kelima genotipe F3 memiliki penampilan yang berbeda terhadap salah satu tetua atau kedua tetua, yaitu tinggi tanaman, diameter batang, panjang buah, dan bobot per buah.
Estimasi nilai ragam genetik dan heritabilitas tomat tipe determinate pada dua lingkungan tanam di dataran rendah Farhah, Najmi; Daryanto, Ady; Istiqlal, Muhammad Ridha Alfarabi; Pribadi, Edi Minaji; Widiyanto, Sigit
Jurnal AGRO Vol 9, No 1 (2022)
Publisher : Jurusan Agroteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/16276

Abstract

Pertumbuhan tomat pada lingkungan berbeda memberikan perbedaan hasil karena adanya interaksi genetik x lingkungan yang mempengaruhi ekspresi suatu gen pada kondisi lingkungan tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk menduga nilai ragam genetik serta nilai heritabilitas arti luas pada genotip tomat tipe determinate di dua lingkungan tanam. Penelitian dilakukan dari Maret hingga Juli 2021 dengan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) di dua lingkungan tanam (Depok dan Jakarta). Perlakuan terdiri dari 3 genotip tomat generasi F6 dan 2 varietas komersil diulang sebanyak 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan tanam memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan genotip tomat yang digunakan. Nilai ragam genetik pada setiap karakter tergolong dalam kriteria sempit, kecuali pada karakter tebal daging buah dan luas daun. Nilai heritabilitas arti luas terhadap karakter yang diamati menunjukkan kriteria tinggi, kecuali pada karakter diameter buah (kriteria sedang) dan karakter tinggi tanaman (kriteria rendah). Genotip RwTa-4-10U-6U-4U-2U memberikan penampilan terbaik pada kedua lokasi tanam, dengan tinggi tanaman lebih rendah (91,09 cm), diameter batang lebih kekar (9,69 mm), buah lebih panjang (5,64 cm), diameter buah lebih besar (4,25 cm), total padatan terlarut lebih tinggi (5,22ºBrix), bobot per buah lebih besar (48,43 g), serta umur berbunga lebih genjah (25 HST) dibandingkan varietas Tantyna dan varietas Tora.ABSTRACTTomatoes growth in different environments give different results due to genetic x environment interaction that affect the expression of genes in a certain environmental condition. This study aimed to estimate the genetic variance and the broad sense heritability of determinate tomato genotypes in two growing environments. The study was conducted from March to July 2021, using a Randomized Complete Block Design (RCBD) in two planting environments (Depok and Jakarta). The treatments consisted of 3 genotypes of tomato generation F6 and 2 commercial varieties with 3 replications. The results showed that the environment affected the growth and development of the tomato genotypes used. The genetic variance was classified into narrow criteria except for flesh thickness and leaves area. The heritability value showed high value except for fruit diameter (medium) and plant height (low). The genotype RwTa-4-10U-6U-4U-2U gave the best performance at both planting locations, with lower plant height (91.09 cm), more harder stem diameter (9.69 mm), longer fruit (5.64 cm), larger fruit diameter (4.25 cm), higher total dissolved solids (5.22ºBrix), greater weight per fruit (48.43 g), and early flowering (25 DAP) compared to the Tantyna and Tora varieties.
PENGARUH JENIS DAN INTERVAL WAKTU PEMBERIAN NUTRISI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KAILAN PADA SISTEM HIDROPONIK RAKIT APUNG Safitri, Bunga; Pribadi, Edi Minaji; Kurniasih, Ratih; Lestari, Shyntiya Ayu
Jurnal Pertanian Presisi (Journal of Precision Agriculture) Vol 9, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/jpp.2025.v9i1.12913

Abstract

Kailan merupakan jenis sayuran yang kaya vitamin dan mineral. Sistem hidroponik rakit apung adalah teknik budidaya modern dengan akar tanaman terendam dalam larutan nutrisi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh interval waktu pemberian dan jenis nutrisi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kailan pada sistem hidroponik rakit apung. Desain penelitian menggunakan Rаncаngаn Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan dua faktor yaitu jenis nutrisi (AB Mix racikan/N1, Goodplant/N2 dan AHL/N3) dan interval waktu pemberian nutrisi (5 hari sekali/I1 dan 10 hari sekali/I2) dengan 6 ulangan. Parameter yang diukur meliputi tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai), luas daun (cm2), diameter batang (mm), panjang akar (cm), bobot basah tajuk (g), bobot basah akar (g), bobot basah total (g), bobot kering tajuk (g), bobot kering akar (g) dan bobot kering total (g). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian jenis nutrisi berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, bobot segar total, bobot segar tajuk, bobot segar akar, bobot kering total, bobot kering tajuk dan bobot kering akar. Namun interval waktu pemberian nutrisi tidak berpengaruh nyata dan tidak ada interaksi antara jenis nutrisi dan interval waktu pemberian terhadap pertumbuhan dan produksi kailan sistem rakit apung.
Estimasi nilai ragam genetik dan heritabilitas tomat tipe determinate pada dua lingkungan tanam di dataran rendah Farhah, Najmi; Daryanto, Ady; Istiqlal, Muhammad Ridha Alfarabi; Pribadi, Edi Minaji; Widiyanto, Sigit
Jurnal AGRO Vol. 9 No. 1 (2022)
Publisher : Jurusan Agroteknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/16276

Abstract

Pertumbuhan tomat pada lingkungan berbeda memberikan perbedaan hasil karena adanya interaksi genetik x lingkungan yang mempengaruhi ekspresi suatu gen pada kondisi lingkungan tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk menduga nilai ragam genetik serta nilai heritabilitas arti luas pada genotip tomat tipe determinate di dua lingkungan tanam. Penelitian dilakukan dari Maret hingga Juli 2021 dengan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) di dua lingkungan tanam (Depok dan Jakarta). Perlakuan terdiri dari 3 genotip tomat generasi F6 dan 2 varietas komersil diulang sebanyak 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan tanam memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan genotip tomat yang digunakan. Nilai ragam genetik pada setiap karakter tergolong dalam kriteria sempit, kecuali pada karakter tebal daging buah dan luas daun. Nilai heritabilitas arti luas terhadap karakter yang diamati menunjukkan kriteria tinggi, kecuali pada karakter diameter buah (kriteria sedang) dan karakter tinggi tanaman (kriteria rendah). Genotip RwTa-4-10U-6U-4U-2U memberikan penampilan terbaik pada kedua lokasi tanam, dengan tinggi tanaman lebih rendah (91,09 cm), diameter batang lebih kekar (9,69 mm), buah lebih panjang (5,64 cm), diameter buah lebih besar (4,25 cm), total padatan terlarut lebih tinggi (5,22ºBrix), bobot per buah lebih besar (48,43 g), serta umur berbunga lebih genjah (25 HST) dibandingkan varietas Tantyna dan varietas Tora.ABSTRACTTomatoes growth in different environments give different results due to genetic x environment interaction that affect the expression of genes in a certain environmental condition. This study aimed to estimate the genetic variance and the broad sense heritability of determinate tomato genotypes in two growing environments. The study was conducted from March to July 2021, using a Randomized Complete Block Design (RCBD) in two planting environments (Depok and Jakarta). The treatments consisted of 3 genotypes of tomato generation F6 and 2 commercial varieties with 3 replications. The results showed that the environment affected the growth and development of the tomato genotypes used. The genetic variance was classified into narrow criteria except for flesh thickness and leaves area. The heritability value showed high value except for fruit diameter (medium) and plant height (low). The genotype RwTa-4-10U-6U-4U-2U gave the best performance at both planting locations, with lower plant height (91.09 cm), more harder stem diameter (9.69 mm), longer fruit (5.64 cm), larger fruit diameter (4.25 cm), higher total dissolved solids (5.22ºBrix), greater weight per fruit (48.43 g), and early flowering (25 DAP) compared to the Tantyna and Tora varieties.
Change in Peel Color of Guava Fruit (Psidium guajava L.) ‘Crystals’ During Storage Mufza, Haya Fadhila; Arti, Inti Mulyo; Pribadi, Edi Minaji; Miska, Moh Ega Elman
Jurnal Ilmu Pangan dan Hasil Pertanian Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Program Studi Teknologi Pangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/jiphp.v7i1.15430

Abstract

The appearance of the fruit, especially in terms of appearance and color, is an essential assessment for consumers. The physical quality of guava can be seen from the visual appearance of the fruit peel through image data and quantitative color degrees. This study aimed to determine the effect of harvest age on the visual appearance and peel color changes of crystal guava and organoleptic values of crystal guava peel color during storage.The factor studied was harvest age at 90, 100, 110, and 120 days after anthesis (DAA). Parameters observed were visual appearance through image data, brightness level (L), and degree of reddish-bluish (a*) and greenish-yellowish (b*) and color organoleptic score for 9 days of storage at room temperature. The results showed that the peel of the guava fruit at the age of 90 DAA was bright green compared to the peel of the fruit at the old age of 120 DAA, which had a slightly yellowish-green color. The harvest age of guava fruit significantly affects the level of L, degrees a* and b* of crystal guava peel starting on day 7 of 9 days of storage. The results of the color organoleptic test values can be maintained up to a score of 6 on the 5th day and close to a score of 2 on the 8th day of storage.
Pengaruh Pemangkasan Cabang dan Penjarangan Bunga Jantan terhadap Pertumbuhan dan Produksi Gherkin dengan Budidaya Hidroponik Susanto, Slamet; Pribadi, Edi Minaji
Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy) Vol. 32 No. 1 (2004): Buletin Agronomi
Publisher : Indonesia Society of Agronomy (PERAGI) and Department of Agronomy and Horticulture, Faculty of Agriculture, IPB University, Bogor, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (546.59 KB) | DOI: 10.24831/jai.v32i1.1429

Abstract

The objective of the research was to evaluate the effect of branch pruning and male flower thinning on growth and production of gherkin. The research was conducted in a plastic house at Pasir Sarongge Research Station of IPB, Cipanas, from December 1999 to February 2000. A Complete Random Design with two factors was used in this experiment. The first factor was branch pruning consisted of three intensity levels i.e. without branch pruning (CO), a part of branch pruning (CI), and total branch pruning (C2). The second factor was male flower thinning i.e. without thinning (BO), and with thinning (BI). Each treatment was replicated three times. Gherkin variety used in this experiment was SMR 58. The treatments were applied after el1lerging of male flower at 5 weeks after planting, and then it was replicated in every 3 days. Vegetative growth variables observed were length of stem and number of node per plant, while production components observed were number of female flower, number and weight of total fruit, and number and weight of marketable fruit. There was no interaction between branch pruning and male flower thinning treatments on all vegetative and generative variables. Both treatments did not show significant effect on vegetative growth as shown on stem length and node number. At the end of experiment (82 days after planting) the average of stem length was 230.4 - 247.6 cm and node number was 30.2 - 31.0 per plant. The treatments also did not show significant effect on production variable components, except for marketable fruit weight. Number of female flower was 19.0 - 20.3 per plant, while number of fruit was 15.2 - 16.3 per plant. The marketable fruit weight resulted from the total branch pruning treatment was 94% of the total fruit weight, showed significantly higher than that of the control plant (83%). There was a tendency for male flower thinning treatment to result higher marketable fruit as compared with that of the control ones. Key words.. Gherkin, Branch pruning, Male flower thinning, Hydroponics